Dua hari ini saya merasa tersanjung. Dua tulisan saya berturut-turut mejeng di koran. Di tengah berbagai isu nasional baik terkait pak Susno duadji, tanjung priok, batam dan gayus. Pendidikan tetap menjadi bahan favorit bagi saya untuk mengulasnya. Sebagai guru yang tiap saat bersentuhan dengan siswa dan lingkungan, apa yang saya tulis ini semoga bermanfaat.
Berikut tulisan saya yang dimuat harian nasional Jawa Pos
Opini
[ Jum'at, 23 April 2010 ]
RSBI untuk Siswa Miskin
KETIKA iklan sekolah gratis ditayangkan, samar-samar di bagian belakang tercantum "kecuali untuk sekolah RSBI/SBI" yang muncul sekejap. Pendapat bahwa sekolah bermutu itu harus mahal dilegalkan dalam iklan tersebut. Memang pendidikan itu investasi jangka panjang. Diperlukan modal yang tidak sedikit untuk mencapai hasil terbaik. Mahalnya sekolah dikompensasi dengan fasilitas dan pelayanan pembelajaran plus-plus.
Padahal, anak yang ingin pendidikan berkualitas tidak hanya yang beruang. RSBI bagai mimpi buat orang miskin. Jika hal tersebut tidak segera diatur, sekolah akan berubah fungsi. Menjadi lembaga komersial dan jual mahal. Apalagi, Kemendiknas belum mengatur biaya RSBI.
Sebaiknya pemerintah atau pihak swasta yang peduli pendidikan mendirikan SBI bagi yang miskin. Syukur biayanya gratis. Banyak bibit unggul yang dengan fasilitas sederhana bisa berprestasi. Andaikan anak unggul berduit minim itu difasilitasi layaknya di RSBI, niscaya bangsa kita akan menghasilkan Habibie-Habibie baru. (*)
Abdul Hakim , guru SMPN 1 Dolopo, Madiun
________________________________________
Jumat, 23 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar