Suatu siang saya ke toko bangunan. Setelah pembayaran selesai, pegawai toko
membantu mengangkat barang. Dengan terengah-engah pegawai tersebut membawa dan
mengikatkan pada sepeda motor saya sambil berucap. “Panas, Pak. Ini tenaga saya hampir habis, buka
masih lama lagi”. Hebat!
Batin saya. Dengan beban kerja berat ia tetap berpuasa, dan menjalankan tugas
dengan sekuat tenaga. Sementara, warung-warung di pinggir jalan tidak sepi dari
pelanggan. Meski mereka kelihatan berpakaian rapi dan tidak berbasah-basah
dengan peluh.
Bagi
kebanyakan orang, puasa memang masih menjadi beban dari pada suatu kewajiban
apalagi kebutuhan. Jika selama ini kita sering mendengar kata-kata bijak,”
hormatilah orang yang berpuasa”, nasehat itu perlu diubah dengan kalimat
“hormatilah orang yang tidak puasa”. Kalimat ini di pasang di pusat
keramaia, di dekat warung atau rumah makan. Dengan kalimat itu orang yang tidak berpuasa akan lebih malu jika berbuka di siang hari sementara yang berpuasa
tetap bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya. Karena masyarakat kita kini lebih
terbangun rasa empati ketika membaca atau mendengar kata-kata bersifat
kontradiksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar