Gencarnya promosi dengan maskot Rossi menjadikan sepeda motor laris manis. Produsen meluncurkan varian terbaru membidik kawula muda. Tak terkecuali ABG yang belum memenuhi syarat memiliki SIM C. Produsen pasti tidak peduli siapa pembelinya, yang penting untung.
Halaman SMA penuh motor, sedang di sekitar gedung SMP puluhan motor dititipkan. Karena sekolah melarang anak SMP membawa motor ke area sekolah. Melarang anak-anak SMP mengendarai motor bagai buah simalakama. Disamping jarak rumahnya jauh, tidak adanya transportasi umum dari daerah/desa ke sekolah atau kesibukan/ketidakberadaan orang tua mengharuskan mereka naik motor sendiri.
Meski fakta menunjukkan, korban sepeda motor banyak dari anak muda. Siapa yang salah? Anaknya, orang tua, polisi atau produsen? Rasanya semua pihak tidak mau disalahkan. Produsen jualan, orang tua tidak ingin repot dan polisi tidak bisa berbuat banyak. Kalau menilang mereka, mungkin saja banyak yang terlambat bahkan tidak bisa ke sekolah.
Untuk itu agar anak-anak ini bisa berkendara dengan baik, khusus remaja di bawah 16 tahun di beri SIM baru, SIM R (Remaja). SIM ini sebagai pra SIM C. Untuk memperolehnya anak-anak harus tes layaknya tes SIM C. Biayanya ditanggung orang tua dan disubsidi pihak produsen sebagai bentuk kepedulian dan ungkapan terima kasih kepada remaja yang membeli sepeda motornya. Sedang kepolisian memberikan pembinaan agar ABG-ABG ini kelak menjadi The Next Rossi yang santun dan tertib berlalu lintas.
Sabtu, 06 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar