Swaswembada beras berhasil. Pasokan beras
aman. Siapa pahlawannya? Petani. Warta
yang menggembirakan. Siapa aktor semua ini? Petani. Apa yang diperoleh para
petani? Hasil panen yang diperoleh, kebanyakan hanya cukup untuk makan dan mengganti
ongkos produksi. Sedikit reward yang didapat.
Selain pupuk bersubsidi yang pada saat
musim tanam ini sulit diperoleh, petani hanya bisa pasrah. Menunggu nasib hukum
ekonomi. Disaat mau tanam kesulitan
pupuk (karena sering pupuk subsidinya langka). Di saat panen harga gabah jatuh.
Memasuki kemarau, ongkos produksi bertambah. Saluran air kering, air tanah pun harus
dipompa. Dan itu butuh biaya.
Oleh karena itu sewajarnya para petani ini
diberi reward. Bukan pejabat yang diberi penghargaan. Reward tidak hanya kemudahan memperoleh kredit
perbankan. Terlebih mereka juga perlu kepastian harga yang lebih bagi hasil
panennya. Hasil panen mereka harus diproteksi dari produk luar. Dan perlunya
pembinaan bagi petani dalam pemasaran. Agar petani dapat bermain sendiri atas
hasil keringatnya, dan tidak dimain-mainkan.
Reward jangan hanya berupa ikan. Kail yang berwujud sarana prasarana serta
kebijakan yang menguntungkan lebih bermakna.
Kalau petani kita pintar, siapa yang untung? Siapa tahu para petani bisa
membentuk holding company. Sehingga
pertani tidak jadi seperti orang dalam cengkeraman koloni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar