Masihkah kenangan 44 tahun melekat dalam ingatan kita? Para jendral dibantai Untung dkk. 44 tahun lalu Untung ada Aidit, tokoh PKI nomor satu. Kalau sekarang banyak yang lupa peristiwa G 30 S PKI, mungkin tokoh yang dikenal sekarang bukan Untung yang dulu. Tapi tokoh Untung ada Budi, alias ari untung.
Sama2 punya nama Untung, tapi beda aliran. Yang satu aliran darah segar, tukang bunuh. Yang lain aliran darah muda, alias bikin awet muda.
Buat kita2 yang tahun 85-an, saat2 begini anak2 sekolah kena perintah wajib. Nonton film G 30 S PKI. Entah dulu itu biar mengenang kepahlawanan pak Harto. ato biar yang bikin film untung besar.
Sekarang, jangankan mengenang G 30 S PKI, yang pasang bendera setengah tiang di depan rumah saja jarang. Kayaknya sejarah pahit itu lekas hilang. Atau mungkin saja masyarakat kita sudah terlalu banyak disuguhi peristiwa pahit.
Tidak hanya disuguhii pembantain yang tiap hari dipertontonkan di layar TV. Penggusuran, pengeboman, kesewengan2an, korupsi, rebutan kursi dsb. Yang korbannya tidak saja orang2 yang terlibat langsung. Tetapi efeknya bergulir, menyeret banyak orang ke jurang kesengsaraan.
G 30 S PKI tak boleh dilupakan. Kenangan pahit yang setiap saat bisa muncul ke permukaan. Merongrong kedaulatan, mengadu domba dan bisa2 merebut kekuasaan. PKI bisa jadi sudah mati. Tapi khabarnya yang ditangkap dan dihukum mati baru eksekutornya. Masih ada tokoh2 dibalik G 30 S PKI yang belum terendus aparat. Siapa tahu sekarang bibit2nya tidak mau berdiam diri. Bersiap balas dendam dikemudian hari. Waspadah terhadap bahaya laten PKI.
Rabu, 30 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar