Seperti biasa, mudik merupakan iklan berjalan untuk menunjukkan keberhasilan seseorang dirantau. Walau kadang gemerlap kesuksesan itu palsu. Menjaga gengsi menutupi kegagalan sebagai kaum urban pemudik ini membungkus dirinya dengan keberhasilan imitasi. Celakanya hal ini menjadi magnet bagi penduduk desa untuk ikut-ikutan mengadu peruntungan di kota besar.
Sulitnya mencari pekerjaan di desa juga menjadi penyebab, orang desa tergiur pergi. Di kala para pemudik balik, mereka mengekor ke kota. Belum lagi para pemudik juga membawa serta sanak saudara atau tetangga dengan tujuan tidak jelas. Yang penting ke kota besar.
Dampaknya sudah terbukti. Kurangnya ketrampilan dan tiadanya tempat tinggal, membuat para pendatang ini menimbulkan masalah sosial. Oleh karena itu perlu pencegahan dini agar hal ini tidak berkelanjutan. Di desa asal, pihak desa jangan terlalu mudah memberikan surat ijin bepergian ke luar daerah tanpa bekal cukup dan tujuan jelas. Sementara di kota besar segera dilakukan razia di tempat kedatangan pemudik, melakukan pendataan penduduk dan memulangkan pendatang yang ketahuan sebagai pendatang gelap.
Rabu, 15 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar