Romadlon, bagi anak kecil merupakan latihan menjalankan rukun Islam keempat. Mumpung masih dini, mereka harus melatih diri menahan nafsu. Namanya saja anak kecil, nafsu yang ditahan yaa seputar makan dan minum. Beda dengan nafsunya anak2 besar n anak2 tua. Nafsu yang ditahan seabreg.
Malah kalau menurut Imam Ghozali, kita2 yang masuk golongannya orang awam ini puasanya masik kayak anak kecil. Puasa dari mencegah makan dan minum. Belum bisa puasa dari hal lain berhubungan dengan panca indera. Apalagi dengan hati. Tapi yaa ndak apa2 dikatakn puasa seperti anak kecil. Dari pada tidak puasa, malah memalukan.
Umumnya anak kecil, kadang mereka mempunyai pemahaman yang salah. Bagaimana puasa itu. Seperti Si kecil saya.
Gara2 sahurnya ogah2an, setelah dhuhur badannya mulai lemes.
"Yah, adik buka yaa. Sudah tidak kuat," katanya
"Dik, ini belum waktunya. Bukanya magrib. Sekarang masih jam 3 sore. Hayo balajar menahan lapar,! kata saya.
"Ni main laptop, biar lupa lapar. Nanti kalau ngantuk tidur lagi." Saya coba merayu.
Si kecil akhirnya main laptop. Lantas Saya tinggal ke belakang.
Tak seberapa lama, si kecil pergi lapor embahnya.
"Mbah adik badannya meriang. Adik buka yaa. dari pada sakit."
Embahnya juga berusaha merayu untuk meneruskan puasa.
Si kecil lantas menuju ibunya, sambil mewek2, mau nangis.
"Ma, adik mau sakit. Badannya mulai panas. Adik buka yaa. Biar tdk sakit."
Kata mamanya," Dik ini sudah jam 4. sebentar lagi puasa. Masak ndak kuat. Kalo meriang nanti dipriksakan ke pak dokter"
Si kecil ternyata bisa diplomatis.
"Ma, puasa itu katanya kan lamanya setengah hari. Setengah hari itu kan 12 jam. Tadi sahurnya jam 4 pagi, sekarang jam 4 sore. Jadi sudah boleh buka kan. Nanti habis buka adik puasa lagi. Boleh yaa, Maa." rengek si kecil sambil air matanya keluar. Dasar anaknya guru matematika, bisa saja cari alasan pakai logika matematia. Benar kan, setengah hari = 12 jam?
"Yaa sudah boleh, nanti habis buka puasa lagi.
Dibilangi begitu si kecil langsung lari ke kulkas. Satu gelas susu dan beberapa kue langsung dilahapnya. Badannya langsung segar.
"Yah, adik mau puasa lagi. Badannya sudah tidak meriang." begitu selorohnya, lantas ngacir pergi.
1 Romadlon pun si kecil cuma puasa 12 jam, setengah hari. Minimal sudah berusaha, apa daya badan meriang. Ada-ada saja alasannya.
Apa yang sudah besar juga pakai perhitungan demikian?
Coba lihat di warung2 pinggir jalan. Belum 12 jam dari sahur, anak2 besar dan anak2 tua sembunyi-sembunyi buka duluan. Setelah itu pura2 puasa lagi. Sudah tua pun ternyata masih banyak yang belajar puasa, kayak anak kecil.
Semoga hari kedua besok, yang dihari pertama masih belajar puasa Romadlon, puasa beneran. Menjadi hari pertama puasa romadlon bareng2 anak kecil.
Minggu, 23 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar