Ada kekurangan mencolok pada sebagian
besar siswa, termasuk para guru. Tidak terampil menulis. Dampaknya ketika siswa
dan guru membuat karya tulis, banyak yang kelimpungan. Karena menulis belum
membudaya, timbullah penyakit copy paste. Padahal para guru sudah terbiasa
membuat perangkat pembelajaran. Termasuk membuat catatan harian ketika mengajar
di kelas. Itu adalah modal awal untuk menulis. Apalagi bagi guru bahasa, mereka
sering memberi tugas membuat karya tulis kepada siswanya. Ironinya, sang guru
sendiri tidak banyak menghasilkan karya tulis.
Langkah ini bisa diawali dengan membudayakan membaca, satu hari satu buku-satu halaman atau satu menit. Memulai dari yang kecil, sedikit dan sederhana akan membuka jalan pikiran. Langkah lanjutannya dikembangkan dalam bentuk kegiatan menulis. Membudayakan menulis dengan cara satu
hari menulis satu halaman. Pada tahap awal karya siswa dikumpulkan sebagai
tugas. Karya guru dan siswa terpilih
dipampang di mading sekolah. Sebagai motivasi karya terbaik diberi penghargaan,
dalam bentuk apapun. Anak yang mempunyai bakat dibina dan ikutkan kompetisi
menulis. Kelak akan muncuk pengarang handal, dan para guru tidak kuatir, ketika
guru wajib membuat KTI kala naik pangkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar