Aneh memang, musim penghujan tetapi kekeringan. Tetapi itulah faktanya. Kalau di arab, ada keganjilan turun hujan lebat hingga banjir bahkan turun salju, kalau di Indonesia, terjadi kekeringan saat waktunya musim penghujan.
Kemarau panjang yang terjadi di tahun 2015 lalu belum sirna dari ingatan, dengan berbagai bencana melannda, utamanya kebakaran hutan disertai kabut asap, musim penghujan ini seperti juga bencana, khususnya bagi petani. Betapa tidak, menurut hitung-hitungan rutin, tatkala hujan mulai turun di sekitar bulan Oktober, atau paling tidak November, Desember menjadi tidak ada hari tanpa hujan. seperti ungkapan Jawa, Desember (gede-gedene sumber).
Tetapi faktanya, selama desember ini turunnya hujan (yang deras) dapat dihitung dengan jari. Dampkanya, pak tani yang sudah mulai mengolah sawah kelabakan. Air sulit didapat. Sungai-sungai masih kekeringan. Tanah sawah merekah. Terpaksa petani menyedot air dg mesin diesel. So pasti ada extra biaya. Entah apa sebab musabab air langit kok tidak banyak turun ke bumi, fenomena seperti ini bukan hanya karena faktor alam seperti la lina atau el nino saja, tetapi terlebih karena ulah manusia. Tinggal ,mnusia tersadar atau tidak???
Rabu, 30 Desember 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar