Tulisan sdr M Hadi susanto(JP,19/20) tentang perlunya menerapkan satu hari berbahasa Jawa sangat cocok untuk menciptakan pendidikan berkarakter kepada siswa. Konteks berbahasa Jawa ini bisa diperluas dengan pemakaian bahasa daerah setempat. Selain untuk melestarikan bahasa daerah, pemakaian bahasa daerah di masing-masing tempat dapat membuat siswa mempunyai karakter baik. Karena di dalam bahasa daerah memuat filosofi kuat hasil karya sastra para leluhur.
Tidak itu saja, dalam rangka mencipta anak bangsa yang siap terjun ke masyarakat, sekolah perlu membuat wadah seperti pembentukan kader penggerak bahasa daerah. Pemakaian sehari-hari berbahasa daerah ini perlu dikembangkan dengan pembiasaan sehari berbahasa asing, minimal berbahasa Inggris. Kalau beberapa waktu lalu Kementrian Kesehatan mewajibkan orang asing berbahasa Indonesia, sudah saatnya anak-anak sekolah praktek berbahasa asing dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Tidak cuma menerima materi di kelas saja.
Kita bisa mencontoh anak-anak negeri Jiran atau santri Gontor yang membiasakan diri berbahasa asing. Mereka mempunyai kemampuan plus untuk bersaing di dunia luar. Seperti kata pepapatah, siapa yang menguasai bahasa, dialah yang menguasai dunia. Berbahasa asing, siapa takut!
Rabu, 21 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar