Perbedaan
hasil quick count pilpres dari berbagai lembaga survei dan real count versi
pusat tabulasi data kedua kontestan pilpres yang dirilis di media membingungkan
masyarakat. Masing-masing mengklaim sebagai pemenang. Perbedaan ini tak pelak
menumbuhkan keresahan dan dikuatirkan menjadi bom waktu. Maka wajar bila KPI
memerintahkan penghentian penayangan quick dan real count di televisi.
Untuk
menyejukkan suasana serta menjaga pilpres yang demokratis dan damai, satu
minggu menjelang pengumuman hasil pilpres oleh KPU 22 Juli 2014, ada baiknya tim
kedua kubu pilpres melakukan penenangan para simpatisannya. Terutama, jika
kelak jagonya kalah. Caranya dengan membentuk Tim Kekalahan Pilpres (TKP). Tim
ini bertugas melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada simpatisannya agar tenang
dan mau menerima hasil pengumuman dengan jiwa besar, sesuai ikrar “siap menang
dan siap kalah”. TKP kedua kubu juga memprogramkan nobar (nonton bareng) saat
pengumuman pleno KPU dan melalukan sujud syukur bersama usai penetapan tanpa
perlu konvoi yang mengganggu ketertiban umum dan kekhusukan puasa Ramadan
Rabu, 16 Juli 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
tapi sepertinya para timses belum siap kalah, pak.
BalasHapushooh
Hapuspuasa2 kok taruhan...
BalasHapus