Setiap tanggal 14 Agustus kita
memperingati hari Pramuka. Sebagai wadah generasi muda yang suka berkarya,
Pramuka telah menunjukkan darma bhaktinya bagi perkembangan pembangunan,
termasuk dunia pendidikan. Tidak hanya diwujudkan dalam bentuk uniform. Tetapi
berbagai kegiatan sosial kemanusiaan dan kemasyarakatan telah menunjukkan
eksistensi Gerakan Pramuka. Paling tidak, anak-anak seantero nusantara ini
hampir tidak ada anak yang tidak kenal pramuka.
Minimal mereka sudah terbiasa memakai seragam pramuka.
Kombinasi pakaian kebesaran coklat
muda dan coklat tua ini telah dikenal mulai tingkat dasar hingga perguruan
tinggi, bahkan lembaga kepresidenan.
Berbagai even yang diselenggarakan Gerakan Pramuka menunjukkan, betapa
eksisnya pramuka. Tidak hanya level nasional, tetapi juga internasional. Lord
Boden Powell sendiri sebagai Bapak Pandu Dunia telah mendedikasikan hidupnya
di dunia kepanduan. Di tingkat sekolah,
kegiatan pramuka sering dijadikan menu wajib kegiatan ekstra kurikuler. Kewajiban yang sebenarnya bertentangan dengan asas gerakan pramuka itu sendiri yang bersifat sukarela.
Tetapi
dengan melihat nilai-nilai positif yang terkandung dalam pendidikan
kepramukaan. Sudah sewajarnya sekolah
mewajibkan kegiatan kepramukaan sebagai kegiatan ekstra kurikuler wajib. Hanya masalahnya sekarang, masih eksiskah
pramuka di mata anak-anak muda sekarang? Utamanya anak-anak sekolah SD sd SMA?
Bernyanyi,
tepuk tangan, dan baris berbaris seolah
menjadi cirri khas pramuka. Ciri khas
yang dianggap terlalu kuno untuk masa sekarang. Anak-anak sekolah lebih suka
mengekspresikan diri mereka ke bidang kegiatan yang kelihatan lebih ngetrend.
Pecinta Alam, paduan suara, sport, teater, musik, out bounds, dan lain
sebaginya. Apalagi dengan mengikuti kegiatan seperti itu, mereka tidak terlalu
dikekang dengan aturan. Termasuk pemakaian
uniform.
Anak
muda lebih suka kegiatan yang bebas dengan aturan-aturan mengikat. Lebih suka kelihatan gaul, keren, beken dan
dengan penampilan modies mengikuti trend setter. Padahal untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
seperti ini memerlukan biaya tidak sedikit.
Lantas apa sebenarnya yang mereka cari? Ekspresi dan aktualisasi diri
atau sekedar mengikuti arus. Itu yang
perlu dikaji lebih lanjut.
Di
saat sekolah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sekolah kadang
kebingunan. Bagaimana mengisi kegiatan
pengembangan diri. Meski akhirnya
pengembangan diri itu dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk kegiatan. Tetapi bagi sekolah yang mempunyai kegiatan
kepramukaan, kegiatan pengembangan diri bukan lagi halangan. Malah jika kita cermat, di dalam kegiatan
kepramukaan banyak potensi ang dikembangkan.
Potensi kegiatan kepramukaan ini dapat dipilah-pilah menjadi berbagai
bentuk kegiatan, ketrampilan, keahlian, uji kemampuan dan sebagainya yang
merupakan wujud pengembangan diri seorang anak.
Berbagai
bentuk pengembangan diri ini terrangkum dalam pasal-pasal pencapaian Syarat
Kecakapan Umum (SKU) baik tingkat penggalang atau penegak. Dalam pasal-pasal
SKU sudah termaktub kurikulum kepramukaan yang harus dipenuhi seorang anggota
pramuka untuk naik tingkat. Mulai
kedisiplinan, kewirausahaan, kesenian, kemampuan kognitif, motorik, afektif,
semua lengkap ada dalam SKU.
Hanya
permasalahannya, kadang di sekolah Pembina pramuka yang sudah memiliki kemampuan sebagai Pembina
Pramuka yang sudah mengantongi sertifikat belum banyak. Sehingga kegiatan pramuka acapkali hanya
dijadikan ajang refreshing. Latihan rutin, heyking dan kemah akhir tahun.
Tindak lanjutnya, masih difikirkan.
Itulah
mengapa, kegiatan kepramukaan dari tahun ketahun semakin ditinggalkan. Ikut
kegiatan pramuka sekedar menggugurkan kewajiban, karena pramuka sebagai ekstra
wajib. Andai saja kegiatan kepramukaan
diberdayakan lebih efektif, bukan mustahil akan menjadi sarana ampuh mencetak calon
pemimpin yang lebih mumpuni. Tidak hanya
sekedar sebagai kegiatan pengembangan diri. Terlebih kegiatan kepramukaan mampu
menjembatani pembentukan generasi penerus yang siap meretas masa depan yang
lebih baik. Laksana falsafah pohon nyiur lambang gerakan pramuka. Semoga. Salam
Pramuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar