Saat ini televisi menjadi guru nomor satu. Mengalahkan guru dan orang tua. Lebih banyak waktu di depan TV daripada belajar. Apa yang ditayangkan TV sangat berpengaruh pada pola dan gaya hidup anak. Kritikan, sanksi dan fatwa bagaikan angin lalu. Tidak membuat jera tetapi malah merangsang kreatifitas perancang menu acara dan rumah produksi.
Peranan pemerintah yang sudah jauh berkurang untuk penyiaran informasi, semakin memberi ruang bebas pihak TV berekspresi demi rating dan keuntungan. Kini masyarakatlah yang harus kritis dan menentukan sikap. Ikut-ikutan menonton atau mematikan TV. Di sinilah kekuatan masyarakat menjadi pengendali. Kalau orang tua atau masyarakat tidak menyadari kepentingan anak, siapa lagi yang peduli?
Padahal sebentar lagi anak-anak sekolah menjalani ujian nasional. Kalau mereka tidak dikendalikan, nasibnya bisa terjungkal. Tidak lulus ujian dan harus ikut ujian ulang. Untuk itu bagi para orang tua bersama masyarakat perlu berkomitmen pada dirinya sendiri menyikapi godaan acara TV. Salah satunya dengan mematikan TV disaat jam belajar anak.
Apalagi kalau komitmen ini diamini komunitas yang lebih luas, niscaya hasil belajar anak semakin baik. Agar pihak stasiun TV bisa instrospeksi dan mawas diri. Jangan menggoda dengan acara menarik di waktu prime time, saat anak-anak belajar. Kepedulian kepada anak bangsa perlu dikedepankan demi menyukseskan wajib belajar. Minimal menjelang anak-anak mau ujian nasional.
Senin, 11 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar