Tidak dipungkiri lagi, keberadaan bimbingan belajar (Bimbel) cukup membantu siswa mencapai hasil belajar. Bimbingan belajarpun tumbuh bak jamur di musim hujan, mengambil peluang emas atas semakin tingginya tingkat kekuatiran orang tua dengan nasib anaknya. Sayangnya, bimbel mulai jual mahal dengan menetapkan tarif cukup tinggi. Sehingga siswa yang mengikuti juga terbatas bagi mereka yang berkecukupan. Tetapi jika biayanya mahal, apa bedanya bimbel dengan lembaga komersiil lain. Bimbingan belajar seharusnya lebih menekankan tujuan membantu mencerdaskan anak bangsa daripada sekedar mengejar profit.
Mereka yang masih merasa perlu menambah belajar memerlukan wadah untuk yang menampungnya. Apapun bentuk tempat belajarnya. Selain belajar kelompok atau mandiri, mereka juga berkeinginan belajar di tempat bimbel. Agar keinginan mereka terwujud, kita butuh bimbel yang peduli siswa miskin. Mau memberi keringinan biaya, memberi bea siswa yang berpretasi bahkan membuat bimbingan belajar gratis. Menyisihkan sebagaian keuntungan untuk peduli pendidikan bagi yang kurang mampu. Sehingga keberadaan bimbel benar-benar bermanfaat sebagai mitra sekolah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jumat, 30 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar