Selasa, 31 Agustus 2010

ZAKAT TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU

Bulan Ramadan ini bulan penuh berkah bagi guru yang sudah menggenggam sertifikat guru profesional. Menjelang hari raya ini mereka menerima rapel TPP (Tunjangan Profesi Pendidik). Lumayan, buat lebaran. Begitu rata-rata kalimat yang muncul dari penerima TPP. Sementara guru lainnya banyak yang belum mengikuti sertifikasi dan tidak menerima THR.

Namun demikian para penerima rapel TPP seyogyanya menyadari hakekat pemberian TPP tersebut. Yaitu untuk meningkatkan profesionalisme guru. Sementara saat ini masih banyak guru penerima TPP belum memanfaatkan TPP sesuai tujuannya. Malahan ada yang cenderung kinerjanya menurun dan TPP-nya digunakan untuk hal bersifat konsumtif.

Diharapkan dengan diterimakannya TPP di bulan Ramadan, hal ini mengingatkan kembali para guru untuk menggunakan TPP di rel yang benar. Setelah menerima TPP para guru harus semakin profesional dan meningkat kinerjannya. Jangan lupa membayar zakat. Untuk membersihkan rejeki dari kekhilafan guru ketika bekerja. Zakat TPP ini ada baiknya disalurkan kepada siswa miskin di sekolah guru tempat guru bekerja. Dengan demikian TPP ini bermanfaat ganda, baik bagi guru maupun dan orang lain. Sehingga rejeki TPP ini lebih berbarokah.

Senin, 30 Agustus 2010

LAILATUL QODAR

TINGGAL SEPERTIGA JALAN

Tak terasa lebih setengah Ramadhan kita jalani. Mungkin saja kita sudah mulai hitung-hitung, seberapa banyak deposito pahala yang sudah terkumpul. Apa yang kita lakukan di 2/3 Ramadhan ini ? Apakah kita sudah mendapatkan rohmat dan maghfiroh yang dijanjikan Alloh?

Pertanyaan-pertanyaan yang bisa kita jawab sendiri, tanpa kita tahu benar dan salahnya. Seperti yang dijanjikan Alloh bahwa di dua sepuluh hari pertama ini Alloh akan melimpahkan rohmat dan maghfiroh-Nya. Jika saja puasa kita sempurna hadiah Alloh tersebut niscya bisa diraih. Kesempurnaan yang Alloh sendiri tahu. Karena Sesungguhnya puasa itu urusan Alloh, dan Alloh akan menghitung sendiri pahala hamba-Nya.

Selama setengah Romadlon, masjid-masjid masih penuh jamaah. Surau-surau ramai didatangi umat Islam. Lantunan Alqur’an merdu disuarakan sepanjang malam. Orang berebut mendermakan harta kepada fakir miskin, memberikan ta’jil, memberikan makanan buka puasa ataupun sekedar air pelepas dahaga bagi yang tadarus. Fastabikul Khoirot.
Hal ini menunjukkan bahwa ghiroh beragama sudah melekat pada kaum muslimin. Ibu-ibu dan para gadis yang biasanya makmum, antri di depan televisi menunggui sinetron favoritnya untuk sementara atur strategi antara masak, bersih-bersih, taraweh dan tadarus. Meninggalkan sementara waktu, ikut taraweh tetapi masih bisa nonton. Kalau perlu cari yang rakaatnya sedikit dan imamnya cepat. Karena pihak televisi juga tidak mau ditinggalkan “umatnya”, dengan memindah jam tayang.

Warung-warung banyak yang membatasi jam buka pintunya, dengan membuka sebagian pintu dan menutup kain untuk memberi kesempatan yang “terpaksa tidak berpuasa”. Yah, terpaksa tidak berpuasa karena syariat, keadaan, tuntutan perut keluarga ataupun karena iman yang belum melekat.

Puasa memang diperuntukkan bagi yang beriman seperti yang tersirat di QS Al Baqoroh 183. Sehingga Romadlon ini juga sebagai parameter kadar kualitas keimanan seseorang. Mereka yang belum terpanggil berpuasa, janganlah dipinggirkan. Para alim ulama berkewajiban menyadarkannnya. Atau mereka yang sekarang tidak berpuasa, mungkin saja sudah terbiasa berpuasa yang lebih berat. Tidak hanya sekedar tidak makan dan minum mulia terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Mungkin mereka sudah terbiasa haus dan lapar dari ketidak adilan, kesejahteraan, dan kehidupan yang layak termasuk juga puasa tidak mendapatkan siraman rohani sebagai pencerahan iman mereka.

Bagaimana dengan orang-orang yang berpuasa? Sudah merasakah yang berpuasa sebagai orang beriman karena sudah melaksanakan puasa? Seberapa tinggi kadar keimanannya? Seberapa sukses puasanya?. Kita yang sebagian besar termasuk golongannnya orang awam, menurut Iman Al Ghozali puasanya baru sebatas puasa untuk tidak makan dan minum serta tidak melakukan hubungan badan di siang hari. Kebanyakan dari kita belum mampu untuk mempuasakan panca indra kita.

Masih sulit kita ini menahan mulut untuk tidak ngrasani, bicara kotor dan marah. Mata kita terlalu mudah tertipu oleh keindahan dunia. Telinga kita masih suka mendengan hal-hal yang tidak baik. Perbuatan kita masih sering melanggar aturan, tidak disiplin, mencuri waktu, tidak jujur dan sebaginya.

Di sepertiga terakhir ramadan masih ada kemuliaan yang bisa diraih. Malam lailatul qodar. Malam 1000 bulan. Menjadi cita-cita kaum muslimin untuk menjumpai malam lailatul qodar. Hanya Alloh yang tahu dan menetapkan. Kapan lailatul qodar itu terjadi. Hanya manusia pilihan yang bisa menjumpai lailatul qodar. Ibarat pertandingan, inilah finalnya. Tidak ada peserta yang mencapai final tanpa babak penyisihan dan semifinal. Olah karena itu menghidupkan setiap malam ramadan harus menjadi menu setiap muslimun agar menjadi orang beruntung. Dapat menemui Malam 1000 bulan. Amin.

Minggu, 29 Agustus 2010

GANYANG MALAYSIA

Kata Ganyang Malaysia begitu populer di era 60-an. Kala pak Karno geram dengan malaysia. Rakyat Indonesia pun rela mengorbankan nyawa demi membela tanah air. Untung kita masih diberi kesabaran. Gerakan ganyang Malasiapun teredam.

Sebagai negeri serumpun, Indonesia dan Malaysia menjunjung tinggi rasa persaudaraan. Maka tidak aneh, di tahun 80-an guru Indonesia diimport Malaysia untuk mengajar di sana. Tahun berganti. Dengan semangat perjuangan tingi dan kepemimpinan kuat, Malaysia lambat laun mengejar ketertinggalan. Kita malah mulai ditinggalkan. Bukan mengekspor tenaga ahli lagi, Indonesia malah mengekspor tenaga kerja kelas bawah. Kita mulai dilihat sebelah mata oleh orang-orang Malaysia. Mereka mulai angkuh. Merasa sebagai bangsa berderajat tinggi.

Hubungan bilateral kedua negara pun mulai ada gesekan. Puncaknya ketika dua pulai Sipadan dan ligitan dibawa ke mahkamah Internasional, kedua pulai itu pun jatuh ketangan Malaysia. Merasa dirinya di atas angin, Malaysia berulah di Ambalat. Berupaya merebut wilayah Indnesia. Masih untung Indonesia berani menampakkan taring, unjuk kekuatan mempertahankan wilayahnya. Sementara suasana reda.

Tetapi ternyata malaysia belum nyenyak tidurnya. Bosan bermain dengan wilayah, Malaysia mengklaim budaya Indonesia sebagai budaya mereka. Mulai lagu, wayang, batik tempe hingga reog. Sungguh Malaysia bangsa yang tidak tahu malu. Ulah rakyatnya tidak berhenti sampai disitu. Keberadaan TKI yang mencoba mengadu nasib serta perlakuan terhadap orang Indonesia di Malaysia mulai dilecehkan. Tak kurang delegasi resmi pemerintah dianiaya. Hingga yang terakhir petugas perairan Indoneia ditangkap oleh polisi diraja Malaysia.

Melihat perlakuan seperti ini pantas jika rakyat Indonesia marah. Protes terhadap keangkuhan Malaysiapun dilakukan. Baik dalam bentuk kata-kata hingga pembakaran terhadap bendera Malaysia. Lambang kebesaran suatu bangsa. Jika mereka juga marah lambang kebesaran negaranya dilecehkan, sudah seharusnya Malaysia menyadari kesalahannyanya. Bukan malah berkacak pinggang. Jika sikap Malaysia tidak berubah, sudah sepatutnya semangat Bung Karno dikobarkan lagi : Ganyang Malaysia.

Buat apa bertetangga jika tidak bisa menghormati sesama. Negera yang menetapkan syariat Islam ternyata tidak menggunakan keIslamannya dengan baik. Padahal ini bulan ramadan. Mengapa negeri bersyariat Islam malah menunjukkan keangkuhan dan tidak mau menunjukkan kebesaran hati meski hanya meminta maaf atas segala tingkah polahnya. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Daftar peraih medali SMP pada OSN Medan Agustus 2010

PEMENANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) IX TAHUN 2010 –SMP – BIOLOGI
No Nama Sekolah Provinsi Nilai Medali Ket.
1 Titis Setiyobudi SMPN 1 Kauman Jawa Timur 604.87 EMAS
2 Anang Rizki Muharrom SMPN 2 Semarang Jawa Tengah 603.83 EMAS
3 Nurul Falahiyyah Bahri SMPN 1 Sumenep Jawa Timur 596.86 EMAS Best
Exsperimen
4 Ahmad Darmansyah SMP Smart Ekselensia Indonesia Jawa Barat 588.24 EMAS
5 M. Alvin Akbar SMP Cendana Pekanbaru Riau 576.68 EMAS
1 Edwin Satya Jaya Putra SMPK Petra 5 Surabaya Jawa Timur 576 PERAK
2 Rizky Nur Endah Sari SMPN 1 Kebumen Jawa Tengah 563 PERAK
3 Samuel Hobarto Sampe SMPK Sta Theresia NTT 552 PERAK
4 Leinard Mora SMP Mahanaim Jawa Barat 548 PERAK
5 Nila Novia Putri SMPN 1 Trenggalek Jawa Timur 548 PERAK
6 Ahmad Maulana Ifan Akbas SMP Plus Ar-Rahmat Jawa Timur 547 PERAK
7 Khairu Zein SMP YPVDP Bontang Kalimantan Timur 546 PERAK
8 Ita Rostina SMPN 1 Darmaraja Jawa Barat 542 PERAK
9 Dewi Sartika SMP Sutomo 2 Medan Sumatera Utara 541 PERAK
10 Kesy Sasta Handani SMPN 3 Jember Jawa Timur 541 PERAK
1 Diah Ayu Ratnaningsih SMPN 1 Ngoro Jawa Timur 538 PERUNGGU
2 Sion Hadad Halim SMPK Calvin DKI Jakarta 536 PERUNGGU
3 Joshua Reinhard SMPK 2 BPK Penabur DKI Jakarta 536 PERUNGGU
4 Faisal Labib Zulfiqar SMPN 1 Sukoharjo Jawa Tengah 536 PERUNGGU
5 Yansen Hadiputra SMP Sutomo 1 Medan Sumatera Utara 535 PERUNGGU Best
Theory
6 Allice Fajri Chynthia Sari SMPN 2 Kendal Jawa Tengah 532 PERUNGGU
7 Audric Kenny Tedja SMPN 4 Pekanbaru Riau 532 PERUNGGU
8 Riyan Iman Marsetyo SMPN 1 Gresik Jawa Timur 531 PERUNGGU
9 Andre Fahriz Perdana Harahap SMPN 1 Tebing Tinggi Sumatera Utara 531 PERUNGGU
10 Wicesa Nugraha SMPN 1 Tenggarong Kalimantan Timur 530 PERUNGGU
11 I Wayan Weda Wisnawa SMPN 1 Bangli Bali 530 PERUNGGU
12 Jessica Lius SMPK 6 Penabur DKI Jakarta 528 PERUNGGU
13 Anas Jatikusuma SMPN 1 Tuban Jawa Timur 528 PERUNGGU
14 Rendy Candra SMP Katholik Santo Petrus Kalimantan Barat 527 PERUNGGU
15 M. Irfan Fathoni SMP Satya Dharma Sundjaya Lampung 527 PERUNGGU
PEMENANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) IX TAHUN 2010 – SMP – FISIKA
No Nama Sekolah Provinsi Nilai Medali Ket.
1 Richard Akira Heru SMP PL Domonico Savio Jawa Tengah 371 EMAS Best
Exsp
dan
Best
Theory
2 Fransisca Susan Gozali SMP St. Ursula POS DKI Jakarta 325.5 EMAS
3 Faisal Puji Nugroho SMPN 68 Jakarta DKI Jakarta 315.5 EMAS
4 Clifford Ananda Surya SMPK 4 BPK Penabur DKI Jakarta 315.5 EMAS
5 Farraz Akbar SMP Pribadi Bandung Jawa Barat 304.5 EMAS
1 Raymond Christianto SMP Kalam Kudus Jawa Tengah 304 PERAK
2 Christian Anthony SMPK IPEKA Tomang DKI Jakarta 303.5 PERAK
3 Felix Utama SMPK 7 Penabur DKI Jakarta 303 PERAK
4 Andri Hardono SMP Xaverius 2 Bandar Lampung Lampung 289.5 PERAK
5 Josephine Monica SMPK 2 BPK Penabur DKI Jakarta 280 PERAK
6 Paulus Anthony Halim SMP PL Bintanglaut Jawa Tengah 275 PERAK
7 Nurul Muizah SMP Semesta Jawa Tengah 274 PERAK
8 Ivan William Harsono SMPK Penabur Gading Serpong Banten 271.5 PERAK
9 Lidya Pertiwi Suhandoko SMPN 1 Blitar Jawa Timur 270.5 PERAK
10 Michael Sebastian SMPK Petra 3 Surabaya Jawa Timur 265.5 PERAK
1 Rhesa Erick Tendean SMP Frater Don Bosco Sulawesi Utara 261 PERUNGGU
2 Imang Eko Saputro SMPN 1 Genteng Jawa Timur 260 PERUNGGU
3 Indra Kurniawan SMPN 1 Manyaran Jawa Tengah 258 PERUNGGU
4 Kristo Nugraha Lian SMPK 5 BPK Penabur DKI Jakarta 258 PERUNGGU
5 Moch Alif Rizaldi SMPN Sragen BBS Jawa Tengah 255 PERUNGGU
6 Wibie Christianto SMP Xaverius 1 Sumatera Selatan 255 PERUNGGU
7 Sunardi Widjaya SMPK Petra 5 Surabaya Jawa Timur 250 PERUNGGU
8 Dheo Arokhim Yusufi Cahyo SMPN 1 Tulungagung Jawa Timur 249 PERUNGGU
9 I Wayan Windu Sara SMPN 1 Gianyar Bali 249 PERUNGGU
10 Hutama Satria Wibawa SMP Darma Yudha Riau 249 PERUNGGU
11 Ima Ningtyas CP SMPN 1 Kudus Jawa Tengah 248 PERUNGGU
12 Dian Adi Prastowo SMPN 1 Magelang Jawa Tengah 246 PERUNGGU
13 M.Galang Merdeka SMP Al Azhar Palu Sulawesi Tengah 246 PERUNGGU
14 Luthfi Naufan Yamin SMP Islam Al Azhar Pusat DKI Jakarta 245 PERUNGGU
15 Coeditian Istani SMPK Santo Petrus Kalimantan Barat 244 PERUNGGU
PEMENANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) IX TAHUN 2010 – SMP – MATEMATIKA
No Nama Sekolah Provinsi Nilai Medali Ket.
1 Jonathan Mulyawan Woenardi SMPK IPEKA Sunter DKI Jakarta 63 EMAS
2 Cliff Alvino Wijaya SMP Karangturi Jawa Tengah 63 EMAS
3 Cynthia Clarissa Istanto SMP PL Bintang Laut Jawa Tengah 62 EMAS
4 Felix Setiawan SMPN 2 Jepara Jawa Tengah 56 EMAS
5 Muhammad Rais Fathin Midzakir SMPN 1 Bogor Jawa Barat 55 EMAS
1 Edwin Suyitno SMPK Kalam Kudus Jawa Tengah 54 PERAK
2 Kevin Christian Wibisono SMPK IPEKA Tomang DKI Jakarta 54 PERAK
3 Jonathan David SMPK 2 BPK Penabur Jakarta DKI Jakarta 51 PERAK
4 Gianina Dinda Pamungkas SMPN 21 Semarang Jawa Tengah 51 PERAK
5 Joseph Nayaka Clarence SMP Tiara Bangsa DKI Jakarta 50 PERAK
6 Herbet Ilham Tanujaya SMP Santa Laurensia Banten 49 PERAK
7 Reza Wahyu Kumara SMPN 1 Welahan Jawa Tengah 48 PERAK
8 Galih Pradipto Wisnujati SMPN 9 Yogyakarta DIY 47 PERAK
9 Ari Wibisana SMP Marsudirini Jawa Barat 45 PERAK
10 Muhammad Al-Kahfi SMPN 5 Padang Panjang Sumatera Barat 45 PERAK
1 Adzka Muhammad Mumtaz SMPN 1 Jember Jawa Timur 44 PERUNGGU
2 Darryl Chandra SMPK 4 BPK Penabur DKI Jakarta 44 PERUNGGU
3 Yosua Feri Wijaya SMPN 2 Semarang Jawa Tengah 43 PERUNGGU
4 Arif Setiawan SMPN 1 Lubuk Sikaping Sumatera Barat 42 PERUNGGU
5 Alan Darmasaputra Tanuwijaya SMPK Petra 5 Surabaya Jawa Timur 40 PERUNGGU
6 MHC Al Haque SMPN Sragen Bilingual Boarding School Jawa Tengah 40 PERUNGGU
7 Dhea Arokhman Yusufi Cahyo SMPN 1 Tulungagung Jawa Timur 40 PERUNGGU
8 Dian Bakti SMP Xaverius 1 Jambi Jambi 39 PERUNGGU
9 Tsesar Rizqi Pradana SMPN 1 Kediri Jawa Timur 39 PERUNGGU
10 Ridho Ardia Rahman SMPN 1 Genteng Jawa Timur 39 PERUNGGU
11 M. Adnan Reza. W SMPN 2 Jember Jawa Timur 38 PERUNGGU
12 GD. Bagus Bayu Pentium SMPN 1 Singaraja Bali 38 PERUNGGU
13 Arif Iswari SMPN 6 Bukittingi Sumatera Barat 37 PERUNGGU
14 Janet SMP Sutomo 1 Medan Sumatera Utara 36 PERUNGGU
15 Muhammad Wardiman SMPN 2 Bau Bau Sulawesi Tenggara 36 PERUNGGU
PEMENANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) IX TAHUN 2010 – SMP – IPS
No Nama Sekolah Provinsi Nilai Medali Ket.
1 Ichsan Afriansyah SMPN 99 Jakarta DKI Jakarta 157 EMAS
2 Annisa Erviena Haniev SMP Labshool Rawamangun DKI Jakarta 157 EMAS
3 Nadya Ahda SMP Al Azhar 15 Cilacap Jawa Tengah 156 EMAS
4 Thareq Akmal Hibatullah SMPN 1 Tangerang Banten 155 EMAS
5 Alifan Darul Ilma SMPN 2 Jombang Jawa Timur 154 EMAS
1 Anggi Novita Sari SMPN 2 Baturetno Jawa Tengah 153 PERAK
2 Nela Gustina Muliawati SMPN 1 Kebumen Jawa Tengah 147 PERAK
3 Ferin Chozalia SMPN 2 Bangkalan Jawa Timur 145 PERAK
4 Abdul Rasyid Nur Wahidin SMPN 2 Rembang Jawa Tengah 145 PERAK
5 Stephen Kevin Giovanni SMP Kristen Kalam Kudus Jawa Tengah 145 PERAK
6 Basanda Etavita SMPN 1 Wonosobo Jawa Tengah 144 PERAK
7 Ravel Alviando Yunior SMPN 2 Bandar Lampung Lampung 144 PERAK
8 Nadzir Rangga Luqmantoro SMPN 41 Jakarta DKI Jakarta 144 PERAK
9 M. Ridwan Deikrurrokhim SMPN 5 Yogyakarta DIY 144 PERAK
10 Muhammad Vidi Faisal SMP IT Raudhatul Jannah Banten 144 PERAK
1 Muhammad Zainul Anwar SMPN 1 Bangil Jawa Timur 143 PERUNGGU
2 Fauzal Meiliani SMPN 1 Gresik Jawa Timur 143 PERUNGGU
3 Aditya Pratama Putra SMPN 1 Mejayan Jawa Timur 143 PERUNGGU
4 Hanny Banowati Arimbi SMP YPVDP Kalimantan Timur 143 PERUNGGU
5 Fitria Jelita SMP Al-Kautsar Lampung 141 PERUNGGU
6 Ida Ayu Agung Asmani SMPN 3 Denpasar Bali 140 PERUNGGU
7 Intan Sari SMPN 7 Bukittinggi Sumatera Barat 140 PERUNGGU
8 Ignatius Sebastian SMP Regina Pacis Jawa Barat 140 PERUNGGU
9 Supriyadi SMPN 4 Sampit Kalimantan Tengah 139 PERUNGGU
10 Felicia Yulianti SMPN 5 Jakarta DKI Jakarta 139 PERUNGGU
11 Azizah Sastrawati Paneo SMPN 6 Gorontalo Gorontalo 139 PERUNGGU
12 Mita Safira Nurmaulia SMP IT Al-Bina Maluku Utara 139 PERUNGGU
13 Elim C. Limbong SMP YPPK St. Paulus Papua 139 PERUNGGU
14 Ucik Devi Mirnawati SMPN 1 Penawangan Jawa Tengah 138 PERUNGGU
15 Anna Farida SMPN 1 Sukorejo Jawa Tengah 138 PERUNGGU

Jumat, 27 Agustus 2010

NOMOR POKOK WAJIB ZAKAT dan ZAKAT ONLINE

Semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berzakat membuat kita bangga. Menunjukkan tingginya ketaatan beragama. Suatu hal yang sangat membantu masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemakmuran Tingginya kesadaran dan potensi zakat ini perlu dikelola lebih sistematis.
Seperti halnya pembayaran pajak serta sistem pembayaran lainnya, pemanfaatan teknologi semakin memudahkan orang membayar zakat. Disamping itu perlu juga pemberian Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) bagi mereka yang sudah memenuhi kewajiban membayar zakat. Pembayarannyapun bisa dilakukan secara online sesuai data-data yang telah diverifikasi oleh petugas zakat.
Dengan demikian keberadaan para wajib zakat bisa diketahui. Besaran zakatnya dibuatkan rencana anggaran pendapatan dan belanja zakat. Pengelola melaporkan secara on line sebagai wujud akuntabilitas publik. Kepada mereka yang membayar diberikan apresiasi. Sedang mereka yang belum mempunyai NPWZ tetapi belum membayar zakat sanksi.

Kamis, 26 Agustus 2010

RUJUK NASIONAL

SAATNYA PEMIMPIN REKONSILIASI DI BULAN RAMADAN
Hingga pertengahan Ramadan ini, suhu politik tanah air tak juga dingin. Berbagai intrik dan manuver politik masih saja terjadi. Meski kadang hanya sekedar komentar, tetapi hal ini bisa menyulut permusuhan.
Di Ramadan ini seharusnya para pemimpin lebih merenungkan nasib rakyatnya. Agar kebutuhan sembako selama ramadan dan Idul Fitri tersedia cukup dengan harga terjangkau. Jangan malah menghembuskan isu tidak sedap seperti rencana menaikkan tarif dasar listrik.
Para pemimpin saatnya coolling down, menurunkan tensi politik dan lebih mengedepankan silaturrahim. Para elite sesekali bertemu melakukan buka, taraweh hingga sahur bersama. Kegiatannyapun jangan di tempat mewah. Cukup sederhana bersama-sama kaum awam. Sehingga para elite bisa dekat dengan rakyatnya.

Rabu, 25 Agustus 2010

ORANG ISLAM HARUS KAYA

Kefakiran mendekatkan kekufuran. Peringatan bagi kaum muslimin tentang bahaya miskin. Jika kadar keimanan masih dangkal, orang mudah terombang ambing rayuan. Karena kefakiran, keimanan bisa tergadai. Dan anehnya ketika Ramadan sebagai parameter keimanan tiba, ada opera kehidupan yang disuguhkan sebagian masyarakat: mendadak miskin. Indikatornya mudah dilihat. Banyak orang miskin dadakan yang meminta-minta. Mencoba merayu orang dengan balasan doa agar para pemberi sedekah cepat kaya. Sementara para peminta tidak mendoakan dirinya sendiri agar terlepas dari kemiskinan. Inilah salah satu keanehan kehidupan. Paradoks kaum miskin.

Kemiskinan yang diciptakan sendiri. Tidak ada dalil bahwa kemiskinan adalah penyakit keturunan, penyakit menular apalagi kutukan Tuhan. Kemiskinan adalah sesuatu yang tercipta oleh mereka sendiri yang mengikrarkan dirinya miskin. Terbentuk karena ketidakmampuan dan ketidakmauan untuk mengubah dirinya. Karena kemiskinan tidak bisa hilang dengan sendirinya. Kemiskinan bisa hadir kapan saja dan di mana saja. Alloh SWT tidak menciptakan manusia untuk menjadi orang miskin. Manusia diciptakan dalam keadaan suci. Tergantung bagaimana orang tua dan dirinya kelak membekali diri untuk hidup lebih baik.

Tekad seseorang untuk mengubah dirinya menjadi penentu. Jika manusia mau berusaha, niscaya Alloh akan memperbaiki nasibnya. Seperti yang tertera dalam AlQur’an, bahwasannya Alloh SWT tidak akan mengubah nasib sutau kaum jika suatu kaum itu tidak mau berusaha untuk mengubah dirinya sendiri.

Ini jelas menggambarkan, bagaiman Islam sangat mengharapkan agar kaum muslimin berusaha. Bekerja untuk kehidupan dunia sebagai bekal kehidupan akhirat. Siapa yang akan menyantuni anak yatim, fakir miskin atau para sabillillah. Bagaimana bisa membayar zakat, menunaikan ibadah haji jika tidak cukup hartanya.

Oleh karena itu orang Islam harus kaya. Kaya dengan bekerja. Jangan menunjukkan kemiskinan kepada orang lain apalagi dihadapan Alloh. Alloh akan menyukai orang kaya yang menggunakan hartanya di jalan Alloh. Menggunakan kekayaannnya untuk kemashlahatan umat. Kekayaan harta akan lebih berguna jika dibarengi kekayaan Ilmu. Kalaulah sekarang belum berharta banyak, dengan bekal kaya ilmu bisa dugunakan untuk menggapai kehidupan lebih baik.
Ilmu dan harta akan menjadi modal berharga jika keduanya dimanfaatkan di jalan yang benar. Dengan kaya ilmu kaum musliman tidak mudah diombang-ambingkan. Ilmu merupakan kunci segalanya. Dengan ilmu manusia bisa menggapai dunia membuka pintu surga. Dengan kaya ilmu derajat manusia terangkat. Seperti janji Alloh, bahwa orang berilmu akan ditingkatkan derajatnya sebagaimana Alloh meningkatkan derajatnya orang-orang yang beriman.

Di Ramadan ini saatnya bertafakur dan bersyukur. Mereka yang berharta, tunjukkan bahwa dirinya memang kaya. Kaya yang dibuktikan dengan membayar zakat dan mensedekahkan hartanya. Tidak perlu menunggu petugas dan para alim ulama mengingatkannya. Mereka yang kaya ilmu, bisa menggunakan ilmunya untuk memberi pencerahan agama dan membuka peluang usaha untuk perbaikan kehidupan diri dan lingkungannya.

Sedang mereka yang masih belum kaya harta dan ilmu, belum terlambat untuk memperbaiki diri demi masa depannya kelak. Dengan kaya ilmu dan harta, niscaya jalan yang ditempuh ke depan semakin lancar untuk menuju mahligai kebahagian yang kekal abadi.

Tulisan ini dimuat di kolom Mutiara Ramadan , Koran Radar Madiun Jawa Pos edidi Rabu 25 Agustus 2010

Selasa, 24 Agustus 2010

TVRI PERLU MODERNISASI DAN GO PUBLIK

Sebagai perintis siaran televisi di Indonesia, nasib TVRI perlu perhatian. Kalah bersaing dengan televisi swasta. Kualitas dan menu siarannnya tidak lagi menjadi acara yang ditunggu pemirsa. Bahkan TVRI belum mampu memberi sumbangan keuntungan kepada pemerintah. Slot iklan banyak diambil TV swasta.
Kualitas peralatan, sumber daya manusia dan statusnya, membuat TVRI kurang berkembang. Padahal siaran TVRI mampu menjangkau ke seluruh nusantara. Jika hal ini dimanfaatkan dengan baik, TVRI tidak saja bisa berfungsi sebagai corong pemerintah. Tetapi juga mampu menyajikan tontonan yang menarik dan mendidik.
Untuk itu perlu modernisasi alat, perekutan tenaga handal dan privatisasi TVRI dengan go publik. Agar perbaikan TVRI tidak menggunakan uang rakyat dan semakin kreativ inovativ. Dengan demikian acara yang disajikan semakin berkualitas dan mampu menarik iklan untuk menghasilkan keuntungan. Sehingga TVRI benar-benar sebagai media informasi penjalin persatuan dan kesatuan. Ulang tahun TVRI pada 24 Agustus ini semoga menjadi momen untuk melangkah lebih baik.

Senin, 23 Agustus 2010

TERGODA

Salah satu hal yang paling sulit menjalankan puasa adalah menahan godaan. Baik godaan untuk makan minum atau nafsu. Yang jelas semakin kuat iman seseorang, semakin banyak godaan yang menghampiri. Tidak peduli besar, kecil, tua atau muda.
Nah kalo yang ini masih terkait anak kecil. Setelah 11 hari suskes puasa sampai maghrib, kemarin ia terkena godaan. Minggu kemarin ada kemenakan berkunjung ke rumah. Ia masih 5 tahun. Tentu saja ia belum puasa. Sedang anak sy sudah 8 tahun. Mulai pagi hingga siang mereka berdua asyik main. Lumayan bisa melupakan rasa lapar.
Setelah tengah hari, si kemenakan haus, minta minum. Oleh tantenya dibuatkan susu. Melihat sepupunya minum, anak saya timbul keinginan mokel. Tentu saja oleh mamanya tidak boleh. Dasar anak kecil, punya senjata pamungkas. Menangis. Merengek2 minta minum. Tergoda sepupunya yang asyik minum susu. Oleh mamanya tetap dilarang. Tetapi melihat si kecil air matanya mau tumpah timbul kasihan juga. Si kecil disarankan minta ijin ayahnya. Tentu saja ia tidak berani minta ijin sama saya. Pasti saya larang. Kebetulan saya tertidur.
Dari pada mokel Cuma minum, oleh mamanya malah dibuatkan mie goreng. Yaa mereka berdua tentu saja senang. Pukul 2 saya bangun, dan melihat ada 2 piring bekas makan. Anak saya lupa belum membawa ke dapur. Kontan saja si kecil saya interogasi. Mulanya ia hanya ketawa ketiwi tidak berani menjawab. Yang jawab malah mamanya. Katanya kasihan, saudaranya makan kok Cuma lihat. Masih kecil mokel nggak apa2.
Nah yaa begini ini kalau beda aliran. Yang satu ingin kenceng mendidik, yang lain nggembosi. Iman si kecilpun jebol, tergoda hanya oleh segelas susu.

Minggu, 22 Agustus 2010

RENCANA MENSTRUASI SI KECIL

Biasakan wanita tidak puasa. Yaa kalau pas kedatangan tamu, otomatisnya puasanya batal. Nah kalau pas batal, bagi ibu yang punya anak perempuan mesti pintar2 menjawab dan mengagendakan makannya. Kalau tidak bisa diprotes dan diikuti anaknya. Anak yang mau belajar puasa bisa ikut batal
Seperti kemarin, waktu tahu mamanya tidak puasa si kecil tanya :
”Mama tidak puasa, ya. Lagi keluar darah yaa.”
Begitu si kecil menyebut menstruasi dg keluar darah. Karena kalau tahu mamanya tidak sholat, ia menyebut mamanya keluar darah.
“Nggak, mama puasa kok.”
“Lho, tadi kok tidak sholat. Mama bohong yaa. Orang puasa bohong itu dosa lho maa. Dan tidak dapat pahala.”
Eeh ternyata si kecil tahu, kalau mamanya tidak sholat, berarti mamanya juga tidak puasa.
“yaa, mama tidak sholat. Tapi mama tetap puasa.”
Maksud mamanya biar si kecil tidak ikut membatalkan puasa.
“Lho katanya, kalau tidak sholat juga tidak boleh puasa ma. Mama itu gimana tho? Kalau mama makan yaa nggak apa2. Tapi harus sembunyi. Biar adik tidak pengin?
Ternyata ia sudah tahu juga kalau orang mens tidak boleh puasa juga.
”Adik besok mens-nya kelas 5 saja ya maa. Biar tidak puasa.”
Weleh-weleh ini anak kok yaa sudah buat rencana menstruasi. Si mama akhinya menjelaskan sedikit tentang mens. Biar si kecil tidak terlalu penasaran, hanya gara-gara ingin tidak puasa.

Sabtu, 21 Agustus 2010

PUBLIKASI PEJABAT PEMBAYAR ZAKAT

Sudah biasa kita dengar dan baca, para pejabat mengumumkan kekayaan yang dimiliki. Mulai menjabat hingga purna tugas. Sehingga masyarakat tahu dan bisa menilai bagaimana pejabat tersebut mengabdi kepada negara. Tidak itu saja, pajak yang dibayarkannyapun juga diumumkan.
Tetapi jarang sekali zakat yang seharusnya dikeluarkan pejabat tersebut diumumkan. Meski membayar zakat ini menjadi hak pribadi yang langsung berhubungan Tuhan, ada baiknya jika pejabat yang membayar zakat juga dipublikasikan. Karena zakat sesuatu yang wajib dibayarkan bagi yang sudah memenuhi syarat (satu nishab), mengumumkan zakat akan berbeda artinya dengan mengumumkan bersedekah yang memang lebih baik tidak ada orang lain tahu.
Dengan mempublikasikan pejabat pembayar zakat, hal ini akan menjadi teladan bagi rakyat dan mempunyai efek domino. Secara langsung maupun tidak, pejabat lain akan mengikuti. Pejabat akan malu jika tidak membayar zakat. Pejabat pembayar zakat berarti warga negara yang baik dan hamba Alloh SWT yang mulia. Yang membayar paak dapat pahala, yang menerima bisa tertawa di Hari Raya.

Jumat, 20 Agustus 2010

PONDOK RAMADAN BUAT ANGGOTA DPR

Setelah beberapa kali DPR mendapat sorotan dengan ide nyeleh dan sikap mbolosnya, di bulan Ramadan ini anggota DPR saatnya memperbaiki diri. Utamanya untuk lebih menajamkan hati agar lebih peka terhadap kepentingan rakyat kecil dan meningkatkan kinerjanya.
Jika biasanya masa reses para anggota DPR turun ke daerah sambil pulang kampung. Ada baiknya masa ini para anggota DPR mengikuti atau mengadakan pondok ramadan khusus. Bisa hanya untuk anggota DPR atau berbaur dengan pondok pesantren. Niscaya setelah mengikuti pondok ramadan, akan ada perubahan sikap, tindak dan tuturnya.
Dananya juga tidak perlu dianggarkan khusus. Uang reses dan honornya bisa digunakan untuk membiayai, sekaligus disedekahkan di lingkungan ia mengikuti pondok ramadan. Semoga saja selepas Ramadan tidak ada lagi setan yang hinggap pada anggota DPR agar mampu bekerja sesuai harapan.

Kamis, 19 Agustus 2010

MENGAPA LAHIRNYA PEMBUKAAN UUD 1945 TIDAK DIPERINGATI?

Tidak seperti polemik peringkatan lahirnya Pancasila, lahirnya pembukaan UUD 1945 sampai sekarang jarang yang membicarakan. Padahal di dalam pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan 18 Agustus 1945 memuat Pancasila dan tujuan pembangunan Indonesia.
Dan sudah menjadi ketetapaan, bahwa pembukaan UUD 1945 tidak akan diubah. Hanya batang tubuhnya saja yang bisa diamandemen. Sayang, hasil amandemen belum membuahkan hasil memuaskan.
Untuk itulah di tanggal lahirnya pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agustus perlu direfleksi oleh seluruh bangsa untuk meluruskan arah pembangunan. Agar tujuan para pendiri bangsa ini sesuai harapan masyarakat luas. Jika masih ada batang tubuh yang akan diamandemen, tidak lagi hanya untuk kepentingan suatu golongan. Tetapi benar-benar mengarah untuk mewujudkan negara yang demokratis dan bisa menciptakan kesejahteraan rakyatnya. Dan kesejahteraan tidak bisa diwaikili dengan gelar.

Rabu, 18 Agustus 2010

BISMILLAH ITU BAGIAN SURAT AL FATIHAH

Mendengar ceramah atau ikut sholat berjamaah di berbagai tempat sering mendapat pengalaman berbeda. Ketika ikut sholat jamaah, waktu imam membaca surat Al Fatihah, seringkan bismillah tidak terdengar oleh makmum. Entah karena faham/madhab yang dianut tidak mengharuskan bismillah dibaca, atau dibaca tetapi dengan suara lirih.
Padahal Fatihah itu kan rukunnya sholat. Jadi kalau membaca yaa harus lengkap. Dan Fatihah itu terdiri dari 7 ayat, termasuk bismillah sebagai ayat pertama. Jadi kalau imam membaca surat alfatihah dengan suara jelas/lantang tetapi fatihahnya tidak dibaca jelas, rasanya juga tidak adil. Lebih baik yaa diperlakukan sama dalam satu surat. Kecuali untuk bacaan surat lain yang sunah. Tidak dibaca yaa nggak apa2, kan sunah .
Lho kalau di Mekkah kok Fatehah terdengar dibaca langsung alhamdulillahi robbil ‘alaamiina. Nah ini juga kemungkinannya sama dengan di atas tadi. Dan semua kembali dengan keyakinan dan madzhab yang dianut. Islam tidak mempersulit umatnya. Perbedaan adalah rahmat. Yang lebih penting sesame kaum muslim saling menghargai dan menghormati..
Ini ilmu yang saya peroleh waktu mendengar ceramah subuh barusan. Minimal ini sebagai pencerahan.

Selasa, 17 Agustus 2010

ADZAN YANG MENJEBAK

Dua hari ini sy sekeluarga dikejutkan dengan adzan menjelang imsak. Pas masih makan menghabiskan makannan terakhir sahur tiba-tiba terdengar adzan. Kontan saja kami kaget. Padahal pengeras suara mushola baru mengumandangkan tarhim, masuk waktu imsak.

Teryata suara azdan itu berasal dari kampung sebelah. Awalnya sih sy kira salah waktu saja. Masa kalau radio dan masjid belum waktunya subuh masih saatnya tarhim, kok mushola itu sudah azdan. Apa jamnya ada yang rusaK?

Eee.......hh ternyata, besoknya diulang lagi. Apa tidak ada yang memperingatkan? Karena kalau dibiarkan ini benar-benar menggaganggu. Iya kalau menjelang subuh. Kalau kelirunya waktu magrib (berbuka) tentu ia kena damprat. Yang mengira adzan beneran bisa batal. Untungnya adzannya jelang imsak.
Tapi untung tadi pagi jelang imsak tidak terdengar suara adan lagi. Kapok atau orangnya tertidur yaaaa....

Senin, 16 Agustus 2010

GURU TAK ADA CAKAR HIASI MUKA

Beginilah kalau guru tidak ada di kelas. Di tingkat dasar lagi. Menjadi kebiasaan jelek guru di sekolah, bahwa guru meninggalkan kelas tanpa tugas atau pengawasan. Akibatnya bisa ditebak. Kelas bisa amburadul.

Meninggalkan tugaspun kadang tanpa kontrol. Anak disuruh mengerjakan tugas dari buku. Padahal bukunya tidak ada. Kalaupun ada jumlahnya tidak memadai. Seperti yang menimpa anak saya tadi siang.

Sepulang sekolah saya jumpai wajah anak saya berhias cakaran. Cakaran tangan teman tentunya. Nggak mungkinlah cakaran harimau atau cakaran gurunya. Usut punya usut, si kecil tadi siang berkelahai dengan teman ceweknya. He...he.. puasa kok berkelai. Cewek lagi.

Hasil investigasi mamanya, ternyata ia bertengkar gara-gara diberi tugas gurunya yang sedang ada urusan lain untuk mengerjakan tugas dari buku. Lucunya, tugas kelompok itu tidak diimbangi dengan jumlah buku. Padahal inikan sudah satu bulan berjalan. Masa buku pelajarannya belum ada. Sudah begitu tidak ditunggui lagi. Payah..payah.

Namanya anak kecil, yang tidak punya mau pinjam. Eee yang punya dipinjam tidak boleh. Kontan saja mereka saling olok. Ujung-ujungnya bertengkar. Tidak cuma itu tangan mereka saling cari sasaran. Pukul dan cakar. Sementara temannya hanya nonton. Sampai akhirnya kedua anak menangis. Baru setelah terdengar ribut-ribut guru lainnya datang melerai. Terlambat, kayak di film saja.

Meski akhirnya bisa dilerai dan damai, namun bekas cakaran tetap ada. Meninggalkan jejak luka lumayan banyak. Moga2 saja bekasnya hilang.
Sekali lagi ini peringatan bagi guru. Jangan sembarang meninggalkan kelas. Memberi tugas saja tidak cukup. Perlu pengawasan dan kerjasama antar guru untuk mengawasi anak-anak. Guru tidak bisa digantikan dengan buku.

Minggu, 15 Agustus 2010

BOS MENINABOBOKAN ORANG TUA

Pernyataan ketua PGRI bahwa banyak kepala sekolah menyelewengkan BOS patut menjadi renungan (JP, 13/8). Alasan yang diungkapkan ketua PGRI mengacu pada banyaknya permasalahan yang dihadapi sekolah kala mencairkan BOS bulan berikutnya yang terkendala belum beresnya laporan BOS bulan sebelumnya. Dan KS dicurigai menilap BOS. Tetapi permasalahan yang dihadapi sekolah tidak sesederhana yang diperkirakan.
Petunjuk yang ada buku panduan BOS tidak bisa dilaksanakan begitu saja. Penjelasan yang ada terlalu normatif dan bisa membuat tafsir berbeda. Bahkan jika kaku melaksanakan seperti yang ada pada panduan, kegiatan sekolah bisa stagnan. Termasuk untuk meningkatkan prestasi siswa. Terlalu sempit ruang gerak sekolah untuk memacu kreatifitas siswa. Kegiatan yang bisa didanai BOS hanya sedikit sekali, standar minimum. Padahal untuk membuat anak lebih berprestasi butuh pelatihan, pembinaan intensif dan jam terbang lebih banyak.
Dengan adanya BOS dan jorgan sekolah gratis banyak orang tua tidak peduli lagi dengan pembiayaan anaknya. Mereka dininabobokan BOS. Jika BOS terlalu kaku dilaksanakan dan sekolah gratis menjadi pedoman, dampaknya dapat membuat masyarakat tidak mempunyai tanggung jawab terhadap anak didiknya.

Sabtu, 14 Agustus 2010

HARI PRAMUKA 14 AGUSTUS

Hari ini, Sabtu 14 Agustus 2010 bertepatan dengan hari Pramuka. Akankah peringatan yang berada dalam bulan puasa Ramadan ini akan diisi dengan upaca bendera atau devile? Mungin saja tidak. Karena peringatan tidak harus ditandai dengan kegiaan cermony seperti upacara.
Yang penting di hari jadinya yang ke 49 ini para anggota pramuka instrospeksi. Apakah pramuka sekarang peran dan fungsinya sudah sesuai harapan? Apakah Pramuka benar-benar sebagai wadh kawula muda untuk berkarya? Apakah pramuka sebagai kegiatan vaforit anak-anak? Ini beberapa pertanyaan yang harus dijawab.
Karena secara sepintas, kegiatan pramuka dari waktu ke waktu belum menunjukkan perubahan berarti menyesuaikan perkembangan jaman. Tidak boleh tidak, seharusnya pramuka mampu menjawab tantangan jaman dan tuntutan masyarakat yang menghendaki suatu bentuk kegiatan generasi muda yang multiguna.
Mampu menampung aspirasi generasi muda yang sesuai dengan selera anak muda. Namun demikian masih dibatasi dengan aturan atau norma yang terkandung dalam nilai-nilai pendidikan kepramukaan.
Jika Gerakan pramuka mampu menyesuaikan diri dengan tuntunan masyarakat dan selalu up to date, pramuka tetap bisa eksis. Jika tidak, pramuka akan semakin ditinggalkan anak-anak muda. Tiada lagi terdengar suara tepukan dan nyanyian riang ria.

Jumat, 13 Agustus 2010

NGAJI BERSAMA DI TEMPAT KERJA

Seperti biasa, ada perubahan jam kerja di sekolah dan kantor selama bulan Ramadan Waktu yang berkurang diharapkan tidak banyak berpengaruh terhadap hasil belajar dan hasil kerjanya Meski secara fisik, energi untuk beraktifitas berkurang.
Kalau anak-anak sekolah melakukan kegiatan Ramadan dengan berbagai bentuk kegiatan rohani, ini sudah biasa. Tetapi di dunia kerja, masih sedikit ada tambahan kegiatan rohani selama Ramadan. Ada baiknya para pegawai atau pekerja juga diberi kegiatan rohani. Memanfaatkan waktu longgar, syukur tempat kerja memberi waktu khusus. Seperti yang dilakukan Pak Nuh di Kemendiknas.

Kegiatannya bisa diisi dengan pencerahan agama, belajar agama atau baca tulis Al Qur’an bagi yang belum bisa. Dengan pencerahan agama ini, para pekerja atau pegawai diyakini bisa meningkat etos dan produktifitas kerjanya. Mengorbankan sedikit waktu di bulan Ramadan, memetik hasil di waktu berikutnya.

Kamis, 12 Agustus 2010

MELANGGAR WASIAT GUS DUR BISA KUALAT

Rencana pemerintah menyediakan 180 M untuk memugar kompleks makam Gus Dur merupakan tindak pemborosan Sebagai mantan presiden, semasa hidupnya Gus Dur selalu hidup bersahaja. Termasuk wasiat Gus Dur agar dimakamkan, dalam bentuk sederhana. Gus Dus pasti berbahrap, agar dia tidak dikultuskan.

Membludaknya peziarah untuk wisata religi ke makam Gusdur, membuat pemerintah harus menata ulang kompleks makam tersebut. Dengan demikian fasilitas standar pewisata tercukupi. Hanya saja, untuk membangun faisilitas itu, angka 180 M terlalu besar. Akan lebih baik angka sebesar iu digunakan untuk membantu sekokah di pedesaan atau menambah jatah BOS.

Daripada nantinya sudah banyak mengeluarkan uang, para kyai tidak sependapat dengan pembangunan makam Gus Dus. Bangunan itu nanti dibongkar lagi gara-gara melanggar wsiat. Dan bangsa ini akan kualat berjamaah.

Rabu, 11 Agustus 2010

MENCEGAH SISWA BERPRESTASI FRUSTASI

Siapa yang tak kenal anak-anak Laskar Pelangi? Dengan sarana terbatas dan dengan semangat pantang menyerah mampu mewujudkan mimpi-mimpinya. Cerita fiksi yang bisa menjadi inspirasi bagi seluruh anak negeri. Cerita riilnya, ada anak dari pedalaman Papua mampu menemukan teori baru dalam fisika. Beasiswa ia raih dan mendapat beasiswa ke Amerika. Kini ia sukses berkat kepintarannya. Bagaimana dengan anak-anak sekarang? Apa perbedaan antara anak-anak yang berprestasi dengan yang kemampuannya pas-pasan. Terutama dengan kelanjutan pendidikan dan masa depannya? Mujurkah nasib anak-anak berprestasi itu, baik dalam bidang akademik atau tingkat ekonominya?

Kita bisa memperhatikan keadaan anak-anak di sekitar. Dan mengamati, bagaimana kemauan serta kemampuan mereka? Apa yang diingankan anak selepas sekolah, jadi anak pinter atau milyader? Jika pertanyaan ini dilontarkan kepada siswa, jawaban yang timbul bisa diterka. Mereka ingin hidup enak, punya rumah dan mobil mewah, harta melimpah, punya pendamping jelita dan mati masuk surga. Cita-cita standar anak sekolah, begitu jawab mereka. Dengan kata lain, kalau dipaksa memilih kebanyakan memilih jadi orang kaya dari pada orang pintar? Lho mengapa?

Mereka sudah melihat di masyarakat. Banyak anak-anak yang waktu sekolah pintar, berprestasi, tetapi nasibnya tidak beruntung. Nilai yang diperoleh dengan susah payah tidak menjamin masa depannya. Prestasi yang diukir belum mampu mengubah nasib mereka. Apalagi kalau cuma ingin nilai baik waktu ujian, banyak yang sudah hafal strategi jitunya. Menggantungkan nasib kepada mereka yang pintar. Sementara selepas lulus sekolah, yang pintar bingung meneruskan sekolah atau mencari pekerjaan. Sedang yang kemampuannya sedang-sedang saja, bisa melenggang mulus memilih sekolah yang diinginkan berkat jasa baik anak pintar. Piagam prestasi pun belum mampu menembus sekolah favorit atau yang berstatus RSBI. Terhalang sumbangan sukarela yang tak mampu dicicil orang tuanya.

Dan Tuhan memang adil. Tidak sedikit anak-anak pintar ini berasal dari keluarga dengan ekonomi sederhana. Mungkin Tuhan memberi cobaan kepada mereka yang diberi kekurangan harta tetapi mempunyai kelebihan otak dan talenta untuk mengembangkan diri berjuang keluar dari jurang kebodohan dan kemiskinan. Nasib mereka dipertaruhkan dari hasil kerja keras dirinya sendiri.

Hanya saja haruskah kita berdiam diri, membiarkan anak-anak berprestasi ini bergelut melawan kejamnya jaman. Tujuan pembangunan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sepertinya dihadapkan dengan tembok tinggi. Alokasi anggaran pendidikan 20% dari APBN dirasa belum menyentuh hingga lapisan terbawah. Program pemerintah memberikan beasiswa kepada ribuan siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu memang sudah menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap masa depan anak-anak bertalenta ini. Meski itu dirasa belum mencukupi.

Tetapi untuk mampu bertahan dalam mengenyam pendidikan tidak cukup dengan beasiswa pendidikan. Biaya hidup yang kian menjulang serta persaingan masuk ke sekolah berkualitas baik kadang seperti meraih puncak mercu suar diantara badai yang menerjang. Terlalu sulit diraih oleh mereka-mereka yang berkeinginan maju bermodal kemampuan otak dan talenta saja.

Lantas dikemanakan anak berprestasi yang kurang beruntung ini? Problem mendasar anak prestasi terutama dari keluarga ekonomi kurang banyak berkutat dengan biaya. Di samping itu pembinaan yang kurang membuat prestasi mereka stagnan dan belum tersalur ke wadah yang tepat. Berbagai prestasi yang ditunjukkan baik dan bidang akademik maupun non akademik akhirnya hanya mentok di ajang lomba atau tercetak dalam lembar ijazah serta piagam penghargaan. Ketika melihat anak-anak berlomba di ajang OSN, OOSN, atau FLSSN, kita bisa berbangga diri. Banyak anak-anak hebat dengan kemampuan otak dan bakat menakjubkan. Setelah kegiatan itu berkakhir bagaimana tindak lanjutnya?

Ketika hasil unas 2010 diumumkan, ada satu hal istimewa bagi peraih nilai unas tertinggi. Ditelepon Presiden SBY. Sebuah kebanggan luar biasa tentunnya. Kita tidak tahu persis apa tindak lanjut dari peneleponan oleh presiden tersebut. Selain menjadi terkenal dan anak tersebut tentu bisa masuk ke sekolah yang ia mau. Bagaimana dengan nasib biaya pendidikan berikutnya. Sering terjadi, prestasi dalam pendidikan kurang mendapat rewards yang pantas. Ucapan selamat, penganugrahan dengan ceremonial atau pemberian piagam penghargaan memang dirasa sebagai penghargaan yang tak ternilai. Jangan lihat bentuk penghargaannya, tetapi lihatllah nilai perhatian dan historisnya. Begitu wejangan yang sering dilontarkan tatkala memberi penghargaan dengan nilai finansial minim bahkan tidak ada sama sekali. Tidak ada dana, anak-anak sudah cukup diberi kertas piagam adalah kalimat sakti untuk menutupi kekurang pedulian beberapa pihak yang kurang intens terhadap prestasi siswa. Kalah pamor dengan hadiah lomba panjat pinang atau lomba burung berkicau.
Lantas apa yang bisa dilakukan terhadap anak-anak berprestasi ini? Untuk menyiapkan generasi bangsa handal dengan program terarah, pemerintah atau pihak-pihak yang peduli pendidikan dapat membuat program khusus yang diperuntukkan bagi siswa berprestasi terutama yang kemampuan ekonominya kurang. Ambil contoh PASIAD atau Sampoerna Foundation. Lembaga yang peduli dengan menyisihkan sebagian keuntungan atau membentuk link peduli pendidikan guna merekrut dan mewadahi bakat anak-anak berkemampuan lebih. Dengan lembaga semacam ini, siswa–siswa berprestasi mendapat sokongan dana dan pembinaan intensif agar talenta yang ada bisa berkembang.
Yang perlu ditambahkan, lembaga tersebut juga harus memantau perkembangan akademis, sosial-ekonomi dan psikologis anak sesuai rel yang telah ditetapkan. Sehingga siswa-siswa berprestasi ini dapat semakin berkembang dan mempunyai jaminan masa depannya. Apa gunanya berpretasi jika akhirnya dirinya terbengkalai. Menjadi kewajiban bersama memikirkan nasib siswa berprestasi agar mereka tidak menjadi anak-anak yang frustasi. Anak berprestasi yang tidak terbina dengan baik dan frustasi bisa menimbulkan bahaya laten di kemudian hari. Agar tidak muncul mantan anak berprestasi menjadi seperti Dr. Azahari, tokoh teroris paling dicari yang sudah mati. Kepedulian terhadap anak berprestasi sekarang, akan melahirkan generasi cerdas di masa datang.

Tulisan ini terbit di majalah Media edisi Agustus 2010

Selasa, 10 Agustus 2010

PT PEDULI SEKOLAH DESA

Alhamdulillah tulisan sy dimuat Jawa Pos senin 9 Agusus 2010

Opini
[ Senin, 09 Agustus 2010 ]
PT Peduli Sekolah Desa
MEMPERHATIKAN Olimpiade Sains Nasional 1-7 Agustus 2010 di Medan, banyak anak berprestasi yang berasal dari desa. Mereka mampu mengalahkan anak-anak dari kota. Anak-anak desa itu hanya belajar otodidak dan mendapat pembinaan dari guru mereka.

Meski sebagian mampu menorehkan prestasi, juara didominasi anak-anak kota yang memperoleh vasilitas dan pembinaan lebih. Banyak para juara yang mendapat pembinaan dari perguruan tinggi (PT). Tentu saja bujet yang disediakan tidak sedikit. Andai saja anak-anak sekolah di desa juga mendapat perlakuan sama, mereka tentu bisa bersaing lebih baik.

Di sini peran perguruan tinggi diperlukan. PT dengan tri dharma pengabdian kepada masyarakat seyogianya menyisihkan waktu untuk membina sekolah/anak berprestasi di daerah/desa. Pendidikan berkualitas bukan hanya milik anak kota. Anak desa pun berhak menikmatinya. (*)

Abdul Hakim, guru SMPN 1 Dolopo, Madiun

Senin, 09 Agustus 2010

MERDEKALAH NEGERIKU

Pekik merdeka 65 tahun lalu
Hantarkan negeri terbebas belenggu
Setelah Jepang dibom atom sekutu
Sukarno Hatta proklamirkan Negeriku

Negeriku negeri demokrasi
Tak ada tirani yang membatasi
Rakyat bebas berkreasi dan bereksprei
Meski ….
Malah akhirnya banyak yang lupa diri

Korupsi dan manipulasi masih terjadi
Nepotisme dan kolusi masih membumi
Tunggu KPK masukkan mereka ke jeruji bui

Sungguh suatu ironi
Negeriku kaya hasil bumi
Tapi masih impor beras dan kedelai
Coba tengok barang-barang di pasar dan trotoar
Barang luar negeri ada di sana sini
Singkirkan produk anak negeri

Tirulah Mahatma Gandhi
Kobarkan semangat swadesi
Jadikan India negeri mandiri

Pekik merdeka tak lagi sering berkumandang
Hanya hiasan di waktu peringatan dan sidang
Negeriku memang telah merdeka dari kompeni
Tapi…tercengkeram … terjajah ekonomi

Merdekalah negeriku …
Jangan biarkan keadaan ini terus terjadi
Ayo para generasi
Singsingkan lengan baju siap berkompetisi
Kalau tak siap
Entah apa yang akan terjadi di negeri ini.


Dimuat di majalah Media edisi Agustus 2010

Minggu, 08 Agustus 2010

SISWA WAJIB BERORGANISASI

Masyarakat terlanjur memvonis, bahwa keberhasilan anak ditentukan dengan kecerdasan yang disimbolkan dengan prestasi dan angka. Namun sayang, karena memburu nilai dan prestise, anak dicipta seperti robot. Diprogram agar memenuhi target orang tua dan sekolah. Merekapun kurang sosialisasi dan tidak berkembang kepemimpinannya.

Kegiatan sekolah terlalu banyak diarahkan ke hal-hal yang langsung berkaitan dengan kegiatan akademik. Sedikit sekali anak yang mau berkegiatan atau berorganisasi. Kalaupun ikut organisasi sekolah, seringkali hanya sebagai pelengkap membantu tugas guru. Dampaknya, ke depan anak kurang mempunyai jiwa pemimpin. Padahal banyak orang sukses yang ketika sekolah aktif berorganisasi, meski dengan kemampuan biasa.

Untuk itu ada baiknya, sekolah tidak terlalu mengejar target nilai dan kelulusan. Mewajibkan siswa ikut berorganisasi lebih bermakna dan menjadi investasi jangka panjang. Dengan mewajibkan berorganisasi, akan tercipta bentuk-bentuk kegiatan yang akan memancing kreativitas anak sebagai modal mereka kelak berjuang di dunia nyata. Sekolah benar-benar menjadi kawah candradimuka, bukan seperti restoran cepat saji.

Jumat, 06 Agustus 2010

RUMAH ASPIRASI

Ada-ada saja ide anggota DPR kali ini. Setelah ide dana aspirasi, rehab gedung DPR, kenaikan tunjangan dan gaji, kini DPR melontarkan ide baru mengeluarkan uang rakyat bertajuk uang aspirasi. Ratusa juta dianggarkan untuk setiap anggota DPR agar rumah aspirasi ini terwujud. Belum jelas seperti apa rumah aspirasi yang dimaksud. Termasuk apakah yang memberi usul sudah punya rumah apa belum? Kalo pengusul belum punya rumah yaa wajar saja. Mungkin rumah itu kelak dilelang dan dibeli murah pengusul. Kalo model seperti ini sih sama juga bohong.

Yang jelas, ide ini jauh dari kebutuhan essensial rakyat. Uang rumah aspirasi DPR ini lebih bermanfaat jika digunakan untuk rakyat yang masih belum punya rumah. Membangun sekolah atau taman bacaan yang bisa mencerdaskan anak-anak.

Masih banyak cara untuk menampung aspirasi. Yang lebih penting bukan wadah aspirasinya, tetapi bagaimana memfollow up aspirasi itu. Tidak lupa anggota DPR yang dipilih konstituennya juga harus lebih sering turun ke bawah. Dengan catatan, turba bukan dijadikan alasan untuk membolos.

Tanpa rumah aspirasi, telinga anggota DPR tetap terbuka lebar. Tanpa rumah aspirasi rakyat tidak terhalang menyalurkan aspiranya. Bukankah berbagai tunjangan cukup untuk menjaring aspirsi dengan kepentingan seluruh bangsa? Rakyat menunggu bukti janji tidak menunggu bangunan aspirasi yang rawan korupsi?

Rabu, 04 Agustus 2010

KEPET BERJAMAAH

Apa jadinya kalau air di hotel macet? Tak peduli hotel berbintang sekalipun, jika airnya tidak mengalir, pasti penghuninya banyak yang tidak mandi. Seperti yang dialami peserta OSN 2010 di Medan kali ini. Karena masalah teknik pada system air, aliran air ke kamar ngadat. Penghuni pun kelimpungan.
Tidak ada air, bisa tayamum. tidak mandi diganti penyegar aau parfum, mau BAB? Ini yang jadi masalah. Mau pakai tissu? Hii... masih ada sisa yang nempel. Bau. Maklum banyak anak kampung. Nggak terbiasa pakai tissu.
Makanya tidak sedikit anak-anak yang cari alternatif. Kabarnya ada yang lari ke SPBU terdekat dan ada yang lari ke hotel pendampingnya. Yaa dari pada brojol di jalan atau waktu ngerjakan soal lebih baik.
Yang jelas hari kedua OSN ini ada nuansa baru. Kepet (tidak mandi) berjamaah. Tapi jangan dikira mereka bau apek. Justru terjadi lomba parfum.
Yaa inilah romatika OSN. Semoga ini menjadi pertanda baik, bukan pertanda buruk.

TUGAS 8J dan 9A

Tugas 9A dikirim lewat email, 8J di buku tugas dikumpulkan terakhir Sabtu 7 Agustus.
download soal di bawah ini.

tugas k 8J

tugas k 9A