Selamat berinovasi, berbagi dan berkompetisi.
Senin, 30 Mei 2016
PANDUAN INOBEL SMP 2016
Bapak Ibu guru SMP yang inovatif, tahun 2016 INOBEL kembali digelar. Ada beberapa perbedaan panduan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada pengelompokan rumpun mapel sejak awal, dan kali ini hadiahnya tidak dicantumkan dalam panduan. Siapa tahu tambah gede??? biar peserta semakin penasaran. Yang jelasm hadiah bukan utama. Semangat untuk berkarya demi mencerdaskan kehidupan bangsa lebih mulia. Lengkapnya silakan buka tautan di bawah ini::

Selamat berinovasi, berbagi dan berkompetisi.
Selamat berinovasi, berbagi dan berkompetisi.
Urus KTP dan SIM Wajib Hafal Pancasila
Memperingati hari besar nasional atau hari bersejarah biasanya dimeriahkan berbagai acara. Tak terkecuali memperingati hari lahirnya Pancasila. Meski belum ada penetapan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila, namun tidak ada salahnya hari bersejarah ini perlu ditandai dengan kegiatan positif. Kekuatiran nilai-nilai Pancasila mulai
luntur dalam masyarakat sesuatu yang mencemaskan. Jangankan menerapkan, banyak masyarakat kita
yang tidak tahu atau hafal sila-sila Pancasila. Jika tidak diantisipasi bisa
jadi banyak yang tidak tahu apa itu Pancasila.
Makanya wajar, bila banyak pihak
menyarankan agar pendidikan Pancasila dihidupkan kembali. Hanya saja, jika hal
ini diberlakukan baru efektif terhadap anak sekolah. Sedang masyarakat umum
belum. Perlu jurus sederhana agar masyarakat kembali memahami arti Pancasila.
Minimal hafal.
Salah satu caranya dengan mewajibkan warga
yang mengurus surat-surat terkait kependudukan atau persyaratan bersifat
individu wajib menghafalkan Pancasila. Ketika mengurus KTP, SIM, Akta kelahiran
atau yang akan menikah diharuskan
melafalkan Pancasila di depan petugas. Jika belum hafal tidak diberikan
surat-suratnya. Dengan hafal Pancasila minimal masyarakat tahu, memahami dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Minggu, 29 Mei 2016
SATU PERUSAHAAN SATU ANAK ANGKAT
Hari-hari ini orang tua mulai sibuk
mencarikan sekolah untuk putra-putrinya. Bagi orang tua mampu biaya tidak
menjadi masalah. Mereka leluasa menyekolahkan putra-putrinya di sekolah yang ia
mau. Baik negeri maupun swasta. Sedang orang tua pas-pasan harus berjuang,
bersaing memperebutkan kursi berbekal nilai anaknya. Itupun masih diiringi
perasaan cemas. Jika nantinya diterima, bagaimana biaya untuk membelikan
seragam sekolah, alat tulis menulis serta biaya operasional sehari-hari.
Karena program pendidikan gratis
memang baru untuk biaya operasional siswa di sekolah. Sedang biaya pribadi
menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Sementara banyak orang tua
siswa yang penghasilanya hanya cukup untuk hidup sehari-hari. Jika ini tidak
mendapat empati dari yang lain, dikuatirkan nantinya banyak siswa putus
sekolah. Apalagi jika yang drop out itu siswa berprestasi. Kita semua merugi.
Untuk itu perlu digaungkan dan
digiatkan kembali pola kemitraan orang tua asuh. Baik itu dari kalangan
perorangan ataupun, perusahaan ataupun badan usaha. Setiap perusahaan di daerah
wajib menyisihkan keuntungannya untuk memberi beasiswa kepada anak kurang mampu
utamanya berprestasi di daerah sekitarnya. Dengan demikian perusahaan untung,
pendidikan anak tertampung.
Sabtu, 28 Mei 2016
Siswa SMA Wajib Memiliki Keahlian
Setiap tahun, ratusan ribu hingga jutaan anak lulus SMA. Bagi yang bertekad melanjutkan kuliah, harus berebut memperebutkan ratusan kursi perguruan tinggi. Sisanya, mencoba peruntungan dengan bekerja atau bahkan menganggur. Mahalnya biaya kuliah dan minimnya ketrampilan lulusan
SMA membuat alumni SMA enggan kuliah tetapi sulit bersaing di bursa kerja.
Akhirnya banyak dari mereka bekerja di sektor non formal. Bekerja seadanya. Sebuah
dilema pendidikan. Salah satu sebabnya, dalam kurikulum SMA jarang sekali yang
menyediakan pendidikan ketrampilan. Kebanyakan bersifat kognitif. Perlu
pembaharuan kurikulum SMA.
Bila ada wacana penggodokan kurikulum, seyogyanya
untuk tingkat SMA disediakan mata pelajaran keahlian. Seperti di SMK, tetapi
lebih aplikatif dan pragmatis yang banyak dibutuhkan dunia usaha. Siswa diberi
pilihan sesuai dengan minat dan bakatnya. Tentu saja sekolah juga harus menyediakan
guru yang ahli di bidangnya. Sebelum SMA memiliki tenaga pengajar bidang
keahlian, untuk sementara bekerja sama dengan SMK.
Untuk menambah ketrampilan, di masa libur
sekolah para siswa magang di tempat usaha. Di akhir pendidikan SMA diadakan uji
kompetensi dan diberi sertifikat keahlian. Sehingga jika selepas SMA tidak
melanjutkan kuliah, mereka bisa langsung bekerja atau membuka usaha sendiri
Selasa, 24 Mei 2016
MEMBERDAYAKAN KOPSIS PADA PPDB
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sering
meninggalkan kesan negatif. Terutama
terkait pengadaan seragam, buku serta sumbangan ”sukarela”. Tidak sedikit yang
berdampak pada penuntasan wajib belajar 9 tahun. Karena tidak mampu membayar
akhinya ada anak yang tidak ikut daftar ulang meski ia sudah diterima,. Disamping
kekuatiran banyak pihak yang menengarai sekolah melakukan aji mumpung untuk
meraup keuntungan. Maka wajar sekali jika pemerintah melarang sekolah memaksa
siswa baru membeli seragam dan buku di sekolah.
Maka perlu kebijakan elegan agar sekolah
dan orang tua sama-sama memperoleh kemudahan dan sedikit keuntungan. Karena
jika orang tua bebas membeli sendiri, dikuatirkan akan terjadi ketimpangan
sosial. Jor-joran mutu kain dan warna tidak senada.
Oleh karena itu, hal ini bisa diatasi dengan
memberdayakan koperasi sekolah (Kopsis). Tentu saja pengelolaan kopsis harus
melibatkan siswa secara aktif. Guru/pembina kopsis cukup mengarahkan. Kopsis
menyediakan seragam atau buku sekolah berkualitas standard dengan harga sama,
syukur lebih murah dari harga pasaran. Keuntungan yang diperoleh sebagain besar
untuk menunjang kegiatan kesiswaan. Termasuk membiayai MOS (Masa orientasi
Siswa) sebagai bagian rangkaian PPDB. Kepada panitia PPDB juga diberikan
sebagaian sebagai penghargaan jerih payah dalam PPDB. Dengan memberdayakan
Kopsis, sekolah memperoleh keuntungan ganda. Selain mendapat dana penunjang
kegiatan siswa juga mendidik anak berwira usaha.
Kamis, 19 Mei 2016
Mengisi Waktu Luang Usai UN
Setelah
ujian nasional selesai, siswa-siswa SMA dan SMP kelas akhir merasa bebas. Merekap
pun menghilangkan kepenatan dengan berbagai cara. Sementara yang lain bersiap
dengan beberapa agenda penting. Diantaranya
SNMPTN atau bersiap mencari pekerjaan. Sedang anak kelas IX SMP
kebanyakan menganggur. Kecuali bagi yang akan meneruskan ke sekolah tertentu atau sekolah unggulan masih ada kesibukan. Belajar mandiri atau ikut bimbingan belajar.
Padahal waktu pengumuman kelulusan SMP masih
lama, sekitar satu bulan. Jika anak-anak kelas IX dan XII ini tidak dikoordinir
kegiatannya bisa berdampak buruk. Karena masih berstatus siswa di sekolahnya
masing-masing. sebaiknya sekolah membuat kegiatan bagi mereka. Berupa
pembekalan materi tambahan bagi yang akan melanjutkan pendidikan atau memberi
pelatihan. Ketrampilan, kewiraswastaan, kepemimpinan ataupun bhakti sosial.
Toh banyak guru pengajar kelas IX dan XII yang sudah tidak
mempunyai jam mengajar di kelas. Ini bisa dimanfaatkan untuk memberi
pembimbingan ataupun pendampingan. Dengan memberi kegiatan aktifitas siswa
terpantau dan menambah bekal pengetahuan mereka menghadapi seleksi sekolah
ataupun yang mau bekerja. Orang tua juga tidak cemas dengan anak-anaknya.
Langganan:
Postingan (Atom)