Suatu waktu saya memvaca opini Anak Lelaki ”Lapar” Ayah. Hal ini mengingtakan saya akan peran peran guru, khususnya
guru BK. Keberadaan guru BK ibarat orang
tua., tempat curhat dan membimbing siswa. Seiring perkembangan, kebanyakan guru
BK sebagian besar wanita. Sehingga, pembimbingannya cenderung sebagai sosok
ibu. Lebih banyak menentramkan, tetapi
dirasa kurang memahami perasaan siswa laki-laki. Setidaknya hal ini acap kali
terlontar dari siswa laki-laki langganan BK.
Kekurangan/ketidakberadaan
guru BK laki-laki ini perlu disikapi sekolah dengan memberi tugas tambahan guru
laki-laki sebagai guru BK. Guru yang diperbantukan dipilih yang bisa menjadi
sosok ayah. Bisa sebagai teman, kakak, orang tua dan mengikuti perkembangan
jaman. Jika guru BK tetap hanya perempuan, penanganan terhadap siswa laki-laki
jangan menggunakan gaya feminisme. Guru BK harus laki di depan anak laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar