Ternyata mahalnya bangku kuliah tidak dikeluhkan masyarakat awam saja. Tak kurang seorang Menkeu juga sambat dengan mahalnya biaya masuk perguruan tinggi Meski itu orang yang tahu seluk beluk keuangan negara ini juga terheran-heran. Bagaimana anggaran pendidikan yang begitu besar belum berimbas banyak kepada pembiayaan perguruan tinggi.
Bukan aneh lagi, jika banyak pihak mengharap peninjauan kembali UU Badan Hukum Pendidikan yang dianggap biang kerok leluasanya pihak PT menentukan tarif memperebutkan bangku kuliah. Jangan sampai berbagai jalur seleksi hanya kamuflase komersialisasi pendidikan yang hanya menguntungkan beberapa pihak dalam waktu sesaat. Komersialisasi pendidikan bisa menghambat program pemerintah menyukseskan pendidikan berkualitas bagi semua.
Masyarakat pasti sangat senang, jika biaya pendidikan semakin murah. Tidak hanya dalam bentuk pemberian bea siswa yang jumlahnya terbatas. Tetapi pendidikan bermutu, khususnya perguruan tinggi ini bisa terjangkau oleh mereka yang haus ilmu pengetahuan. Untuk itu dalam perencanaan anggaran pendidikan, pemerintah perlu memberi porsi memadai untuk perguruan tinggi. Agar masyarakat tersenyum bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi. Tak terkecuali Ibu Menkeu, Sri Mulyani. Ada baiknya bu Menkeu juga memwarning. Jika pendidikan tinggi masih mahal, anggaran pendidikan akan dikurangi. Seperti kata Menkeu, agar tidak terjadi double losses. Tapi dananya jangan untuk bailout.
Rabu, 17 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar