Resume :
Menulis menjadi
pekerjaan baru yang dirasa berat oleh guru. Persyaratan kenaikan pangkat dan sertifikasi guru dalam
jabatan menjadikan penulisan karya tulis ilmiah utamanya Penelitian Tindakan
Kelas sering menggiring guru mencari jalan pintas. Canggihnya teknologi membius
dan meninabobokkan guru dengan budaya copy paste. Meski sebenarnya PTK bukanlah hal asing bagi
guru. Catatan harian guru yang terangkum dalam jurnal kelas bisa digunakan sebagai
modal awal guru dalam pembuatan PTK.
Jadi PTK bukan lagi petaka bagi guru.
Persyaratan apa yang
paling berat ketika guru mengikuti sertifikasi atau mengajukan kenaikan pangkat?
Yaa,
salah satu persyaratan terberat adalah membuat karya tulis ilmiah Penelitian
Tindakan kelas (PTK). Kalau waktu yang disediakan untuk mengumpulkan karya
tulis ilmiah PTK hanya satu atau dua minggu, apa yang akan ditempuh? Copy paste, ”menjahitkan” atau beli PTK ”built
up”? Boleh jadi jalan pintas itu akan
ditempuh. Begitu kira-kira jalan pikiran
paling praktis. Padahal masih ada jalan keluar elegan yang baik.
PTK janganlah dianggap guru sebagai petaka. PTK tidak lebih
dari catatan harian guru dalam pembelajaran sehari-hari. Tanpa disadari guru
yang mengajar dengan persiapan baik, menggunakan jurnal mengajar untuk mencatat
hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan ataupun kegagalan dalam pembelajaran
telah mendokumentasikan sebagian instrumen untuk menyusun laporan PTK. Pengalaman yang dituangkan di jurnal kelas
laksana diary guru untuk menggambarkan tindakan riil dalam mencari solusi
memajukan pembelajaran
Apa yang ditakutkan guru untuk membuat PTK tidak
beralasan sama sekali. Yang diperlukan hanya kemauan untuk menulis, menuangkan
buah pikiran dari kenyataan yang dihadapi di kelas dan melengkapi instrumen. Kurangnya
referensi pendukung sering membuat tidak ”pede” dalam menulis dari apa yang diyakini guru itu benar
sesuai dengan tindakan nyata yang telah dilakukan. Terlebih tinakan itu terbuki
memberikan nilai tambah bagi kemajuan pembelajaran. Kadang Pembelajaran
inovatif guru yang mungkin belum pernah dilakukan orang lain menjadikan
guru tidak yakin dengan apa yang ditulisnya. Akibatnya karya yang dikerjakan tersebut
tidak terdokumentasi sebagai suatu tindakan inovatif. Menjadi karya tanpa
berkas laporan meski hasilnya bermakna. Jika teori pustaka yang langsung
berkaitan dengan inovasi belum ada, guru hanya memerlukan teori pendukung yang
secara tidak langsung berkaitan dengan apa yang telah dilakukan.
Kelemahan lain dalam pembuatan PTK adalah
ketakutan untuk berbuat. Takut berbuat kalau apa yang akan dikerjakan
salah. Padahal lebih baik salah karena
telah berbuat, daripada tidak pernah salah karena tidak pernah berbuat. Kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran
menjadikan PTK lebih berwarna dengan diskusi ilmiahnya yang diperbaiki melalui
siklus-siklus tindakan.
Jika persyaratan pendukung PTK telah lengkap guru
tinggal meluangkan waktu untuk
menulis. Menuangkan buah pikiran
dalam bentuk tulisan memang bukan barang mudah.
Untuk memulainya perlu ”mood” tersendiri. Cara termudah adalah menulis
sesuai apa yang ada dalam angan-angan tanpa mempedulikan terlebih dahulu kaidah
bahasa yang benar. Setelah menjadi
kalimat barulah ditata sesuai tata bahasa dan tata penulisan yang benar. Anggap
saja ketika menulis seperti kalau orang bicara. Ide yang mengalir
dalam pikiran ditulis apa adanya. Guru dengan enjoy menulis sesuai hati nurani. Ada tips
sederhana untuk menulis, gunakan hati untuk menulis menuangkan ide, gunakan
otak untuk mengedit dan memperbaiki karya tulis.
Waktu tidak dapat diputar balik. Banyaknya budaya copy paste ataupun jual beli
PTK adalah dampak tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik di kala waktu
luang. Sebuah petuah mengingatkan untuk
memanfaatkan waktu luang sebelum waktu repot itu datang. Bagi yang belum
membuat PTK inilah saatnya mulai menulis.
Jangan menulis hanya karena kewajiban, tapi menulislah karena suatu
kebutuhan. Membuat laporan PTK bukan hal
sulit. Kesulitan terjadi karena sebelum melangkah sudah merasa berat. Jika ada kemauan
pasti ada jalan. Kalau membuat PTK bisa
dipermudah kenapa dipersulit? Susah cari inspirasi, baca, baca dan baca! PTK,
siapa takut?
Tulisan ini dimuat di Jurnal Bioma vol 2 N0 3 bulan April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar