Jumat, 30 April 2010

KORBAN LPG

Hari ini saya mendapat berita duka. Teman SMA yang kini mukim di Makassar meninggal dunia. NOVITA FITRIANA binti Mawardi meninggal setelah dirawat di ICU setelah beberapa hari sebelumnya terbakar karena ledakan LPG. Untuk kesekian kalinya LPG memakan korban. Siapa yang menanggung akibatnya. Konsumen sendiri kan. Konversi LPG ini setidaknya memberi perlindungan buat konsumen, seperti asuransi keselamatan bagi pemakai LPG. Korban yang berjatuhan sudah menerima nasibnya. Agar tidak jatuh korban lagi, Produsen harus hati-hati dan ikut menanggung beban, tidak hanya mengambil untung.

Dan esok, jasad novita akan diterbangkan ke madiun. Semoga arwahmu di terima di sisi -Nya. Selamat jalan Novita.

BELAJAR DARI INDIA DAN CINA

Aksi kerusuhan di Batam beberapa hari lalu memberi hikmah. Ternyata Indonesia masih miskin tenaga ahli. Ribuan perusahaan manca yang berinvestasi di negeri ini, tenaga kerjanya banyak dikuasai orang luar. Devisa lari ke luar.

Alasan bahwa masih belum siap, bahkan belum adanya tenaga trampil pada bidang tertentu. Menunjukkan masih lemahnya daya saing pekerja kita. Ada kesalahan pendidikan dan pemberdayaan industri dalam negeri. Untuk hal ini kita patut belajar kepada India dan Cina.

Dengan penduduk yang besar, kedua negera ini mampu menghasilkan SDM berkualitas yang didukung semangat nasionalime tinggi. Kecintaan kepada tanah airnya, membuat rakyatnya kreatif dan beretos kerja tinggi. Bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Setelah kuat masuk ke pasar lobal dan mendunia. Mampu masuk industri manca dan mempekerjakan orang-orang dari negeri asalnya. Kita juga bisa seperti mereka. Asal ada kemauan dan bekerja keras. Tidak hanya ingin instan dan jadi tukang jahit. Hanya sekedar mendapat upah dan sewaktu-waktu terjangkit penyakit.

Kamis, 29 April 2010

EFEK NEGATIF BAHASA GAUL

BAHASA GAUL DAN PESAN TIMBUL
Bukan mutlak salah guru Bahasa Indonesia, kalau nilai bahasa Indonesia jeblok dalam ujian nasional. Itu efek pergaulan. Anak-anak sekarang tidak terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Simak saja bahasa keseharian mereka, apalagi kalau kirim sms. Mereka lebih suka menggunakan bahasa gaul. Kebiasaan berbahasa negatif yang menjadi bumerang.
Untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar, ada baiknya kita mengingat pesan pelawak Timbul Srimulat (alm). Di banyak kesempatan beliau melawak, sering ia melepaskan pesan moral ”berbahasa Indonesialah yang baik dan benar” dengan iringan kalimat guyonan: hil yang mustahal. Meski itu dilontarkan saat melawak, tapi itu ajakan positif.
Oleh karena itu menjadi tugas guru Bahasa Indonesia dan kita semua untuk lebih membiasakan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kalau siswa belajar bahasa Indonesia dengan baik dan tidak meremehkan. Tidak mustahal...eh mustahil nilai bahasa Indonesianya bagus. Agar 12 tahun belajar bahasa Indonesia sejak kelas 1 SD itu tidak sia-sia. Bagaimanapun bahasa menunjukkan jatidiri bangsa. Tidak perlu gengsi berbahasa Indonesia dan sok kebarat-baratan. Kalau dengan bahasa nasionalnya sendiri tidak baik, apa kata dunia.

Rabu, 28 April 2010

SUPORT UNTUK SISWA GAGAL UNAS

Seperti biasa, begitu hasil unas diumumkan timbul 2 ekspresi. Sedíh dan gembira. Yang lulus meluapkan kegembiraannya, yang gagal sedíh, menangis, histeris bahkan stress. Apa yang bisa dilakukan kepada mereka yang gagal unas?
Bagi guru dan orang tua, kepada mereka yang gagal masih ada tugas tambahan. Memberikan terapi dan bimbingan untuk menghadapi ujian ulangan, 10-14 Mei nanti. Meski namanya ujian ulangan, tidak dijamin soal yang diberikan lebih mudah. Apalagi pesertanya lebih sedikit. Menggunakan kesempatan dalam kesempitan seperti yang dialami selama unas lalu tidak mudah dilakukan. Padahal anak-anak ini menerima kenyataan pahit. Tidak lulus ujian nasional. Sudah tentu beban psikologisnya lebih berat.
Yang bisa dilakukan orang tua, guru dan teman yang sudah lulus.hanyalah memberi suport dan doa. Agar siswa yang gagal unas melupakan kegagalan dan segera bangkit, menyiapkan diri menempuh ujian susulan

Selasa, 27 April 2010

MENDIRIKAN LEMBAGA DONOR GANTI HATI

Keberhasilan cangkok hati Ramdan menjadi kebanggaan dunia kedokteran Indonesia. Setelah pak Dahlan Iskan sukses cangkok hati, nampaknya trend cangkok hati mulai hidup. Moment ini semoga dapat dijadikan tonggak pemasyarakatan menjadi pendonor hati.

Sekeping hati menyelamatkan nyawa. Itulah slogan yang patut diusung, agar masyarakat berkenan mendonorkan hatinya. Karena kita yakin, masih banyak orang yang sebenarnya memerlukan cangkok hati. Karena biaya, ketiadaan pendonor serta belum adanya fatwa yang tegas dari ulama, pembentukan lembaga yang menyediakan organ tubuh seperti hati ini belum terwujud.

Untuk itu perlu membentuk pioner lembaga donor hati. Dengan adanya lembaga, segala sesuatu yang berkaitan dengan cangkok hati lebih mudah diatasi. Yang mau cangkok hati tidak perlu antri, pendonor pun tak takut lagi. Nyawa selamat, hidup tetap sehat dan nikmat.

Senin, 26 April 2010

BUAH KEJUJURAN UNAS

Kelulusan ujian nasional SMA yang rencananya diumumkan Senin 26 April 2010 membuahkan siswa gagal unas mencapai 150 ribu lebih. Mereka masih mempunyai kesempatan mengulang ujian nasional besok tanggal 10-14 Mei 2010. Setidaknya naiknya presentasi siswa yang tidak lulus ini memberi pelajaran bagi kita.

Hal ini memberi penyadaran, bahwa unas jujur berkorelasi dengan kemampuan sebenarnya. Agar orang tidak tertipu dengan nilai anak setinggi langit. Dengan meningkatnya siswa tidak lulus dan mungkin nilainya jatuh merupakan warning. Bahwa kebijakan mempercepat jadwal unas membawa dampak negatif terhadap kesiapan anak. Termasuk batas minimal nilai kelulusan.

Damun demikian, kejujuran unas yang didengungkan sejak awal sudah menghasilkan buah. Berhasil atau gagal harus diterima dan menjadi cermin bagi dunia pendidikan untuk berbenah lebih baik

Minggu, 25 April 2010

PAHLAWAN KESIANGAN

Pak Susno Duadji menerima award atas keberaniannya mengungkap mafia kasus dan mafia pajak. Ancaman dan sanksi yang ada di depan mata dihadapi pak Susno dengan gagah berani. Sikap ksatria mantan Kabareskrim yang merasa didholimi. Berani membongkar dan siap menanggung akibatnya baik kehilangan jabatan bahkan nyawa. Sayang keberanian ini timbul setelah pak Susno tidak duduk dalam jabatan strategis di Polri. Kemana dan apa saja yang dilakukan pak Susno ketika menjabat? Hanya pak Susno, Tuhan dan malaikat yang tahu.
Sepertinya sudah menjadi budaya, banyak pejabat yang ketika menjabat tidak mau membuat putusan strategis. Perasaan ewuh pakewuh atau karena kecipratan rejeki nomplok membuat seorang pejabat tidak berkutik. Tidak jarang tertular virus jahat dan masuk dalam lingkaran setan. Ikut-ikutan melakukan perbuatan tidak terpuji. Begitu mau purna atau sudah tidak menjabat seakan-akan menjadi orang paling berjasa bak pahlawan.
Masyarakat pun seolah terlupakan dengan kesalahan yang pernah diperbuat. Berganti mengelu-elukan seperti pahlawan yang membawa kemenangan dari medan perang. Kita tidak mengharap ada pahlawan kesiangan. Lebih berharga orang yang berbuat benar daripada seorang pahlawan pemegang award.

Sabtu, 24 April 2010

KOLOR IJO

AWAS!!!KOLOR IJO BERAKSI LAGI
Kalau beberapa waktu lalu masyarakat resah dengan penculikan balita. Saat ini ada ancaman pemerkosaan terhadap gadis belia. Di Bali beberapa gadis di bawah umur menjadi korban. Memanfaatkan kelengahan orang tua dan warga, para pelaku menculik dan memperkosa gadis-gadis lugu itu.
Belum tertangkapnya pelaku membuat masyarakat kian kuatir. Masih terngiang dalam ingatan kita aksi kolor ijo. Menjadikan gadis-gadis yang sedang mekar menjadi tumbalnya. Hingga kini pun si kolor ijo masih misteri. Sudah tertangkap atau masih bebas berkeliaran, menjelma bentuk lain.
Oleh karena itu menjadi kewajiban kita bersama menjaga diri, keluarga dan lingkungan. Terutama para Kartini-Kartini kecil dan para remaja putri. Kita tidak boleh menyerahkan keamaan hanya kepada pihak berwenang. Kepekaan lingkungan dan keluarga menjadi kunci amannya daerah sekitar. Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelakunya, tetapi juga karena ada desempatan. Waspadalah-waspadalah. Semoga kolor ijo segera tertangkap

Jumat, 23 April 2010

RSBI BAGI SISWA MISKIN

Dua hari ini saya merasa tersanjung. Dua tulisan saya berturut-turut mejeng di koran. Di tengah berbagai isu nasional baik terkait pak Susno duadji, tanjung priok, batam dan gayus. Pendidikan tetap menjadi bahan favorit bagi saya untuk mengulasnya. Sebagai guru yang tiap saat bersentuhan dengan siswa dan lingkungan, apa yang saya tulis ini semoga bermanfaat.

Berikut tulisan saya yang dimuat harian nasional Jawa Pos

Opini
[ Jum'at, 23 April 2010 ]
RSBI untuk Siswa Miskin
KETIKA iklan sekolah gratis ditayangkan, samar-samar di bagian belakang tercantum "kecuali untuk sekolah RSBI/SBI" yang muncul sekejap. Pendapat bahwa sekolah bermutu itu harus mahal dilegalkan dalam iklan tersebut. Memang pendidikan itu investasi jangka panjang. Diperlukan modal yang tidak sedikit untuk mencapai hasil terbaik. Mahalnya sekolah dikompensasi dengan fasilitas dan pelayanan pembelajaran plus-plus.

Padahal, anak yang ingin pendidikan berkualitas tidak hanya yang beruang. RSBI bagai mimpi buat orang miskin. Jika hal tersebut tidak segera diatur, sekolah akan berubah fungsi. Menjadi lembaga komersial dan jual mahal. Apalagi, Kemendiknas belum mengatur biaya RSBI.

Sebaiknya pemerintah atau pihak swasta yang peduli pendidikan mendirikan SBI bagi yang miskin. Syukur biayanya gratis. Banyak bibit unggul yang dengan fasilitas sederhana bisa berprestasi. Andaikan anak unggul berduit minim itu difasilitasi layaknya di RSBI, niscaya bangsa kita akan menghasilkan Habibie-Habibie baru. (*)

Abdul Hakim , guru SMPN 1 Dolopo, Madiun


________________________________________

Kamis, 22 April 2010

ANAK PINTAR, SIAPA PEDULI?

Agenda Kota | Bursa Kerja | Social Community | Surat Pembaca

[ Kamis, 22 April 2010 ]
Anak Pintar, Siapa Peduli?
Oleh : Abdul Hakim

BEBERAPA waktu lalu saya mengantarkan siswa mengikuti olimpiade matematika. Bertempat di sebuah hotel mewah dan olimpiade berlangsung meriah. Sebagai juara umum 2009, kami didaulat untuk menyerahkan piala bergilir. Sambil menunggu, saya duduk di kursi undangan berdekatan dengan pembina juara bertahan tingkat SD.

Saya menyempatkan bertanya kepada ibu pembina tersebut. ''Bu, bagaimana mencetak anak-anak itu menjadi hebat?'' Ibu pembina itu menjawab, ''Ya kalau di kami tiada hari tanpa olimpiade, Pak. Pembinaan olimpiade itu menjadi menu rutin anak-anak.'' Pantes­an saja juara, kata saya dalam hati.

Setelah lomba, saya bertemu dengan peserta SMP kelas IX yang beberapa kali menjuarai olimpiade matematika, bahkan sampai tingkat nasional. Siswa RSBI itu menyampaikan kabar bahwa dia sudah direkrut oleh sebuah sekolah unggulan dari provinsi luar Jawa Timur. Dan, hari itu ge­lar juara umum yang kami pegang melayang, seperti akan hengkangnya para jua­ra ke daerah seberang.

Dari hal di atas sudah cukup menggambarkan bahwa kepedulian dengan prestasi anak, terutama soal kualitas pendidikan, masih memilih dan memilah. Prestasi yang ditarget dan digunakan sebagai parameter kemajuan pendidikan belum mendapat dukungan penuh. Dukungannya masih setengah hati. Maunya anak didik berprestasi, tetapi kepedulian tidak sehati.

Jadi, wajar saja dari tahun ke tahun dalam ajang olimpiade matematika dan sains pres­tasi Jawa Timur dikalahkan provinsi tetang­ga. Yang melalui sekolah-sekolah unggulan rajin mengadakan lomba sebagai seleksi siswa berprestasi untuk direkrut sekolah tersebut. Pemerintah daerah provinsi pun kecipratan nama baik tanpa perlu mengeluarkan dana.

Bagaimana di Jawa Timur? Sampai saat ini belum banyak pihak swasta, baik lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi, maupun perusahaan yang memberikan dukungan lebih. Keterbatasan dana yang dijadikan alasan pemerintah dalam melakukan pembinaan ekstra untuk anak-anak berprestasi menjadi penyebab hengkangnya bibit-bibit unggul ke luar daerah. Sementara ini sekolah unggul hanya lebih menunjukkan tarif mahal ketimbang memberikan pelayan gratis kepada siswa berprestasi. Apakah pembinaan anak berprestasi hanya menunggu proyek?

Siapa yang tidak ingin pendidikan berkualitas dan gratis? Iming-iming biaya gratis untuk pendidikan maupun biaya hidup menjadi daya tarik sendiri bagi siswa dan orang tua menerima tawaran dari sekolah-sekolah unggulan. Apalagi, mereka juga memberikan peluang jaminan masa depan.

Menjadikan pendidikan maju perlu perhatian ekstra untuk me­ngem­bangakan potensi dan memberikan jaminan hidup mereka kelak. Program pemerintah memberikan ribuan beasiswa kepada siswa berprestasi dan miskin barulah sebagian upaya kecil. Kepedulian plus-plus pemerintah, perguruan tinggi, dan pihak swasta untuk lebih memperhatikan siswa unggul di daerah masing-masing akan lebih terasa jika ada komitmen dan dukungan dana cukup. Kalau satu BUMN dan perusahaan swasta di daerah minimal membantu satu anak cerdas, akan lahir ribuan anak berprestasi yang siap menjemput masa depan lebih baik. Apa lagi menyediakan satu sekolah yang gratis segalanya. Semoga. (*/mik)

* Guru SMPN 1 Dolopo, Kab Madiun





* Wali
* Dewan Riset Daerah, Resmi tapi Tidak Sah

HALAMAN KEMARIN

* Perempuan dan Dinamika Literasi Surabaya
* Pajak Daerah untuk Rakyat
* Habisi Calo dengan Senyum
* Box Culvert Simogunung
* Kenapa belum dicopot ?
* Surabaya Berbunga, eh Berbaliho
* Public Fundraising untuk Pilkada
* Pengadilan Negeri Surabaya Overload
* Berjanji Dulu, Berhasil Kemudian
* Menggagas Wisata Baca Surabaya

* HOME
* BERITA UTAMA
* INTERNASIONAL
* POLITIKA
* OPINI
* EKONOMI BISNIS
* SPORTIVO
* METROPOLIS
* EVERGREEN
* DETEKSI
* SHOW SELEBRITY
* MINGGUAN

Copyright @2008 IT Dept. Jawa Pos
Jl. Ahmad Yani 88, Surabaya 60234 Jawa Timur - Indonesia
Phone. (031) 8283333 (Hunting), Fax. (031) 8285555

MAFIA CLEANING SERVIS

Gayus tidak lagi sendirian dan bukan satu-satunya aktor mafia pajak dengan bayaran terbesar. Di Surabaya, seorang cleaning servise (CS) mempunyai kekayaantidak kalah dengan mafia pajak lain yang sudah tertangkap.
Untuk mendeteksi sejak dini kemungkinan terlibatnya oknum dalam mafia pajak, mudah dilihat dari gaya hidupnya. Wajarnya pola hidup sebanding dengan pendapatan. Jika tidak, pasti ada apa-apanya.
Kalau hanya seorang CS saja bisa berperan dalam mafia pajak, apalagi yang ada di atasnya. Pegawai pajak ternyata bisa berperan ganda. Sayangnya multi talent ini sebagian digunakan untuk hal yang tidak baik. Seorang CS diharapkan bekerja sesuai tugasnya, syukur-syukur juga membersihkan direktorat pajak dari mafia pajak. Tidak malah ikut-ikutan
Terungkapnya seorang CS dalam mafia pajak ini semoga saja menjadi kunci pembuka untuk membongkar mafia pajak kelas kakap yang belum terendus.

Rabu, 21 April 2010

AWARD BUAT WANITA

MENYEDIAKAN SARANA UMUM KHUSUS WANITA

Semangat emansipasi wanita yang diusung RA Kartini membawa angin perubahan dan sudah menampakkan hasil. Kesetaraan gender menempatkan wanita sebagai sosok yang patut diperhitungkan. Walau tidak sedikit efeknya bisa merugikan wanita dan keluarganya.
Namun demikian peran serta wanita dalam pembangunan belum diimbangi dengan penghargaan dan perlindungan layak. Bagaimanapun juga wanita mempunyai kelemahan. Bahaya selalu mengancam keselamatan dan kehormatannya. Tidak sedikit wanita mengalami pelecehan dan tindak kejahatan. Waktu dan tempat kerja kerap memberi suasana tidak aman bagi wanita.
Untuk itu perlu perlindungan dan pelayanan khusus bagi wanita. Mulai tempat kerja, transportasi, dan fasilitisa umum lainnya. Sehingga kejahatan terhadapi wanita berkurang. Wanita nyaman, keluarga tenang.

PUISI KARTINI

ANTARA DAPUR SUMUR DAN KASUR

Dulu ...
Wanita terkungkung dalam sangkar emas
Bebas lepas tapi tak luput dari pengawas
Dibelai tangan yang bawa rantai
Disayang dengan ancaman cemeti

Perempuan-perempuan geraknya terbatas
Berputar dalam lingkaran rutinitas
Tiga tempat berputar teratur
Antara dapur sumur dan kasur

Kini wanita tak lagi terbelenggu
Dalam ikatan sosial yang tak kaku
Emansipasi ubah persepsi
Wanita berhak duduk di kursi tinggi

Dapur Sumur kasur bukan tempat strategi
Tuk bangun citra tinggikan asa
Wanita tak serendah anggapan lelaki
Bisa saingi pria dari balik meja


dimuat di majalah media edisi April 2010

KARTINI TAK PUNYA FACEBOOK

Tak lewat telpon tak pakai kawat
Kabar terkirim lewat surat
Sampaikan berita berisi curhat
Kepada kawan akrab karib sejawat

Jalin pertemanan dengan none Belanda
Jauh diseberang tak putuskan asa
Tinggikan derajat kaum wanita
Tertuang dalam rajutan tarian tinta

Surat Kartini jadi momentum
Terkumpul dalam kumpulan album
Buka pandangan dunia pada wanita
Samakan derajat dengan kaum pria

Sayang... Kartni lahir di jaman lalu
Tak sempat bikin akun dan buka facebook
Andai Kartini punya HP
Hantar wanita ke puncak prestasi

dimuat di majalah Media edisi April 2010

Selasa, 20 April 2010

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

HIDUP TANPA LISTRIK

Hari ini seperti kembali ke jaman purba. Sejak pagi sekitar pukul 06.00 listrik mati. Otomatis semua keperluan rumah tangga yang berhubungan dengan listrik perhenti total. Nasi belum sempat matang, kamar mandi belum terisi penuh, pakaian belum diseterika dan mau ngeprint pekerjaan gagal total.

Itu yang terjadi di rumah. Di sekolah fatal lagi. Saat ini anak-anak kelas 9 SMP ujian praktek. Apa jadinya kalau listrik padam. Paktek TIK dan bahasa inggris nggak bisa jalan, lab bahasa lumpuh. Yang mau praktek agama, berhenti. Mau ambil wudlu airnya nggak bisa ngalir. Belum lagi tugas-tugas administrasi sekolah dan kantor. Semuanya lumpuh.

Listrikpun padam hingga sore. Nggak tahu persisnya sekitar jam 15.00 listrik nyala. Lumayan bisa nyalakan air. Ee.... jam 17.00 – an listrik mati lagi. Kali ini mati sampae sekitar 22.42. Yach otomatis gelap gulita.

Untung masih ada sisa minyak tanah yang harganya 1 liter Rp 7000,00. Bebas subsidi. Meski banyak rumah yang nggak nyalakan lampu minyak tanah. Maklum saja, karena mahal dan beralih ke LPG, yaa tidak beli minyak tanah. Cuma beli minyak goreng sama minyak rambut... Mau nyalakan kompor gas buat penerangan sebenarnya bisa ...he...he.... Tapi ya buat apa. Dikira sombong.

Cuma kalau padam begini, kasihan anak-anak yang punya PR dan keesokan menempuh ujian praktek ,ujian akhir sekolah non nas. Termasuk midle tes. Nggak tahu penyebab pasti padamnya listrik yang cukup lama ini. Yang jelas hidup tanpa listrik sangat menyebalkan. Apalagi sebentar lagi tarif dasar listrik naik. Apakah padamnya listrik ini sebagai alasan bahwa PLN butuh banyak dana dari masyarakat? Kalau yaa,... ya amit amit.

Semoga padamnya listrik tanggal 20 April ini bukan untuk menyambut hari Kartini 21 April, dan mengusung buku Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang sebagai tonggak pertanda naiknya TDL.

Senin, 19 April 2010

GANTI SURAMADU DENGAN MOCH. MOER

Jasa almarhum mantan gubernur Jatim Moch. Noer yang begitu besar patut diapresiasi. Tidak hanya sebagai pengganti nama jalan Kedung Cowek (JP, 16/4). Nama jalan terlalu kecil buat pak Noer.
Karena usulan pembangunan jembatan Suramadu adalah pak Noer. Lebih baik nama jembatan Suramadu diganti dengan nama Jembatan Moch. Noer. Dengan demikian pak Noer akan selalu dikenang sebagai sosok pejuang yang membela kepentingan rakyat dan demi kemajuan bangsa. Dengan jembatan Suramadu, perekonomian, transportasi dan komunikasi dari dan ke Madura semakin lancar.
Pak Noer pasti tidak berharap diberi gelar pahlawan. Tercermin sosok sahaja ini pun berwasiat agar dimakamkan di pemakaman keluarga, bukan di taman makam pahlawan. Pak Noer adalah pahlawan. Meski kita yakin, kalaupun beliau mendengar, pasti akan menolak disebut pahlawan. Dan kita akan menjadi bangsa besar dengan menghargai jasa pahlawan, sekelas pak Noer. Pak Noer bukan hanya milik rakyat Madura dan Jawa Timur. Pak Noer juga milik seluruh bangsa Indonesia.

Minggu, 18 April 2010

MENUNGGU NASIB

Tiga tahun waktu berlalu
Bersusah payah kupas buku
Berkawan akrab bapak dan ibu guru
Gapai cita berbekal ilmu

Kini...
Empat hari menanti
Taruhkan nasib dan harga diri
Kerahkan tenaga bongkar memori
Bulatkan lingkaran dengan hati-hati

Unas berlalu tinggalkan kuatir
Akankah bulatan tentukan takdir
Hati resah perberat pikir
Tunggu pengumuman dengan berdzikir

Kini ku menunggu pada nasib
Berserah diri pada Ilahi
Bermunajat siang dan malam hari
Harap lulus hasil kerja keras sendiri

puisi ini dimuat di majalah Media dinas pendidikan prop jatim edisi april 2010

Sabtu, 17 April 2010

SEKOLAH KHUSUS SATPOL PP

TNI, POLRI dan Depdagri mempunyai akademi dan sekolah khusus untuk melahirkan calon pemimpin handal. Di luar ekses negatif yang pernah mencuat, persyaratan masuk dan proses pendidikannya cukup untuk menghasilkan calon abdi negara dan abdi masyarakat yang mumpuni. Meski ada oknum yang melaksanakan tugasnya tidak sesuai norma. Sedang petugas Satpol PP, belum ada akademi atau khusus.
Hal inilah yang memungkinkan terjadinya tindakan represif petugas Satpol PP ketika melaksanakan tugas. Seringkali emosi mengalahkan daya dalar, akal sehat dan nuraninya. Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin petugas Satpol PP menjelma seperti tukul pukul. Mengintimidasi dan mengeksekusi secara kasar terhadap mereka yang lemah.
Untuk itu perlu ada lembaga khusus untuk menghasilkan petugas Satpol PP berkualitas. Entah berbentuk akademi atau sekolah tinggi dengan masa pendidikan minimal 2 tahun. Dengan pendidikan minimal setara DII, lulusan sekolah khusus Satpol PP ini akan menjadi petugas yang cerdas dan berhati mulia. Kekerasan bisa dicegah tugaspun tuntas.

Jumat, 16 April 2010

MENJADI SATPOL PP YANG SANTUN

Untuk kesekian kalinya bentrok Satpol PP dan warga memakan korban. Bahkan kejadian di Tanjung Priok memakan korban jiwa dan milyaran rupiah hangus jadi tumbal. Kita patut bersedih dengan apa yang sudah terjadi.
Warga memang kerap menjadi korban. Meski warga sendiri tidak sedikit dalam posisi salah dari sisi hukum. Akan tetapi masih ada jalan lain yang lebih cantik. Agar pengalihan fungsi lahan yang ditempati secara illegal turun temurun ini tidak terus menerus menjadi ajang sengketa dengan aparat.
Sebaliknya Saatpol PP juga jangan sering mengandalkan kekuatan. Para petugas Satpol PP bukanlah penggusur bayaran. Mengejar, memukul dan menghakimi warga yang kadang di luar peri kemanusiaan. Mesin penghancur jangan selalu menjadi garda terdepan, merobohkan bangunan tanpa ampun.
Andai petugas lebih santun dalam bertindak dan menggunakan cara kekeluargaan, masyarakat lebih mudah menurut. Berembug dengan hati dan kepala dingin memecahkan masalah tanpa masalah. Termasuk juga mencarikan alternativ tempat pengganti yang layak dan terjangkau.

Kamis, 15 April 2010

MENGHAKIMI PARA HAKIM

Hari-hari terakhir, masyarakat masih disuguhi kasus Gayus dan rentetannya. Saling cokot dan tuding terjadi. Intitusi kepolisian, kejaksaan dan direktorat perpajakan menjadi sasaran tembak. Agar kasus ini segera terbongkar.
Padahal aib peradilan ini terjadi juga karena faktor putusan pengadilan. Palu hakim yang kian mudah memutus ringan vonis mengakibatkan rasa keadilan bagi masyarakat tidak terwujud. Karenanya hakim-hakim yang terlibat dalam kasus ini dan yang lain juga perlu diusut. Agar semua perkara semakin jelas. Di manakah letak hulu dan muara perkara. Termasuk aktor utamanya.
Penegakkan hukum mudah tercium dan terkuak, jika putusan hakim dirasa tidak memihak keadilan sebenarnya. Untuk itu menghakimi para hakim perlu ditegakkan. Agar hukum menjadi panglima di negeri ini..

Rabu, 14 April 2010

UNAS… OOH UNAS

Kabar tersiar bagai helilintar
Unas diajukan waktu tinggal sebentar
Ku tak tahu berbuat apa
Terima berita bikin hati hampa

Unas dipercepat pak guru ngebut
Kepala panas terasa nyut...nyut
Otak dipaksa bekerja keras
Habiskan materi yang belum tuntas

Unas kian dekat anak-anak panik
Nglembur belajar sampai mata mendelik
hafalkan rumus yang masih rumit
libas buku setinggi langit

Unas maju bikin mati kutu
Tak ada waktu buka facebookku
Waktu tersita untuk belajar
Ikut les privat dan bimbingan belajar

Yaa Tuhan
Beri aku kekuatan
Beri kesehatan dan keimanan
Unas kan kutempuh dengan kejujuran
Moga ku lulus dalam ujian


DIMUAT DI MAJALAH MEDIA DINAS PENDIDIKAN PROP JATIM EDISI APRIL 2010

Selasa, 13 April 2010

MENCURI START PSB

PSB DINI MENCURI START

Ujian Nasional baru berakhir, para siswa masih menempuh ujian sekolah atau praktek. Brosur Penerimaan Siswa Baru (PSB) marak disebar ke sekolah. Malah sebelum ujian nasional sebagian sudah melakukan PSB. Baik sekolah SBI atau sekolah-sekolah unggulan dengan berbagai model PSB.
Mereka menjaring bibit unggul untuk direkrut lebih dini. Soal mereka gagal /berhasil unas, itu urusan belakang. Yang penting pagu terpenuhi dan terisi anak-anak pilihan. Dan uang muka daftar ulang tanda jadi sudah masuk. Kalau siswa mundur?
Meski PSB sudah mengantongi ijin, rasanya proses ini mencuri start. Bagi sekolah SBI atau sekolah unggulan, mereka dengan mudah merekrut anak berkemampuan plus. Plus otak dan plus kantong. Bagi sekolah lainnya, tinggal mendapat sisanya.
Belum lagi efek negatif lain. Tatkala pengumuman penerimaan itu disampaikan sebelum ujian nasioanl. Bagi yang berhasil, motivasi belajar menempuh ujian berkurang. Karena nilai unasnya sudah bukan persyaratan utama lagi untuk masuk jenjang berikutnya. Sedang yang tidak diterima, bisa menurunkan mental mereka. Membuat sebagian anak patah arang, justru menjelang unas.
Untuk itu perlu evaluasi PSB dini. Model boleh beda, tetapi jika dalam waktu sama sekolah-sekolah melakukan PSB. Sekolah dan siswa mempunyai hak sama untuk dipilih dan memilih. Fair Play PSB.

Senin, 12 April 2010

RINDU BIAYA PT MURAH

Setelah batalnya UU Badan Hukum Pendidikan, masyarakat berharap banyak agar biaya perguruan tinggi (PT) semakin terjangkau. Apalagi proses penjaringan mahasiswa baru sudah dimulai. Evaluasi Pak Nuh terhadap mahalnya biaya kuliah ditunggu masyarakat. Semoga saja hasilnya lekas diperoleh.
Semua berharap, biaya masuk dan selama perkuliahan bisa dijangkau lapisan bawah yang rindu pendidikan. Anggaran pendidikan 20% seharusnya mampu menopang biaya pendidikan semaksimal mungkin. Tidak menyebar, masuk ke banyak lubang-lubang yang berbungkus pendidikan. Yang pelaksanaannya di luar wewenang Kementrian Pendidikan Nasional.
Sehingga alokasi anggaran pendidikan tersebut akhirnya bisa mencakup mulai dasar hingga perguruan tinggi dengan biaya murah bahkan gratis. Asal tidak dikorupsi..

Minggu, 11 April 2010

HUKUM MATI KORUPTOR

MENUNGGU VONIS dan EKSEKUSI HUKUMAN MATI KORUPTOR
Usul hukuman mati buat koruptor sebenarnya bukan barang baru. Tetapi kalau ketua MK, pak Mahfud MD menggelindingkan wacana perlunya penetapan hukuman mati buat koruptor (JP.9/4), ini sinyalemen bagus Tinggal menunggu kemauan para hakim.
Kita patut meniru Cina. Dengan hukuman mati, tindak pidana korupsi berkurang. Meski tidak bisa lenyap begitu saja. Kekuatiran protes dari aktivis HAM yang biasanya membela dengan alasan kemanusiaan harus diabaikan. Karena dampak korupsi mensengsarakan rakyat Korupsi lebih tidak manusiawi daripada menghukum mati pelaku korupsi.
Sudah banyak para koruptor divonis. Sayang hukumannnya tidak setimpal dengan perbuatannya. Koruptor itu juga pandai menginvestasi dan mencuci hasil korupsinya. Setelah keluar tambah kaya.. Kalau tidak divonis mati, korupsi makin merajalela. Kapan pak hakim memvonis mati koruptor?

Sabtu, 10 April 2010

HARGA PUPUK NAIK, HARGA GABAH JUGA HARUS NAIK

Mulai Jum’at 9 April 2010 harga pupuk naik 35% . Siapa untung siapa buntung? Memang kelangkaan pupuk mulai teratasi. Tetapi kalau harganya naik, ya sama saja. Yang jelas, petani dipihak yang dirugikan.
Sebelum harga pupuk naik saja, hasil panen belum bisa dinikmati petani. Harga jual gabah jatuh. Biasa, di waktu panen harga gabah dimainkan. Pemerintah, melalui Bulog belum bisa berbuat banyak dengan hasil panen petani.
Kalau harga pupuk dinaikkan, sebaiknya harga gabah juga dinaikkan. Apalagi sekarang musim panen raya. Disusul mulai bercocok tanam yang sebentar lagi memasuki kemarau. Petani pasti harus menyiapkan ongkos tambahan untuk biaya pengairan. Kalau harga gabah tidak naik, yaa beginilah nasib petani. Nasib....nasib.!

RELOKASI DAERAH RAWAN TSUNAMI

Indonesia memang daerah rawan gempa. Beberapa kali gempa hebat mengguncang. Termasuk yang berpotensi tsunami. Meski sudah dipasang alat peringatan dini tsunami, efek gempa itu sering menimbulkan kepanikan.
Untuk itu perlu beberapa solusi. Mendirikan bangunan tahan gempa, pembentukan tim penanggulangan gempa atau pembuatan jalur beserta penampungan pengungsian. Jika perlu, pemukiman di pesisir daerah rawan gempa direlokasi. Dipindah ke daerah lebih tinggi jauh dari bibir pantai.
Wilayah pantai yang rentan terancam tsunami dikosongkan dari pemukiman penduduk. Hanya bangunan atau kegiatan yang mudah dimobilisasi diperkenankan berlangsung di daerah tersebut. Sehingga tatkala gempa yang bisa menimbulka tsunami terjadi, korban jiwa bisa diminimalisir.

Jumat, 09 April 2010

GURU ANTARA KENAIKAN TUNJANGAN & KINERJA

Lahirnya sebuah kebijakan sering harus dibayar mahal. Lebih mahal dari besaran rupiah yang dikeluarkan langsung akibat kebijakan itu. Tidak hanya dalam bentuk rupiah, terlebih menyangkut nilai bersifat moral dengan dampak sistemiknya. Berkaca kebijakan pemberian tunjangan bagi guru yang lolos uji sertifikasi, harus berani kita katakan. Uang sertifikasi belum menampakkan hasil memuaskan.
Puluhan juta yang sudah dikantongi belum berimbas terhadap peningkatan kompetensi guru. Lebih banyak terbuang untuk hal-hal berbau konsumtif. Bahkan kinerjanya cenderung menurun. Merasa sudah senior dan mengerjai juniornya, berdalih agar yang junior segera profesional. Yang senior pun lempar tugas berlabel tim teaching. Tim pun berubah menjadi tim plencing, melarikan diri bergantian mengajar. Wajar kalau guru yang belum sertifikasi iri. Lantas mau protes kepada siapa? Yang sudah menikmati madu sertifikasi dengan santainya bekerja. Sementara rapel sertifikasi terus mengalir ke rekening bagai mesin otomatis pencetak uang.
Mungkin untuk mereda gejolak guru-guru yang belum sertifikasi, pemerintah mengambil kebijakan memberi tunjangan bagi mereka yang belum tersentuh sertifikasi berupa Rp 250.000,00 per bulan potong pajak. Lumayan, daripada tidak ada. Pemberian yang dirasa lebih sekedar ngayem-ngayemi. Menentramkan hati guru yang belum dapat pemerataan sertifikasi. Ini sebuah kabar gembira. Di tengah kritikan masyarakat terhadap kinerja guru, harusnya pemberian tunjangan ini menjadi cambuk. Apalagi di saat yang sama, kabar pemberian ini berbarengan dengan rencana kenaikan gaji pejabat tinggi negara. Pasti membebani anggaran negara sementara subsidi beberapa sektor dipangkas.
Guru PNS sebagai abdi negara dan abdi masyarakat selayaknya memperoleh hak sama. Kecuali guru di daerah terpencil dan daerah dengan biaya hidup di atas rata-rata. Seperti yang terjadi saat ini. Karena otonomi daerah beberapa pemda memberi insentif lebih bagi PNS termasuk guru. Entah bernama uang kesehatan, tunjangan lauk pauk ataupun transport. Guru-guru diknas mungkin iri dengan pegawai pusat (mis. guru depag) dan beberapa daerah. Uang mamin yang dikucurkan pemerintah pusat dalam DAU pada prakteknya tidak diterimakan dengan berbagai alasan. Hak pegawai terampas, karena program, visi misi pimpinan dan program yang belum memperhitungkan kebijakan pusat. Jika DAU tidak cukup, seyogyanya pemda melakukan perhitungan ulang dan mengkaji proyek-proyek yang tidak essensial. Jika memungkinkan mengajukan penambahan dana ke pemerintah pusat.
Meski demikian, kurangnya respon pemda dengan tambahan tunjangan ini bisa dimaklumi. Hal ini karena pemberian tunjangan Rp 250.000,00 hanya berkaitan dengan guru PNS. Sedang pagawai lain bahkan guru non PNS tidak menerima. Bukan bermaksud mendiskriminasi. Tetapi karena kebijakan ini sebagai pendorong guru PNS, sudah sewajarnya mereka dulu yang diberi insentif. Agar kinerjanya meningkat dan jadi contoh. Mungkin saja, jika anggaran pemerintah mencukupi, suatu saat guru non PNS juga akan diberi.
Untuk meningkatkan SDM dibutuhkan biaya tidak sedikit. Besaran rupiah yang digulirkan harus dijawab dengan prestasi kerja. Agar program tidak dikatakan boros. Trilyunan rupiah uang rakyat ini bisa saja lebih bermanfaat jika digunakan untuk membuka lapangan kerja dan membangun infrastruktur. Tetapi bukankah untuk menghasilkan tenaga kerja bermutu yang sanggup membangun infrastruktur perlu tenaga handal? Nah, anggapan boros itu terhapus dengan hasil kerja konkrit guru mencetak SDM handal. Pemberian tunjangan ini investasi jangka panjang.
Seperti diungkapkan di depan, dilihat dari kacamata guru yang belum sertifikasi, pemberian tunjangan ini lebih sekedar meredam gejolak, mendinginkan hati. Bagaimanapun ada perbedaan besar antara yang sudah dan yang belum sertifikasi dari nilai rupiah yang diterima. Jika kebijakan ini berlanjut sementara program sertifikasi masih menyisakan masalah, kecemburuan sosial tetap terjadi.
Puas itu hanya berakhir di liang pusara. Berapapun tunjangan diberikan, hal ini belum mampu mendongkrak prestasi kerja. Tambahan rupiah berbanding lurus dengan besaran hutang dan penyakit konsumerisme. Mudah dilihat dari kenaikan gaji serta sertifikasi. Guru yang kelihatan dimanja tidak segera beranjak naik tanggungjawabnya. Cenderung bermalas-malasan. Jalan pikirannya sederhana. Siapa sih yang akan menghentikan tunjangan itu? Kan yang sudah sertifikasi dan ogah-ogahan mengajar dan tidak mencukupi beban kerjanya tidak ada sanksi!
Memperhatikan hal ini, tidak ada jaminan pemberian tunjangan akan meningkakan mutu pendidikan umumnya dan kualitas guru pada khususnya. Tunjangan masih dianggap sebagai bonus dan penyeimbang kenaikan harga dan kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Tidak ada rasa kekuatiran dari guru untuk tetap santai dalam bekerja. So, kualitas pendidikan masih belum jauh beranjak dari tempat semula, stagnan!
Sebenarnya keadaan seperti ini bisa disikapi dengan bijak. Agar harapan pemerintah dan rakyat Indonesia yang memimpikan pendidikan berkualitas untuk semua segera terwujud. Undang-undang kepegawaian dan sistem pengawasan yang selama ini belum efektif sebagai senjata dalam menegakkan disiplin dan kualitas pendidikan. Saatnya dibangunkan dari tidurnya. Kepengawasan dan monitoring yang terlalu menekankan layaknya tes pen and paper, normatif hitam di atas putih pelengkap administrasi perlu penyegaran. Namun, minimnya tenaga kepengawasan menjadi alasan tersendiri, mengapa penegakkan disiplin sebagai pijakan pembentukan aparatur negara yang baik sulit terwujud.
Semoga dengan pemberian tunjangan ini menjawab tuntutan guru untuk memperioleh imbalan sesuai beban kerjanya. Sekaligus menghapus praktek-praktek guru di sekolah mencari pendapatan tambahan melalui berbagai proyek kecilnya. Tidak lagi berjualan LKS, dan menerima honor berganda dari tugas-tugas yang sebenanrya masih menjadi satu bagian integral tugas pokok guru. Dalam hal ini kesadaran pribadi menjadi kunci untuk membangun moral guru agar tidak bertindak seperti makelar.
Karena pemberian tunjangan ini masih taraf awal, biasanya guru baru memberikan balas jasa setelah menerima rapel. Penyadaran dari pimpinan, teman sejawat utamanya dari diri pribadi guru menjadi jaminan tersendiri agar kebijakan ini sesuai harapan. Kita yakin, guru-guru adalah manusia terpilih yang dengan tulus mau mengabdikan diri membangun negeri. Tidak mau makan gaji dan tunjangan buta. Hanya dengan kemauan tinggi, kinerja guru meningkat. Bukan hanya karena pemberian tunjangan.
Situasi politik tanah air yang sulit ditebak sering berpengaruh terhadah pelaksanaan aturan. Biasanya pemberian tunjangan dicairkan mendekati moment penting terkait kepentingan beberapa pihak. Jadi tidak ada jaminan tepat waktu, kapan tunjangan itu cair. Sudah ada kepastian dapat saja sudah untung, apalagi tepat waktu. Semakin .... Alhamdulillah.

DIMUAT DI MAJALAH MEDIA DINAS PENDIDIKAN JATIM EDISI APRIL 2010

Kamis, 08 April 2010

TDL : TERANG DALAM LUKA

Janji direksi PLN untuk tidak menaikkan tarif dasar listrik (TDL) tahun ini tidak terbukti. Mulai Juli nanti pelanggan listrik rumah tangga berdaya 450 VA – 900 VA yang pemakaiannya lebih 30 kwh harus siap menerima tagihan lebih tinggi dari biasanya. Naik 10%.
Krisis listrik yang melanda dan program listrik 10.00 MW yang belum kelar mungkin menjadi alasan kenaikan ini. Tidak hanya untuk edukasi masyarakat agar berhemat. Di sisi lain, efisiensi yang dicanangkan PLN belum menyentuh kepentingan rakyat kecil.
Padahal kehidupan dan teknologi yang semakin maju menuntut kecukupan pasokan listrik. Untuk menjadi bangsa yang cerdas anak-anak butuh penerangan cukup, informasi lewat media atau internet serta penggunaan perangkat elektronika lain yang memerlukan tenaga listrik. Pada pemakaian wajar pun, dengan hitung-hitungan fisika pemakaian listrik 30 kwh bukan pemakaian untuk hidup layak. Demi peningkatan kualitas anak, akankah mereka dikorbankan?
Jika kenaikan itu benar-benar terjadi, minimal untuk rumah tangga berdaya 450 VA-900 VA jangan dikenakan dulu. Kalaupun terjadi akan menimbulkan TDL baru, Terang Dalam Luka.

Rabu, 07 April 2010

GEMPA ACEH

Aceh kembali diuji. Gempa berkekuatan 7,2 SR mengguncang Aceh pukul 05.15. Meski tidak menimbulkan tsunami. Tetapi gempa ini cukup membuat warga panik. Disamping kerusakan bangunan, gempa ini mengakibatkan pembangkit listrik rusak. Tentunya ini mengganggu pasokan listrik di sana dalam beberapa hari ke depan.
Mungkin ini juga sebagai peringatan bagi PLN yang berencana menaikkan tarif listrik Juli nanti. Agar rencana itu ditunda, minimal ditinjau kembali. Lebih baik menyediakan listrik yang murah bagi rakyat kecil. Sedang bagi yang kaya sah-sah saja dinaikkan. Semoga bencana ini ada hikmahnya.

BUNGA BANK HARAM

MURAHNYA FATWA HARAM

Satu lagi wacana pengharaman suatu produk digulirkan. Meski bukan barang baru, pengharaman bunga bank hanya mengungkit-ungkit perbedaan. Para ulama saja masih berbeda pendapat, apalagi awam. Semakin membuat bingung masyarakat. Pengharaman bunga bank adalah suatu khilafiyah, seperti kata KH Ma’ruf Amin (JP,5/4).
Indonesia sendiri bukanlah negera Islam. Kehidupan sehari-hari kaum muslim tidak bisa lepas dari masyarakat dunia yang majemuk aturan hukumnya. Apalagi perekonomian umat Islam belum mampu secara mandiri. Pengharaman bunga bank hanya akan memperpuruk perekonomian umat. Lebih baik mencari kemashlahatan dalam berhubungan dengan perbankan.
Pengharaman itu bukan solusi tepat. Jika tidak ingin berhubungan dengan bank yang mengeluarkan produk berbunga. Alangkah baiknya kaum muslim sendiri membangun bank tanpa bunga dengan persyaratan ringan dan mudah. Meski sudah ada bank-bank syariah, tetapi jumlahnya belum banyak. Apalagi jika pengurusannya dan aturannya tidak semudah yang dibayangkan.
Terlepas dari pengharaman bunga bank, tentunya kita berharap. Agar tidak terlalu murah fatwa haram dikeluarkan. Agar masyarakat tidak semakin bingung. Lahel haram dan halal bukan untuk diperjual belikan. Dan bukan bukan barang murahan. Kemashlahatan dan kearifan pemimpin dalam mengeluarkan fatwa lebih berguna. Daripada sekedar melempar wacana.

Selasa, 06 April 2010

PERNIKAHAN NIA-ARDIE

UANG BECEK PESTA NIKAH NIA ARDIE UNTUK KORBAN LAPINDO

Pesta nikah milyaran Ardie-Nia menuai banyak kritik karena dianggap pemborosan dan menyakiti hati korban Lapindo yang belum terbayar. Pestanya kalangan jetset, orang kaya dan selebritis. Kaum papa termasuk korban Lapindo tidak ada yang diundang, meski sebatas perwakilan.
Usai pesta nikah, keluarga Bakrie pasti sibuk menghitung pendapatan uang sumbangan para undangan, uang becek. Keluarga Bakrie tentunya tidak terlalu butuh uang becek itu. Apa arti uang amplop, jika dibandingkan kekayaan mereka. Toh menyelenggarakan pesta milyaran rupiah saja sanggup digelar.
Untuk mengobati hati korban Lapindo yang merasa dilecehkan. Ada baiknya uang becek itu disumbangkan kepada korban Lapindo. Disamping sebagai rasa empati, juga untuk mereda gejolak para korban. Biar mereka ikut kecipratan nikmatnya madu pernikahan. Daripada uang itu disidik KPK, siapa tahu ada sesuatu dibalik amplop uang becek itu.

PERNIKAHAN NIA-ARDIE

UANG BECEK PESTA NIKAH NIA ARDIE UNTUK KORBAN LAPINDO

Pesta nikah milyaran Ardie-Nia menuai banyak kritik karena dianggap pemborosan dan menyakiti hati korban Lapindo yang belum terbayar. Pestanya kalangan jetset, orang kaya dan selebritis. Kaum papa termasuk korban Lapindo tidak ada yang diundang, meski sebatas perwakilan.
Usai pesta nikah, keluarga Bakrie pasti sibuk menghitung pendapatan uang sumbangan para undangan, uang becek. Keluarga Bakrie tentunya tidak terlalu butuh uang becek itu. Apa arti uang amplop, jika dibandingkan kekayaan mereka. Toh menyelenggarakan pesta milyaran rupiah saja sanggup digelar.
Untuk mengobati hati korban Lapindo yang merasa dilecehkan. Ada baiknya uang becek itu disumbangkan kepada korban Lapindo. Disamping sebagai rasa empati, juga untuk mereda gejolak para korban. Biar mereka ikut kecipratan nikmatnya madu pernikahan. Daripada uang itu disidik KPK, siapa tahu ada sesuatu dibalik amplop uang becek itu.

Senin, 05 April 2010

PENYAKIT BERBAHAYA

Ada 11 penyakit berbahaya yang rentan menyerang guru :
1. TIPES : Tidak punya selera
2. MUAL : Mutu Amat Lemah
3. KUDIS : Kurang disiplin
4. ASMA : Asal Masuk Kelas
5. KUSTA : Kurang Strategi
6. TBC : Tidak bisa Computer
7. KRAM : Kurang Trampil
8. ASAM URAT : Asal Sampaikan materi urutan kurang akurat
9. LESU : Lemah Sumber
10. DIARE : Di kelas anak2 remehkan
11. GINJAL : Gaji Nihil jarang aktif dan lambat.

Sumber : SMS yang tak dikenal asal-usulnya

Minggu, 04 April 2010

PAKTA INTEGRITAS KEJUJURAN PEGAWAI PAJAK

Terkuaknya kasus Gayus bersamaan perhelatan unas menunjukkan dua hal yang berkaitan. Kejujuran dalam pendidikan dan pekerjaan Mentalitas jujur secara tidak langsung dipengaruhi proses pendidikan sebelumnya. Kalau sewaktu sekolah jujur, niscaya ketika menjadi pegawai lebih mudah menegakkan kejujuran. Atau sebaliknya.
Kalau menjelang unas, depdiknas melakukan penandatanganan pakta integritas kejujuran. Sudah semestinya pegawai di lingkungan direktorat pajak melakukan hal sama. Menandatangani pakta integritas kejujuran pajak.
Tidak lupa menghimbau para wajib pajak berpartisipasi aktif menyukseskannya. Mengawasi serta mengawal pelaksanaan pembayaran pajak dengan jujur dan benar. Tidak terbawa arus memberi peluang terjadinya suap-menyuap. Masuk lingkaran mafia pajak Pagawai dan wajib pajak yang terbukti melakukan penggelapan pajak diberi sanksi seberat-beratnya.
Kita juga berharap, pakta integritas jujur tidak hanya diikrarkan di lingkungan direktorat perpajakan serta depatemen pendidikan tatkala ada kasus atau menjelang unas. Yang lebih penting, berkomitmen dan membumikan kejujuran pada sanubari setiap warga negara. Semoga efek kejujuran mengimbas kepada yang lain.

Sabtu, 03 April 2010

UU BHP BATAL

TINDAK LANJUT PEMBATALAN UU BHP

Apa yang diinginkan banyak pihak terkait keberlangsungan pendidikan terjawab. UU N0 9 tahun 2009 tentang BHP dibatalkan MK (JP,1/4). Bagaimanapun, keberadaan BHP menjadi momok tersendiri. Baik penyelenggara pendidikan atau masyarakat yang merindukan pendidikan berkuaitas untuk semua. Andai saja BHP benar-benar dijalankan, akan banyak penyelenggara pendidikan gulung tikar, pailit. Tidak mampu memenuhi persyaratan yang tertuang dalan BHP. Masa depan pendidikan dan kualitas SDM terancam.
Syukurlah, BHP itu dieliminasi. Pembatalan ini jangan pula membuat kita lengah. Puas hanya karena tuntutan pembatalan BHP dikabulkan, lupa essensinya. Pendidikan harus menjadi fokus untuk mempersiapkan kader berkualitas. Pemerintah dan masyarakat bahu membahu menyediakan pendidikan, tidak boleh asal. Mau mendirikan lembaga pendidikan tetapi tidak mau memelihara keberlangsungannya. Apalagi ujung-ujungnya meminta belas kasih bantuan dan gurunya menuntut diangkat PNS.
Masih banyak pekerjaan rumah di dunia pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dan belum meratanya pembangunan infrastruktur serta kualitas tenaga pengajar bisa menghambat pencerdasan anak bangsa. Saatnya berubah menuju pendidikan bermutu yang terjangkau.

Jumat, 02 April 2010

UNAS 20 TIPE SOAL

Sampai hari terakhir unas SMP, beberapa temuan kecurangan mulai terkuak. Pemerintah juga berencana memindahkan percetakan naskah soal ke pusat untuk menghindari kebocoran. Sentralisasi percetakan meniadakan tender.
Perbedaan naskah ujian antara kode A dan B yang isinya lain sama sekali (dulu beda kode, materi sama hanya nomor soal diacak), masih belum menunjukkan keefektifannya. Peserta lebih trampil memanfaatkan situasi, tukar jawaban. Bagaimanapun upaya membuat ujian nasional jujur masih banyak mengalami hambatan.
Dengan komputerisasi pemeriksaan LJK, pemberian soal berkode beda berapa macam pun tidak lagi menjadi kendala. Untuk itu ke depannya perlu dicoba membuat kode soal berbeda untuk setiap anak pada satu ruang. Jika satu ruang maksimal 20 anak, dibuat 20 kode soal beda berbobot sama sesuai SKL (Standar Kelulusan). Anak-anak pasti mengerjakan soal mandiri.

Kamis, 01 April 2010

SEKOLAH KEJURUAN MULAI DASAR

Gencarnya pemerintah membuka sekolah kejuruan, dari tahun ke tahun mendapat sambutan hangat dari lulusan SMP/MTs. Namun tingginya minat ini belum dibarengi penyediaan fasilitas memadai dari tiap jurusan SMK yang dibuka. Selain itu pendidikan kejuruan setepas SMP ini dapat dikatakan terlambat, bila menginginkan tersedianya tenaga kerja siap kerja selepas SMA/SMK.
Untuk itu ada baiknya pemerintah membuat kebijakan baru membuka sekolah kejuruan mulai dasar. Setelah lulus SD seperti sekolah tehnik pada masa lalu . Di tahun pertama masih kejuruan umum, memasuki tahun kedua baru dibagi dalam jurusan yang sesuai minat dan bakat siswa.
Dengan demikian, anak-anak lebih siap sejak dini untuk membentuk jiwa kemandirian dalam hidup. Dan pemerintah berkuwajiban memberikan sarana prasaranayang diperlukan.