Masyarakat terlanjur memvonis, bahwa keberhasilan anak ditentukan dengan kecerdasan yang disimbolkan dengan prestasi dan angka. Namun sayang, karena memburu nilai dan prestise, anak dicipta seperti robot. Diprogram agar memenuhi target orang tua dan sekolah. Merekapun kurang sosialisasi dan tidak berkembang kepemimpinannya.
Kegiatan sekolah terlalu banyak diarahkan ke hal-hal yang langsung berkaitan dengan kegiatan akademik. Sedikit sekali anak yang mau berkegiatan atau berorganisasi. Kalaupun ikut organisasi sekolah, seringkali hanya sebagai pelengkap membantu tugas guru. Dampaknya, ke depan anak kurang mempunyai jiwa pemimpin. Padahal banyak orang sukses yang ketika sekolah aktif berorganisasi, meski dengan kemampuan biasa.
Untuk itu ada baiknya, sekolah tidak terlalu mengejar target nilai dan kelulusan. Mewajibkan siswa ikut berorganisasi lebih bermakna dan menjadi investasi jangka panjang. Dengan mewajibkan berorganisasi, akan tercipta bentuk-bentuk kegiatan yang akan memancing kreativitas anak sebagai modal mereka kelak berjuang di dunia nyata. Sekolah benar-benar menjadi kawah candradimuka, bukan seperti restoran cepat saji.
Minggu, 08 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
salam kenal,
BalasHapuswah rajin banget nulis blog ya....saya lihat juga sering dimuat Gagasannya di Jawa Pos
Arif Riyanto
Semarang
Yaa mas, mumpung masih bisa nulis. dari pada ngrasani, lebih baik dituangkan dalam tulisan.
BalasHapus