Sehat itu mahal. Orang miskin dilarang sakit. Ungkapan ini sering kita dengar untuk menggambarkan pentingnya kesehatan dan harapan agar rakyat kecil tidak gambapng jatuh sakit. Karena untuk berobat, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Masih rendahnya kualitas dan pelayanan kesehatan masyarakat kontradiksi dengan biaya pengobatan. Dokter yang sering digambarkan dalam sinetron berjiwa sosial, bertarif murah, kini banyak yang pasang tarif di atas kemampuan rata-rata masyarakat. Walau masih ada yang berjiwa sosial.
Biaya periksa ke rumah sakit atau dokter praktek semakin mahal. Belum lagi untuk menebus resepnya. Sehingga tidak jarang, masyarakat mencari alternatif pengobatan. Ke praktek pengobatan alternatif, beli obat bebas bahkan ke dukun. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya tidak tertolong.
Dan 24 Oktober kemarin Dokter Indonesia berulang tahun. Kali ini para dokter tidak perlu tiup lilin. Para dokter perlu memberikan pelayanan sosial. Melakukan pengobatan massal atau membuka praktek gratis dalam satu hari. Agar masyarakat kecil bisa merasakan manfaat dokter bagi kesehatan sesama. Masih langkanya dokter terutama dokter spesialis jangan membuat dokter jual mahal. Dokter jangan menghitung pulang modal, mencari BEP.
Pengabdian ikhlas lebih bermakna dan akan berbuah surga. Kalau 24 Oktober kemarin bertepatan hari Minggu, dan biasanya prakteknya libur, pelayanan berobat gratis bisa dilakukan hari atau apan saja. Gratis terus juga boleh he..he... Atau bisa juga ada dokter pasang iklan Periksa dokter gratis.... Tetapi nebus resep tetap bayar.... asal jangan mahal ya pak dokter!!!
Senin, 25 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar