Setiap manusia adalah pemimpin. Kelak setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban. Pemimpin yang adil dapat bonus istimewa. Masuk surga dengan vasilitas VVIP. Enak Kan? Yaa enak bagi yang mampu membawa amanat. Bagi yang tidak, siaplah menjadi bara api neraka. Begitu berat beban pemimpin sehingga reward dan punishmentnya diberikan setimpal.
Hanya sayang, ketika manusia diberi kepercayaan menjadi seorang pimpinan, kepercayaan itu sering diselewengkan. Mereka yang tidak kuat memikul beban, tidak sedikit yang terjerumus. Gelar pimpinan yang dianggap mewakili nama pemimpin kadang menjadikan orang gelap mata gila status. Kedudukannya membuat seseorang jaim, jaga image. Menjadi sombong, angkuh atau sewenang-wenang menggunakan kekuasannya.
Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Manusia yang menggunakan kekuasaan dan menyalahgunakannya pasti akhirnya terbongkar. Kekuasaan model ini pasti tidak abadi.. Padahal kalau manusia ingin melanggengkan memegang kendali sebagai seorang pemimpin tidaklah sulit. Salah satu ciri pemimpin yang baik, ia harus siap miskin. Pemimpin harus mendapat bagaian kesejahteraan terakhir. Tidak harus paling besar porsi keejahteraan. Tidak harus minta dilayani segala kebutuhannnya. Bisa merangkul semua strata yang ada dibawahnya dan berlaku adil denga aturan yang dibuat termasuk untuk dirinya sendiri.
Hal sepele yang sulit dilaksanakan. Karena kebanyakan orang yang memegang amanat memimpin lebih banyak menerapkan jurus aji mumpung. Sayangnya aji mumpung ini lebih banyak membawa kepentingan pribadi daripada orang banyak. So, apakah kita siap jadi pemimpin? Kalau mau, siaplah jadi orang miskin. Miskin harta bukan masalah, yang penting kaya hati, kaya pemikiran demi kemashlahatan yang dipimpinnya.
Kamis, 22 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar