Hari ini, 1 Juli 2010 Polri memperingati hari Bhayangkara. Di ulang tahunnya ke 64, Polri mendapat kado istimewa. Tahun 2009-2010 Polri telah mencetak prestasi sekaligus menggulirkan bola salju. Adalah P Susno Duadji, mantan kabareskim yang menjadi bintang. Entah Bintang lima atau bintang kejora.
Semenjak Century gate dibuka, Susno Duadji menjadi pedang bermata dua. Tidak jelas siapa yang akan ditusuk. Yang pasti sabetan pedang pak Susno bisa melukai siapapun yang tidak siap tameng.
Semula dihujat kemudian disanjung, itulah nasib pak Susno. Kedudukannya sebagai Kabareskim yang memegang perang sentral dalam membuka kasus-kasus kakap dicurigai membuat kasus century menjadi kasus super mbulet. Yang satu menunjuk yang lain sebagai pihak yang patut bertanggung jawab. Peran pak Susno yang akhirnya terserek dalam gonjang-ganjing pimponan KPK malah membuat orang bingung. Bagaimanakah Pak Susno ini sebenanrnya?
Langkah pak Susno dalam pengungkapan skndal century, kriminalisasi KPK dan membongkar praktek-praktek mafia hukum dalam intern kepolisian sendiri berbuah petaka bagi pak Susno. Jabatan Kabareskimpun akhirnya dicopot.
Pencopotan berbuah simpati. Pak Susno jadi pahlawan. Orangpun semakin dibuat bingung? Tetapi semenjak itulah, akhirnya sedikit demi sedikit apa yang disebut mafia hukum, mafia kasus, atau mafia pajak dikuliti. Apalagi setelah Gayus ditangkap, ternyata banyak perwira polisi yang terseret.
Laporan analisis keungan dari PPATK pun membuat orang terkejut. Perwira polisi yang gajnya tidak cukup untuk membayar cicilan mercy ternyata aliran pada rekeningnya milyaran rupiah. Satu persatu rekening polisi yang gendut itu ditelanjangi. Dan majalah Tempo yang membuatnya sebagai Cover story membuat pihak yang ditulis gerah. Majalahpun hilang dari peredaran Diborong leh orang2 misterius.
Sebagai negara demokrasi, apa yang menimpa majalh Tempo ini tidak perlu terjadi. Tulisan dibalas tulisan. Jika apa yang ditulis dalam Tempo itu tidak benar, pihak yang ditulis bisa menggunakan hak jawab atau balik menuntut Dengan model borong seperti ini, ini malah mebuat orang penasaran. Jangan-jangan yang ditulis itu benar.
Apa yang terjadi menjelang Hari Bhayangkara ini setidaknya menjadi renungan dan refleksi bagi kita senua kususnya insan Polri. Prestasi Polri menewaskan dan menangkap gembong teroris serta berbagai tindak kejahatan lainnya jangan sirna dan ternoda oleh ulah oknum polri. Gaji para perwira memang masih kecil, tetapi kecilnya gaji bukan menjadi alasan bagi siapapun di dunia ini untuk melakukan tindak kejahatan, meski beralasan untuk mendukung operasional berbuat kebaikan.
Polisi bukan Robinhood, bukan sinterklas dan bukan herkules atau atau seperti tokoh heroik lainnya. Polisi juga manusia, punya salah, punya rasa dan punya harga diri Dengan Memberi Pengabdian Terbaik, polisi akan menjadi kebanggan rakyat.Dirgahayu POLRI!!
Kamis, 01 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar