Bicara itu mudah, yang sulit itu mendengarkan. Menulispun gampang, yang usah itu mengawali. Mungkin begitu yang ada yang membuat aktivitas bicara dan menulis menjadi sesuatu hal yang kontradiksi. Banyak bicara sedikit bekerja, eh menulis. Karena sejak lahir saja, manusia dikodratkan langsung bicara yang ditandai dengan tangis bayi. Dengan bicara anak mudah mendapat apa saja. Makanya mulai kecil hingga besar, sampai sudah tuapun bermodal bicara melalui mulut, orang mudah mendapatkan apa saja.
Coba kalau menulis. Bisa jadi hanya orang bisu yang terbiasa menjadi alat tulis untuk meminta sesuatu. Ya, meski orang bisu tidak semuanya demikian. Dengan kode-kodepun mereka bisa.
Sedang menulis adalah aktivitas tangan yang butuh sinkronisasi dengan otak untuk menghasilkan sesuatu tatanan kata yang bermakna. Bermodal tangan, orang akan mampu melakukan sesuatu yang sebenanrnya kelak manfaatnya bisa lebih besar. Bisa menciptakan sejarah. Hanya saja butuh kemauan untuk mengahsilkan tulisan.
Makanya jika orang tidak mau memulai untuk menulis, entah kapan orang akan mengenal jejak seseorang. Sekali lagi, menulis bukan pekerjaan sukar. Dengan kamauan dan menyediakan waktu sejenak, semua orang pasti bisa melakukannya. Kemalasan adalah penyakit yang membuat orang tidak mampu menghasilkan karya. Ayo menulis mulai sekarang.
http://dindik.madiunkab.go.id/index.php/en/2017-03-19-12-43-33/sekretariat/785-satu-guru-satu-buku-kenapa-tidak
Jumat, 26 Mei 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar