Kata-kata jihad semakin
popular, tatkala Hotel JW Marriot dan Ritz Charlton di bom. Ulah sekelompok orang yang mencoreng citra
Indonesia. Celakanya, pengebom bunuh diri dianggap suhada oleh para
simpatisan. Beberapa isu beredar, dan
mengkait-kaitkan pengeboman antara Islam dengan pihak-pihak yang dianggap musuh
Islam. Sementara, di Riau kompleks lokalisasi dibakar. Ungkapan Jihad terhadap
kemungkaran. Sepertinya jihad
diidentikkan dengan kekerasan. Memusuhi, memerangi kalau perlu menghancurkan
semua bentuk yang dianggap bertentangan dengan syariat Islam. Benarkah Islam
demikian? Tidak! Islam bukan agama yang suka kekerasan. Islam bukan teroris.
Islam adalah agama
rahmatal lil’alamin, yang mengayomi seluruh umat manusia. Kalau beberapa hari ini kaum muslim menikmati
Ramadan, rasanya hidup begitu indah. Ramadan yang penuh rohmah dan maghfiroh. Ramadan banyak merubah
rutinitas sendi kehidupan manusia. Ada
yang bergembira dengan datangnya Ramadan
ada pula yang merasa tersiksa. Seakan dengan datangnya Ramadan, manusia
menemukan kembali kebahagian hidup.
Mulai tumbuh lagi kesadaran untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang
Khaliq.
Haus dan lapar tak
begitu dirasa. Janji-janji Allah yang memberikan pahala berlipat untuk setia Kalau perlu berharap, ingin
sepanjang tahun menjadi Ramadan. Akankah hal ini pertanda awal kemajuan Islam? Kita
berharap Ramadan sebagai wahana kawah candradimuka bagi umat mulim. p
kebajikan mulai mengubah gaya hidup kaum muslim. Ramadan bukan lagi tugas maha
berat.
Yaa Selama Ramadhan umat muslim berperang melawan
hawa nafsu. Salah satu bentuk jihad
terbesar bagi yang mampu menjalankannya.
Seperti yang disampaikan Nabi Muhammad
SAW, bahwa berperang melawan hawa nafsu nilai jihadnya tidak kalah dengan jihad
melawan kaum musyrikin di kala perang Badar.
Lantas jihad apa yang masih bisa dilakukan di
jaman kekinian.
Jihad dapat dilakukan
di mana saja, kapan saja. Jihad tidak
harus diberi makna perang mengangkat senjata.
Memerangi kaum non muslim ataupun menghancurkan kemunafikan dan kedhaliman dengan aksi anarkis. Islam adalah agama
yang sejuk dan damai. Pemberi rahmat, perlingdungan dan mampu menciptakan
memakmuran bagi semua makhluk yang ada di atas permukaan bumi. Janganlah Islam menjadi pobia bagi yang lain.
Yang akhirnya bisa merugikan umat Islam sendiri. Islam menjadi agama menakutkan. Jangan! Jangan
sampai hal ini terjadi.
Jika kita perhatikan sekitar,
masih banyak proses kehidupan di dunia ini yang menyimpang.
Sebagai manusi normal, tentu kita tidak senang melihat terjadi
penyimpangan, kedholiman, kesewenangan ataupun kemungkaran. Ini
dapat kita ubah dengan jihad. Jihad dapat dilakukan dengan perbuatan,
perkataan bahkan hanya dengan hati.
Kalau manusia mempunyai
keberanian, baik sebagai masyarakat ataupun sebagai pimpinan. Hal terbaik
adalah berbuat kebaikan, mendobrak, merobohkan
bahkan menghancurkan kemungkaran dengan cara elegan. Bila tidak bisa
melakukannya sendiri, dengan lesan dapat meniupkan hawa perubahan. Nasehat
menasehati, amar ma’ruf nahi mungkar untuk mencegah, mengurangi syukur bisa membawa
pembaharuan ke hal yang lebih baik. Dan
selemah-lemah iman adalah jihad dalam hati.
Minimal manusia tidak
ikut arus, mampu mempertahankan diri untuk tidak berbuat hal salah. Berdoa’, bermunajat kepada Alloh agar
kemungkaran itu segera sirna dari bumi. Yang berbuat mungkar segera mendapat
hidayah serta ampunan dari Alloh.
Sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin kelak akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Alloh.
Satu
bulan ke depan masih ada waktu untuk memperbaiki diri dan lingkungan. Setelah
itu, kita semua kembali beraktifitas seperti
biasa. Akan dibuktikan apakah tempaan
selama satu bulan Ramadan ini berdampak positif dalam kehidupan? Kalau selama Ramadan setan-setan dibelengu,
maka memasuki 1 Syawal setan-setan segera
di lepas. Siap menggoda iman kaum
muslimin. Jika kita mampu memerangi
godaan syaiton kita juga sudah melakukan
jihad. Jihad tidak hanya selama Ramadan.
Jihad dapat dilaksanakan setiap saat. Jihad forever!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar