Padang bergoyang, nyawapun melayang.
Goyangan dahsyat siapa yang mampu merenggut nyawa itu? Goyangannya Inul, Dewi Persik, atau Anisa Bahar? Goyangan siapa yang paling hot? Siapapun yang digoyang mereka bertiga, pasti nggak tahan. Tapi paling banter pinsan.
Coba kalau orang digoyang gempa, tidak hanya pingsan, kematian jadi tumbal keganasan alam. Keganasan yang tidak bisa diprediksi dan dicegah. Gempa datang tak diundang, pergi tak diantar. Mirip Jaelangkung.
Rabu 17.00 30 September 2009 Sumbar diguncang Gempa. Puluhan nyawa melayang, bangunan2 roboh bertumbangan. Ribuan orang mengungsi.
Satu lagi tragedi kemanusian menghampiri. Menguji manusia selepas IdulFitri.
Goyangan bumi melumatkan kerja keras manusia. Memotong tali kasih sayang bagi mereka yang ditinggal pergi anggota keluarga.
Gempa seolah-olah menjadi tarian maut yang siap menggoyang semua benda yang ada diatasnya. Mengubur mereka lebih awal. Menyapu harta yang mungkin belum sempat dibayarkan zakatnya. Menguji nurani bagi mereka yang merasa sebagai manusia.
Akankah hati manusia yang sudah satu bulan berlapar-lapar menaruh empati pada mereka?
Siapakah manusia yang segera bergegas mengulurkan bantuannya? Siapa pimpinan pemerintahan, pimpinan parpol atau ormas yang segera terjun ke daerah bencana?
Akankah wakil rakyat segera menunjukkan kerakyatannya?
Atau mereka masih sibuk mempersiapkan diri menanti pelantikan? Atau masih milih2 mobil apa yang cocok buat meninjau lokasi bencana?
Sepatutnya kita semua merenung, Apa sebenarnya yang sudah diperbuat dan dapat diperbuat untuk meringankan mereka.
Padang hanya sebagian kecil cobaan. Padang telah digoyang. Padang kini tak lagi benderang. Padang kini diselimuti kabur duka. Akankah banyak yang akan mendiskusikan penderitaan mereka sambil berkaraoke di rumah makan padang?
Ulurkan bantuan, walau hanya sekedar bantuan doa.
Kamis, 01 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar