Rabu, 22 April 2009

NASEHAT UNTUK MURIDKU

Mohon do’a restunya Pak! Do’kan lulus yaa, Bu! Beberapa kalimat terucap dari alumni SMP yang berduyun-duyun ke sekolah sekedar mohon do’a restu. Alhamdulilah, mereka masih ingat kepada orang yang memberi bekal ilmu tiga tahun lalu. Begitulah sekilas suasana Jum’at dan Sabtu kemarin. Hari terakhir persiapan anak-anak SMA yang mau melepas masa sekolahnya. Laksana mau melepas masa lajang, mohon doa restu kepada orang tua di sekolah. Sungguh, ada perasaaan haru menyelimuti hati para guru. Di raut wajah mereka nampak tersirat rasa kekuatiran. Takut tidak lulus sekolah.

Sehari sebelumnya sebagian anak-anak kelas 9 SMP bersorak girang, diterima di SMA Favorit lewat jalur PMDK. Sementara yang lain nampak sedih, memegang tisu mengusap air mata. Tidak diterima di SMA lewat PMDK. Saya mencoba mendekat, memberi sedikit petuah. Tidak diterima lewat PMDK tidak apa-apa, jangan seperti mau kiamat. Masih ada tantangan yang lebih berat minggu depan. Yang diterima jangan lengah, ada jembatan yang harus dilewati: Ujian Nasional.
Yach, ujian nasional kini menjelma bak monster. Ujian Nasional membuat anak, guru, orang tua kepala sekolah dan para pemimpin pusing tujuh keliling. Kuatir kalau anak-anak yang sudah bersusah payah selama tiga tahun harus gagal karena tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam pertempuran beberapa hari saja. Tapi itulah perjuangan. Ada yang menang dan kalah. Tak perlu risau jika selama tiga tahun ini anak-anak sekolah belajar dengan benar, menuruti nasehat guru dan orang tua. Ujian Nasional bukan lagi hal menakutkan.
Senin 20 April anak-anak SMA mulai Ujian Nasional, seminggu kemudian disusul anak-anak kelas 9 SMP dan di awal Mei siswa kelas 6 SD. Beberapa hal masih dapat dapat dilakukan untuk mengejar mempersiapkan diri. Tidak ada kata terlambat. Kurangi waktu bermain, kalau perlu libur total bermainnya. Singkirkan setan-setan pengganggu, TV, HP, CD, Novel dan segala buku atau media yang tidak berhubungan dengan sekolah. Gencatan senjata dulu pacaran. Dan jangan lupa buatlah guru dan orang tuamu selalu senang.
Belajarlah dengan tekun, jangan gunakan Sistem Kebut Semalam (SKS). Persiapkan fisik dan psikologismu dengan baik. Mohonlah ridlo kepada guru dan orang tua. Kalau saat ini para siswa belum siap ataupun takut, segera instrokpeksi dan bersujud mendekatkan diri dengan Yang Kuasa. Jangan mengharap durian runtuh dari langit, mengharap terang mentari di malam hari. Apalagi berharap Luna Maya datang menghampiri memberi pulsa gratis segila-gilanya. Di masa genting ini selalu ada godaan datang. Jangan terpancing orang jualan bocoran soal ujian. Percayalah dan jadilah diri sendiri.
Percaya diri itu penting, tahu diri itu perlu. Para siswa tentu sudah tahu kamampuan diri sendiri. Persiapkan diri semaksimal mungkin sesuai kemampuan yang dimiliki. Berpositif thinkinglah! Jangan memikirkan kegagalan. Alam bawah sadar manusia akan membimbing pemiliknya menuju alam yang dipikirkannya. Sekali lagi, jangan bayangkan, harapkan bahkan ucapkan kegagalan di setiap langkah. Jikalau para siswa telah mempersiapkan diri dengan baik, berserah kepada Yang Kuasa. Insya Allah jalan keluar itu akan datang dari jalan yang tak disangka-sangka. Jangankan durian runtuh, Luna Maya pun bisa bersanding di dekat diri para siswa. Dan anak-anakpun bisa lulus ujian, semoga. Do’a guru menyertaimu.
(Terbit di Radar Madiun April 2009)