Minggu, 31 Oktober 2010

Mematenkan Produk Herbal Indonesia

Setelah tempe dipatenkan bangsa lain, kini produk herbal temulawak tanaman asli Indonesia dipatenkan di Amerika. Aneh memang, bangsa lain mematenkan produk tanaman dari negeri lain. Tetapi itulah kenyataannya. Di era liberalisme perekonomian global, segala cara boleh ditempuh demi uang. Siapa cepat dapat, yang kalah jadi penonton.

Kasus pematenan temulawak seperti ini, meski kelihatan menggelikan menjadi pelajaran berharga bagi bangsa kita. Kekurang pedulian terhadap potensi sumber daya alam membuat kita menjadi sasaran pencurian hak intelektualisme. Padahal produk-produk herbal seperti kunyit, kencur, asam dsb menjadi bahan dasar jamu. Dan jamu kini sudah mendunia dan familiar di kalangan kesehatan sebagai salah satu obat alternatif berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi.

Pemerintah harus mensosialisasikan dan mempermudah pengurusan pematenan produk herbal asli Indonesia. Khasiat tanaman herbal yang sudah atau yang belum diteliti perlu segera dipatenkan Kalau tidak, bisa jadi produk asli tanaman nusantara dipatenkan lagi bangsa lain.

Sabtu, 30 Oktober 2010

GERAKAN SATU HARI UNTUK BENCANA

SUMBANGKAN UANG SAKU UNTUK BENCANA

Oktober ini Indonesia dirundung duka. Bencana silih berganti menimpa. Mulai Banjir Bandang Wasior, tsunami Mentawai, tanah longsor, letusan gunung Merapi serta musibah-musibah lain yang tidak sempat terekspos ke masyarakat. Para korban ini membutuhkan uluran tangan. Membutuhkan dana tidak sedikit untuk membantu mereka. Keterbatasan dana pemerintah perlu didukung kerelaan seluruh elemen bangsa. Berempati terhadap korban bencana dalam bentuk apapun.

Berkaca pada peristiwa sebelumnya. Upaya penggalangan dana belum optimal. Sumbangan yang terkumpul masih jauh dari harapan. Perlu gerakan nasional penggalangan dana untuk bencana. Gerakan satu hari untuk korban bencana.dengan menyisihkan uang. Mulai anak TK hingga Presiden.

Gerakan ini efektif diterapkan di sekolah. Anak-anak dianjurkan menyisihkan uang saku satu hari untuk disumbangkan. Dengan gerakan ini anak-anak akan tumbuh jiwa dan kepekaan sosialnya sebagai bagian pendidikan karakter.

Jumat, 29 Oktober 2010

OLIMPIADE BUDAYA INDONESIA

Kenekaragaman budaya membuat Indonesia semakin indah. Kekayaan ini menjadi aset bangsa dan mampu menarik bangsa lain untuk mempelajarinya. Tidak sedikit budaya asli Indonesia mendunia. Mulai gamelan, sinden, dalang, batik, pencak silat, bahasa Indonesia dan lain sebagainya. Bahkan tidak jarang orang luar lebih mumpuni menguasai budaya asli Indonesia. Ini sangat membanggakan.

Agar Indonesia semakin mendunia, perlu diadakan Olimpiade Budaya Indonesia (OBI). Mengundang negara lain untuk berkompetisi dalam bidang seni, budaya dan sastra Indonesia. Dengan OBI, kita semakin dikenal se antero dunia. Sekaligus sebagai upaya melestarikan warisan nenek moyang dan menghargai perjuangan pemuda, pengikrar Sumpah Pemuda 1928.

Di samping itu, OBI sebagai pelecut generasi muda agar bangga dan mau mempelajari budaya bangsa sendiri. Supaya mereka mempunyai rasa malu, kalau tidak mengenal, menguasai bahkan tidak tahu budaya bangsa sendiri. Sementara bangsa lain mumpuni terhadap budaya Indonesia. Jangan sampai suatu saat nanti kita harus belajar ke negeri orang untuk belajar budaya Indonesia.

Kamis, 28 Oktober 2010

GELAR PAHLAWAN UNTUK MBAH MARIJAN

Letusan Merapi memakan korban. Salah satunya Mbah Marijan, juru kunci gunung Merapi. Sosok bersahaja panutan warga Merapi ini meninggal ditelan awan panas dari gunung yang diruwatnya. Pengabdiannya yang tulus ikhlas bagi warga sekitar Merapi patut menjadi teladan bagi kita semua.
Disaat kita berpolemik menentukan tokoh untuk diberi gelar pahlawan, Mbah Marijan patut juga diajukan sebagai pahlawan Nasional. Ketokohan dan perannya menjaga Merapi tidak boleh dipandang sebelah mata. Bagaimanapun juga, semasa mbah Marijan hidup, masyarakat merasa tenang. Termasuk juga peran mbah Marijan dalam menjaga kelestarian lingkungan Merapi.
Mbah Marijan adalah sosok pahlawan yang berasal dari rakyat kecil. Jika selama ini gelar pahlwan banyak disematkan kepada tokoh-tokoh besar, sekali waktu gelar pahlawn disematkan dari kalangan bawah. Selamat jalan mbah Marijan.

KETIKA HATI MENYATU

Untaian kalimat terucap rapi
Satu tekat membuat janji
’Tuk setia sehidup semati
Tanpa cincin melingkar di jari

Dari bibir tutur mengalir
Dari hati niatan suci bergulir
Meluncur deras
Menyalak!
Terngiang ke angkasa

Lupakan kasta tak lihat warna
Sadarkan diri semua bersaudara
Berpadu dalam rajutan kata
Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa
Indonesia!

Puisi ini dimuat di majalah media edisi Oktober 2010

Rabu, 27 Oktober 2010

KADO HARI LISTRIK : SATU JUTA SAMBUNGAN BARU

BIAYA SAMBUNG DAN PASANG INSTALASI LISTRIK MURAH

Program pemasangan sejuta pelanggan baru di hari listrik merupakan kado istimewa bagi masyarakat. Para pengantri sambungan baru sangat terbantu dengan program ini. Program yang salah satunya mengurangi permainan jual bel pemasangan jaringan listrik di intern PLN itu sendiri.

Namun untuk program murah ini ternyata belum menyentuh kepada kontraktor pemasang instalasi rumah. Terbukti biaya pemasangan jatah jaringan untuk beban sama masih bervariasi. Tergantung tawar menawar.

Ada baiknya, PLN juga menentukan tarif sama kepada kontraktor untuk pemasangan intalasinya. Kontraktor boleh mengambil keuntungan untuk tambahan jaringan sesuai tarif yang ada. Sehingga program sejuta pelanggan baru di hari Listrik 27 Oktober tidak dimanfaatkan kontraktor pemasangan jaringan untuk mengeruk keuntungan. Selamat berhari listrik PLN!

MEMPERBAIKI JARINGAN LISTRIK

Beberapa waktu terakhir ini diberitakan banyak orang tersengat aliran listrik. Korban sengatan listrik ini sebagian meninggal dunia. Sementara banyak kebakaran timbul ditengarai akibat konsleting listrik. Ada beberapa sebab mengapa hal ini terjadi. Disamping kecerobohan pelanggan listrik memasang instalasi, pemakaian beban berlebih, juga karena jaringan listrik tegangan tinggi rawan bahaya.

Kabel listrik tegangan tinggi di jalur antar tiang listrik untuk disambungkan ke rumah banyak yang berupa kabel tembaga terbuka. Sehingga jika ada pohon atau orang bekerja di dekatnya, mudah menghantarkan setrum. Kabel ini juga rawan menimbulkan arus pendek akibat benang layang-layang yang menyangkut kabel. Ini sangat membahayakan.

PLN perlu segera mengganti kabel-kebel terbuka ini dengan kabel berbungkus plastik. Di samping itu perlu juga dilakuakan sidak dan pengecekan berkala terhadap konsumen listrik terhadap instalasi dalam rumah. Selain mencegah terjadinya hubungan arus pendek, ini juga mengurangi pencurian arus listrik. Agar keselamatan pelanggan lebih terjamin, PLN pun untung.

Selasa, 26 Oktober 2010

MATIKAN MESIN DI LAMPU MERAH

Panas dan pengabnya udara, terutama di kota besar membuat hidup tidak lagi bisa dinikmati dengan nyaman. Berbagai program telah digalakkan untuk mewujudkan langit bersih. Mulai pembuatan hutan/taman kota, penanaman pohon lindung tepi jalan atau satu hari tanpa kendaraan bermotor.

Hasilnya bisa dirasakan. Dampak berkurangnya kendaraan bermotor di jalan raya pada hari Minggu atau libur kerja/sekolah membuat udara sedikit terbebas polusi. Asap keluaran mesin jauh berkurang. Asap kendaraan ini bisa dikurangi dengan kegiatan lain. Yaitu dengan mematikan mesin di saat lampu merah.

Saat lampu merah menyala jarang sekali pengendara yang mematikan mesin. Disamping pemborosan, para pemakai jalan lain sangat terganggu dengan asap. Andai saja para pengendara mematikan mesin beberapa detik saja, miliran rupiah bisa dihemat. Polusi terhenti sebentar, pemakai jalan tidak keracunan asap. Apalagi saat ini banyak dipasang pengatur waktu di lampu lalu lintas. Pemakai jalan bisa mengatur, kapan mematikan dan menyalakan mesin. Berhemat sambil menyelamatkan lingkungan.

Senin, 25 Oktober 2010

SATU HARI GRATIS BEROBAT KE DOKTER

Sehat itu mahal. Orang miskin dilarang sakit. Ungkapan ini sering kita dengar untuk menggambarkan pentingnya kesehatan dan harapan agar rakyat kecil tidak gambapng jatuh sakit. Karena untuk berobat, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Masih rendahnya kualitas dan pelayanan kesehatan masyarakat kontradiksi dengan biaya pengobatan. Dokter yang sering digambarkan dalam sinetron berjiwa sosial, bertarif murah, kini banyak yang pasang tarif di atas kemampuan rata-rata masyarakat. Walau masih ada yang berjiwa sosial.

Biaya periksa ke rumah sakit atau dokter praktek semakin mahal. Belum lagi untuk menebus resepnya. Sehingga tidak jarang, masyarakat mencari alternatif pengobatan. Ke praktek pengobatan alternatif, beli obat bebas bahkan ke dukun. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya tidak tertolong.

Dan 24 Oktober kemarin Dokter Indonesia berulang tahun. Kali ini para dokter tidak perlu tiup lilin. Para dokter perlu memberikan pelayanan sosial. Melakukan pengobatan massal atau membuka praktek gratis dalam satu hari. Agar masyarakat kecil bisa merasakan manfaat dokter bagi kesehatan sesama. Masih langkanya dokter terutama dokter spesialis jangan membuat dokter jual mahal. Dokter jangan menghitung pulang modal, mencari BEP.

Pengabdian ikhlas lebih bermakna dan akan berbuah surga. Kalau 24 Oktober kemarin bertepatan hari Minggu, dan biasanya prakteknya libur, pelayanan berobat gratis bisa dilakukan hari atau apan saja. Gratis terus juga boleh he..he... Atau bisa juga ada dokter pasang iklan Periksa dokter gratis.... Tetapi nebus resep tetap bayar.... asal jangan mahal ya pak dokter!!!

Minggu, 24 Oktober 2010

HADIAH HIBURAN

Pagi ini Olimpiade Matematika SMA 2 Madiun memasuki babak final. Diikuti 16 Tim SMP sekaresidenan Madiun dari 247 regu peserta, mereka beradu otak dan ketrampilan memperebutkan juara. Babak final berlangsung dua session. Sesi I mengerjakan soal teori, 2 soal matematika, 2 fisika dan satu biologi. Dilanjutkan praktek fisika dan biologi. Regu SMPN 1 Dolopo yang dibabak penyisihan menduduki peringkat 4 dan 5, kali harus berjuang keras. Meski jago yang maju langganan juara, tetapi kali ini mendapat tantangan lebih berat. Maklum mereka jagoan teori. Begitu praktek, kalah bersaing dengan yang lain.

Dari hasil penilaian SMPN 1 Dolopo hanya berhasil menduduki juara harapan 2 atas nama Moh Wildanus Sholihin dan Ratih Anggraeni. Yaa lumayanlah dapat hadiah hiburan. Meski agak mereka agak kecewa juga. Soalnya nilai tes teori mereka menduduki peringkat I dengan niai 108. Sementara juara I saja teorinya Cuma dapat 58. Tetapi yaa itu tadi, nilai praktek anak-anak rendah.

Ini juga sebagai pelajaran bagi kami, bahwa guru perlu sekali membelajarkan lebih praktek. Penguasaan teori wajib, tetapi tanpa praktek anak-anak kurang berkembang attitudnya.

Sabtu, 23 Oktober 2010

CEWEK REBUTAN BURUNG

Dunia ini makin aneh dan kelihatan makin sempit saja. Hanya karena burung, dua cewek berantem. Yaa meski berantemnya nggak sampai saling pukul, tapi sudah membikin heboh satu kampung. Burung apa kok membuat dua cewek ini bisa tergila-gila yaa. Tentu yaa burung langka. Tetapai Anda jangan suudzon dulu.

Cerita terjadi Jumat pagi kemarin. Dua ABG yang masih duduk di bangku sekolah ini kabarnya punya cowok yang sama di sekolah lain. Yaa tentu saja yang cowok ngakunya punya satu. Mungkin cewek yang satu cerita ke teman atau gimana. Cewek yang lain akhirnya dengar.Yaaa akhirnya bisa diterka, mereka saling uring2an. Ketika ketemu, mereka minta kejelasan. Cek cok pun terjadi. Saking ramenya mereka cek-cok, membuat warga berdatangan. Karena bikin ribut mengganggu ketertiban umum kedua cewek diamankan digelandang ke kantor tetua.

Mereka diinterogasi dan didamaikan. Ditambah nasehat.Usut punya usut memang benar keduanya rebutan cowok. Nah cowok itu kan ibarat burung, karena ia punya burung he...he.... Moga saja dua cewek tadi belum bermain-main atau dibuat mainan burung nakal tadi. Atau malah sudah ketagihan main burung. Wah-wah kalo begini gawat.
Lha wong di dunia ini masih banyak burung ehhh cowok, kenapa hanya karena satu cowok harus berantem. Yang lain kan masih banyak. Jelek sedikit nggaka pa2 Yang penting punya burung!!

Jumat, 22 Oktober 2010

MENANAMI POHON DI TEPI JALAN

Iklim global yang semakin panas, semakin hari kian meningkat dengan bertambahnya kendaraan. Tidak saja menambah kemacetan jalan raya, tetapi juga menambah polusi. Jalanan terasa pengab oleh asap kendaraan. Ditebangnya pohon tepi jalan untuk proyek pelebaran jalan semakin memperparah ini. Sayang, setelah proyek selesai, tidak ada penanaman pohon tepi jalan.

Padahal, pohon-pohon tepi jalan tidak saja membuat suasana sejuk tetapi juga berperan menyerap gas polutan. Perlu segera gerakan penanaman kembali pohon-pohon di tepi jalan. Di awal musim penghujan ini saat tepat memulai penanaman. Para pemilik atau pengendara wajib menanam pohon. Satu kendaraan satu pohon. Kalau jalanan hijau, udara segar pengendaranya pun nyaman.

Kamis, 21 Oktober 2010

MEREKRUT GURU MUDA UNTUK SBI/RSBI

Keberadaan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) hingga kini belum menunjukkan hasil memuaskan. Gaungnya banyak mengunggulkan segi sarana prasarana. Masih banyak kekurangan yang belum memenuhi indikator yang disyaratkan. Salah satunya lemahnya kualitas guru RSBI . Persyaratan minimal 30% guru menyandang S-2 banyak belum terpenuhi. Itupun kadang gelarnya tidak linear dengan mata pelajaran yang diampu.

Berbagai upaya meningkatkan kualitas guru serta pemenuhan guru ber S-2 dilakukan baik dengan mutasi atau memberi beasiswa kepada guru di sekolah bersangkutan untuk menempuh S-2. Cara ini kurang efektif. Disamping kadang guru yang ada di sekolah itu sudah berumur, guru yang ada pun terlalu dipaksakan dan kurang kompeten. Akibatnya, setelah dikursuskan atau di S2 kan tidak memberi hasil memuaskan.

Lebih baik untuk memenuhi guru RSBI yang berkualitas, merekut guru muda. Baik yang baru lulus atau yang sudah berpengalaman. Mereka diseleksi sesuai standar serta diberi gaji plus. Sehingga guru muda berkualitas ini semakin terlecut dan tidak mudah dibajak oleh sekolah lain. Guru muda yang berprestasi diberi hadiah beasiswa S-2. Dengan demikian persyaratan terpenuhi, kualitas RSBI terjamin.

Rabu, 20 Oktober 2010

DEMO 20 OKTOBER

AJARKAN DEMONTRASI SANTUN DI SEKOLAH
Demonstrasi menjadi pemandangan lumrah di negeri ini. Melalui berbagai media, hampir setiap hari masyarakat disuguhi demonstrasi. Ini semakin menunjukkan kebebasan kehidupan berdemokrasi. Meski tidak jarang menimbulkan efek negatif. Apalagi jika pendemo tidak dikoordinasi, akhirnya berbuah anarkis. Memperingati satu tahun pemerintahan pak SBY 20 Oktober 2010, kemungkinan disambut demonstrasi. Dengan diperbolehkannya aparat menembak pendemo, dikuatirkan akan jatuh korban. Dan kita berharap tidak terjadi peristiwa seperti di Lapangan Tiananmen.

Demontrasi buka hal tabu. Siapapun tidak boleh alergi terhadap demonstrasi. Yang diperlukan adalah mendidik masyarakat hidup berdemokrasi secara bersih dan sehat. Berdemo harus sesuai aturan dan santun. Jika para pendemo bertindak demikian, bukan tidak mungkin masyarakat bersimpati dan menaruh empati.

Kalau perlu, anak sekolah juga perlu diajarkan demonstrasi yang benar. Kelak jika mereka menyuarakan aspirasinya dengan demonstrasi, mereka sudah tahu cara berdemontrasi. Melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaan, para guru PKn bisa menyelipkan dan membekali pendidikan demokrasi melaui demonstrasi. Sekolah dan guru tidak perlu takut balik didemo siswannya. Asal demokrasi berjalan di rel yang tepat.

Selasa, 19 Oktober 2010

SELAMATKAN TEPIAN SUNGAI

Ada pertanda buruk bagi kelestarian lingkungan, terutama di tepi aliran sungai. Jika di kota besar tepi sungai banyak didirikan bangunan liar, di daerah aliran sungai termasuk di dekat desa yang dilalui, lahan tepi sungai banyak yang kritis. Pepohonan yang dulu banyak tumbuh menahan aliran air, kini keberadaannya kian habis. Pohon bambu pengaman tepian sungai banyak ditebang untuk proyek pembangunan. Belum lagi penduduk juga memotong pohon sekedar buat kayu bakar. Tanpa memperhitungkan dampaknya.

Tidak heran jika saat ini ketika musim hujan mulai datang, bahaya mengancam. Tepi sungai mudah ambrol tergerus air. Air pun meluap. Menimpa petani dan penduduk sekitar sungai. Tidak sedikit kerugian yang ditanggung penduduk akibat ulah mereka sendiri.

Perlu penyelamatan terhadap tepian sungai ini. Melarang siapapun menebang pohon di aliran sungai. Menanami tepi sungai dengan tanaman keras yang akarnya mampu menahan air dan tanah. Jika tepian sungai kuat, minimal ancaman jebolnya tanggul dan meluapnya air teratasi.

Senin, 18 Oktober 2010

PENDIDIKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BERSIH DAN SEHAT AWAL MENGGAPAI PRESTASI
Menyimak salah satu iklan sabun mandi yang menunjukkan perbedaan kebiasaan hidup bersih. Kelompok anak yang rajin memelihara kesehatan, kehadirannya lebih baik. Meski hanya iklan, hal ini cukup memberi pendidikan bahwa hidup bersih itu menyehatkan. Berdampak positif terhadap prestasi siswa. Hidup nikmat perlu sehat. Ingin sehat, lakukan pola hidup bersih, sehat dan alami.
Trend kehidupan pun mengarah back to nature. Gaya hidup dan pola makan menjadi komoditi dan industri menjanjikan. Tidak hanya dalam bentuk asupan makanan. Tetapi berbagai pola dan gaya hidup mulai dikemas dalam bentuk kegiatan ataupun paket-paket sehat alami. Sudah barang tentu model seperti ini menuntut lingkungan dan pribadi bersih. Bersih dari hal-hal berbau penyakit, kotoran ataupun tindakan yang dapat merugikan kesehatan pribadi, orang lain dan lingkungan sekitar.
Tetapi inilah anehnya manusia. Meski mengetahui dampak buruk pola hidup tidak sehat, mereka toh tetap tidak mau menghentikan kebiasaan buruk itu. Membuang sampah sembarangan, makan tak terkontrol, narkoba termasuk merokok yang akhir-akhir ini menjadi polemik antara halal dan haram. Efek negatif yang ditimbulkan baik terkait dengan kesehatan, sosial ekonomi termasuk banjir rasanya hanya menjadi bumbu berita. Dianggap angin lalu. Baru ketika efek buruk menimpa, sebagian kebiasaan buruk itu terhenti. Meski di waktu berikutnya kambuh lagi.
Bagaimana menyadarkan orang agar hidup bersih dan sehat? Selain penyadaran dari orang lain dan diri sendiri, ada baiknya sekali waktu dilakukan pembiaran. Mungkin jika mereka terkena dampaknya akan tersadar. Di saat terkena musibah itulah orang lain akan lebih mudah memberi masukan, apa yang sebaiknya dilakukan.
Ketika seseorang mencoba melakukan pola hidup sehat dan bersih sendiri, seringkali niatan itu kandas di tengah jalan. Kalah dengan pengaruh dan ego. Suatu program efektif dilaksanakan jika kegiatan ini dikoordinir. Yang bersifat pribadi, tergantung niat dan tekat masing-masing. Sedang yang diterapkan dalam satu komunitas, perlu ada kesepakatan bersama. Sejenis pakta integritas hidup bersih dan sehat. Di dalamnya diatur bagaimana melaksanakan beserta aturan yang disertai rewards bagi yang berhasil dan hukuman bagi pelanggarnya.
Mengerjakan sesuatu itu susahnya di awal. Budaya masyarakat masih suka mencari figur sebagai panutan dan teladan. Seyogyanya dalam mengimplementasi pola hidup bersih dan sehat melibatkan seluruh warga dengan menempatkan tokoh masyarakat dan tokoh idola sebagai leadernya. Kemanunggalan antara pimpinan, tokoh masyarakat dan warganya akan dengan mudah mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
Jika hal ini diterapkan di sekolah, guru dan siswa dapat menyusun agenda serta tata aturan sendiri. Baik pengelolaan maupun pelaksanaannya. Misalnya saja, guru dan siswa mempunyai tanggung jawab kebersihan, keindahan serta kelestarian pada lokasi tertentu selain kelasnya. Kelas tersebut berkewajiban memelihara dan memberi sanksi bagi siapa saja yang mengganggu daerah kekuasaannya. Baik berupa materi atau aksi.
Untuk urusan sekolah bersih dan sehat, pemerintah mengapresiasi sekolah bersih, sehat berwawasan lingkungan ini dengan memberi penghargaan sekolah Adiwiyata. Sekolah yang menyandang gelar ini minimal mempunyai komitmen tinggi mewujudkan lingkungan bersih, hijau dan sehat. Sekolah Adiwiyata harus mampu mengikut sertakan partisipasi masyarakat sekitar dalam mewujudkan lingkungan bersih, sehat dan hijau. Sekolah juga harus bisa memberdayakan potensi yang ada di dalam sekolah terutama siswa sebagai agen pencipta kebersihan. Kehidupan sehari-hari warga juga harus mencerminkan hidup sehat. Meminimalkan sampah anorganik, mendaur ulang sampah serta mampu meningkatkan nilai jual dari produk yang dihasilkan. Ditopang semangat kemandirian siwa sebagai motor penggerak.
Untuk itu perlu modal dasar bagi siswa dalam penciptaan sekolah sehat. Melalui pendidikan lingkungan yang terintegrasi maupun mandiri, siswa diajak langsung mempraktekkan dalam keseharian. Karena anak lebih suka hal nyata daripada teori belaka.
Mengingat issu iklim global makin menggema, dan ancaman kerusakan bumi kian nyata pendidikan lingkungan hidup perlu diajarkan. Hanya saja hal ini harus luwes dilaksanakan agar tidak menambah beban belajar siswa. Untuk yang satu ini pemerintah daerah juga ikut berperan. Ambil contoh, untuk urusan pendidikan lingkungan hidup kabupaten Madiun boleh bangga. Mulai tahun pelajaran 2009/2010, Pendidikan Lingkungan Hidup menjadi muatan Lokal wajib bagi sekolah menengah di wilayah kabupatena Madiun.
Jika tidak menjadi mata pelajaran sendiri, pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup dapat dimasukkan dalam indikator KD mata pelajaran. Pada mata pelajaran IPA, IPS, PKn dan pendidikan agama hal ini lebih mudah. Biologi misalnya, banyak materi terkait lingkungan dan makhluk hidup. Mulai ekosistem, anatomi, perkembangbiakan sampai adaptasi makluk hidup. Guru agama dengan hadist annadhofatu minal iman, kebersihan itu sebagian dari iman dapat menggiring anak hidup lebih bersih. Apalagi pada materi peribadahan yang mewajibkan umat bersuci untuk mengerjakan ibadah. Ini jelas-jelas membimbing manusia hidup bersih dan sehat. Dengan berbadan sehat dan hidup bersih pula anak-anak lebih mudah berprestasi berhias iman dan taqwa.
Pendidikan lingkungan hidup yang diberikan sejak dini adalah awal bagi penyelamatan umat manusia dari kehancuran. Semua pasti berharap agar kiamat tidak datang lebih awal. Bukan karena pengaruh ramalan suku maya, bahwa 2012 akan terjadi kiamat. Tetapi ulah manusia yang membabi buta mengekploitasi alam dan pola konsumtif telah menjadikan iklim dunia semakin panas. Pemanasan global sudah mulai menampakkan keganasannya. Iklim dunia tak menentu, sulit diramalkan. Es di kutub mencair, permukaan laut sedikit demi sedikit naik. Kalau pemanasan global tidak bisa dikendalikan, beberapa kota dan pulau segera lenyap. Dan kehidupan manusia dengan sendirinya terancam. Harapan hidup bersih dan sehat tinggal kenangan. Apalah gunanya bersih dan sehat, jika tidak ada tempat bernaung.
Kita tidak ingin kesadaran pentingnya lingkungan hidup baru muncul tatkala musibah datang. Penyelamatan lingkungan tidak cukup dalam bentuk kurikulum, seminar, konferensi ataupun poster. Penyelamatan lingkungan perlu aksi nyata, bukan sekedar retorika dan wacana. Saatnya bertindak sebelum terlambat.

Minggu, 17 Oktober 2010

KANTIN HIJAU

KANTIN HIJAU DI SEKOLAH

Jika kita melongok makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah, kebanyakan berupa makanan kemasan, soft drink, makanan siap saji dan berbagai produk olahan yang memakai bahan pengawet ataupun zat aditif berbahaya. Akibat mengkonsumsinya, tidak sedikit jatuh korban keracunan.

Kalau saat ini di sekolah marak didirikan kantin kejujuran, perlu juga disediakan kantin hijau. Kantin ini menyediakan makanan dan minuman tanpa bahan kimia berbahaya. Mengutamakan produk olahan sendiri terutama makanan berbahan produk pertanian setempat. Tidak memakai kemasan dari plastik dan sejenisnya yang tidak bisa diuraikan bakteri.

Untuk pengadaan makanan sehat bebas pengawet di kantin hijau, dapat memberdayakan orang tua siswa. Terutama, mereka yang kurang mampu. Dengan begitu, mereka dapat memperoleh tambahan penghasilan untuk biaya pendidikan anaknya. Anak sehat, biaya pendidikan pun tercukupi.

Dimuat di Gagasan Jawa Pos edisi Jum'at 15 Oktober 2010

Sabtu, 16 Oktober 2010

KADO ULANG TAHUN BUAT PARLEMEN

WAKIL RAKYAT OERLU SANTUNI KORBAN BENCANA

Setahun setelah wakil rakyat terpilih duduk di parlemen, hiruk pikuk kedekatan mereka dengan para pemilihnya tidak begitu kentara lagi. Mereka sibuk dengan agenda politiknya. Bahkan ada yang mulai jaim. Pernyataan beberapa wakil rakyat yang malah takut berhubungan dengan pemilih karena sering dimintai sumbangan, seperti kacang melupakan kulitnya. Sumbangan tidak akan membuat miskin wakil rakyat.

Bahkan untuk urusan kemanusiaan pun seperti bencana alam, jarang dijumpai wakil rakyat menampakkkan batang hidungnya. Jarang dijumpai posco berbendera partai berdiri. Hanyak di kejadian atau kasus-kasus yang layak jual para wakil rakyat ini bersuara lantang. Solidaritas untuk bencana Wasior misalnya, empati sumbangannya kalah dengan aksi anak sekolahan.

Untuk itu di Hari Parlemen RI 16 Oktober ini, para wakil rakyat perlu memperingatinya dengan acara bermakna. Tidak perlu membuat acara syukuran potong tumpeng atau tiup lilin. Lebih baik mengumpulkan dana untuk menyantuni para korban bencana. Mendekatkan diri dengan rakyat yang hidup susah.

MENINGKATKAN STANDART MUTU MAKANAN

Dalam banyak hal, toleransi kita paling jempol. Mulai kehidupan beragaman, penegakan hukum hingga urusan makanan.Salah satu akibatnya, aturan yang disusun dengan biaya mahal, akhirnya sia-sia. Contoh terkini, masalah Indomie. Produk favorit ini dinyatakan ilegal di negeri orang. Sedang di dalam negeri aman-aman saja. Ini juga terjadi pada produk makanan lainnya. Berpedoman aturan yang ada, batas pemakaian zat aditif ke dalam makanan dan minuman menggoda produsen menyiasatinya demi profit oriented. Tidak terlalu mempertimbangkan kesehatan manusia di masa depan.

Berkali-kali peringatan termasuk razia kepada para pemakai zat tambahan produk olahan, namun belum membuat kapok. Ringannya sanksi dan keuntungan yang diperoleh, membuat produsen pemakai zat aditif ini tenang-tenang saja. Apalagi dalam hal ambang batas maksimum zat tambahan, Indonesia terlalu royal.

Untuk mengantisipasi dampak buruk, baik dari sisi ekonomi apalagi kesehatan, standar mutu kelayakan makanan di Indonesia harus ditingkatkan. Sehingga kesehatan masyarakat di masa depan lebih terjamin. Masyarakat lokal maupun dunia tidak ragu lagi dengan produk Indonesia.

Jumat, 15 Oktober 2010

HAK AZASI HEWAN

LINDUNGI SATWA BEBAS DI ALAM
Kalau para hewan ini bisa berkata-kata, esok ia akan membuat petisi. Sayangi dan Lindungi kami. Jangan buru kami satu hari saja. Kami ingin hidup 1000 tahun lagi. Kami juga punya hak azazi. Hak untuk hidup bebas. Suatu keinginan dan kekuatiran para hewan dengan keberadaan mereka di alam. Mereka seolah ingin merayakan hak azazi binatang di tanggal 15 Oktober 2010 dengan rasa suka cita.

Kita bisa melihat di sekitar. Semakin langkanya hewan hidup bebas. Habitatnya kian habis. Para pemburu tidak henti mengejar. Dari sekedar hobi berburu hingga untuk kolesi pribadi. Jika kegiatan ini tidak dihentikan, anak cucu kita kelak hanya tahu dari cerita.

Perlu ketegasan untuk perlindungan hewan. Punahnya salah satu spesies akan berdampak negatif pada ekosistem. Rantai makanan terputus yang berdampak negatif bagi kehidupan. Kita tidak ingin hewan ini punah seperti halnya matinya hewa-hewan di Kebun Binatang Surabaya. Hanya karena ego, mengorbankan hewan. Hewan tetap hewan. Tetapi mereka juga punya hak untuk hidup.

Kamis, 14 Oktober 2010

MENERTIBKAN PERMAINAN KETANGKASAN

Semakin canggihnya teknologi permainan, membuat penyedia sarana hiburan jenis ini menjamur. Menarik minat anak-anak hingga orang dewasa. Jika pada awalnya sebagai sarana hiburan, keberadaannya kini semakin memprihatinkan. Bahkan boleh dibilang meresahkan. Karena game-game yang dimainkan tidak hanya sekedar untuk hiburan, tetapi ada yang digunakan sebagai arena perjudian.

Tidak itu saja, banyak tempat game dekat dengan sekolah atau tempat ibadah. Tentu saja ini mengganggu. Sering dijumpai pada jam sekolah, anak-anak sekolah bolos dan bermain di dalamnya. Di luar jam pelajaran pun, mengganggu jam belajar anak. Tidak sedikit anak kecanduan dan menggunakan uang jajan bahkan uang sekolah untuk nge-game.

Oleh karena itu perlu ada penertiban pendirian permainan. Selain melarang menggunakannya sebagai adu peruntungan. Juga melarang mendirikan dekat sekolah atau tempat ibadah. Diatur pada radius tertentu baru boleh mendirikan. Melarang pada jam sekolah, anak-anak usia sekolah dan berseragam sekolah masuk. Sewaktu-waktu dilakukan sidak dan operasi yustisi terhadap tempat permainan. Yang melanggar diberi sanksi. Kalau perlu ditutup. Orang tua dan guru juga perlu melakukan operasi dan pengawasan terhadap anak atau siswanya. Siapa tahu anak dan siswanya berada di arena permainan pada jam-jam belajar.

Rabu, 13 Oktober 2010

BAHAYA MIE

Siapa yang tidak suka mie. Berbagai produk mie hadir menggoda penikmat. Mulai mie olahan sendiri hingga instan. Makanan asal negeri seberang ini menjadi menu vaforit. Lihat saja di sekitar. Mulai kaki lima hingga hotel bintang 5 menyajikan mie sebagai salah satu menu andalan.

Namun sayang, akhir-akhir ini sering diberitakan banyak produk mie yang dijual dipasaran mengandung zat berbahaya. Diberi bahan pengawet. Bagi pengusaha mie, alasan pemberian pengawet untuk mencegah mie busuk. Karena produk utamanya mie basah. Jika mie basah ini tidak laku dalam satu hari saja, pasti busuk.

Nah, ternyata mie keringpun ditengarai juga ada yang diberi pengawet. Tidak tanggung-tanggung. Sebuah mie terkenal, Indomei diduga juga mencampurkan bahan pengawet yang tidak memenuhi standar internasional. Sehingga pemerintah Taiwan melarang/menarik Indomei dari peredaran di taiwan. Karena melanggar ketentuan penggunaan zat tambahan/pengawet.

Berita ini tentu saja mengejutkan. Karena mie yang dimaksud, di Indonesia menjadi salah satu produk terbesar yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Jika memang benar ada bahan pengawet dalam mie kemasan ini dan sudah memenuhi standar nasional maupun internasional, mie itu tetap saja memuat zat berbahaya. Meski sedikit jika dikonsumsi terus menerus, dalam tubuh akan semakin mengumpul. Mungkin juga mie instan produk lain juga mengandung zat pengawet.

Makanya kita tidak menjumpai ada tulisan "tidak mengandung bahan pengawet" dalam kemasan mie instan yang beredar di Indonesia. Seperti halnya beberapa produk makanan dan minuman lain yang memberanikan diri menuliskan kalimat seperti di atas. Jika tuduhan pemerintah Taiwan ini benar, sudah sepatutnya ini sebagai peringatan dan pelajaran bagi kita. Bahwa penerapan standar tinggi terhadap produk makanan mutlak dilakukan. demi kesehatan manusia itu sendiri.

Selasa, 12 Oktober 2010

SATU SISWA TANAM SATU POHON

Berbagai bencana alam yang melanda tanah air semakin mengingatkan kita. Bahwa ekosistem kita makin rusak dan perlunya segera perbaikan. Apalagi iklim global kian tidak menentu. Sayang, di sisi lain seperti ada perlombaan. Antara yang mengeksploitasi, merusak dan yang berusaha memperbaiki. Perlu penangannan dini agar bumi bisa diselamatkan. Minimal dimulai lingkungan kecil sekitar kita.

Memberdayakan anak-anak sekolah merupakan langkah terbaik. Disamping memberi kesadaran dini akan arti pentingnya lingkungan, mereka juga bisa mengaplikasikan pelajaran ke dalam kehidupan nyata. Pelajaran lingkungan hidup, baik yang terintegrasi maupun yang menjadi mata pelajaran mandiri, dapat dijadikan ajang penanaman tanggung jawab siswa terhadap lingkungan.

Setiap anak diwajibkan menanam satu pohon. Mereka berkewajiban memelihara hingga pohon/tanaman itu hidup hingga mereka lulus. Bagi sekolah yang lahannya tidak mencukupi, dapat memanfaatkan lahan sekitar sekolah, tepi jalan atau area terbuka yang tidak tertanami pohon. Tanaman yang mati harus diganti. Siswa secara mandiri atau berkelompok membentuk komunitas anak peduli lingkungan. Menanam dan memelihara tanaman hingga tercipta lingkungan yang asri, bersih dan melindungi.

Senin, 11 Oktober 2010

HILANGKAN BUDAYA ABS

Nampak masih sulit menghilangkan budaya Asal Bapak Senang (ABS) dalam kehidupan bernegara kita. Banjir bandang Wasior, Papua yang dilaporkan Badan Nasional Penggulangan Bencana bukan karena pembalakam liar menunjukkan hal ini. Bagaimana mungkin, daerah yang sebelumnya aman dan terlindung hutan dari ancaman derasnya hujan tiba-tiba digelontor air bah bercampur lumpur. Tidak mungkin terjadi jika hutannya masih baik. Untung Presiden kelihatan tidak langsung percaya.

Semestinya pejabat sebagai abdi negara dan abdi masyarakat memberi lapoaran sejujurnya. Apalagi menyangkut kemanusiaan. Jika budaya ABS ini masih melekat pada diri seorang pemimpin, hal ini akan membuat sengsara rakyatnya. Tidak perlu melindungi pihak-pihak yang mengambil keuntungan di atas penderitaan rakyat kecil. Rusaknya alam dan belum meratanya pembangunan juga akibat model ABS. Pejabat yang terbukti membuat laporan palsu harus diganti.

Kita berharap apapun yang terjadi dilaporkan apa adanya dan digunakan sebagai evaluasi agar segera mendapat penanganan lebih baik. Para pemimpin juga jangan mudah menerima laporan bawahan. Perlu turun ke bawah melihat langsung rakyatnya. Sehingga mereka yang gemar budaya ABS kecele dan malu.

Minggu, 10 Oktober 2010

Jangan Buat Indonesia Negeri Porno

FILM INDONESIA PERLU BINTANG OSCAR BUKAN BINTANG PORNO
Selera masyarakat terhadap sinematografi semakin dimanjakan dengan hadirnya bintang film asing. Sayang, bintang film yang didatangkan artis film porno seperti Miyabi atau Tera Patrick. Astagfirulloh! Tema yang diangkatnyapun tidak jauh dari horor berbau pornografi. Nampaknya para produser film mulai kehabisan ide untuk mendongkrak animo masyarakat menonton film Indonesia.
Film adalah salah satu sarana hiburan, media informasi sekaligus pendidikan bagi masyarakat. Film juga mencerminkan budaya dan moral suatu bangsa Jika perfilman kita tidak segera beranjak dari suguhan adegan panas, ini akan memberi handicap negatif. Akankah kita menjadi tempat pasar bagi industri sisa-sisa? Seperti halnya kita menjadi tempat pembuangan limbah berbahaya, jerohan, baju bekas, dan produk-produk kelas bawah?
Undang-undang anti pornografi seharusnya menjadi tameng untuk mencegah maraknya tontonan yang tidak bisa dijadikan tuntunan. Pihak yang berkompten di bidang perfilman melarang, minimal menghimbau agar produsen film tidak menggunakan artis porno. Mendatangkan bintang oscar akan lebih baik. Lebih mahal tetapi bisa menjadi magnet. Baik untuk merangsang berkembangnya perfilman nasional ataupun menarik wisatawan. Artis Oscar lebih efektif sebagai iklan promosi pariwisata daripada bintang porno.

Sabtu, 09 Oktober 2010

ANAK SEKOLAH STUDI BANDING KELUAR NEGERI, UNTUK APA?

STUDY BANDING SISWA TIDAK PERLU KE LUAR NEGERI
Study banding ke luar negeri semakin ngetrend. Tidak hanya pejabat tinggi, pimpinan daerah, atau wakil rakyat. Para siswa pun kini ikut-ikutan diprogramkan study banding ke luar negeri. Kegiatan yang rata-rata dilakukan sekolah berlabel SBI/RSBI. Dengan program sister school serta ingin melihat kemajuan pendidikan di negeri seberang, sekolah mengirim siswa ke luar negeri agar bisa mengadopsinya.

Biaya tidak lagi menjadi persoalan. Dengan dukungan sekolah, komite dan orang tuanya, anak-anak pun antusias mengikutinya. Tentu bukan faktor tujuan utamanya saja, mereka pun ingin mewujudkan impian melancong. Ikut-ikutan para pendahulunya.

Meski hal ini tidak salah, study banding pendidikan bagi siswa ke luar negeri tidak terlalu penting. Dengan perbandingan fasilitas dan budaya bangsa yang kadang seperti langit dan bumi, program study banding model ini malah sering membuat peserta semakin katrok. Tercengang dan lebih banyak herannya daripada keoptimisan kemampuan mengadopsi pendidikan plusnya. Lebih baik dana studi banding ini untuk membantu rekan-rekan mereka yang ingin menempuh pendidikan bermutu. Sekolah untuk berprestasi, bukan mengejar gengsi. Masih banyak sekolah di dalam negeri yang kualitasnya lebih baik dari sekolah di luar negeri.

Jumat, 08 Oktober 2010

HANSIP MENJADI POLISI KAMPUNG

PATROLI RUTIN HANSIP DI KAMPUNG
Rentannya keamanan di lingkungan kita akhir-akhir ini cukup mengkuatirkan. Mulai kriminal ringan hingga gangguan teroris. Belum memadainya ratio kebutuhan tenaga kepolisian terhadap jumlah penduduk membuat para pengganggu kamtibmas kian merajalela. Mereka yang tinggal di kawasan/perumahan elite bisa menyediakan tenaga keamanan sendiri. Tetapi bagi masyarakat umum masih banyak menggantungkan tenaga kepolisian serta kepedulian tetangga. Ketiadaan dana membuat masyarakat tidak mampu menyediakan tenaga keamanan sendiri.

Setiap desa pasti punya anggota Hansip (Pertahanan Sipil). Keberadaannya cenderung hanya digunakan tatkala ada kegiatan ceremonial desa atau menjadi tenaga keamanan warga kampung yang punya hajatan. Dengan upah seikhlasnya dari pemakai jasanya. Setelah itu mereka nganggur.

Anggota Hansip ini seyogyanya dioptimalkan. Menjadikan mereka sebagai tenaga keamanan warga kampung. Melakukan patroli rutin dan menjaga keamanan lingkungan yang menjadi tanggung jawabnya. Dananya berasal dari swadaya murni masyarakat. Dengan sedikit pengorbanan, keamanan warga lebih terjamin. Sekaligus membuka lapangan kerja.

Kamis, 07 Oktober 2010

BANK GURU, KONSUMERISME VS PROFESIONALISME

Ada satu terobosan PGRI, mendirikan Bank Guru. Sebuah inovasi menangkap peluang usaha. Besarnya dana yang berputar pada diri guru merupakan pangsa pasar potensial. Apalagi semenjak sertifikasi guru, tunjangan profesi pendidik (TPP) membuat kantong guru rutin terisi pundi-pundi rupiah. Namun sayangnya, banyak dijumpai/ditengarai uang sertifikasi ini belum dimanfaatkan sesuai tujuannya. Lebih banyak membuat guru konsumtif.

Dengan penggajian melalui rekening salah satu bank yang ditunjuk saja, tidak sedikit gaji guru yang mendekati ambang batas kecukupan hidup. Dengan syarat amat mudah guru bisa mencairkan kredit. Belum lagi di tempat lain. Jika nantinya ada Bank Guru dengan bidikan utama guru, seyogyanya Bank Guru tidak menjadikan Guru sebagai obyek utama sasaran tembaknya.

Merangsang guru sebagai pemilik saham memang sangat baik untuk mendidik guru menjadi seorang pengusaha mini. Namun demikian mendirikan bank, bukan tanpa resiko. Jika nantinya terjadi hal terburuk pada bank guru, ini menjadi preseden buruk bagi guru. Bank guru semoga tidak menjebak guru dalam pola konsumerisme. Guru memang perlu wadah tepat untuk mengelola dana TPP-nya. Akan lebih utama mendirikan lembaga konsultan profesionalisme guru. Tidak sekedar menyediakan layanan seputar profesi guru, tetapi juga memberikan bantuan konsultasi pengelolaan menyangkut hajat hidup guru. Agar guru benar-benar profesional, baik dalam pendidikan maupun di masa pensiun

Rabu, 06 Oktober 2010

UJI KELAYAKAN MASINIS

Tengara masinis ngantuk menjadi penyebab tabrakan KA di Pemalang mestinya tidak patut terjadi. Bagaimana mungkin orang yang membawa ratusan nyawa tidak siap menjalankan kereta api. Kurang fitnya masinis seharusnya diantisipasi lebih dini.
Seperti halnya pilot, para masinis ini sebelum menjalankan kereta seyogyanya diperiksa dulu kesehatannya. Jangan kan sakit, masinis yang kurang istirahat pun tidak boleh menjalankan kereta. Apalagi untuk kereta jarak jauh. Selain masinisnya harus fit 100%, mereka juga harus ada co masinis. Setelah menempuh separuh perjalanan bergantian mengawaki kereta.
Kita berharap, para masinis yang direkut benar-benar orang pilihan. Tidak saja kuat secara fisik, tetapi juga siap mental dan moral baik. Namun demikian kesalahan jalur tentunya bukan salah masinis semat. Tidak mungkin masinis membelokkan kereta mencari jalur sendiri. Perbaikan sistem dan pengawan perlu ditingkatkan lagi. Agar penumpang terjamin keselamatannya.

Selasa, 05 Oktober 2010

HADIAH UNTUK HUT TNI ke 65

SERDADUKU

Diantara desingan peluru
Diantara puing peperangan
Terlahir dalam lebatnya belantara
Bergerilya pertahankan nusantara

Usir kompeni yang mau agresi
Berbalur peluh berhias mesiu
Bertameng harga diri bersenjata nyali
Usir kompeni dari tanah negeri

Tak ada kenduri buat tandai
Tak ada sulutan pesta kembang api
Ibu pertiwi minta dinaungi
Jawara TNI prajurit sejati

Sardaduku sayang engkau pejuang
Lindungi anak negeri dari bilahi
Menebar aman cipta senyuman

Terbit di Majalh Media Dinas pendidikan Prop Jatim edisi Oktober 2010

Senin, 04 Oktober 2010

SIAP UJIAN NASIONAL 2011 LEBIH DINI

MEMPERCEPAT TERBITNYA ATURAN UJIAN NASIONAL
Tahun pelajaran 2010/2011 sudah berjalan satu catur wulan. Setengah tahun lagi anak-anak kelas 3 SMP/SMA akan menempuh ujian nasioal. Beberapa sekolah pun mulai mempersiapkan anak-anak kelas 3 SMP/SMA menghadapi hajatan nasional dunia pendidikan ini. Sementara yang lain baru sekedar memprogramkan dan menunggu terbitnya aturan baru ujian nasional 2011.
Berkaca tahun lalu, ketika bulan November 2009 aturan ujian nasional diedarkan dengan memajukan jadwal dan aturan yang lebih ketat, banyak pihak kelimpungan. Terutama guru dan siswa. Nilai kejujuran yang diusung akhirnya dijadikan alasasan utama mengapa banyak siswa tidak lulus. Ketidaksiapan itu juga menimbulkan ekses negatif lain. Mulai kecurangan, perjokian, pencurian naskah dll.
Seyogyanya kebijakan yang mengatur pelaksanaan ujian nasional segera diterbitkan. Sehingga siswa, guru, sekolah dan pihak-pihak yang berkompeten dengan pendidikan siap lebih dini. Agar nantinya tidak ada alasan lagi siswa tidak lulus karena kurang waktu belajar, tidak siap mental atau karena pengawasan yang ketat. Diharapkan aturan yang baru tidak terlalu memberatkan siswa. Baik waktu, materi, atau syarat kelulusannya. Kejujuran tetap menjadi nafas utama ujian nasional. Yang lebih penting anak-anak lulus dengan prestasi tinggi dan jujur.

Minggu, 03 Oktober 2010

SARUNG BERBUNTUT

Ngamal jadi ngomel. Kalimat yang cocok untuk menggambarkan kejadian ini. Berawal ingin sodaqoh, akhirnya berbuah dosa.
Kejadian menjelang Hari raya kemarin. Tetapi baru teruangkap lusa. Ini menimpa famili saya. Sebut saja mas hadi. Waktu puasa ia berkeinginan memberikan sodaqoh sarung kepada tetangganya, mbah Bejo. Mbah bejo ini kan tinggal dengan dua anaknya dengan ekonomi pas-pasan. Terletak di barat rumah.
Mas Hadi pun berpesan kepada istrinya, mbak Umi untuk menyerahkannya. Mendapat amanah, ia pun melaksanaknnya. Sarung yang ada di almari dan masih terbungkus rapi ia berikan kepada mbah Bejo.
Keesokan harinya mas Hadi melihat sarung yang mau diberikan sudah tidak ada. Ia lalu menanyakan kepada istrinya, apakah sarungnya sudah ia berikan.
Yaa si istripun menjawab iya.
Mas hadi lalu mengatakan, bahwa dalam sarung itu ia menyimpan uang Rp 400.000,00. Kontan saja ia lemes. Sedang mbak Umi tidak bisa berbuat apa dan mohon maaaf. Dia kan tidak tahu kalau dalam sarung itu ada uang mas Hadi buat lebaran. Makanya, para suami jangan suka menyembunyikan uang dari istri. Bisa sial kan!
Akhirnya Mas Hadi berrencana mau menanyakan kepada mbha Bejo. Namun ia sungkan. Masa sarung yang bari dbeikan mau ia tanyakan. Akhirnya sang ibunya yang bertindak. Ia lalu menyelidik. Bukan kepada mbah Bejo, tetapi kapada cucunya, si Ipin.
Si Ipin pun menceritakan apa adanya, bahwa memang ada uang 400 ribu. Dan uang itu dipakai bapaknya. Nah, sialnya uang itu dipakai bapaknya dan mungkin ia manganggap ini satu paket dengan sarung, Rejeki jelang Lebaran.
Meski ceritanya simpang siur, kira2 ibu mas Hadi menanyakan hal uang itu. Dan berharap uangnya dikembalikan, karena memang untuk keperluan hari raya.
Namun, nampaknya yang bawa uang tidak mau tahu. Mungkin saja uangnya sudah habis buat lebaran. Lha kok uang yang dikira hadiah, uang saya saja yang dibawa yang katanya mau dibuat ongkos kerja buat batu bata saja sampai sekarang masih dibawa, dan ia belum menyelesaiakn kewajibannya. Yaa jangan harap uang itu kembali.
Puncaknya, karena akhirnya mbah Bejo mendengar sarungnya bermasalah. Iapun mengembalikan sarung itu. Lucunya tidak ada yang berani mengembalikan. Sarung itu ia titipkan ke keponakan atau entah kepada orang lain untuk segera dikembalikan. Dan sampai saat ini belum ada yang berani mengembalikan. Kuatir masalah berbuntut panjang dan menyulut permusuhan dengan tetangga. Semua gara gara sarung.

Sabtu, 02 Oktober 2010

MENGHILANGKAN NASIONALISME SEMPIT

Banyaknya gesekan antar lapisan masyarakat akhir-akhir ini menimbulkan kekuatiran. Selain jatuh korban, efek perselisihan berlarut-larut. Jika tidak dicegah bisa menjadi dendam turun-temurun. Disamping mengganggu stabilitas nasional pertikaian antar golongan ini akan menumbuhkan nasionalisme sempit.

Semangat otonom yang menggebu-gebu diusung mulai era reformasi, nampaknya belum membuahkan hasil yang diharapkan. Fanatik kedaerahan apalagi menjurus pengkotaka-an berbau SARA atau berdasar suka dan tidak suka, lambat laun dapat memecah belah dan menghancurkan bangsa Indonesia.

Untuk itulah perlu diatur tata kehidupan masyarakat dan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Ada rotasi penanggung jawab birokrasi, baik putra daerah maupun non putra daerah. Diadakan rotasi pertukaran pegawai antar daerah sebagai sarana promosi. Disamping itu dalam masyarakat juga dilakukan pembauran suku atau golongan. Melarang suatu suku atau golongan hidup secara eksklusif. Tidak membesarkan-besarkan perbedaan. Dengan semangat persatuan dan kesatuan membangun bersama negeri tercinta.

Jumat, 01 Oktober 2010

SAYEMBARA PUSBUK 2011

Kabar gembira bagi para penulis. Tahun 2011 pusbuk kembali membuka sayembara penulisan buku pengayaan memperebutkan total hadiah Rp 1.080.000.000,00. Deadline 1 Maret 2011. Kabar ini baru sy terima 28 Septeber 2010 di Kantor Dinas Prop Jatim. Waktu itu sy dan beberapa penulis yang mengirimkan naskah tahun 2009 dan tidak menang dikumpulkan untuk menerima penjelasan bantuan sosial bagi penulis. Lumayannlah rencananya dapat Rp 2 juta. Ini bagi yang menulis fiksi. Bagi penulis pengayaan buku pelajaran dapat 4 jt.
Moga2 saja benar2 cair.
Bagi yang berminat ikut tahun depan, Baca keterangan selengkapnya di bawah ini.

SAYEMBARA PUSBUK 2011