Selasa, 31 Januari 2012

Poskamling Bersama Antar Kampung.

Belakangan ini banyak tawuran warga antar kampung. Bentrok antar warga ini sering terjadi perbatasan kampung. Peristiwa itu timbul karena disulut masalah sepele hingga yang berbau SARA. Korbanpun berjatuhan, baik dari warga sendiri hingga pihak aparat. Kurang akrab atau kurang kenalnya antar warga kampung itu sendiri merupakan salah satu penyebabnya. Mereka juga kurang dapat memahami sifat, budaya, pantangan serta aturan yang berlaku di kampung lain.

Untuk menciptakan suasana aman antar kampung perlu didirikan poskampling (Pos Keamanan Lingkungan) bersama di perbatasan. Warga dari kedua desa berjaga dan patroli bersama. Dengan cara ini, kedua warga desa bisa lebih mengenal satu sama lain. Kedua desa lebih aman dari gangguan penjahat. Bila terjadi masalah antar warga segera dapat dipecahkan.

Minggu, 29 Januari 2012

Angpao untuk korban bencana

Menjadi kebiasan pada perayaan Imlek, mereka memberikan angpau. Biasanya angpau diberikan kepada anggota keluarga atau warga sekitar. Tradisi itu positif dan perlu dikembangkan sebagai upaya memupuk persaudaraan dan berbagi dengan sesama.

Mengingat saat ini di berbagai wilayah tanah air terjadi bencana, perayaan Imlek jangan berlebihan. Selain itu, uang angpau lebih baik dikumpulkan dan disalurkan kepada para korban bencana. Dengan begitu, mamfaatnya dirasakan oleh mereka yang tertimpa musibah. Kegembiraan pun bisa menyebar kepada yang sedang menderita dan memerlukan uluran tangan sesama anak bangsa.

Tulisan ini dimuat di Jawa Pos, Senin, 23 Januari 2012

Kamis, 26 Januari 2012

Bimbel Uji Kompetensi Guru

Kemendikbud berencana menggelar uji kompetensi guru calon peserta sertifikasi guru pada Februari 2012. Sebuah upaya meningkatkan kualitas guru, agar kelak guru benar-benar profesional seiring tunjangan profesi pendidik yang diterimanya. Namun program uji kompetensi ini menimbulkan kecemasan bagi sebagian guru. Kuatir tidak lulus. Meski nantinya ada empat kesempatan menempuh ujian ulang bagi mereka yang belum lulus.

Kekuatiran itu sebenarnya tidak perlu terjadi. Justru uji kompetensi guru ini sebagai tantangan. Sekaligus ajang pembuktian bagi guru untuk menunjukkan eksistensinya. Masih ada waktu untuk mempersiapkan diri dengan belajar. Salah satunya membuat program bimbingan belajar (bimbel) intensif bagi guru menghadapi uji kompetensi. Di sekolah atau dalam satu wilayah tertentu, calon peserta uji kompetensi diberi penyegaran materi uji kompetensi. Untuk mengetahui kesiapan juga dilakukan try out. Seperti halnya ketika para guru mempersiapkan anak didiknya menghadapi ujian nasional dengan memberikan bimbingan belajar intensif.

Selasa, 24 Januari 2012

Laporan Penggunaan TPP

Upaya peningkatan mutu pendidikan dengan pemberian tunjangan profesi pendidik (TPP) belum sesuai harapan. Salah satu kelemahannya yaitu belum optimalnya penggunaan TPP. Sebagian besar banyak untuk keperluan konsumtif. Keharusan menggunakan TPP untuk pengembangan diri guru tidak terlaksana dengan baik. Penggunaan TPP oleh guru bersangkutan tidak terkendali. Salah satunya karena tidak ada yang mengkontrol penggunanaan TPP.

Agar tujuan pemberian TPP sesuai yang diharapkan, perlu pengawasan penggunan TPP. Dibentuk tim audit penggunaan TPP. Guru penerima harus membuat laporan penggunaannya. Bagi guru yang tidak menggunakan sebagian TPP-nya untuk peningkatan kualitas profesionalnya, guru tersebut diberi peringatan. Jika berlanjut, diberi sanksi hingga dihentikan untuk sementara waktu. Dengan demikian kemanfaatan TPP akan sesuai tujuannya.

Minggu, 22 Januari 2012

SNMPTN jalur OSN

Ada terobosan baru pada SNMPTN 2012 dengan adanya jalur undangan tanpa tes tulis. Prosesnya berdasar nilai rapor dan ujian nasional dengan klasifikasi tertentu. Tetapi melihat kualitas ujian nasional yang masih dibumbui kecurangan serta nilai rapor yang validitasnya belum baku, model ini dikuatirkan akan melahirkan bentuk kecurangan lain. Dampaknya, kualitas calon mahasiswa terpilih kurang sesuai dengan kualifikasi program pendidikan di PTN.

Ada jalur lain yang dapat ditempuh untuk memperoleh bibit unggul. Yaitu jalur OSN (Olimpiade Sains Nasional). Ajang kompetisi tahunan ini diikuti anak-anak unggulan dari setiap sekolah se-Indonesia. Kualitas mereka dijamin diatas kemampuan rata-rata. Peringkat terbaik pada setiap jenjang (mulai kabupaten hingga nasional), mendapat prioritas. Sedangkan peserta yang memenuhi batas tertentu di seleksi ulang oleh PTN sesuai syarat program pendidikan yang dipilih. Hal ini untuk menciptakan iklim kompetisi yang sehat dan melahirkan anak-anak terpilih berkualitas. Apalagi banyak anak-anak unggul ini berasal dari keluarga miskin. Program Bidik Misi PTN akan sangat membantu mereka.

Jumat, 20 Januari 2012

“REWARDS SEBAGAI DAYA TARIK GUKEPENGPRES”

Bandingkan animo guru, kepala sekolah, atau pengawas (GuKePeng) yang mau mengikuti sertifikasi dan seleksi GuKePengPres? Mana yang lebih bersemangat memilih keduanya. Pasti banyak yang mengikuti sertifikasi. Ada saja alasan bagi calon peserta GuKePengPres untuk menolak dipilih mewakili instansinya. Kebanyakan merasa belum siap, dan terlalu berat. Padahal melihat persyaratan administrasi dan prosesnya, tidak jauh beda. Ada perbedaan sedikit, misalnya adanya presentasi, tes tertulis ataupun wawancara. Itu pun juga hampir sama yang dilakukan para GuKePeng yang membuat portofolio, tetapi akhirnya harus lewat jalur PLPG.
Disamping, ada penyebab lain yang membuat peserta GuKePengPres minim. Usut punya usut, ternyata para calon peserta GuKePengPres ini banyak yang tidak tertarik. Rewardsnya tidak sepadan dengan persiapan administrasi dan kerja kerasnya. Apakah ini pertanda GuKePeng mulai kehilangan idealismenya? Mengukur kerja dengan imbalan materinya? Entahlah. Yang jelas mereka (GuKePeng) juga tidak sepenuhnya salah. Curhat beberapa teman penulis dari berbagai daerah ketika bertemu di suatu forum, banyak yang mengeluh. Hadiahnya tidak sepadan. Kalah jauh jika dibandingkan dengan lomba lain. Tidak sedikit peserta GuKePengPres harus merogeh kocek sendiri. Kasihan sekali. Untuk hadiah uang saja, kadang jumlahnya masih kalah dengan HR panitia. Bagaimana peserta GuKePengPres berminat? Meski ada pemda yang sangat peduli dengan GuKePengPres. Teman penulis Gupres kab/kota Solo dan dari salah satu kabupaten di Kalimantan mendapat hadiah beasiswa S2. Menggiurkan sekali. Bagaimana di tempat bapak ibu guru?
Memang setiap daerah punya kebijakan sendiri. Kemampuan anggaran pemda sering menjadi alasan, mengapa rewardsnya belum memuaskan. Sementara pemda berharap banyak putra daerahnya berprestasi setinggi langit sebagai wujud pengabdiannya. GuKePeng harus tetap bersemangat dan berdoa agar sukses. Padahal sukses tidak cukup dengan do’a kan? Meminjam istilah pak Dahlan Iskan di Jawa Pos awal Desember 2011, para GuKePeng jangan hanya sekedar mengabdi. Kalau semangat mengabdi terus dibawa, kelak akan menagih janji dan minta imbalan atas jasa pengabdiannya. Toh selama ini masih mau bekerja karena digaji, ya kan? Yang diperlukan adalah semangat kerja keras, kreatif, pantang menyerah dan tidak mudah mengeluh. So pasti rewards atas kerja kerasnya juga harus sepadan. Seperti yang dicontohkan jajaran direksi BUMN-nya pak Dahlan Iskan.
Okelah, kalau hadiah jadi ukuran. Jika nilainya dinaikkan, apakah nanti juga akan menarik animo lebih banyak lagi? Nah ini yang kita tunggu. Karena menilik proses GuKePengPres yang sudah berlalu, masih ada sikap pesimis para calon. Ada saja kesan negatif dalam seleksi GuKePengPres. Sudah ada juaranya sebelum lomba-lah, syaratnya terlalu banyak dan sebagainya. Alasan yang dibuat-buat, berdasar pengalaman atau sekedar gosip?
Yang jelas proses GuKePengPres sudah ada pedomannya. Kalau toh ada perbedaan, baik pelaksana, model penilaian dan sebagainya sesuatu yang wajar. Perbedaan adalah rahmat dan memperkaya wawasan kita. Selama perbedaan itu berlaku untuk tingkat satuan pendidikan berbeda, tetapi sama dalam jenjang yang sama pula. Dan yang lebih penting lagi, buku pedoman tersebut sudah diberikan ke level terbawah sebelum pelaksanaan kegiatan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan saling menyalahkan. Apalagi menjatuhkan mental peserta GuKePengPres sebelum berkompetisi. Oleh karena itu sosialisasi dan komunikasi penting dilakukan untuk menyampaikan hal urgen bilamana ada perubahan pedoman.
Karena ajang GuKePengPres menjadi agenda rutin tahunan, seyogyanya setiap sekolah hingga dinas pendidikan dan kebudayaan harus siap lebih dini. Baik calon maupun programnya. Satu tahun sebelum pelaksanaan para calon GuKePengPres telah ditetapkan dan dianggarkan pembiayaannya. Sehingga ketika ajang GuKePengPres digelar, semuanya sudah siap. Pemda juga memberikan anggaran cukup, baik untuk pelaksanaan maupun rewardsnya. Rewards harus mampu menarik minat peserta GuKePengPres. Tidak hanya dalam bentuk finansial, tetapi juga dalam bentuk lain. Memberdayakan pemenang GuKePengPres di daerahnya dalam berbagai kegiatan. Sekaligus sebagai pembuktian, bahwa yang terpilih benar-benar yang terbaik, bukan pesanan.
Kekuatiran tidak transparansinya pada GuKePengPres ini bisa diatasi. Diantaranya dengan memampangkan hasil pada setiap level. Pembobotan pada setiap bagian juga perlu dipertimbangkan. Diutamakan pada uji kompetensi peserta GuKePengPres. Pembobotan terlalu tinggi pada porto folio misalnya, dirasa terlalu menguntungkan bagi GuKePeng di kota atau pun yang sering berkesempatan ikut pengembangan diri. Termasuk pembobotan yang tinggi untuk gelar kesarjanaan., sebaiknya ditinjau. Validitas portofolio perlu diuji, agar tidak sekedar bukti fisik hitam putih. Pada sesi presentasi atau wawancara dilakukan dalam forum terbuka. Peserta lain juga diberi kesempatan aktif dalam sesi tanya jawab. Dengan model ini GuKePengPres terpilih benar-benar teruji dihadapan publik dan dewan juri. Dan tentu saja menghilangkan kecurigaan tidak transparansinya penilaian.
GuKePengPres barulah sebagain potret keunggulan personal pendidikan. Keteladanan, kreatifitas, dan kemampuan menjadi inspirator kepada rekan sejawat, peserta didik beserta lingkungannya menjadi tolok ukur keberhasilan. Semoga lencana yang disematkan sebagai GuKePengPres bisa bermanfaaat bagi diri pribadi, orang lain dan lingkungan sekitarnya.


tulisan ini dimuat di majalah media edidi Januari 2012

Senin, 16 Januari 2012

Siswa SMK Fokus menghadapi Ujian Nasional

Keberhasilan siswa SMK di berbagai bidang belakangan ini mampu membuka cakrawala pandang terhadap kemampuan anak SMK. Mulai kemampuan membuat mobil, merakit laptop, rancang bangun serta kemampuan lainnya. Berbagai pihak pun bersimpati dan berempati dengan memberikan dukungan. Baik dalam bentuk kebijakan maupun kesediaan mendukung sarana prasarananya.

Namun jangan sampai keberhasilan ini melupakan tugas utama anak-anak SMK ini yaitu belajar. Terutama kelas tiga. Karena sebentar lagi siswa kelas 3 SMK menempuh Ujian Nasional beserta serangkaian ujian lainnya. Seperti ulangan semester genap, uji kompetensi keahlian kejuruan, ujian sekolah dan gongnya Ujian Nasional. Dimana satu dengan lainnya berpengaruh terhadap kelulusan.

Untuk sementara waktu siswa kelas 3 SMK jangan banyak disibukkan dengan berbagai aktivitas yang tidak terkait dengan pembelajaran. Mereka harus disiapkan intensif lebih dini. Usai ujian nasional mereka dilibatkan kembali dalam pengembangan produk ungggulan SMK-nya. Jangan seperti timnas Garuda yang dielu-elukan di fase awal serta mengikuti banyak ceremonial, begitu di final justru anti klimaks.

Rabu, 11 Januari 2012

Selasa, 10 Januari 2012

Pejabat memakai produk mobil dalam negeri

Ada teladan dari Walikota Solo. Memasuki tahun 2012, pak Jokowi mengganti mobil dinasnya dengan mobil buatan anak negeri, rakitan anak-anak SMK. Bukti, bahwa nasionalisme tidak sekedar slogran. Ini ironi dengan banyak pejabat lain yang justru memasuki tahun anggaran baru mengalokasikan dana besar untuk mengganti mobil dinas mewah baru buatan luar negeri. Meski mobil dinas lama masih layak dipakai.
Langkah awal walikota ini patut menjadi pilot projek, berupa gerakan pemakaian mobil produk dalam negeri bagi pejabat. Selain menghemat devisa, gerakan ini juga akan menjadi cermin pemimpin untuk hidup sederhana. Membangkitkan industri, dan menyerap tenaga kerja terutama lulusan SMK. Penggunakan komponen lokal juga akan menciptakan lapangan kerja baru.

Selasa, 03 Januari 2012

SAYEMBARA PENULISAN NASKAH BUKU PENGAYAAN TAHUN 2012

Dalam rangka menggali, mengembangkan, dan mendayagunakan potensi menulis di kalangan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyelenggarakan Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan. Kegiatan sayembara ini diperuntukkan bagi para peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaantahun 2012 ini memperebutkan hadiah total lebih dari Rp 1.000.000.000,00 untuk 57 pemenangdari 19 jenis naskah buku pengayaan.
Tema Penulisan
“Membangun manusia Indonesia yang berkarakter, berbudaya, dan kompetitif di era global”
Peserta Sayembara
Peserta sayembara adalah siswa SMA/MA/SMK/MAK, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Pendidik meliputi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik,pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
Naskah yang Disayembarakan
NO JENIS NASKAH PERUNTUKAN KODE PESERTA
SISWA PENDIK DAN TENDIK UMUM
A Pengayaan Pengetahuan
a. Bidang MIPA SD 01 I, II, III
SMP 02 I, II, III
SMA 03 I, II, III
b. Bidang Sosial & Humaniora SD 04 I, II, III
SMP 05 I, II, III
SMA 06 I, II, III
B Pengayaan Keterampilan SD 07 I, II, III
SMP 08 I, II, III
SMA 09 I, II, III
C Pengayaan Kepribadian
a. Kumpulan Pantun SMP 10 I, II, III
b. Kumpulan Puisi SD 11 I, II, III
SMA 12 I, II, III
c. Kumpulan Cerita Pendek SD 13 I, II, III
SMP 14 I, II, III
SMA 15 I, II, III
d. Novel SMP 16 I, II, III
SMA 17 I, II, III
e. Drama SMA 18 I, II, III
f. Biografi SMA 19 I, II, III
Jumlah Pemenang Sayembara 9 33 15
Keterangan: Naskah Peruntukan SD = SD/MI; SMP = SMP/MTs;
SMA = SMA/MA/SMK/MAK
Ketentuan-ketentuan naskah buku sayembara adalah sebagai berikut.
a. Ketentuan Umum
1. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan alam dan matematika, dapat berupa pengetahuan alam fisik, hayati, flora, fauna; pengetahuan matematika; pengetahuan teknologi dan rekayasa; pengetahuan kebaharian, kedirgantaraan, dan kebumian.
2. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan sosial dan humaniora, dapat berupa pengetahuan sejarah dan kemasyarakatan; pengetahuan keagamaan; pengetahuan perekonomian dan manajemen; pengetahuan budaya, bahasa, seni dan sastra.
3. Jenis naskah buku pengayaan keterampilan vokasional yang meliputi:
• Keterampilan membuat kriya;
• Penerapan teknologi rekayasa sederhana;
• Penerapan teknologi pengolahan;
• Penerapan teknologi budidaya.
4. Jenis naskah buku pengayaan kepribadian, dimaksudkan untuk mengembangkan karakter: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab yang dituangkan dalam:
• Kumpulan pantun
• Kumpulan puisi
• Kumpulan cerita pendek
• Novel
• Drama
• Biografi
Naskah buku Biografi, tentang:
• seseorang yang berjasa dalam suatu bidang yang berguna bagi masyarakat;
• seorang tokoh di daerah yang mendapat penghargaan dari pemerintah;
• seseorang yang memiliki karakter yang dapat dijadikan contoh bagi bangsa;
• seseorang yang memiliki keunggulan dan kelebihan yang berguna bagi masyarakat.
5. Naskah buku ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Naskah diberi identitas: (a) judul naskah; (b) jenis naskah; dan (c) peruntukan pembaca buku (misalnya untuk SD/MI; SMP/MTs; SMA/MA/SMK/MAK), (d) kelompok peserta.
6. Naskah dijilid rapi berupa cetak asli (bukan fotokopi atau dummy).
7. Naskah yang diterima Panitia tidak dikembalikan.
b. Ketentuan Peserta
1. Peserta adalah perorangan.
2. Peserta yang mengirimkan naskah harus melampirkan biodata.
3. Peserta dari siswa SMA/MA/ SMK/MAK harus melampirkan surat pengantar dari sekolah dan fotokopi kartu pelajar.
4. Peserta dari pendidik dan tenaga kependidikan harus melampirkan surat pengantar dari lembaga tempat bekerja dan fotokopi SK pendidik atau tenaga kependidikan.
5. Peserta dari masyarakat umum harus melampirkan fotokopi KTP yang masih berlaku.
6. Peserta yang pernah menjadi pemenang sebanyak tiga kali atau lebih sejak tahun 2001 tidak diperbolehkan mengikuti sayembara ini.
c. Ketentuan Naskah
1. Naskah yang diajukan adalah: a. karya asli, b. tidak berseri, c. tidak sedang diikutsertakan pada sayembara lain, sebagian ataupun seluruhnya, d. belum pernah menjadi pemenang sebagian ataupun seluruhnya dalam sayembara mana pun, dan e.belum pernah diterbitkan sebagian ataupun seluruhnya.
2. Persyaratan di atas harus dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani di atas meterai Rp 6.000,00 oleh penulis naskah.
3. Naskah diketik dan dicetak pada kertas A4, spasi 1½, jenis huruf arial, times new roman, atau tahoma, ukuran huruf 12 pt, batas margin tepi kertas 3 cm.
4. Jumlah halaman isi naskah yang ditulis oleh siswa minimal 50 halaman dan yang ditulis oleh pendidik, tenaga kependidikan, dan umum minimal 75 halaman.
5. Penggunaan ilustrasi harus proporsional dan terintegrasi dengan teks, mendukung materi/isi teks serta mencantumkan sumber secara jelas.
6. Naskah buku pengayaan tidak dilengkapi dengan ungkapan tujuan mempelajari/membaca dan tidak dilengkapi latihan, soal, tes, lembar kerja, atau jenisevaluasi lainnya.
7. Naskah buku pengayaan tidak bertentangan dengan idiologi negara, ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, tidak bias gender, serta tidak menimbulkan masalah SARA.
8. Naskah buku pengayaan pengetahuan dan keterampilan harus menggunakan daftar pustaka atas rujukan yang dikutip.
9. Naskah yang dinyatakan sebagai pemenang sayembara, jika ditemukan dan terbukti sebagian atau seluruhnya merupakan jiplakan/plagiasi, segala tanggung jawab hokum yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Cipta berada pada penulis naskah. Pusat Kurikulum dan Perbukuan akan membatalkan kemenangannya dan hadiah yang diterima harus dikembalikan kepada negara.
10. Jika suatu naskah buku pengayaan dinyatakan memenangi sayembara, penulis berhak atas penghargaan sayembara tersebut, sedangkan hak cipta (baik hak ekonomi maupun hak moral atas naskah) tetap berada pada penulis sehingga penulis berhak menerbitkannya kepada penerbit yang dipilih.
11. Pemegang hak cipta (hak ekonomi) naskah pemenang sayembara adalah Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan hak moral berada pada penulis.
12. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu judul naskah sayembara.
13. Hasil keputusan Dewan Juri Sayembara tidak dapat diganggu gugat.
d. Hadiah Sayembara
Untuk menghargai kualitas naskah yang memenangi sayembara, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyediakan hadiah uang sebagai berikut:
Kelompok Pelajar:
Juara I = Rp. 15,000,000
Juara II = Rp. 10,000,000
Juara III = Rp 7,500,000

Kelompok Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Masyarakat Umum
Juara I = Rp 25,000,000
Juara II = Rp 20,000,000
Juara III= Rp 15,000,000
e. Pengiriman Naskah
Naskah diterima paling lambat tanggal 3 September 2012 dan dialamatkan kepada :
Panitia Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2012
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta Pusat
f. Pengumuman Pemenang
1. Pengumuman dan pemberian hadiah kepada para pemenang akan dilaksanakan padabulan November 2012.
2. Calon pemenang sayembara akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti wawancara dengan Dewan Juri dan menghadiri pengumuman pemenang bagi calon yang dinyatakan sebagai pemenang. Jika calon pemenang tidak dapat mengikuti wawancara, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri.
Informasi lebih lanjut tentang sayembara dapat menghubungi Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan website : http://puskurbuk.net , telp.: 021 3804248 , e-mail:sayembara_puskurbuk@yahoo.com facebook: sayembarapuskurbuk
Twitter: @puskurbuk