Iqra’
bismi robbika alladzii kholaq. Surat Al Alaq
ayat satu ini mengawali wahyu pertama dari rangkaian lima ayat yang dibawa
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Awal reformasi kehidupan umat manusia.
Andai saja
lima belas abad lalu ayat ini tidak turun, entah apa yang akan terjadi? Dunia
akan diselimuti kegelapan, kebodohan, kebatilan, kekufuran dan kehancuran. Bukan kehancuran material tetapi kehancuran akhlaq manusia. Alloh
dengan Rohman dan Rohim-Nya mengutus seorang manusia bernama Muhammad
untuk memperbaiki dan menunjukkan
manusia ke arah yang benar. Dengan wahyu
yang diterima Nabi Muhammad SAW membawa pencerahan rohani sebagai uswatun hasanah.
Tepatlah kiranya misi yang diemban nabi, sesuai
firman Alloh dalam QS Al Baqoroh 185 : ”Syahru
Ramadhana alladzi unzila fihil Qur’an, hudan linnaasi wa bayyinatin minal huda
wal fulqon”. Artinya di bulan
Ramdhan yang telah diturunkan Al qur’an sebagai petunjuk (pedoman hidup) bagi
manusia dan sebagai penjelasan petunjuk tersebut dan sebagai pembeda antara
yang hak dan yang batil.
Perintah pertama Alloh kepada nabi adalah
membaca. Kini, efek perintah itu mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan.
Dengan membaca manusia mampu
membuka pikiran dan hatinya dalam berpikir dan bertindak.
Islam sebagai agama samawi telah mempunyai
pedoman baku untuk mengatur umatnya, yaitu Al Qur’an. Tinggal bagaimana manusia yang sudah
meng’itikadkan sebagai muslim ini menggunakan Al Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari.
Di bulan suci ini lantunan Alqur’an berkumandang
merdu menghiasi rumah-rumah, menyelimuti masjid dan mushola mewarnai kehidupan Ramadhan.
Para pembaca dan mustami’ mengharap
limpahan berkah dari berkumandangnya ayat-ayat suci Al Qur’an.
Ayat-ayat Al Qur’an selain mempunyai nilai sastra
tingkat tinggi juga mengandung makna yang maha dahsyat yang tidak bisa
ditandingi Ayat-Ayat Cinta-nya Rossa. Andaikan air di seluruh samudra dijadikan tinta
dan seluruh langit sebagai media tulis, ilmu yang terkandung tidak akan tuntas
untuk dikupas manusia. Mulai ilmu agama, pengetahunan, teknologi, kedokteran,
matematika dsb, semua bisa merujuk kepada Alqur’an.
Kewajiban untuk mempelajari, memahami dan
mengamalkan Al Qur’an menitahkan kepada
kita untuk mensyiarkannya meski hanya satu ayat. Ballighu
’anni walau aayatan. Jikalau dalam
setiap sendi kehidupan, dalam setiap tarikan dan hembusan nafas, dan dalam
setiap derap langkah, nilai-nilai Alqur’an selalu menyertai, alangkah indahnya
hidup ini.
Jangan sampai Al Qur’an hanya untuk pajangan di
almari kaca, dijadikan pelengkap ceremonial sumpah jabatan ataupun hanya untuk persyaratan
mahar perkawinan. Alqur’an hendaklah
tiap hari dibaca dan dikaji agar rumah penuh barokah mewujudkan baiti jannati. Al Qur’an haruslah ditanamkan di dalam hati para
pemegang amanah, agar ketika bertindak dan mengambil putusan teringat pada
sumpahnya. Jangan sampai sumpah yang
dipersaksikan di hadapan Alloh di bawah Al Qur’an menghalang-halangi pengucap
sumpah untuk masuk surga. Para pemberi dan penerima mahar hendaklah menghiasai mahligai rumah tangga dengan Al
Qur’an agar menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah.
Dengan demikian dalam hidup ini tidak ada lagi
kebohongan, kedholiman, ketidak adilan, kemungkaran, kemaksiatan dan segala
perbuatan yang dimurkai Alloh. Sungguh suatu kehidupan ideal yang
didambakan.
Al Qur’an sebagai mu’jizat terbesar Nabi Muhammad
SAW semakin hari semakin banyak yang mempelajari. Tidak hanya kaum Islam saja, orang non muslim
pun banyak yang tertarik untuk mengupasnya. Di dunia ini banyak ahli tafsir,
hafidz/hafidzah ataupun qori’/qoriah.
Tetapi mayoritas umat Islam masih banyak yang belum melek Al Qur’an. Yang bisa membaca banyak yang tidak tahu
arti. Yang tahu arti belum bisa
memahami. Yang sudah mengerti banyak
juga yang belum mengamalkan. Dan kita
juga harus menyadari, bahwa Alqur’an tidak hanya untuk dibaca, dilombakan, atau
dibuat kaligrafi sebagai penghias.
Menjadi fardlu
’ain bagi setiap muslim untuk belajar dan mengamalkan Al Qur’an. Khorun man ta’allama AlQur’an wa ’allamahu.
Marilah kita instrospeksi dan bersungguh-sungguh dalam ber-Islam agar Al Qur’an
dapat membumi dalam setiap sanubari umat Islam.
Tulisan dimuat di koran radar madiun th 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar