Rabu sore, 2 September 2009 Jawa Barat diguncang gempa. Gempa berskala 7,3 SR memporak porandakan bangunan dan membawa korban.
Indonesia kembali berduka. Ditengah melaksanakan ibadah puasa, manusia mendapat tambahan coba.
Spekulasi pun berkembang tentang penyebab gempa. Dari analisa ilmiah maupun analisa di luar keilmiahan.
Apakah gempa itu karena pergerakan patahan bumi atau peringatan Tuhan buat manusia.
Di luar polemik mengapa terjadi gempa, sudah sewajarnya kita berempati kepada para korban. Bencana yang terjadi setelah pemilu juga bisa kita gunakan untuk mengukur moral para pemimpin ataupun beberapa kalangan yang biasanya menyuarakan kepentingan rakyat di atas kepentinan pribadi atau golongan.
Berapakah posko-posko yang dibuka oleh para organisasi massa atau organisasi politik yang didirikan untuk membantu para korban?
Seberapa besar dana yang dikucurkan oleh mereka yang biasanya menyokong kampanye pileg ataupun pilpres? Beberapa gaji para wakil rakyat yang disisihkan bagi korban untuk sekedar meringankan beban?
Kita semua akan tahu, seberapa baikkah moral para pemimpin ketika ada kepentingan yang tidak langsung behubungan dengan nasib pribadi atau golongan.
Janganlah gempa di bulan ramdan ini hanya sekedar musibah yang segera terlupa. Gempa ini juga dapat bergema ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Membuka hati untuk kasih mengasihi, berbagi dan mau memberi untuk mereka yang terkena musibah. Hati yang terbuka dengan rasa ihlas tanpa berharap imbalan dari manapun.
Sabtu, 05 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar