Buka bersama begitu akrab kita lihat sepanjang ramadan ini. Acara yang rata-rata dikemas dengan acara makan bersama diwaktu berbuka ini menjadi budaya baru dimasyarakat.
Tanpa melihat strata, acara buka bersama telah menjelma menjadi ajang silaturahim.
Satu sisi positif yang bisa dipetik.
Apalagi kalau buka bersama ini mengajak mereka-mereka yang masih butuh uluran tangan. Mereka laksana mendapat durian runtuh. Bagi yang sehari-hari hanya makan sekali dua kali, berlaukkan kerupuk dan garam. Diundang makan bersama dengan lauk beraneka ragam cita rasa bagai makan di istana raja. Mungkin itulah kenikmatan bagi mereka yang terbiasa hidup kekurangan.
Tapi bagi mereka yang terbiasa hidup mewah, buka bersama yang hanya diisi makan bersama. Sama halnya memupuk kolestorel. Sesuatu yang mubadzir. Itu jika acara buka bersama hanya diisi makan2.
Syukur buka bersama juga dihiasi dengan santapan rohani. Sehingga dikala sseharian perut kosong, pikiran letih dan mata sayup, begitu menerima rajutan ilmu penyejuk iman, Hati akan mudah tergugah.
Tidak hanya tergugah, tapi bisa mengubah perilaku orang yang sebelumnya nyempal dari ajaran Islam.
Kita berharap, buka bersama janganlah sebagai acara pamer menu makanan, acara kumpul2 yang tak bermakna. Buka bersama mestinya bisa mengubah cara pandang manusia untuk lebih dapat menerima keadan sekitar dan menjalin ukhuwah islamiah dan wathoniah yang semakin erat. Bersama kita bisa, bersama kita buka.
Rabu, 09 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar