Belajar tidak mengenal usia, dan buku
merupakan menu utamanya. Namun sayang budaya membaca kini mulai luntur. Tidak
hanya menerpa siswa, guru pun ikut terjangkit penyakit : malas membaca. Maka
tidak heran, jarang sekali guru memiliki buku
literatur. Hal ini bisa membuat komptensi dan pengetahuan guru mandek. Padahal
pengetahuan terus berkembang. Jika tidak mengikuti perkembangan, guru semakin
tertinggal. Bahkan oleh muridnya sendiri.
Untuk menggugah semangat guru membaca, dianjurkan
kepada guru untuk membuat pustaka buku di rumah. Untuk membangkitkan romantisme
masa lalu, ditahap awal buku yang ada ditata. Mulai buku jaman sekolah hingga
kuliah termasuk bacaan ringan. Ruang dibuat senyaman mungkin. Kala sengggang di
rumah, sempatkan membaca. Jika sudah terbiasa, guru menambah koleksi buku
utamanya terkait pendidikan. Kalau guru memiliku pustaka sendiri, para siswa
akan tertarik berkunjung ke rumah gurunya. Hal ini dapat mendekatkan hubungan
guru dengan siswa. Jika guru-siswa akrab, pembelajaran lebih mudah dicerna anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar