Hidup di dunia sekali, setelah itu mati. Dan nanti dibangkitkan kembali. Mati adalah gerbang menuju kehidupan abadi. Kehidupan yang tak akan dimatikan lagi. Sudahkah kita siap mati? Banyak orang berkata, belum siap. Tapi sayangnya mereka tidak menyiapkan diri untuk mati. Maunya hidup enak di dunia dan ingin hidup seribu tahun lagi. Mati ibarat kabar buruk. Tak enak didengar dan harus dihindari meski itu tak mungkin terjadi. Diminta atau tidak, mau atau menolak, kematian pasti datang. Sekali manusia mati, hilanglah kenikmatan dunia.
Meski ada manusia bertindak tidak wajar. Minta mati, Bunuh diri. Kematian yang tak terampuni dosanya. Ada juga yang bernasib sial. Sudah berusaha mencari selamat, eeeehhh malah mati menimpa. Ketabrak, kecelakaan, tenggelam atau lagi sial terbunuh.
Kadang pula orang dipaksa mati demi kemaslahatan. Seperti yang saya alami. Saya sudah dua kali dimatikan, bukan dibunuh. Kali pertama setelah kecelakaan. Pasang pen buat nyambung tulang 28 Juni 2007. Kedua, ramadhan 2009 ini, ngoperasi kelenjar yang mengganggu metabolisme tubuh. Dan ketiga, insya Alloh besok. Kamis 14 Januari 2010, saya kembali dimatikan. Lagi2 yang melakukan sama, Dokter. Kali ini pen di kaki saya mau diambil. Jadi saya mengalami mati tiga kali.
Nah kalau mati model begini, namanya mati tereorganisir. Disiapkan, dieksekusi dan dibangkitkan kembali. Lha kalau operasi tidak dimatikan bisa dibayangkan rasanya. Bisa2 mati beneran. Mati dikarenakan alasan medis merupakan bentuk kematian kecil. Mati untuk dihidupkan kembali.
Yang jelas semua orang harus siap mati. Dimanapun dan kapanpun. Jangan takut dan jangan minta mati. Karena mati pasti datang. Begitu kata Bimbo. Dan semoga, kalau besok saya dimatikan, Allah menghidupkan kembali. Dan jikalau suatu saat saya
dimatikan dalam arti sesungguhnya, semoga mati dalam keadaan khusnul khotimah.
Rabu, 13 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
mati tiga kali!
BalasHapussubhanallah...
Regard's
http://absensisidikjari.com/