Bicara syahwat, terbayang hal-hal berbau hot. Di bulan puasa ini,hal-hal yang terkait syahwat harus jauh jauh disingkirkan.. Kata pak ustadz, bisa merusak pahala puasa. Malahan jika syahwat nyrempet-nyrempet dan akhirnya menJurus ML, bisa kena denda puasa 2 bulan berturut-turut. Kita mesti hati-hati mengelola syhwat. Puasa kan juga salah satu sarana belajar managemen syahwat.
Bagi yang punya anak kecil, orang tua mesti pintar-pintar menjawab. Bila mereka menanyakan hal ikhwal seputar syahwat. Seperti tadi pagi. Saya, istri dan si kecil jamaah di masjid (ibadah kok di omong, padahal kalau mbangkong nggak pernah diumumkan). Sudah rutin, sehabis itu ada kultum. Dan topiknya tentang hal-hal yang membatalkan puasa. Ternyata sambil ngantuk, si kecil mendengar sebagian kata-kata yang menurut dia asing.
Begitu nyampai rumah langsung Tanya.
“Yah, tadi adik dengar, pak kyai berkata syahwat, syahwat itu apa?” kontan saya kaget. Kok ya yang ditanyakan kata yang seperti itu.
Saya pikir, kalau tidak dijawab dikira ayahnya tidak tahu. Dijawab jujur nanti malah cari tahu. Masak anak kecil diberi jawaban apa adanya. Nanti dikira mendidik sex sejak dini.
“Anu dik, itu tadi pak kyai bicara tentang pesawat. Tahu kan pesawat?” Saya pura-pura memelesetkan.
“Nggak,tadi nggak gitu. Wong tadi ada orang yang sawat bisa batal puasanya.” Kata si kecil menirukan kata syahwat dengan kata sawat. “Nah ini, mumpung si kecil salah dengar." Kata saya dalam hati
“Itu tadi tho. Pak kyai melarang menyawat (sawat=lempar) orang. Dosa! Pahala Puasanya bisa hilang karena menyakiti orang lain. Jadi adik tidak boleh sawat kalau puasa. Biar puasanya tidak batal” jawab saya dengan mantap.
“Oooooo…Itu tho artinya. Ya udah, adik tidak akan sawat.”
Syahwat=sawat=lempar????
Rabu, 26 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar