Selasa, 30 November 2010

GAYUS TAK TAKUT POLTAK

GAYUS TAK TAKUT POLTAK

Jutaan orang terkesima
Milyaran rupiah melayang masuk
Saku seorang bawahan golongan tiga
Si Gayus memang jayus

Jangan heran Gayus leluasa
Kumpulkan pajak buat bangun kerajaan
Milik sendiri
Berkoar yakinkan korban
Setor ke rekening lancarkan urusan
Maklum
Gayus tak punya saingan

Tak ada Poltak si raja minyak
Yang kerap semprot teriakkan kalimat
Kasar di persidangan
Yang ada di senayan

Di Badan Kehormatan DPR tak ada lagi Gayus
Tergeser
Di kantor pajak
Gayus tak takut Poltak
Di Penjara
Gayus Nikmati suasana
Bermandi fulus
hidup Gayus terlihat mulus
Gayus...Gayus...

Senin, 29 November 2010

MOBILISASI WARGA BROMO

Geliat gunung Bromo yang makin meningkat, ternyata tidak menyurutkan nyali warga sekitar dan wisatawan. Keelokan panorama dan kekayaan lahan pegunungan sebagai sumber kehidupan warga, membuat mereka enggan meninggalkan area berbahaya Bromo. Meski statusnya awas.
Berkaca pengalaman letusan Merapi, kefanatikan dan kesembronooan warga bisa mencelakakan diri sendiri. Seperti yang menimpa mbah Marijan dll. Manusia boleh pasrah terhadap kekuasaan Tuhan. Tetapi manusia wajib berusaha agar terhindar dari mara bahaya. Keganasan alam tidak mengenal belas kasihan. Kekuatan alam mengalir mengikuti kemauan alam itu sendiri.
Oleh karena itu, para pejabat pemerintah, pemuka agama dan tokoh masyarakat perlu segera bertindak. Memberi penyadaran keselamatan warga sekitar Bromo. Jika terpaksa melakukan mobilisasi warga ke daerah aman. Keuntungan dari obyek wisata dan hasil bumi untuk sementara diabaikan. Yang penting menyelamatkan jiwa. Agar warga Bromo tidak menjadi korban sia-sia. Hanya sekedar mencari sesuap nasi, nyawa melayang.

Minggu, 28 November 2010

GTT ooh GTT

GTT ooh GTT


Berbekal ijazah
Ketok pintu sekolah
Tunggu panggilan segera datang
Meski sebatas pengabdian isi waktu luang

Honor cuma cukup beli bensin
Buat tempuh jarak dua mukim
Memberi nyawa hidupkan mesin
Yang kadang mogok masuk angin

GTT oh... GTT
Tergiur tunjangan sertifikasi
Bertahan dalam himpitan ekonomi
Tunggu data base yang masih antri
Harap cemas diangkat pegawai negeri
Bekal hadap calon mertua nanti
Lamar anaknya jadi istri

Berjalannya waktu tak membuatmu banting setir
Jalan terjalmu tunggu berakhir
Di batas waktu yang siap menunggu
Kapan SK PNS datang di pangkuanmu

Sabtu, 27 November 2010

PAHLAWAN CENDEKIA

PAHLAWAN CENDEKIA

Setitik tinta jabarkan ilmu
Sapuan kuas goreskan memori
Tutur katanya tentramkan hati
Belaian tangannya masih terasa kini

Tak ada bintang jasa tersemat di dada
Tak harap piagam terpaku di ruang muka
Harum namamu semerbak selalu
Dikenang di sepanjang waktu

Kau tak lagi pahlawan tanpa tanda jasa
Tak harap kapling di taman makam Kalibata
Buah karyamu buktikan bekas sepak terjangmu
Yang tak cepat terbukti kala itu

Guru
Cerdaskan otak olah logika
Lahirkan cendekia berjuta rupa
Berkat jasamu pahlawan cendekia


puisi terbit di majalah Media edisi november 2010

Jumat, 26 November 2010

PENDIDIKAN DEMOKRASI BAGI GURU

Tulisan sdr Muhibuddin di opini Jawa Pos (25/11) mengusik guru untuk berintrospeksi. Layakkah guru berdemo? Sudah mampetkah saluran demokrasi bagi guru? Jika selama ini guru merasa terkekang hak asasi berpendapat, ini hal yang ironis di era reformasi. Mungkin juga guru tidak mempunyai keberanian bersikap secara individu. Namun, jika demo menjadi senjata pamungkas untuk melampiaskan hasrat berdemokrasi, perlu pertimbangan masak-masak.

Sebagai insan cendekia, guru seyogyanya mampu menahan diri untuk tidak bertindak arogan, tidak sopan santun apalagi anarkis. Guru adalah teladan bagi siswanya. Apa yang dilakukan guru akan dianut dan ditiru siswa. Masih ada jalan elegan untuk menyampaikan pendapat. Baik melalui forum ilmiah, media atau organisasi guru (PGRI). Keberanian guru menyampaikan kebenaran dalam bentuk tulisan di mass media akan lebih baik untuk membangun opini publik dan bernilai akademik.

Perlu juga guru disegarkan kembali pemahaman demokrasi dengan pendidikan demokrasi. Agar penyaluran aspirasi guru lebih tepat sasaran, bernilai ilmiah, bermartabat serta mendapat simpati dan empati. Demokrasi jangan diidentikkan dengan demo. Agar guru tetap digugu dan ditiru.

Kamis, 25 November 2010

REFLEKSI HARI GURU : GURU PROFESIONAL, APAAN ....TUH!

Ini bukan pertanyaan kuis seperti yang dilontarkan Jaja Mihardja sambil memejamkan sebelah mata sewaktu memandu acara kuis dangdut di TPI. Kalau ini menjadi bahan lelucon Jaja, orang mungkin akan bertanya. Jaja Miharja itu tidak tahu beneran, ungkapan ketidakpercayaan, atau melecehkan? Orang awam pun bisa jadi bertanya-tanya, seperti apa guru profesional itu? Bukankah selama ini guru sudah digaji rutin setiap bulan. Bukankah itu sudah mewakili bentuk penghargaan profesional?

Yaa, kalau orang mengatakan demikian tidaklah salah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata profesional berarti suatu pekerjaan yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Bisa juga diartikan suatu pekerjaan yang mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. Hal ini jelas menunjukkan tidak sebarang orang yang melakukan pekerjaan dikatakan profesional. Disamping harus mempunyai keahlian khusus, seorang profesional pantas menerima penghargaan yang layak dalam bentuk finansial.

Sudahkah hal ini cukup menggambarkan bahwa selama ini guru sudah dihargai sebagai tenaga profesional. Kata profesional harus dilihat dari konteks dan kontainnya. Kata profesional identik dengan penghargaan dengan jasa yang telah diberikan seseorang dengan hasil nyata yang secara umum bisa langsung dilihat, dirasakan dan dipertanggungjawabkan.

Orang dengan mudah mengambil contoh tenaga profesional itu seperti dokter, manager, arsitek, konsultan, pengacara, akuntan dan lain-lain yang hasil kerjanya memang benar-benar cepat dirasakan. Bagaimana dengan guru? Berjam-jam, berhari-hari sampai bertahun-tahun guru mendidik anak belum terlihat dengan cepat akan jadi apa anak itu nanti. Bahkan karena ada anak yang nakal, tidak naik, tidak lulus ujian mengakibatkan dengan cepatnya masyarakat memvonis guru gagal dalam menjalankan tugasnya. Vonis yang terlalu kejam.

Hakim saja perlu waktu panjang untuk memvonis seorang tersangka. Perlu pertimbangan, saksi, bukti dan faktor-faktor lain yang mungkin meringankan, memberatkan bahkan membebaskan seorang tersangka. Seorang profesional layak dihargai tinggi, tetapi juga siap menerima claim, dan menanggung ganti rugi jika jasa yang diberikan tidak sesuai yang dijanjikan.
Handicap masyarakat yang sudah memvonis bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang harus dengan tulus ikhlas mengabdikan dirinya kepada masyarakat telah menina bobokkan masyarakat untuk tidak memberikan nilai lebih kepada guru secara finansial. Guru harus bekerja siang malam agar anak-anak mereka menjadi pintar. Sekolah adalah pusat belajar tempat menitipkan dan sebagai bengkel untuk anak mereka yang mungkin karena kesibukan, ketidakmampuan atau ketidaktahuan akan pendidikan. Para orang tua sudah pasrah bongkokan kepada para guru untuk mendidik anak mereka tanpa peduli bagaimana guru mendidik bahkan bagaimana para guru hidup dan menghidupi keluarga.

Masyarakat baru tersadar manakala anak-anak mereka yang waktu sekolah dididik bahkan dengan hukuman, setelah belasan atau puluhan tahun menjadi orang sukses. Itupun karena anak-anak mereka yang sudah besar tersebut menyadari dan merasakan bahwa tanpa bimbingan guru baik itu ilmu yang didapat, pujian, hukuman, kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang banyak menyita waktu telah membentuk mereka seorang pejuang yang tak kenal putus asa hingga mereka berhasil. Boleh dikata kesadaran yang terlambat. Ketika mereka ingin membalas jasa kepada gurunya, gurunya sudah banyak yang pensiun atau mungkin meninggal.

Apalagi dengan adanya BOS dan janji-janji calon pemimpin dalam pilkada, yang menjadikan issue pendidikan sebagai komoditi yang ampuh untuk pemilih dengan menjanjikan pendidikan murah bahkan gratis. Pendidikan semakin dianggap barang murahan, meski pada kenyataannya pendidikan itu mahal. Dengan anggapan mayoritas masyarakat seperti ini, sekolah (negeri ataupun swasta) harus memutar otak, bagaimana mengelola anggaran yang ada agar operasional sekolah dapat berjalan dan guru tetap bekerja. Kadang hal ini harus mengesampingkan pengorbanan dan penghargaan kepada guru.

Tuntutan-tuntutan masyarakat tentang pendidikan berkualitas berujung pada kinerja guru. Masyarakat menuntut guru-guru bekerja secara profesional. Kata profesional akhirnya diberi makna sempit. Guru bekerja dan mendapat upah yang layak. Jika itu terjadi, guru tidak akan ada bedanya dengan profesi lain, dan cenderung membentuk orang materialistis. Tetapi kalau profesional itu diberi makna secara makro, sangat berat tantangannya.

Guru profesional menuntut beberapa kompetensi kompleks. Guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional itu sendiri. Tinggal bagaimana para guru menyikapi dan menjawab tantangan tersebut sekaligus instropeksi. Apakah guru-guru sudah mengajar sesuai kualifikasi akademik? Sudah cukupkah pengabdian guru yang demi anak didiknya harus ”tidur” di sekolah menyelesaikan tugas-tugas sekolah? Bagaimana kehidupan sosialnya?Apakah kualifikasi akademik yang dimiliki sudah diterapkan dalam pengajaran? Apakah guru merasa dirinya profesional? Pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijawab sendiri oleh guru. Jawaban yang bisa dipertanggung jawabkan kepada dirinya sendiri, masyarakat dan kepada Tuhan.

Sementara sertifikasi yang kini bergulir tidak sesuai ide awal pencanangan program ini. Begitu Profesor Djaali menyampaikan di seminar guru pendamping OSN yang berlangsung di Medan tanggal 3 - 4 Agustus 2010. Pemberian Tunjangan Profesi Pendidik masih seperti pemberian ransum bergilir. Bukan guru profesional dalam arti sesungguhnya. Kalau ada ungkapan, yang tua harus mengalah, kini ungkapan itu berbalik. Yang tua harus diutamakan.

Yang muda berprestasi dan menjadi guru profesional dalam arti sesungguhnya harus mengalah. Salah satu alasan, usianya masih muda dan kelak akan menerima TPP lebih lama. Padahal umur hanya Tuhan yang Tahu. Dengan keadaan demikian ada ungkapan yang tidak enak didengar, Sing waras ngalah. Nah, apa ini tidak malah menyakitkan?


Artikel ini dimuat di majalah Media Dinas Pendidikan Prop Jatim Edisi November 2010

TERIMA KASIH GURU

TERIMA KASIH GURU

Tetesan ilmu itu lenyapkan nila
Kebodohan
Amarah itu ciptakan nyali
Pejuang sejati
Petuah itu lahirkan jiwa
Suci
Kasih sayang itu ciptakan rasa
Cinta
Doa itu membuka jalan
Raih cita

Tak sempat ku persembahkan
Kado terindah buat kenangan
Sebaris kata terukir
Terima Kasih Guruku


Puisi ini dimuat di majalah Media Dinas Pendidikan Prop Jatim edisi November 2010

Rabu, 24 November 2010

STANDARISASI PENGUASAAN BAHASA ASING BAGI TKI

Berbagai masalah yang menimpa TKI patut menjadi pelajaran bagi pengambil kebijakan. Masih rendahnya daya saing TKI utamanya sektor formal, menjadikan TKI kita memiliki nilai tawar rendah. Termasuk perlindungan keselamatannya. Salah satu sebab, karena kurangnya penguasaan bahasa asing.

Perlu standarisasi penguasaan bahasa asing bagi calon TKI. Selama ini penguasan asing TKI kita kalah jauh dengan TKI dari negara lain. Mereka banyak yang hanya menguasai bahasa asing untuk bahasa keseharian di tempat kerja. Bisa jadi, begitu mereka tiba di negeri orang, banyak kosa kata yang tidak dikenalnya. Tentu saja hal ini bisa memicu kekesalan para majikan.

Untuk itu perlu peningkatan pengusaan bahasa asing bagi calon TKI. Balai latihan kerja ataupun tempat penampungan calon TKI hendaknya diakreditasi. Memberikan nilai tinggi bagi lembaga atau biro penyedia jasa TKI yang calon TKI binaannya menguasai bahasa asing dengan baik. Calon TKI yang belum lulus uji standar bahasa asing ditunda keberangkatannya dan harus belajar hingga mahir.

Selasa, 23 November 2010

MEMASYARAKATKAN OLAH RAGA AIR

Raihan 3 emas dari olah raga dayung di Asian Games Cina membangkitkan harapan baru. Sebagai negeri bahari, layak kiranya kita unggul dalam bidang olah raga perairan. Sayangnya, kejayaan ini baru di cabang olah raga dayung. Padahal banyak cabang olah raga air yang bisa dijadikan lumbung medali.

Kurangnya perhatian dalam olah raga air ini sebenarnya sudah nampak dari proses awal. Pendidikan olah raga di sekolah masih sedikit yang menyentuh olah raga perairan. Masih jaranngnya fasilitas olah raga air, membuat sekolah tidak bisa mengembangkan kurikulum untuk olah raga air.

Oleh karena itu pemerintah melalui dinas pendidikan bersama KONI dan pihak swasta perlu merancang kurikulum dan membangun sarana prasarana untuk olah raga air. Termasuk memanfaatkan kekayaan alam mulai seperti sungai, waduk dsb untuk dikembangkan menjadi olah raga air. Semoga dengan makin lengkapnya fasilitas olah raga perairan, kita tidak hanya jaya di bidang dayung, tepai juga bisa merajai di bidang olah raga lainnya. Agar Semboyan di laut kita jaya bisa berimbas menjadi di olah raga air kita jaya.

Senin, 22 November 2010

INFOTAINMENT DAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

MEMBUAT TONTONAN MENJADI TUNTUNAN
Ada guru tanpa sekolah, tanpa gelar, tak perlu menggaji dan tak pernah minta tunjangan sertifikasi. Tidak pernah marah, tidak memberi pekerjaan rumah, apalagi menghukum. Tetapi mampu mengubah tingkah laku siswanya. Mampu mempengaruhi perilaku umatnya tanpa pandang umur. Makhluk sebagai guru itu bernama televisi. Yaa televisi adalah guru baru. Tampilannya yang seksi dengan menu pelajaran beraneka rasa mencoba memanjakan pemirsa setianya. Pemirsa dikondisikan menjadi siswa-siswa abadinya.
Kita bisa melihat di sekitar, bagaimana televisi mampu menjadi imam bagi makmum fanatiknya yang dengan setia mengikuti program-program teranyar. Terutama mennyangkut kehidupan artis-artis pujaan hatinya. Para fans berat ini nampaknya tidak mau ketinggalan mengikuti perkembangaan teranyar kehidupan keseharian para artis. Tidak lupa mencoba mencontoh apa yang dilakukan artis ini.
Dan ini ditangkap stasuin TV. Para production hause (PH) mengemasnya dengan berbagai program-program infotainment. Kehidupan artis di blow up. Tak peduli positif atau negatif. Tanpa memperhatikan lagi yang diberitakan itu prifvasi atau layak untuk konsumsi publik. Berita seputar kehidupan artis nampak secara vulgar ditayangkan nyaris tanpa sensor. Sebagai tayangan komersiil, pihak stasiunpun menyiarkannnya di waktu prime time. Di saat anak-anak seharusnya tidur siang atau santai untuk persiapan belajar mereka akhirnya menikmati tayangan ini. Apalagi yang diberitakan artis idolanya. Rasanya sayang kalau dilewatkan. Akhirnya waktu anak tersita, mengurangi jam belajar, waktu istirahat atau interaksi sosial. Mereka mulai terbawa arus mengikuti pola kehidupan artis suguhan awak media televisi.
Kru media infotainment dari PH pun kain kreatif mengorek sumber berita. Merasa sebagai awak jurnalist, mereka semakin tertantang memburu berita untuk menyajikan tayangan yang semakin menantang. Dan sayangnya kadang melewati batas melanggar kode etik jurnalistik itu sendiri. Pro kontra keberadaan awak media infotainment ini membuat banyak pihak gerah. Mereka bagaikan kaum paparazi. Tak kenal lelah mengikuti sumber berita kemanapun sasaran tembak kru infotaninment itu pergi. Menghadirkan sajian berita model ini pun tak mempedulikan lagi bentuk sisi jurnalistiknya. Termasuk tayangan sinematografi seperti sinetron atau berat ke sisi berita. Yang penting mereka membuat program hiburan. Ibarat para seniman menafsirkan pronografi. Masuk ranah seni, estetika atau porno itu sendiri. Bentuk tidak terlalu penting, yang utama tayangan itu menghibur, ditonton banyak pemirsa dan mendapat rating tinggi. Keuntunganpun masuk kantong rumah produksi. Itulah sebenarnya yang melatar belakangi maraknya tayangan infotaiment.
Namun bagaimana lagi, masyarakat terlalu mudah tergoda oleh hal-hal berbau gemerlap kehidupan duniawi. Apalagi dimodelkan para artis. Mereka bagaikan iklan berjalan merayu pemirsa untuk mengikuti apa saja yang dilakukan para artis. Masyarakat kita yang masuk kategori negara berkembang, tingkat pendidikan penduduknya belum terlalu tinggi. Sehingga penduduknya mudah menjadi sasaran empuk untuk promosi trend kehidupan, yang katanya modern. Dan ini salah satu pertanda tingkat pendidikan penduduk itu rendah. Mereka lebih suka menghabiskan waktu melakukan hal yang tidak bermanfaat seperti melihat tontonan murahan. Sehingga produktivitasnya rendah. Coba berapa jam penduduk Indonesia duduk menonton TV di banding masyarakat modern Singapura atau Jepang misalnya. Jelas berbeda jauh sekali.
Menyimak perkembangan penayangan program infotaiment, kian hari efek negatifnya semakin memprihatinkan dan merugikan. Tidak hanya para sumber berita yang semakin terusik dengan keberadaan mereka, namun korban-korban mulai berjatuhan. Mereka yang sebelumnya terlalu ngefans artisnya mencoba melakukan perbuatan yang dilakukan pujaannya. Mulai kasus narkoba, hamil di luar nikah, kawin lari, durhaka pada orang tua atau pornogafi dan porno aksi para selebritis. Tidak hanya efek kasus Ariel-Luna-Cut Tari, masih banyak perbuatan anak-anak muda usia sekolah yang terjerumus ke dalam lembah kenistaan dan melawan hukum gara-gara mengekor tayangan infotaiment. Jika tidak segera dikaji mendalam, semakin merusak karakter anak bangsa.
Ini semakin menegaskan, tayangan infotaiment sebenarnya tidak layak dipertontonkan ke masyarakat. Tidak banyak manfaat yang bisa diambil. Kecuali hanya pada even-ven tertentu yang menayangkan kegiatan positif dan semangat perjuangan mereka untuk maju yang pantas diteladani. Itupun hanya temporer. Sayang, setelah itu para artis kembali mempertonton kehidupan tidak mendidik.
Di tengah kebebasan berdemokrasi, kebebasan press semestinya dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), DPR, MUI atau pihak-pihak yang menyuarakan keprihatinan terhadap tayangan infotaint perlu membuat komitment tegas. Menggunakan undang-undang yang ada untuk menyelamatkan bangsa. Agar tayangan ini tidak merusak kehidupan bangsa terutama generasi muda. Tayangan infotaiment seyogyanya ditayangkan di luar jam belajar anak saat mereka sudah ada diperaduan. Dengan pemberitaan berimbang, mendidik dan menganut asas manfaat disamping tetap menjadi hiburan.
Infotainment sah-sah saja tayang. Kita yakin para awak infotainment adalah orang-orang kreatif, cerdas, bermoral dan berpendidikan. Tidaklah sulit kiranya mereka membuat program infotainment yang mampu membawa pesan moral. Utamanya mencegah penayangan bermuatan negatif dan menyajikan infotainment dengan kemasaan menarik dan mendidik. Perlu penyatuan visi misi dari TV penyelenggara siaran, agar berita yang dipancarkan tidak mengejar profit semata.

Minggu, 21 November 2010

GURU SEJATI

GURU SEJATI

Di rerimbunan pekatnya embun
Onta beroda merayap pelan
Temani tuannya berburu pahala
Injak bebatuan berujung tajam
Ancam kerasnya kulit ban
Demi anak yang rindu kehangatan

Berjuang melawan musuh
Yang bersemayam di relung goa
Hilangkan kegelapan yang tutupi kepala
Lahirkan kecerdasan buat anak bangsa

Terik dan hujan selalu membayang
Uji tekat yang makin menantang
Tumbangkan ego singkirkan gengsi
Demi mimpi anak negeri

Gaji tak tentu bukan kendala
Tulus ikhlas pantang meminta
Slalu Percaya Tuhan Maha Kaya
Gandakan upah yang berbarokah
Bagimu negeri Guru Sejati


puisi terbit di majalah Media dinas prop jatim edisi November 2010

Sabtu, 20 November 2010

PAKTA KEJUJURAN REKRUTMEN CPNS

PAKTA KEJUJURAN CPNS

Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi lowongan kerja tervaforit. Hal ini mudah dilihat dari membeludaknya animo masyarakat yang melamar menjadi CPNS. Besarnya harapan menjadi PNS ini nampaknya ditangkap oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Jauh sebelum tes CPNS ini berlangsung para calo bergentayangan. Menawarkan jalan tol agar pelamar mulus menjadi CPNS. Jalan mulus itu harus dibayar dengan fulus. Tanpa malu calo dan calon korban tawar-menawar harga. Nomor rekening pun harus disiapkan untuk dijadikan agunan. Terbongkarnya mafia penerimaan CPNS nampaknya belum membuat kapok para calo serta belum menjadi pelajaran para calon korban.

Untuk itu panitia dan para pelamar perlu melakukan pakta integritas kejujuran. Tidak akan melakukan tindak kecurangan, termasuk memakai jasa calo. Bagi mereka yang ditengarai dan terbukti tidak jujur dalam proses rekrutmen CPNS, bila lolos seleksi hasilnya dibatalkan serta dipidanakan. Panitia harus mensosialisasikan dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawasi proses rekrutmen CPNS. Agar CPNS terpilih benar-benar orang terpilih yang jujur, bersih dan mumpuni untuk mengabdikan diri kepada masyarajat.

Gagasan ini terbit di harian Jawa Pos edisi Sabtu, 20 November 2010

Jumat, 19 November 2010

BEASISWA S2 UNTUK GURU

Ada kabar baik bagi para mahasiswa. Group Bakrie memberikan beasiswa kepada mahaiswa melanjutkan S-2 baik di dalam maupun luar negeri. Program peduli ini merupakan langkah maju untuk meningkatkan SDM Indonesia. Empat PT dalam negeri UGM, UI, ITB dan IPB dibidik untuk mencetak manusia unggul Indonesia dengan fokus bidang unggulan sospol, teknologi, ekonomi dan pertanian.

Namun rasanya masih ada yang kurang dari program itu. Karena untuk menghasilkan SDM yang baik, tentu dibutuhkan pendidik mumpuni. Program beasiswa S-2 perlu ditambah bidang pendidikan. Beasiswa ini bisa diberikan kepada mahasiswa yang mengambil program pendidikan dan utamanya guru.

Bila guru meningkat kualitasnya, semakin banyak peseeta didik termasuk mahasiswa yang lulus dengan komptensi dan nilai kompetitifnya tinggi. Guru yang akan diberi beaiswa S2 diseleksi dan diberi fasilitas untuk mengembangkan kemampuannya setelah lulus S2. Agar ilmu yang didapat dapat diaplikasikan demi kemajuan bangsa.

Kamis, 18 November 2010

GURU MENJADI PEMBINA PRAMUKA

Gerakan Pramuka kian memegang peranan penting sejak Pramuka diundangkan. Perlu dukungan banyak pihak, agar pendidikan kepramukaan bisa mendukung dalam pendidikan karakter bangsa yang efektif dilaksanakan di sekolah. Namun demikian untuk melaksanakan tidak semudah membalik tangan.
Sesuai sistem metodik pendidikan kepramukaan, diperlukan pembina mumpuni untuk mengampunya. Padahal saat ini masih sedikit pembina pramuka yang mengantongi sertifikat pembina. Kita dapat meniru model pembekalan pembina pramuka kala masih ada SPG. Setiap calon guru harus mengantongi sertifikat pembina pramuka ketika lulus.
Untuk itu bagi calon guru dan guru, selain harus mengantongi sertifikat profesional pendidik juga harus mempunyai sertifikat pembina pramuka. Melalui Kursus Mahir Dasar (KMD) atau model pendidikan lain. Jadi setiap guru selain sebagai pengajar mata pelajaran juga harus sebagai pembina pramuka di sekolah.

Rabu, 17 November 2010

KOTAK AMAL IDUL ADHA UNTUK KORBAN MERAPI

Idul Adha 2010 ini bagi masyarakat sekitar Merapi menjadi kenangan tersendiri. Merayakan dan beribadah penuh keprihatinan. Menjadi kewajiban kita bersama untuk mengurangi penderitaan mereka dalam bentuk apapun. Mereka perlu disupport dan dibantu.
Di saat Idul Adha ini, selain membagikan daging korban untuk korban Merapi, perlu juga menghimbau masyarakat dan ta’mir masjid untuk menyumbangkan kotak amal pada waktu sholat Idul Adha bagi korban Merapi. Karena biasanya para jamaah sholat Idul Adha mengharap berkah lebih besar dengan memasukkan uang kotak amal lebih banyak dibanding hari lain.
Sehingga momentum Idul Adha 2010 ini benar-benar membuahkan nilai kebajikan lebih tinggi. Kita patut bersyukur, hingga kini bantuan terus mengalir. Semangat berkorban mampu menggugah hati sesama untuk berbagi. Meringankan saudara-sudara kita yang dirundung duka.

Selasa, 16 November 2010

BANGGA MEMAKAI PEMAIN DALAM NEGERI

Ada gejala latah menimpa dunia olah raga Indonesia. Kita ikut-ikutan negeri tetangga. Menaturalisasi pemain asing demi mengangkat pamor bangsa lewat olah raga. Dan PSSI pun merencanakan naturalisasi pemain asing agar bisa membela merah putih di even internasional. Ini menjadi kado pahit bangsa dan melecehkan semangat Sumpah Pemuda yang baru diperingati.

Postur tubuh dan skill yang menjadi alasan gagalnya sepak bola bersinar, tidak bisa dijadikan alasan begitu saja. Spanyol yang postur pemainnya di bawah rata-rata pemain Eropa bahkan dunia, mampu menjadi jawara. Sebenarnya pemain sepak bola dalam negeri, talentanya tidak terlalu kalah kelas dengan pemain luar.

Yang perlu diperbaiki adalah pembinaan pemain, sistem kompetisi serta pembentukan tim PSSI yang solid. Pengurus yang mau mencurahkan segala daya untuk sepak bola. Bukan memanfaatkan sepakbola demi ambisi pribadi atau golongan. Membangun etos kerja, etika, estetika dan attitude para pemain. Memacu semangat berkompetisi antar pemain agar meningkatkan skillnya. Tidak memilih pemain yang cengeng dan manja. Memberi apresiasi tinggi kepada pemain yang mampu mengharumkan bangsa. Dengan demikian para pemain terlecut berprestasi dan bangga sebagai pemain sepak bola Indonesia. Dan kita tidak perlu menaturalisasi pemain asing.

Apalagi melihat prestasi Indonesia di ASIAN GAMES 2010 di Cina. Minimnya medali yang diraih bisa jadi akan menjadi alasan KONI untuk menaturalisasi atlet cabang olah lain. Jika ini terjadi, akan seperti apa neeri ini? Jangan heran kalau suatu saat atlit pencak silat kita dari Vietnam, Renang dari USA, Senam dari Rusia, Tinju daru Thailand, Bulutangkis dari Cina dsb.

Gagalnya prestasi seharusnya menjadi evaluasi. Bukan membuat oatah arang dan mencari cara instan. Akankan negeri ini hanya akan membari stempel Made in Indonesia untuk atlet-atlet Naturalisasi? Apakah atlet naturalisasi benar-benar bangga menjadi WNI? Atau hanya sekedar agar bisa mencari makan di Nusantara ini? Akan dikemanakan atlet asli pribumi? Ternyata susah juga menjadi atlet di negeri sendiri.

Senin, 15 November 2010

DAGING KORBAN UNTUK MENGUNGSI MERAPI

Ribuan pengungsi Merapi masih mendiami barak-barak pengungsian menanti uluran tangan. Bantuan terus mengalir, meski masih ada yang belum tersentuh. Perlu penanganan intensif, utamanya kebutuhan nutrisi. Diantaranya memanfaatkan daging korban. Apalagi Idul Adha di tanah air ada perbedaan hari.
Perbedaan Idul Adha justru ada hikmahnya. Rentang waktu penyembelihan korban lebih lama. Selama ini sering terjadi di suatu tempat daging korban berlebihan. Selain karena banyaknya korban, juga waktu penyembelihan bersamaan. Padahal ada 4 hari kesempatan menyembelih hewan korban. Di hari Idul Adha dan 3 hari Tasriq.
Kita menghimbau panitia korban untuk berkoordinasi. Mengatur jadwal penyembelihan dan memproses daging korban dalam kemasan untuk didistribusikan kepada pengungsi Merapi dan Mentawai. Kita bisa mencontoh korban di Arab Saudi. Daging korban di distribusikan hingga ke luar negeri. Dagingnyapun sebagian diproses dalam kemasan. Sehingga daging korban lebih awet dan lebih bermanfaat. Semoga korban tahun 2010 ini menjadi momentum bangkitnya kesetiakawanan sosial bangsa Indonesia.

Minggu, 14 November 2010

GARA-GARA BAN MELETUS, KEPALA HILANG




Coba perhatikan foto di atas. Seorang laki-laki tanpa kepala tubuhnya ada di samping mobil. Ia nampak mencari-cari kepalanya. Lho di mana kepalanya? Terlindas mobil atau terpotong? Kalau anda mengira laki-laki kepalanya terlindas atau terjepit ban mobil, anda kecele!

Laki-laki itu sopir mobil. Ia sedang memperbaiki ban mobilnya. Bannya meletus. Ia bermaksud mengganti dengan ban cadangan. Yaa kalau difoto dari belakang nampak kepalanya tidak kelihatan. Inilah kalau mengendarai mobil kurang perhitungan. Tidak memperhatikan kondisi ban. Mobil rombongan guru peserta workshop OSN ini meletus. Kontan saja penumpang yang ada di dalamnya ketakutan. Masih untung sopirnya cekatan. Begitu ban meletus, ia dapat mengatasi keadaan. Mobilnya beserta penumpangnya selamat. Saya yang ada di mobil lain, terpaksa berhenti menemani mobil yang bennya meletus ini. Eee begitu bannya terpasang, mobil ini minta di depan dan ngebut lagi. Ia tiba satu jam lebih cepat dari mobil yang saya tumpangi. Dasar sopir!!

Sabtu, 13 November 2010

MEMBORONG TERNAK MERAPI UNTUK KORBAN

Semakin hari penderitaan penduduk sekitar Merapi bertambah. Selain harus mengungsi, tanaman dan ternaknya menjadi korban. Lahan subur itu sementara tertutup abu. Tidak bisa ditanami dan tidak cukup rumput untuk pakan ternak yang masih ada. Belum lagi, para pengungsi ini tidak bisa bekerja.

Meski sudah ada bantuan untuk mengatasi ternak penduduk, ada baiknya pemilik ternak masih bisa memetik untung dari sisa kekayaan ternaknya. Karena beberapa hari lagi Idul Adha, tentu memerlukan hewan korban cukup banyak. Untuk itu, ada baiknya memanfaatkan ternak penduduk sekitar Merapi sebagai hewan korban. Disarankan, kepada yang akan berkorban untuk membeli ternak dari Merapi. Jangan seperti yang terjadi saat ini. Para pemilik ternak dipermainkan tengkulak. Memanfaatkan suasana, membeli ternak dengan harga murah.

Sulitnya mencari pakan ternak dan kebutuhan hidup yang mendesak memaksa pemilik ternak menjualnya ternak mereka berapa pun harganya yang ditawarkan. Rencana pemerintah mengganti ternak baik yang mati maupun yang masih hidup, nampaknya dimanfaatkan pihak tertentu untuk mengeruk keuntungan. Jika ini tidak segera ditangani, akan terjadi makelarisasi bantuan ternak. Korupsi modal baru, menari di atas luka. Kalau pihak berwenang tidak segera bertindak, korban merapi pemilik ternak ini akan semakin merana hidupnya.

Agar pemilik ternak mendapat keuntungan dan memperoleh nilai jual lebih tinggi,perlu diadakan lelang. Ternak yang masih ada dikumpulkan. Ternak yang masih kurus diberi ransum, agar ternak gemuk dan memiliki nilai jual tinggi. Hasil lelang dari penawar tertinggi, keutungannya dibagi fifty-fifty. Untuk pemilik dan membantu korban lain. Nantinya daging korban juga dibagikan kepada pengungsi Merapi. Beramal dan beribadah, berbagi buat sesama.

Jumat, 12 November 2010

WORKSHOP PEMBINA OSN SMP

Mulai 11-16 November 2010, guru-guru SMP Jatim mengikuti workshop pembina OSN. Workshop kali ini diikuti 800 guru yang terbagi dalam 2 gelombang. Peserta adalah guru pendamping siswa yang menempati peringkat 1-200 seleksi OSN tingkat propinsi tahun 2010. Kegiatan berlangsung di Kawasan sejuk tretes di 4 hotel berbeda dan dibuka semalam di hotel Inna Tretes.

Menurut Pak Ardo yang membuka kegiatan, workshop ini diadakan sebagai jawaban atas prestasi Jatim di ONS tingkat nasional yang dari tahun ke tahun merosot prestasinya. Bagaimana tidak, untuk OSN 2010 yang diadakan di Medan, dari 56 peserta OSN SMP hanya mamapu membawa pulang 3 medali emas, sedang dari 70 anak sma hanya 2 emas.
Oleh karena itu, sebagai ujung tombak pembinaan siswa, guru-guru perlu mendapat nutrisi tambahan. Agar para siswa nantinya bisa bicara lebih baik.

Tidak tanggung-tanggung nara sumber yang didatangkan adalah para pakar penyusun soal OSN. Dari UM Malang, UPI dan UI. Dengan narasumber berbobot ini diharapkan para pembina OSN ini mampu bertambah wawasan dan kiatnya dalam membina ana-anaknya. Meski untuk melahirkan Sang juara tidak cukup hanya dengan workshop. Masih banyak faktor lain yang berperan dalam membentuk anak berprestasi. Salah satunya pencarian bibit unggul, pembinaan dan penghargaan.
Oleh karena untuk menghadapi OSN 2011, setelah workshop ini setiap kabupaten diharapkan membuat action plan pembinaan siswa-siswanya. Disamping Propinsi akan membuat program khusus melakukan pembinaan intensif lebih dini. Hal ini diawali dengan pendataan siswa berprestasi minimal tingkat Propinsi yang akan dibina lebih lanjut. Semoga usaha ini awal kebangkitan untuk mecerdaskan pendidikan bangsa dan mencapai prestasi setinggi-tingginya.

Kamis, 11 November 2010

MEMATENKAN NASI GORENG

Nasi goreng menjadi maskot dalam jamuan malam presiden Obama di Istana. Masakan khas Indonesia favorit Obama kecil kala menetap di Menteng ini menggugah nostalgia. Membangun kebersamaan yang bisa berbuah nilai ekonomi tinggi. Pujian Obama atas nasi goreng adalah momentum kecil yang bisa berharga besar.

Saatnya menduniakan nasi goreng. Kalimat pujian kelezatan nasi goreng oleh Obama merupakan iklan gratis untuk promosi. Ini peluang yang harus ditangkap. Mematenkan nasi goreng. Jangan sampai kita kalah cepat, mumpung belum dipatenkan orang asing.

Dengan mematenkan nasi goreng, Indonesia semakin dikenal dunia. Memperkenalkan kekayaan kuliner bercita rasa tinggi. Mensejajarkan makanan khas Indonesia dengan makanan luar yang kini merajai makanan siap saji hingga kaki lima. Bagaimana pun juga ekonomi tidak mengenal batas. Jika tidak bergegas kita akan membayar mahal untuk produk milik kita sendiri. Membayar royalti kelezatan nasi goreng ramuan rempah nusantara.

TUGAS MATEMATIKA K 8 & 9

Selama pak Hakim workshop, kelas 8A dan 8J mengerjakan tugas dari LKS dan yang ada di bawah ini. Dikerjakan di uku Tugas. Silakan download.
Untuk k 9A melanjutkan membuat presentasi dan mengerjakan soal statistik hal 51-52.

Tugas 8 A&J

Rabu, 10 November 2010

Award Bagi Relawan Merapi-Mentawai

Hari Pahlawan 10 November 2010 ini, kita menanti penetapan pahlawan nasional baru. Penyematan gelar bagi pejuang sejati ibu pertiwi. Gelar yang tidak bisa dirayakan oleh penyandangnya.

Namun demikian pemberian gelar pahlawan tidak harus menunggu beliau-beliau yang berjasa ini berpulang ke hadirat-Nya. Banyak warga negara tanpa nama besar yang berjasa di kala hidupnya. Mereka juga pahlawan. Seperti halnya para relawan Mentawai dan Merapi. Mereka perlu diberi award, apapun nama gelarnya.

Para relawan bencana adalah pejuang sejati. Bermodal nyali mempertaruhkan jiwa raga menolong sesama tanpa pamrih. Tidak mengenal waktu berjibaku menantang maut, tanpa tahu kapan berhenti. Di hari pahlwan mereka tidak akan sempat mengikuti upacara hari pahlawan. Yang ada dalam benak pikiran relawan ini hanya satu: menolong dan terus menolong. Jadi pantas sekali jika para relawan mendapat award pahlawan sepanjang masa.

Selasa, 09 November 2010

MENGAJAK OBAMA KE MERAPI

Rencananya, Presiden Amerika Obama berunjung ke Indonesia 9-10 November lusa. Sebagai presiden negeri adidaya, kedatangan Obama diharapkan membawa angin segar bagi hubungan RI-USA. Tidak sekedar menancapkan pengaruh dan menanamkan investasi di Indonesia.

Kenangan masa kecil Obama semoga memberikan kenangan manis. Setidaknya, di saat Indonesia menghadapi berbagai musibah, presiden Obama mau memberikan empati bagi korban. Tidak sekedar bernostalgia ke SD Menteng, atau meletakkan karangan bunga di taman makam pahlawan.

Ada baiknya Obama diajak ke daerah bencana di Mentawai atau Merapi. Menguji nyali seorang presiden adikuasa, lebih takut Merapi atau teroris. Agar Obama semakin peduli negara lain bukan karena ada kepentingan di balik kunjungan.
Semoga kedatangan Obama tidak meninggalkan kenangan pahit. Menimbulkan negeri rawan gempa menjadi rawan konflik bahkan rawan perang hanya gara-gara mengusung misi demokrasi liberal. Mencegah Amerika mendikte demokrasi Indonesia agar Amerika tidak leluasa mencampuri urusan rumah tangga Indonesia.

Senin, 08 November 2010

SEKOLAH DARURAT PENGUNGSI MERAPI

Hingga hari ini Merapi tidak kunjung berhenti batuknya. Ribuan orang mengungsi, termasuk anak-anak. Derita mereka semakin hari semakin bertambah. Kehilangan sanak saudara, harta benda, terganggu kesehatannya, juga trauma. Anak-anak pun terpaksa tidak bisa bersekolah.

Di tengah kegelisahan para pengungsi, perlu penanganan khusus bagi anak-anak usia sekolah. Dibuatkan barak untuk belajar. Membangun sekolah darurat. Bagaimanapun juga mereka harus belajar. Disamping agar tidak ketinggalan pelajaran, dengan belajar mereka bisa melupakan sejenak deritanya. Memberi kekuatan psikologis supaya mereka kuat menghadapi cobaan.

Karena letusan Merapi tidak bisa diprediksi berhentinya, penanganan bagi anak sekolah harus mendapat prioritas utama. Dengan situasi dan kondisi apapun anak-anak harus belajar. Mereka sebentar lagi memasuki masa ulangan semester. Jika tidak diperhatikan belajarnya, pendidikan mereka akan terbengkalai

Minggu, 07 November 2010

MENERTIBKAN ANAK SEKOLAH BERSEPEDA MOTOR

Batasan umur bagi pengendara sepeda motor kini tak lagi tegas. Banyak anak di bawah umur bebas bersepeda motor ria, diantaranya anak-anak sekolah. Sayang, sering berkendaranya tidak memakai helm dan membahayakan pemakai jalan lain. Kecelakaan pun sering menimpa mereka hingga merenggut jiwa.
Alasan mengapa anak sekolah terpaksa bersepeda motor, diantaranya karena kurangnya transportasi umum di jam sekolah. Bahkan di beberapa daerah tidak ada transportasi umum. Padahal jarak rumah ke sekolah jauh. Sementara orang tuanya tidak bisa berkendara atau tidak ada yang mengantar yang memaksa anak-anak ini bersepeda motor sendiri.
Di usia belianya, anak-anak sekolah belum dewasa cara berkendaranya. Untuk itulah perlu pembinaan bagi anak sekolah tentang berkendara di jalan raya oleh kepolisian dan sekolah. Jika tidak mungkin melarang karena alasan teknis, toleransi berkendara bagi anak sekolah perlu diimbangi dengan tindakan. Menertibkan dan menindak yang melanggar, di luar aturan batasan umur syarat wajib pemegang SIM C. Jika mampu, sekolah menyediakan angkutan gratis.

Sabtu, 06 November 2010

EFEK DOMINO PERMENDIKNAS NO 28 TH 2010

MERANGSANG KASEK MENJADI INOVATOR
Aman, begitu kira-kira kata yang terucap para kasek yang baru menjabat setelah keluarnya Permendiknas No 28 tahun 2010. Para kasek untuk sementara bisa tenang. Tidak takut sewaktu-waktu menerima SK mutasi. Masih ada waktu 4 tahun untuk berbenah dan berpretasi. Agar nanti masih ada kesempatan mengemban amanah demi perbaikan pendidikan.

Dengan keluarnya permendiknas ini diharapkan mempunyai implikasi positif pada kinerja kasek. Tidak seperti sekarang, kasek yang dekat penguasa enjoy saja bekerja. Tanpa menunjukkan prestasi kedudukannya aman-aman saja. Kurangnya kompetisi dan apresiasi terhadap kinerja kasek, sering membuat kasek bekerja seperti air, mengalir apa adanya.

Perlu katalis agar para kasek berimprovisasi. Dinas pendidikan harus merangsang kasek untuk berinovasi dalam pendidikan. Memberi kebebasan kasek menerapkan manajemen berbasis sekolah. Tidak menakut-nakuti dan memberi beban di luar kemampuan yang mengakibatkan kasek takut berbuat hal baru. Atau malah berbuat melanggar hukum. Kepada kasek inovatif berprestasi juga harus diberi reward.

Namun, kurang tegasnya sanksi dalam Permendiknas itu bisa berimplikasi lain. Pemerintah daerah bisa saja mengabaikannya dengan hak otonomi daerahnya. Bagaimanapun juga daerah punya wewenang mengatur rumah tangganya sendiri. Di sisi lain,seorang kasek yang merasa kedudukannya kuat, tidak lagi patuh dengan pesanan politik dan kebijakan daerah. Toh Pemda tidak lagi semena-mena memutasinya.

Sebuah keputusan memang selalu mempunyai dua sisi. Tinggal sisi mana yang dianut. Sebagaus apapun keputusan jika hanya dipandang sisi negatiifnya tidak akan menghasilkan yang terbaik. Seorang kepala sekolah adalah bisa jadi menjadi raja kecil di sekolah. Atau bisa juga menjadi abdi dalem yang harus selalu tunduk kepada tuannya. Tinggal bagaimana seorang kepala sekolah itu bersikap sebagai seorang pemimpin sejati. Berani berkata tidak atau hanya sendiko dawuh dengan apa saja titah tuannya.

Jumat, 05 November 2010

URUNAN BELI SAHAM KRAKATAU STELL

Lepasnya Indosat ke investor asing beberapa tahun lalu, kini akan terulang. Seandainya saja Krakatau Steel dilepas ke pasaran dengan harga murah kepada investor asing. Privatisasi dan kejar target pencapaian pemasukan anggaran negara, nampaknya membuat pelepasan aset bangsa strategis tidak lagi mempertimbangkan nasionalisme dan prospek ke depan.

Sebagai bangsa yang giat membangun, BUMN atau swasta dalam negeri adalah penghasil produk untuk memenuhi hajat bangsanya serta penghasil devisa. Di era pasar bebas, kemapanan industri dalam negeri menjadi kunci kemandirina bangsa. Jika tidak, kita akan menjadi pasar bagi produk negeri yang dioperatori orang asing. Penjajahan model baru.

Perlu penyadaran para pengambil keputusan agar tidak mudah melepas BUMN strategis ke pasar modal. Pengelola BUMN dapat menawarkan atau mengajak karyawan bahkan seluruh warga negara untuk urunan membeli saham. Para pembeli dikoordinir oleh perwakilan koperasi, perkumpulan masyarakat atau gabungan pengusaha dalam negeri untuk bersama-sama membeli perusahaan nasional yang rentan jatuh ke investor asing.

Kamis, 04 November 2010

KADINDIK BEBAS POLITIK

PENENTUAN KADINDIK DIATUR MENDIKNAS

Mutasi Kasek wewenang Menteri, begitu warta memberitakan. Kabar anyar yang tertuang dalam Permendiknas No 28 tahun 2010 ini diterbitkan sebagai jawaban kegelisahan kalangan pendidikan dengan campur tangan politik dalam pengangkatan dan mutasi kasek. Namun para kasek yang terimbas politik ini hanyalah korban. Tidak jarang, mereka terpaksa melakukan karena petunjuk atasannya.

Tidak hanya terkait pilkada dan kebijakan daerah, demi kepentingan politik, dalam ujian nasional pun para kasek terpaksa terjerumus dalam lingkaran politik mercusuar keberhasilan pendidikan. Idealisme kasek sebagai pemimpin dan pendidik luntur demi muatan politik yang dititipkan ke sekolah.

Untuk itu, sterilisasi pendidikan dari kepentingan politik harus menyentuh penentu kebijakan pendidikan level lebih atas. Kepala dinas pendidikan yang banyak berperan menentukan arah pembangunan pendidikan juga perlu ditentukan pemerintah pusat dalam pengangkatan atau mutasinya. Kadindik harus berasal dari kalangan pendidik. Karena selama ini ada kepala dinas yang berasal dari luar dunia pendidikan dan diangkat karena balas jasa politiknya.

Rabu, 03 November 2010

GERAKAN PENANAM BAKAU DI PANTAI

Musibah tsunami, abrasi dan banjir yang melanda akhir-akhir ini sebenarnya bisa diminimalisir dampaknya. Berkurangnya pohon bakau di pantai, membuat tidak adanya pemecah ombak dan penahan pasir. Akibatnya ketika tsunami datang, tidak ada yang menahan gelombang. Belum lagi dampak berantai terjadi abrasi dan majunya garis pantai.

Perlu gerakan penyelamatan pantai. Selain membangun tanggul dan pemecah ombak, perlu digalakkan kembali penanaman bakau di pantai. Dengan adanya pohon bakau, pantai bisa berfungsi sebagai tempat biota laut berkembang. Menjadi rumah ikan dan udang berkembang biak.

Fungsi pohon bakau tidak hanya menyelamatkan pantai dan kehidupan nelayan, tetapi juga menyelamatkan penduduk yang tinggal di daratan sekitar pantai bahkan yang ada di perkotaan. Agar gerakan ini bertahan kelangsungannya, instansi terkait perlu melakukan penegakkan hukum. Melarang penebangan pohon/hutan bakau untuk kegiatan apapun. Termasuk melarang reklamasi pantai dengan mengorbankan hutan bakau.

Selasa, 02 November 2010

AUDISI PENGGANTI MBAH MARIJAN

Sepeninggal mbah Marijan, juru kunci Merapi mengalami kekosongan. Nama Ponimin yang dimunculkan beberapa pihak belum mendapat respon positif dari keraton. Perlu waktu dan seleksi cermat bagi pengganti mbah Marijan.

Untuk itu pihak keraton Yogyakarta dalam waktu dekat perlu melakukan audisi mencari juru kunci gunung Merapi baru. Menyampaikan pengumuman terbuka dengan syarat-syarat yang ditentukan pihak keraton. Panitia melakukan audisi terhadap pelamar. Setelah calon yang memenuhi syarat terjaring, dilakukan fit and proper test.

Calon yang lolos fit and proper tes diserahkan kepada Raja Yogya, Sri Sultan HB X sebagai pemegang hak prerogratif untuk dipilih satu orang juru kunci gunung Merapi yang baru. Dengan demikian juru kunci segera terisi dengan proses demokratis dan tetap menggunakan tata aturan yang berlaku.

Senin, 01 November 2010

WISATA 3 in 1

WISATA ILMIAH DI DAERAH BENCANA
Selalu ada hikmah di balik musibah. Tak terkecuali letusan Merapi dan tsunami Mentawai. Untuk kalangan pendidik dan ilmuwan, dua peristiwa ini bisa menjadi obyek penelitian dan study wisata. Kesempatan langka yang tidak bisa ditemui setiap saat. Terutama bagi anak-anak sekolah. Jika selama ini teori fenomena alam hanya bisa dibaca atau dilihat dari buku serta tayangan video, kini anak-anak dapat belajar langsung di alam nyata.

Kegiatannya dikemas dalam bentuk wisata ilmiah. Kalau biasanya sekolah mempunyai agenda tahunan study tour ke tempat wisata, program study tour kali diarahkan untuk mengunjungi daerah bencana di Merapi atau Mentawai. Tentu saja mereka diajak ke sana setelah status di daerah tersebut aman.

Di samping berwisata sambil belajar, diprogramkan juga melakukan bhakti sosial. Memberi bantuan atau melakukan kegiatan membantu para korban. Dengan demikian wisata anak-anak bermanfaat 3 in 1. Tidak hanya menyegarkan pikiran, memperoleh ilmu tetapi juga memberi kemanfaatan bagi sesama. Menumbuhkan jiwa sosial bernuansa ilmiah.