NASIONALISME TAK SEKEDAR BERBAJU BATIK
Menyambut hari Kebangkitan Nasional 20 Mei ada rutinitas tahunan. Pekan swadesi, yang diwujudkan dengan berbaju batik. Meski sekarang batik menjadi warisan budaya dunia, berbaju batik baru sebagain kecil wujud rasa nasionalisme. Coba perhatikan unsur batik yang kita pakai. Mulai bahan kain, kancing baju, asesoris hingga pewarna batik. Berapa persen asli buatan Indonesia? Masih sedikit. Itu baru batik yang dipakai kalangan bawah. Bagaimana batik kalangan atas, bisa dibayangkan sendiri. Pasti unsur importnya lebih besar.
Jika ingin maju dengan lebih mencintai produksi dalam negeri, kita dapat meniru India yang mengusung semangat swadesi Mahatma Gandhi. Dengan swadesi sesungguhnya, India menjelma menjadi negara mandiri dalam banyak bidang. Mulai industri tekstil, film, otomotif hingga teknologi luar angkasa.
Peran para pemimpin menjadi kunci tumbuhnya nasionalisme. Nasionalisme tidak cukup dicanangkan dan ditandai dengan berbaju batik saja. Tetapi kemauan untuk lebih mencintai, memakai dan membuat produk dalam negeri lebih bermakna. Kalau para pemimpin tidak memberi teladan dan lebih banyak memakai produk luar, hanya akan melahirkan nasionalisme semu
Kamis, 20 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar