Manusia tidak bisa hidup sendiri, butuh teman. Carilah teman sebanyak-banyaknya. Tapi ingat, teman yang dicari harus teman yang baik. Salah pilih teman, bisa celaka. Teman yang baik akan jadi sahabat. Yang tidak baik bisa membuat kita jadi penjahat.
Tidak sulit mencari teman yang baik. Tapi teman belum tentu jadi sahabat. Bisa jadi teman jadi lawan. Hubungan antar manusia yang disebut pertemanan dapat digolongkan dalam berbagai bentuk. Umumnya yang namanya pertemanan didasari saling percaya dan mempunyai tujuan tertentu. Itu sebabnya pertemanan dapat dikategorikan dalam 2 golongan. Pertemanan yang disebut persahabatan dan pertemanan yang disebut persekongkolan.
Persahatan didasari saling percaya, menghormati, memberi, menjaga dan merasa bahwa teman adalah dirinya sendiri. Dalam persahabatan, hubungan antar individu tercipta alami. Berasal dari lubuk sanubari. Merasa senasib sepenanggungan, tidak mementingkan diri sendiri dan saling nasehat-menasehati dalam kebaikan. Seorang sahabat merasa kehilangan jika sahabatnya menderita. Berusaha membantu bangkit dari keterpurukan. Tujuan akhir bukan diikrarkan, tujuan adalah buah yang dipetik dari proses kehidupan.
Beda dengan persengkongkolan. Biasanya persekongkolan tercipta dari sekumpulan individu yang mempunyai niat tertentu. Niat untuk meraih sesuatu yang diikrarkan. Bersumpah sehidup semati demi tujuan yang sebenarnya tidak pasti. Meski dalam individu2 itu berkecamuk ambisi pribadi yang bersembunyi di dalam hati. Siap membara kala nafsu tergoda. Meledak tatkala sumbu tersulut angkara murka.
Begitu tujuan tercapai, biasanya masing2 individu menghitung jasa dirinya. Merasa paling berperan dalam skenario persengkongkolan. Begitu bagi2 kue berlalu, muncul rasa cemburu di kalbu. Merasa pembagian kue tidak adil. Meski sebelumnya berikrar”All for one, one for all”.
Apa yang terjadi setelah itu? Meski di hadapan masing2 individu tersungging senyuman, tapi di hati mulai timbul rasa dendam. Mengintip kelengahan pihak lain. Pihak lain yang dulu disebut teman, kini berubah jadi lawan. Dan timbul niat, lawan harus disingkirkan. Begitu lawan lengah, pihak lain siap menyalip di tingungan. Kalau perlu menggunting dalam lipatan.
Dan inilah salah satu perbedaan mendasar. Dalam persahabatan tidak ada pengkianatan. Tapi dalam persekongkolan, pengkianatan adalah sah, seni dalam persekongkolan.
Kita bisa lihat kehidupan sosial masyarakat di sekitar kita. Kepura-puraan yang mulai membungkus muka telah menjadikan kehidupan ini semakin tidak menentu. Sulit menebak, siapakah sahabat dan siapakah teman. Bisakah teman di sekeling kita menjadi sahabat? Atau teman2 disekeling menjadi spionase yang siap2 menghunjam dari belakang? Teman2 yang mencari penghidupan dari sebuah persekongkolan? Tidak ada pertemanan yang abadi. Seperti halnya permainan politik. Politik adalah jenis pertemanan yang lebih mengarah ke persekongkolan.
Apalagi bagi yang baru belajar politik. Politik kelas kacang. Meraup untung dengan hidup menggelantung di ketiak para pencari nasi. Demi ambisi menjual harga diri.
Amit-AMIT!!!!
Kamis, 03 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar