Kenaikan harga elpiji 12 kg
benar-benar memberatkan konsumen. Ironi memang, sebagai negeri yang kaya dan
pengekspor gas alam, ternyata untuk melancarkan program konversi elpiji
pertamina harus mengimpor. Sayangnya ketika harga impor elpiji tinggi, beban
biaya dikenakan kepada masyarakat.
Untuk mengatasi tingginya harga
elpiji, sebaiknya digalakkan kembali pemakaian briket batubara. Mumpung harga
batubara di pasaran rendah dan keberadaannya melimpah. Dengan briket batubara, rumah
tangga dan industri kecil cukup terbantu. Yang penting pasokan dan
distribusinya lancar. Bahan sudah tersedia di dalam negeri dan tidak perlu
mengimpor agar tidak menimbulkan gejolak harga. Sehingga masyarakat tidak
trauma. Jangan sampai terjadi, begitu program sudah memasyarakat keluar
kebijakan yang memberatkan pemakainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar