Di tahun baru 2010 kita mendapat kado tidak enak. Khususnya di sektor ekonomi. Tanggal 1 Januari 2010 dimulai perdagangan bebas ASEAN dengan Cina. Suka atau tidak ini telah menjadi keputusan. Jangan heran mulai besok, di pasar tradisional dan kaki lima barang-barang produk luar terutama dari Cina membanjiri dan mengusai. Tidak dipungkiri lagi, Cina telah menjelma manjadi raksasa ekonomi dunia. Di tengah krisis global, Cina mampu eksis.
Apa yang akan kita lakukan? Menolak, jelas tidak mungkin. Menerima apa adanya, kita akan hancur. Kita dapat meniru India dengan semangat Swadesi-nya Mahatma Gandhi. Sayang semangat itu sering jadi ceremony di saat memperingati hari Kebangkitan Nasional 20 Mei. Padahal satu tahun tidak sepekan saja berswadesi yang diwujudkan berbusana berbatik.
Andai semangat swadesi mampu membumi dalam sanubari setiap anak negeri. Para pemimpin memberi teladan dan tak perlu membeli mobil baru yang harus impor. Padahal yang lama masih bisa dipakai. Niscaya kita tidak akan terjajah lagi. Bukan jadi negeri koloni, tetapi kita akan terjajah secara ekonomi. Bahaya neo liberalisme mengancam. Akankah kita tetap tenang-tenang saja. Agar jangan terjadi seperti anak ayam mati dalam lumbung padi, ayo pakai produk dalam negeri. Beri bekal anak didik kita pendidikan wira usaha. Beri kelonggaran berusaha, agar tercipta entrepreneurs-entrepreneurs muda.
Rabu, 06 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar