Aljannatu tahta aqdamil ummahat, surga itu di bawah telapak kaki ibu. Coba tanya kepada anak2 play group atau anak TK tentang surga, di mana letakknya. Sebagian besar akan menjawab seperti bunyi hadist di atas. Mereka hafal dengan dengan lancar hadist tentang kemuliaan seorang ibu. Makanya anak2 kecil banyak yang sangat menghormati ibunya. Mengharap surga dengan menghormati ibunya. Bapaknya nomer empat.
Tapi coba tanya tentang surga kepada anak2 remaja. Jawabnya akan beragam. Ditanya soal hadist diatas, banyak yang lupa, tepatnya banyak yang tidak tahu. Lalu apakah mereka tidak hormat lagi kepada ibunya? Tentu tidak. Hanya bedanya anak2 remaja ini memang sudah terlalu banyak tercemar virus. Sehingga memori ingatannya banyak yang error.Karena kesibukan masing2, anak dan ibu jarang bertemu. Apalagi banyak ibu2 mereka tidak berada di dekatnya. Pergi ke perantauan di negeri orang. Mencari pundi2, buat sesuap nasi, biaya sekolah dan mencari modal agar nantinya hidup mandiri.
Jadi wajar anak2 remaja banyak yang tidak dekat lagi dengan ibunya. Peran ibu seringkali digantkan dengan perangkat teknologi dan uang. Dan dampaknya jelas, semakin banyak anak yang jauh dari surga. Bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi efek peran ibu yang jauh berkurang. Salahkan ibu mereka? Tidak juga. Ibu mereka rela mengorbankan diri demi anak dan keluarga.
Emansipasi terkadang memaksa ibu untuk berbuat melebihi laki2. Tingginya derajat seorang ibu dikalahkan oleh kebutuhan hidup sehari-hari dan pesatnya kemajuan teknologi. Akankah gerbang surga ini harus memikul beban yang melebihi batas? Gerbang surga yang di bawa sendiri pemiliknya. Sementara anak2nya masih mencari-cari di mana letak pintu surga itu berada.
Selamat hari Ibu.
Rabu, 23 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar