Jumat, 31 Desember 2010

OLAH RAGA BERDIKARI

Ajang AFF 2010 menjadi pelajaran bagi sepakbola Indonesia. Bahwa untuk menjadi juara tidak bisa diraih secara instan. Naturalisasi pemain dan merekrut pelatih asing bukan jaminan suksesnya sebuah tim. Lihat saja Malaysia. Bermaterikan pemain dan pelatih dalam negeri mampu menjadi juara AFF 2010. Termasuk kesuksesan sebelumnya meraih emas Sea Games Laos.
Pembinaan secara kontinu, kompetisi yang sehat, pengurus yang kredibel dan kemauan politik kiranya akan membangkitkan sepakbola tanah air. Bukan malah mempolitisi olah raga. Untuk saat ini, okelah menaturalisasi pemain karena mepetnya waktu turnamen. Ke depan, PSSI atau induk cabang olah raga lain harus lebih mengintensifkan pembinaan. Memberi kesempatan lebih banyak kepada kaum muda baik sebagai pemain atau manajer untuk mengelolanya.
Seperti pak Azrul Ananda yang memajukan basket hingga membuat liga basket yang sukses. Di tangan kaum muda berdedikasi tinggi dan menggunakan pemain anak negeri dapat memompa semangat untuk maju. Nasionalisme dan kepercayaan merupakan modal dasar bagi kemajuan olah raga. Olah raga harus mampu berdiri dengan kaki sendiri seperti ajaran Bung Karno.

Kamis, 30 Desember 2010

Klasifikasi soal unas 2011

Gong unas 2011 sudah ditabuh. Berpedoman uji statistik terhadap rapor dari sekolah terakreditasi berbeda, formula dan syarat kelulusan telah ditetapkan. Nilai kelulusan = 0,6x + 0,4 y. Dengan x nilai unas dan y nilai sekolah. Batas nilai kelulusan 5,50. Formula ini memang menampung asas komprehensif dan kontinuitas. Namun demikian masih perlu tinjuauan terhadap bobot soal unas.

Perbedaan standar pendidikan nasional di daerah tentunya dapat dijadikan pertimbangan dalam pembuatan soal. Jangan sampai tingkat kesulitan soal disamaratakan. Sangat naif jika sekolah dengan pelayanan pendidikan masih rendah harus mengerjakan soal berbobot sama untuk sekolah maju.

Jika untuk penentuan formula kelulusan didasarkan kualifikasi sekolah terakreditasi beda, soal unas juga perlu demikian. Menggunakan pemetaan hasil unas 2010, daerah yang tingkat kelulusannya rendah karena fasilitas dan pelayanannya belum memadahi, tingkat kesulitan soalnya dibuat lebih rendah dibanding yang lain. Kode harus beda demi kejujuran, tetapi bobot soal harus berkeadilan sesuai kondisi siswa dan daerah. Agar formula kelulusan tidak menjadi bumerang dan kontraproduktif.

Rabu, 29 Desember 2010

Fair Play Suporter Merah Putih

Kekalahan tim merah putih dari Malaysia akibat teror penonton tuan rumah menjadi kambing hitam. Namun demikian, kita tidak perlu balas dendam. Kesiapan dan semangat pemain menjadi kunci untuk meraih kemenangan. Tentunya dukungan pemain ke-12 sangat membantu meninggikan moral bertanding.

Sebagai bangsa yang dikenal ramah dan santun, menjadi kewajiban kita menjadi tuan rumah yang baik tatkala menjamu Malaysia di leg kedua final AFF. Menang dan kalah dalam suatu pertandingan hal wajar. Yang diperlukan adalah kebesaran hati menerima hasil pertandingan.

Jika para pemain dibudayakan fair play, suporter juga harus menjunjungnya. Tidak perlu meniru atau balas dendam ulah supporter Malaysia. Jika kita ikut-ikutan, supporter Indonesia tidak ada bedanya. Dan kita bisa kena sanksi ganda. Gagal menjadi juara dan tidak diperkenankan menggelar even sepak bola internasional.

Selasa, 28 Desember 2010

Libur sekolah belajar hidup di kampung

Dalam sepekan ke depan anak-anak sekolah libur. Seperti biasa, pada masa liburan sekolah-sekolah memprogramkan kegiatan khusus. Tamasya, berkemah atau melaksanakan program sekolah dalam bentuk pelatihan kepemimpinan ataupun out bound.
Program itu dapat juga dikemas dengan berbagai versi. Salah satunya mengajak siswa hidup bersama masyarakat di pedesaan, terutama bagi anak-anak kota. Seperti program Kuliah Kerja Nyata para mahasiswa. Dengan mengajak anak-anak hidup bersama masyarakat di desa, mereka dapat merasakan kehidupan masyarakat yang sederhana dan masih menjunjung tinggi semangat gotong royong.
Di desa, anak-anak juga dapat mererapkan ilmu yang biasanya hanya dibaca lewat buku. Termasuk juga memberi bantuan bagi masyarakat desa yang memerlukan. Menjalin persahabatan dengan anak desa agar tercipta jaringan pengetahuan antar siswa desa-kota. Sehingga sepulang melaksanakan program akan terbentuk karakter anak yang baik. Berlibur sambil belajar dengan biaya murah dan membawa kemanfaatan bagi perkembangan jiwanya.

Senin, 27 Desember 2010

Formula Lulusan berbobot beda

Ungkapan pak Nuh di JP (20/12), bahwa unas sebagai cek darah tepat sekali. Salah diagnose, akibatnya fatal. Apalagi jika yang mendiagnose tidak kompeten dan tidak jujur melaporkannya, bisa lebih parah lagi. Diperlukan kemaun kuat untuk melaksanakan unas dengan jujur untuk melahirkan generasi berprestasi.
Meski secara politis sudah oke, namun formula kelulusan masih digodok. Kita berharap formula yang dihasilkan berkeadilan. Adil tidak harus sama. Hasil evakuasi unas tahun lalu tentunya dapat dijadikan patokan. Tidak menyamaratakan formula sama untuk seluruh siswa ditanah air.
Formula dapat dipilah menjadi beberapa golongan berdasar klasifikasi pemetaan mutu pendidikan. Sekolah yang stándar pelayanan pendidikan baik, bobot unasnya lebih tinggi. Dan sebaliknya. Misal, ada 3 kategori A,B,C.Jika nilai unas = x, nilai sekolah =y, formula klasifikasi A=0,5x+0,5y, B=0,6x+0,4y dan C=0,7x+0,3y. Formula beda untuk satu tujuan, mencerdaskan kehidupan bangsa yang berkeadilan dan berperikemanusiaan.

HADIAH NATAL UNTUK KORBAN BENCANA

Natal identik dengan hadiah. Seperti halnya pada peringatan atau acara hari-hari istimewa, juga banyak dilakukan pengumpulan dana. Disaat masih banyak korban bencana yang memerlukan uluran tangan, ada baiknya hadih Natal disalurkan bagi mereka yang membutuhkan.
Saling membantu dn berbagai di kala suka dan duka. Berbagi kasih di hari kudus dapat meningkatkan kerukunan umat beragama tanpa membedakan agama. Natal tidak hanya dirayakan kaum Kristiani yang berpunya, tetapi dapat dirasakan kemanfaatannya bagi mereka yang tidak sempat merayakan dan hidup kekurangan.

Minggu, 26 Desember 2010

TIM MERAH PUTIH DIGULUNG TSUNAMI?

Masih terngiang dalam kenangan, 26 Desember 2004, ratusan ribu nyawa melayang digulung tsunami. Tragedi tsunami terbesar yang pernah ada di nusantara. Peristiwa itu tidak akan pernah dilupakan rakyat Indonesia, terutama rakyat Aceh. Memori buruk itu menjadi peringatan bagi kita. Bahwa manusia tidak boleh sombong. Kekayaan, kekuatan dan kepandaiana manusia tidak akan mampu menolong dirinya sendiri tatkala Tuhan berkehendak, Kun Fayakuun.

Dan hari ini Indonesia harus bersiap menghadapi tsunami. Bukan ancamam air bah. Tetapi balasan Negeri Jiran Malaysia di ajang AFF. Yaa, beberapa hari lalu Indonesia meluluhlantakkan Malaysia dengan menggelontor gawang Malaysia 5-1. Kemenangan demi kemengangan di raih tim PSII dengan mayakinkan. Tampil sempurna hingga babak semifinal, membuat kepercayaan diri tim Garuda kian besar. Termasuk harapan Rakyat Indonesia.

Lihat saja topik masyarakat, mulai warung hingga presiden tidak lepas perhatiannya terhadap sepak bola Indonesia. Kerinduan kemenangan yang terlalu mendalam ini membuat rakyat sangat antusias memberi dukungan. Baik langsung maupun doa. Niatan memberi dukungan sangat jelas dari animo masyarakat yang akan menonton secara langsung di stadion Gelora Bung Karno. Mahalnya tiket bukan menjadi penghalang. Rela antri berjam-jam demi tim kebanggaannya.

Sementara para pemain mulai menjelma menjadi selebritis baru. Bukan hanya karena kemampuan skillnya saja. Ketampanan wajah mereka membuat anak bangsa ini terkesima. Meski mereka baru menyandang sebagai WNI, seperti Gonzales dan Irfan Bachdin. Masyarakat mengelu-elukan para pemain secara berlebihan. Dan inilah sebenarnya yang ditakutkan.

Pengharapan dan kepercayaan diri berlebihan dikuatirkan menjadi bumerang. Dan Bola itu bundar. Kemenangan dilaga awal tidak bisa dijadikan jamininan.. Konsistensi dan semangat pantang menyerah diperlulkan untuk mengjahadapi laga krusial ini. Kelengahan, rasa puas hanya akan membuat petaka. Malaysia sebagai tuan rumah tentunya akan berupaya sekuat tenaga meraih kemenangan. Kalau Tim Garuda tidak siap, bukan mustahil kado pahit akan diterima, digulung Malaysia. Kado terindah untuk menghilangkan duka tsunami akan musnah . Dan kita akan melilitkan kain hitam. Duka nasional.

Akankah ini yang kita inginkan? Kita berdoa saja. Semoga Tim Merah Putih jaya dan siap menghadapi tsunami pulang membawa kemenangan. Kalah menang biasa. Tidak perlu nantinya mencari kambing hitam.

Sabtu, 25 Desember 2010

Doa bersama buat tim merah putih

Final AFF tinggal beberapa hari lagi. Malaysia dan Indonesia berkeinginan memecahan telur, menjadi jawara AFF kali pertama. Perang urat saraf mulai dilontarkan. Tak terkecuali, kedua pendukung siap memberi semangat. Termasuk dukungan yang bisa melemahkan lawan.
Ibarat pejuang, pasukan merah putih siap berperang hingga titik darah penghabisan. Mengeluarkan segala daya upaya meraih kemenangan. Tetapi ada satu kekuatiran. Gangguan non teknis dapat membuyarkan keinginan. Baik itu datang dari dalam stadion kala bertanding, atau dari luar arena. Bahkan bisa jadi dari gangguan magis.
Untuk itu masyarakat Indonesia perlu memberi tambahan dukungan dalam bentuk doa bersama. Seperti halnya ketika akan menghadapi ujian nasional, atau ada musibah besar kita biasanya mengadakan doa bersama. Semoga dengan doa bersama, para pemain mendapat suntikan moral dan pulang membawa kemenangan.

Jumat, 24 Desember 2010

TOLERANSI NATAL UMAT NON KRISTIANI

Satgas non Kristiani jaga Gereja
Malam Natal merupakan malam istimewa bagi umat kristiani. Seperti halnya umat beragama lain, di malam Natal kaum Kristiani melakukan peribadatan khusus. Menghaturkan doa dan pujian kepada Tuhannya demi kebahagian kaum Kristiani dan seluruh umat di jagat raya ini.
Setelah beberapa tahun perayaan Natal dihantui gangguan, kini umat kristiani bisa bernafas lega. Terbunuh dan tertangkapnya gembong teroris setidaknya membuat petugas keamanan lebih ringan. Yang beribadah di gereja pun juga lebih khusuk. Namun demikian kita harus waspada. Gangguan keamanan tidak hanya dari teroris. Tenaga pengamanannya juga tidak harus dari pihak berwajib. Alangkah baiknya keamanana malam Natal juga melibatkan ormas atau satgas dari pemeluk agama lain. Selain sebagai bentuk solidaritas dan toleransi, dengan melibatkan pemeluk agama lain saling menjaga, kecurigaan dan gangguan yang diduga dari agama berbeda bisa diminimalisir.

Kamis, 23 Desember 2010

HADIAH TANAH BAKRIE UNTUK KORBAN LAPINDO

Boss Bakrie Goup memberi hadiah tanah 25 ha kepada PSSI. Kado spesial atas keberhasilan tim merah putih melaju ke final AFF. Wujud kecintaan pak Aburizal Bakri terhadap perkembangan sepakbola Indonesia. Ini baru lolos final, jika juara mungkin saja pak Aburizal akan membangun fasilitas sepak bola yang lengkap.
Namun sayang, beliau melupakan korban lumpur Lapindo. Berbeda sekali perhatian boss Lapindo ini terhadap nasib ribuan orang yang terusir dari kampung halamannya sendiri karena mall praktek pengeboran. Andai saja rasa empati Lapindo setara dengan rasa simpati terhadap keberhasilan belasan pemain sepakbola, para korban Lapindo ini segera bisa menikmati hidup layak.
Jika perlu para korban luapan lumpur ini dibangunkan pemukiman baru lengkap dengan fasilitas oleh raga. Siapa tahu dari anak-anak korban lumpur ini muncul talenta sepakbola yang kelak membawa harum Indonesia.

Rabu, 22 Desember 2010

LIBUR SATU HARI BUAT IBU

Untuk hari Ibu 22 Desember, perlu ada kado istimewa buat ibu. Meliburkan ibu dari aktivitas rutin selama satu hari. Di rumah, anak dan bapak menggantikan peran ibu. Mengerjakan semua pekerjaan ibu saharí-hari, mulai memasak, mencuci dll.
Agar anggota keluarga bisa merasakan beratnya tugas seorang ibu di rumah. Ini sekaligus sebagai pendidikan bagi anak-anak. Dan bapak juga dapat merasakan tanggung jawab mendidik putra-putrinya, yang biasanya banyak diambil perannya oleh ibu. Begitu juga di tempat kerja. Sekali waktu ibu-ibu diberi dispensasi pekerjaan.Kalau perlu hari ibu dibuat hari libur nasional.

Selasa, 21 Desember 2010

KADO HARI IBU

EMAK
Garis-garis tua menggurat di atas alis
Kulit keriputmu kian menipis
Rambut beruban tertutup kerudung
Nampakkan wajah sendu murung
Rindukan anakmu yang tinggalkan kampung

Lima warsa anak tinggalkan dirimu
Di perantaun menuntut ilmu
Berperang lawan kerasnya jaman
Buat bekal mencari makan

Emak...
Ratusan suratku tak pernah ada balasan
Ku tak tahu apa sampai tujuan
Emak memang buta huruf
Tak bisa baca, tetapi
Goresan tinta itu jadi pengikat hati

Emak....
Aku ingin pulang
Kan kubawa cerita sukses di negeri orang
Berkat doamu hantar anakmu
Wujudkan mimpi berkah restumu


Puisi ini terbit di majalah Media dinas pendidikan prop Jatim edisi Desember 2010

Senin, 20 Desember 2010

BIMBEL PELAJARAN NON UNAS

TIDAK BOLEH ADA LAGI ANAK EMAS DAN ANAK TIRI
Ketika kelulusan siswa banyak ditentukan oleh hasil ujian nasional, mata pelajaran yang tidak diunaskan seperti anak tiri. Ujian sekolah dianggap seperti formalitas. Tidak jarang pada semester genap menjelang ujian nasional, hanya mata pelajaran unas yang diajarkan. Mata pelajaran non unas dinomor duakan. Mata pelajaran unas ada bimbingan belajar, yang lain tidak.
Dengan rencana Kemdiknas menetapkan ujian sekolah dilaksanakan sebelum unas dan nilai rapor semester III, IV dan V mata pelajaran non unas digunakan sebagai nilai sekolah yang digunakan untuk penentuan kelulusan, diharapkan sekolah dan siswa menyiapkan sejak dini semua mata pelajaran penentu kelulusan. Bimbingan belajar juga perlu untuk pelajaran non unas. Tidak boleh ada anak emas dan anak tiri lagi terhadap mata pelajaran. Dengan tiadanya perbedaan perlakuan terhadap mata pelajaran, anak-anak akan lebih menghargai ilmu dan gurunya.

Minggu, 19 Desember 2010

PROFESI ABADI SEORANG IBU







Tak banyak orang yang sanggup bertahan dengan keadaan statis. Apalagi keadaan itu berupa keadaan standar minimalis. Diperlukan kekuatan mental dan kemampuan managerial baik agar sesuatu yang minimalis itu mampu mendukung secara maksimal.

Seperti seorang ibu penjual jenang susum ini. Lik Wiji namanya. Saban hari ia menjajakan jenang susum plus jenag ketan hitam dari sekolah ke sekolah. Profesi ini sudah ditekuninya puluhan tahun. Dengan bentuk dan jumlah barang dagangan sama. Satu panci sedang jenang susum, satu panci kecil jenag ketan hitam, santan dan air gula. Barang dagangannya dimasukkan dalam keranjang bambu di letakkan di atas sepeda kumbang tua.

Jenang Lik Wiji ini dijamin sehat. Terbuat dari bahan alami tanpa pemanis dan pengawet buatan. Jadi kalau pelanggan membeli, tidak akan basi hingga sore hari. Dijual seharga Rp 500,00 setiap hari Lik Wiji berkeliling dari sekolah satu ke sekolah lain

Inilah potret seorang ibu sejati. Tidak bergeming perubahan jaman. Satu produk satu tujuan, memenuhi kebutuhan hidup. Toh selama puluhan tahun tidak pernah merugi. Meski juga tidak memperoleh keuntungan besar. Yang penting balik modal dan cukup untuk makan. Sebuah pemikiran sederhana.

Dan yang pasti Lik Wiji tidak pernah mengajukan kredit ke bank. Sebaliknya bank juga tidak pernah melirik usaha dagang seperti lik Wiji. Andai Lik Wiji mau berinovasi, tentunya jenangnya bisa berkembang menjadi usaha waralaba. Sekali lagi, Lik Wiji tetap Lik Wiji. Wanita desa yang tidak tergiur oleh keuntungan rupiah semata. Kesetiannya hanya dipersembahkan bagi mereka yang sekedar memerlukan jajanan ringan pengganjal perut dikala lapar.

Di hari ibu 22 Desember lusa, Lik Wiji ini layak mendapat penghargaan. Buah kesetiannya selalu ditunggu pelanggan. Memenuhi nutrisi anak-anak Play group, TK, MI/SD hingga masyarakat yang kangen dengan jenang sederhana olahan Lik Wiji. Beliau tidak akan pernah berhenti melayani konsumennya sebelum ajal menjemputnya.

Sabtu, 18 Desember 2010

Akreditasi Lembaga Pencetak Doktor

Langkanya dosen bergelar doktor membuat Kemendiknas berencana membuat program percepatan pendidikan doktor. Langkah strategis meningkatkan kualitas para dosen. Namun demikian rencana ini perlu antisipasi.
Berkaca pengalaman program S1 dan S2 kilat yang beberapa waktu lalu marak, ternyata banyak melahirkan sarjana-sarjana instan. Contoh lain, program guru minimal S1 untuk sertifikasi juga ada yang dimanfaatkan sebagai ajang bisnis pendidikan oleh pihak tertentu. Program kuliah jauh, kuliah Sabtu-Minggu dan berbagai pernak-pernik kuliah ekstention juga melahirkan budaya plagiatisme.
Oleh karena itu, program percepatan mencetak doktor harus dirancang dengan baik dan diberi rambu-rambu tegas. Kemendiknas harus mengakreditasi terlebih dahulu lembaga/PT yang membuat program doktor. Agar nantinya doktor yang dilahirkan benar-benar berkompeten di bidangnya. Selain itu perlu ditumbuh suburkan budaya ilmiah di kalangan pendidik, mulai guru hingga dosen. Sebagai cikap bakal pendidik menapak pendidikan hingga mencapai gelar doktor.

Jumat, 17 Desember 2010

KEUNTUNGAN PSSI UNTUK BEASISWA

Mungkin baru kali ini PSSI meraih keuntungan ganda. Tim PSSI sukses,di leg I Indonesia ungguli Filipina 1-0. Penyelenggarannya pun terbilang sukses juga. Panitia meraup untung dari penjualan karcis. Harga tiket yang tergolong mahal untuk ukuran rakyat Indonesia, tidak memupus minat penggila bola membelinya demi kejayaan merah putih.

Meski masih fase semifinal, kesuksesan PSSI ini sinyal positif sepak bbola tanah air. PSSI tidak boleh bangga dan menggunakan keuntungan untuk kegiatan yang kurang berguna. Keuntungan ini seyogyanya untuk pembinaan lebih lanjut mencetak pemain Indonesia asli yang handal.

Mengirim pemain berbakat ke klub di luar negeri seperti era Kurniawan Dwi Yulianto. Memberi bonus bagi pemain berprestasi belajar sepak bola ke luar negeri seperti halnya pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi melanjutkan pendidikan hingga level trtinggi dengan gratis. Saatnya membuktikan, bahwa kesuksesan sepakbola bukan karena pemain naturalisasi.

Kamis, 16 Desember 2010

UJIAN NASIONAL MODEL JADUL PLUS, KENAPA TIDAK?

Tahun 2010 tinggal beberapa hari. Namun hal ihwal ujian nasional belum kelar juga. Model ujian nasional tahun 2011 belum jelas. DPR dan Kemendiknas masih mencari formula terbaru. Padahal jadwal sudah ditetapkan, April 2011.

Ketidak jelasan model ujian nasional dan ketentuan kelulusan ini tentu saja membuat sekolah dan anak-anak semakin cemas. Kalau siswa menunggu dan terus menunggu, akan membuat mereka stress sebelum ujian berlangsung. Atau jangan-jangan, formula yang diharapkan mempermudah kelulusan ini malah kontradiktif. Mudah meluluskan tetapi mengesampingkan kualitas.

Jika ujian nasional dan kelulusannya diharapkan bersifat komprehensif dan mewadahi kontinuitas pendidikan, pelaksanaannya bisa menggunakan sistem ujian jadul (jaman dulu) plus. Kecuali muatan lokal, mapel ketrampilan, seni dan pendidikan jasmani, semua mata pelajaran diunaskan. Tanpa batas nilai minimum, pengawasan dan koreksi silang penuh. Rapor digunakan untuk formula kelulusan, tetapi tidak digunakan untuk penentuan nilai ijazah. Karena setiap sekolah mempunyai idealisme dan kriteria tersendiri. Sekolah diberi hak menentukan kriteria kelulusan tambahan sesuai nafas KTSP. Dengan demikian wajib belajar pendidikan oke, kualitas terjamin.

Rabu, 15 Desember 2010

INDONESIA JAYA DI IJSO

APRESIASI BUAT GURU PEMBINA SISWA BERPRESTASI
Kabar gembira bagi siswa Indonesia. 12 anak SMP yang dikirim ke Nigeria 1-11 Desember 2010 mengikuti IJSO (International Junior Science Olimpiad) mendapat medali, 3 emas, 5 perak dan 4 perunggui. Ada hadiah tambahan membanggakan bagi mereka. Mendapat beasiswa gratis sampai S1. Sebagaimana siswa berprestasi di ajang lomba internasional lain yang memperoleh beasiswa hingga S3, sesuai medali dan level lomba.
Prestasi anak ini tentunya diperoleh dengan kerja keras dan tidak luput dari pembinaan gurunya. Harapan guru hanya satu, ingin siswanya berprestasi. Gelar pahlawan tanpa tanda jasa yang terlanjur mendarah daging, membuat guru tidak terlalu berharap banyak dengan hasil kerja tangan dinginnya.
Jadi, jika siswa binaannya berprestasi dan memperoleh beasiswa pendidikan, alangkah baiknya bila guru pembinanya juga mendapat apresiasi, dalam bentuk apapun. Termasuk juga melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi, S2/S3. Agar guru tidak menjadi pahlawan yang terlupakan.

Selasa, 14 Desember 2010

BANTU BIBIT TANAMAN BUAT MERAPI

Hampir dua bulan pasca letusan, Merapi masih menyisakan ancaman, banjir lahar dingin. Banyaknya material vulkanik dan minimnya penahan air menjadi ancaman tersendiri. Setiap saat bahaya mengintai. Apalagi saat ini musim hujan. Banjir bandang bukan mustahil menimpa mereka tanpa bisa diprediksi.

Di saat para pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing, mereka tentu kurang memperhatikan keselamatan dari bahaya sekunder. Banyaknya pohon-pohon yang tumbang dan hangus akibat wedus gembel, memerlukan penanganan. Salah satunya dengan menanami kembali hutan dan lahan masyarakat Merapi dengan tanaman.

Jika saat letusan bantuan banyak berwujud barang konsumsi dan untuk kesehatan, kini saatnya kita membantu masyarakat Merapi berupa bibit tanaman. Mumpung ini musim penghujan, bibit tanaman mudah tumbuh. Agar lereng Merapi hijau kembali dan mampu menahan laju air lahar dingin.

Senin, 13 Desember 2010

SEPEKAN TANPA TV

Mulai minggu ini anak-anak sekolah mengikuti ulangan semester gasal. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan ulangan semester sering terganggu sarana hiburan. Mulai PS, HP, hingga televisi. Himbauan selama ada ulangan semester atau ujian agar tidak menyalakan televisi belum terlaksana dengan baik.
Perlu diingatkan kembali kepada masyarakat untuk tidak menyalakan televisi selama anak-anak sekolah ulangan semester, khususnya di jam belajar. Mengingat ada rencana kebijakan Kemendiknas untuk menyertakan nilai rapor dalam penentuan kelulusan, tentunya anak-anak dari awal harus mempersiapkan diri lebih baik lagi. Agar nilai rapor bisa menolong nasib mereka.
Ajakan sepekan tanpa hiburan, terutama mematikan televisi ini disosialisasikan kepada orang tua siswa, aparat desa atau ketua RT. Jika perlu untuk mensukseskan program ini, masyarakat melakukan ronda. Mensweeping rumah yang melanggar kesepakan bersama. Yang melanggar diberi sanksi sesuai keputusan bersama. Dengan sepekan tanpa TV, anak pintar semua senang.

Minggu, 12 Desember 2010

RAPOR TENTUKAN KELULUSAN

PERLU UJI VALIDASI NILAI RAPOR

Rencana Kemendiknas menyertakan nilai rapor dalam kelulusan siswa merupakan angin segar bagi siswa dan guru. Nasib anak tidak lagi ditentukan hanya oleh nilai ujian nasional. Guru bisa menjadi hakim bagi siswanya sendiri. Siswa juga akan berusaha maksimal sebelum unas, agar nilai rapor bisa membantu kelulusannya

Namun demikian berdasar pengalaman masa lalu, banyak kejadian nilai rapor diobral untuk mengkatrol kelulusan siswa. Sulit membedakan kemampuan siswa hanya dengan melihat nilai rapor. Bahkan antar sekolah berlomba-lomba menaikkan gengsi sekolahnya dengan memberi nilai super kepada anak. Tidak jarang, nilai rapor anak-anak pintar di sekolah favorit/unggulan kalah dengan nilai anak dari sekolah yang kualitasnya lebih rendah.

Hal itu tidak boleh berulang. Rapor harus bisa berfungsi ganda. Baik untuk melihat kemampuan anak sesungguhnya atau meluluskan siswa. Perlu standarisasi penilaian raport. Untuk kelulusan, dilakukan uji validasi antara nilai rapor dan nilai ujian nasional. Nilai rapor yang tidak valid, diturunkan bobotnya. Sehingga praktek-praktek mengkatrol nilai bisa diminimalisir. Guru harus menjadi hakim yang adil. Agar sekolah tidak menghasilkan lulusan berkualitas semu.

Sabtu, 11 Desember 2010

LOMBA DESA ANTI KORUPSI

Banyak lomba diadakan bagi desa. Mulai lomba kebersihan hingga sekedar lomba menghias gapura. Untuk mengikutinya pun perlu biaya tidak sedikit. Bahkan tidak jarang dalam pelaksanaannya terjadi manipulasi data dan dana. Desa juaranya akhinya dijadikan desa percontohan.

Perlu inovasi lomba desa dalam bentuk lomba desa anti korupsi. Desa yang melaksanakan budaya anti korupsi diukur dari kebiasaan warga dan aparat desa dalam kehidupa sehari-hari yang tidak mempraktekkan hal-hal yang tergolong tindak korupsi dan manipulasi. Kejujuran dan keberhasilan pemerintahan desa dijadikan parameter kejuaraannya.

Lomba ini bisa bertingkat hingga level pemerintahan lebih tinggi. Dengan melaksanakan seperti ini, warga dan aparatur negara serta pihak swasta bisa berperan serta secara aktif. Baik sebagai pelaku maupun pencegah tindak korupsi sejak dini. Yang lebih penting, jangan sampai terjadi menjadi juara lomba desa anti korupsi dengan melakukan manipulasi dan suap menyuap

Jumat, 10 Desember 2010

SATU SEKOLAH SATU LAPANGAN OLAH RAGA

Hari-hari kita cukup berbangga hati. Tim sepak bola merah putih berjaya di ajang AFF 2010. Masuknya pemain naturalisasi boleh dikata menjadi pemacu prestasi . Meski tim PSSI baru masuk semifinal, belum juara. Namun demikian jangan sampai naturalisasi menjadi tren olah raga di masa datang. Cara instan ini bisa membuat pembinaan olah raga melempem. Toh pemain naturalisasi ini sebelumnya juga melewati pembinaan intensif. Pembinaan dan fasilitas yang mewadai serta kompetisi yang sehat bisa menghasilan produk atlit berkualitas.

Sekolah bisa menjembatani dari awal untuk melahirkan atlit berprestasi. Sayangnya, saat ini banyak sekolah yang tidak punya lapangan olah raga sendiri. Untuk berolah raga pergi ke tanah lapang atau lapangan olah raga bukan miliknya sendiri. Akibatnya, pembinaan olah raga mulai dini tidak efektif. Aneh memang, jika ada mata pelajaran olah raga, tetapi tidak mempunyai lapangan/fasilitas olah raga memadai.

Seharusnya setiap sekolah harus mempunyai lapangan/fasilitas olah raga sendiri. Pemerintah bersama komite sekolah perlu segera memfasilitasi sarana olah raga bagi siswanya. Agar kelak dari sekolah muncul atlit produk dalam negeri. Bukan mengharap atlit naturalisasi.

Kamis, 09 Desember 2010

HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA

Hukuman Mati Bagi Koruptor
9 Desember merupakan hari anti korupsi sedunia. Kita akan menunggu, di rangking berapa Indonesia diposisikan sebagai negara terkorup. Sulitnya menghilangkan korupsi di tanah air, bukan saja karena mentalitas aparatur saja. Tetapi masyarakat sendiri mempunyai andil membudayakannya. Suap menyuap, memberi uang pelicin, sekedar tips, atau ucapan terima kasih dalam bentuk amplop, membuat menghilangkan penyakit korupsi seperti membersihkan rumput di tanah lapang. Begitu satu bagian dicabut yang lain tumbuh lagi.
Perlu gerakan bersama agar korupsi terkikis hingga akarnya. Rendahnya hukuman membuat pelaku koruptor tidak jera. Kita dapat meniru negara lain, seperti Cina atau Jepang yang memberi sanksi hukum dan sanksi moral tinggi terhadap koruptor. Hukuman mati layak diberikan kepada koruptor.
Jika ditetapkan, hukuman pun harus segera dilaksanakan. Tidak mengulur-ulur waktu, hingga terdakwa mengajukan keringanan hukuman. Hukumanpu akhirnya diperingan, bahkan bisa melengang bebas. Koruptor pun tidak jera, sementara masyarakat harus menanggung kerugian.

HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA

Hukuman Mati Bagi Koruptor
9 Desember merupakan hari anti korupsi sedunia. Kita akan menunggu, di rangking berapa Indonesia diposisikan sebagai negara terkorup. Sulitnya menghilangkan korupsi di tanah air, bukan saja karena mentalitas aparatur saja. Tetapi masyarakat sendiri mempunyai andil membudayakannya. Suap menyuap, memberi uang pelicin, sekedar tips, atau ucapan terima kasih dalam bentuk amplop, membuat menghilangkan penyakit korupsi seperti membersihkan rumput di tanah lapang. Begitu satu bagian dicabut yang lain tumbuh lagi.
Perlu gerakan bersama agar korupsi terkikis hingga akarnya. Rendahnya hukuman membuat pelaku koruptor tidak jera. Kita dapat meniru negara lain, seperti Cina atau Jepang yang memberi sanksi hukum dan sanksi moral tinggi terhadap koruptor. Hukuman mati layak diberikan kepada koruptor.
Jika ditetapkan, hukuman pun harus segera dilaksanakan. Tidak mengulur-ulur waktu, hingga terdakwa mengajukan keringanan hukuman. Hukumanpu akhirnya diperingan, bahkan bisa melengang bebas. Koruptor pun tidak jera, sementara masyarakat harus menanggung kerugian.

Rabu, 08 Desember 2010

PEREMPUAN BERKEPALA DUA

PEREMPUAN BERKEPALA DUA

Pasar kecil bertengger
Dipucuk kepala tersangga leher
Berteduh di bawah surya
Beralas bumi berpayung mega

Sang bayu sibakkan rambutmu
Yang terurai perlihatkan kekarnya bahu
Bawa debu menambah ayu
Pada wajah yang mulai kuyu
Tatap dagangan yang tak laku

Perempuan itu terus berjalan
Berhias mahkota tak bertahta
Ubah wanita berkepala dua
Topang keluarga hidupi jiwa

Di atas nampan jajanan berjubel
Susun mozaik bagai puzzle
Liuk badan saingi sales girl
Tawarkan produk tanpa ngedumel

Selasa, 07 Desember 2010

BANJIR MALAM 1 SURO







Musim tahun ini benar-benar tidak bisa diduga. Boleh dikata, tahun tanpa kemarau. Dalam satu tahun ini mungkin hanya sekitar tiga minggu tanpa hujan pada akhir Juli hingga awal Agustus. Selebihnya hari-hari dihiasi hujan. Hujan datang tanpa bisa diterka. Pagi terang benderang dan panas, siang mendadak hujan.

Hujan tahun ini pun lain dari hujan tahun lalu. Banyak hujan yang dibarengi angin kencang dan petir. Air yang dicurahkan dari langit juga lebih dari biasanya, deras sekali. Seperti yang terjadi kemarin siang hingga sore.

Menjelang pergantian tahun baru Islam 1 Muharram/Suro, sejak pukul 12.30 hujan turun sangat lebat. Masih lumayan hujan kali ini tidak banyak petir dan tenang. Hujan pun berlangsung berjam-jam. Jalan raya jurusan Madiun-Ponoroo tidak sedikit yang tergenang. Para pengendara harus berjalan pelan. Ada juga mobil yang mogok. Mesinnya kemasukan air ketika melintas jalan yang tergenang air setinggi lutut.

Bahkan, di desa saya di Krandegan, kec Kebonsari Madiun. Hujan kali ini termasuk hujan paling deras selama jangka waktu 20 tahun terkahir. Dukuh Kradegan terendam banjir. Air kiriman dari atas meluap dan menggenangi kebun, sawah, jalan,dan masuk ke dalam rumah. Ada pagar yang ambruk tergerus air, tanaman padi yang baru ditanam dan diberi pupuk terbenan dan mungkin hanyut terbawa arus. Menurut penduduk asli, kejadian seperti ini terakhir sekitar 20 tahun lalu.

Nampaknya ini adalah berkah dari yang kuasa. Menjelang 1 Suro, diharapka manusia bertafakur. Merenung, berinstroskpeksi diri di rumah. Bermunajat agar diber ampunan di tahun lalu dan berdoa untuk kebaikan satu tahun ke depan. Karena kebiasaan malam suro banyak yang memperigatinya dengan berhura-hura, dengan diberi hujan lebat ini kemaksiatan bisa berkurang. Meski hujan mendatangkan kerugian, ini hanya sebagai peringatan. Saatnya manusia selalu mawas diri dan beribadah lebih baik demi kemashlahatan manusia itu sendiri.

Senin, 06 Desember 2010

AJAK ANAK SEKOLAH BERSEPEDA

Rencana pemerintah membatasi konsumsi BBM pasti berdampak terhadap biaya angkutan anak sekolah. Terutama bagi mereka yang berkendara sepeda motor. Meski rencana kenaikan itu tidak berlaku untuk angkutan umum, tetapi dampak ikutan lain tetap membebani. Termasuk biaya konsumsi/uang saku anak sekolah. Jatah uang saku mereka harus menyesuaikan diri.
Hal ini bisa dikurangi dengan menganjurkan anak-anak sekolah menggemari kembali bersepeda untuk pergi ke sekolah. Budaya bersepeda yang sementara ini mulai ditinggalkan karena gengsi dan kemudahan memiliki sepeda motor.
Dengan bersepeda anak-anak tidak saja belajar hidup hemat, tetapi juga mendidik anak mengurangi polusi. Dan yang lebih peting lagi anak-anak semakin sehat dengan berolah raga bersepeda. Serta mengurangi kecelakaan yang sering menimpa anak-anak sekolah yang berkendara dengan sepeda motor.

Minggu, 05 Desember 2010

PEREMPUAN MALAM

PEREMPUAN MALAM

Duduk menyendiri
Di pojok jalan tak takut memedi
Sapa mereka yang lewat
”Monggo mas, mampir sini”
Rayuan manis persilakan diri

Kata manis terus meluncur
Dari bibir merah tak bergincu
Tembakau basah di relung udzur
Penuhi rongga berasesoris susur
Berputar, berotasi alirkan liur
Kekalkan gigi bercampur kapur

Perempuan malam tak beranjak pergi
Duduk terpaku di atas kursi
Tunggui jajanan yang mulai basi
Demi dibarter sesuap nasi

Balutan kulit itu tak lagi seksi
Kelokan tubuh tak undang birahi
Simbok tua setia temani
Mereka yang tak dengkur
Sambut kokok jago bangunkan tidur

Sabtu, 04 Desember 2010

KORUPSI REFORMASI BIROKRASI DAN RENUMERASI GAJI

JADIKAN HUKUM SEBAGAI PANGLIMA

Di awal reformasi, Gus Dur pernah menyatakan. Bahwa untuk membasmi korupsi, gaji birokrat harus ditingkatkan. Disinyalir awal terjadinya korupsi karena tingkat kesejahteraan birokrat masih rendah. Gebrakan awal pun dilakukan. Kala itu dilakukan impassing gaji PNS. Lumayan untuk mengimbangi biaya hidup yang membumbung tinggi akibat krisis ekonomi. Untuk menegakkan hukum, Gus Dur bertindak tegas. Pejabat yang ditengarai gagal mengemban amanah, tidak segan-segan dicopot. Shock terapi ini membuat kalangan birokrat berhati-hati. Sayang pemerintahan Gus tidak berlangsung lama. Program kenaikan gaji berlipat tinggal wacana. Sementara gurita korupsi kembali beraksi. Penyakit lama kambuh.lagi.
Korupsi kian menjadi. Pergantian pemerintahan yang selalu mendengungkan penumpasan KKN tak kunjung kelar. Pola korupsi kian kreatif dengan berbagai modus operandinya. Praktek-praktek korupsi yang kasat mata, di depan hakim menjadi sulit dibuktikan. Para koruptor, penasehat hukum, penegak hukum adu pintar menjerat atau membebaskan pelaku. Masyarakat dibuat terbengong oleh kelihaian para koruptor menyiasati hukum di negeri ini. Hukum yang diharapkan menjadi panglima belum mampu menunjukkan ketegasannya. Palu hakim terasa berat diketukkan. Membuktikan para tersangka koruptor bersalah masih kalah cepat vonis terhadap para pencuri ayam, pengambil coklat atau buah asam. Neraca keadilan terlihat jomplang. Sulit bergerak hanya sekedar untuk berkata salah terhadap mereka yeng secara de facto salah. Neraca pengadilan perlu katalis.
Berbagai upaya pencegahan tindak pidana korupsi di kalangan penegak hukum, birokrat dan pegawai negeri sipil terus dirintis. Salah satunya dengan memberikan renumerasi gaji. Perlakuan terbatas pemberian renumerasi ini setidaknya sebagai pilot projek. Apakah benar pemberian renumerasi efektif mencegak korupsi. Alih-alih mencegah, belum lama ujicoba, terkuaklah kasus Gayus. PNS direktorat pajak penerima renumerasi ini menggugurkan teori awal, bahwa renumerasi bisa mencegah korupsi. Pandangan sinis berdatangan. Termasuk upaya membatalkan renumerasi gaji. Toh sudah diberi renumerasi, korupsi masih terjadi. Kinerjanya pun belum menunjukkan peningkatan meyakinkan. Lantas bagaimana sebaiknya?
Perlu penyadaran sejak dini, agar generasi mendatang tidak korupsi. Pendidikan anti korupsi di sekolah diluncurkan. Kantin kejujuran sebagai pioner pendidikan anti korupsi diujicobakan. Meski sampai saat ini belum menampakkan hasil memuaskan. Masih ada lagi kemasan pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Belakangan terjalin kerjasama KPK dan Kemendiknas, melaunching pengintegrasikan pendidikan anti korupsi ke dalam kurikulum sekolah mulai tahun ajaran 2011/2012. Dan saat ini modul dan model pembelajarannya terus diujicobakan dan digodok.
Anehnya niatan penyadaran bahaya korupsi ini, medio Oktober lalu ditentang ICW. Seperti diberitakan Jawa Pos, ICW berpendapat bahwa pendidikan anti korupsi sebaiknya ditunda dulu. Alasanya, sekolah masih belum bersih dari praktek korupsi. Ini dibuktikan oleh guru dari beberapa sekolah di tanah air yang melapor ke ICW tentang kecurigaan terjadi tindak pidana korupsi di sekolah tempat guru itu mengajar. Keberanian guru seperti itulah yang diharapkan ICW untuk mencegah bahkan membongkar praktek korupsi. Bagaimana mungkin mendidik anti korupsi, jika penyelenggaranya saja masih belum bisa membebaskan diri dari korupsi. Apa yang dilontarkan ICW ini patut menjadi renungan.
Tetapi tanpa usaha tidak akan ada hasil. Berbagai pandangan sumir terhadap penciptaan aparatur negara yang bebas korupsi, mestinya menjadi pelecut dan kontrol. Bukan malah membabi buta dan ikut-ikutan korupsi. Karena yang terlibat korupsi banyak diputus ringan bahkan bebas. Keluar penjara makin kaya, mengacu hitungan matematika koruptor. Bahwa hasil korupsi lebih menguntungkan daripada gaji pengabdian PNS seumur hidup.
Sayangnya, semakin hari kita disuguhi berbagai paradoks. Berbagai program, ajakan, slogan untuk tidak korupsi dan hidup hemat justru kontradiksi dengan kenyataan. Kita bahkan semakin mengernyutkan dahi, tatkala banyak anggaran pembangunan dibungkus dengan berbagai program dan proyek yang rentan korupsi. Baik dilakukan di lingkungan pemerintahan atau parlemen. Dari model kunjungan kerja/studi banding misalnya, kita bisa menilai ini model korupsi santun. Menyakiti hati rakyat.
Para birokrat setidaknya bisa meniru budaya di negeri tetangga. Mereka yang korupsi tidak sedikit yang dihukum mati. Bandingkan di Indonesia. Bahkan ada ide menggelitik yang ditulis pada gagasan Jawa Pos 25 Oktober 2010. Untuk menumbuhkan malu, jika perlu melakukan kunjungan ke Jepang. Meniru budaya malu dan hara kiri, bila melakukan korupsi.
Sulitnya memutus mata rantai korupsi terletak pada budaya dan sistem pemerintahan kita. Budaya ketimuran yang dibawa dalam dunia kerja membuat penegakan hukum sulit dilakukan. Ini diperparah sistem promosi dan reward yang tidak seimbang. Sistem penjenjangan karier berdasarkan DUK dan kekerabatan membuat peningkatan profesionalisme kerja kurang. Sistem penggajian yang memberlakukan sama berdasar tabel, membuat PNS stagnan. Berprestasi atau tidak, gaji tetap sama. Parahnya, yang mangkir kerja malah dapat proyek tambahan. Tiadanya rewards dan punishment membuat kinerja adem ayem saja.
Untuk itu sistem kerja dan penggajian perlu dirombak. Tabel gaji yang berdasarkan pangkat dan masa kerja dijadikan standar. Kepada PNS berprestasi, mulai gol terbawah hingga top manajer diberikan rewards. Sedangkan yang melanggar aturan diberi hukuman. Salah satunya pemotongan gaji/tujnjangan. Agar ini membuat PNS bersaing secara sehat serta mengurangi kecemburuan sosial, rewards dan punishment berupa uang langsung dibayarkan lewat rekening di bank. Pemberian rewards di luar renumerasi ini pasti akan memacu pegawai untuk berkarya lebih baik lagi. Jika renumerasi gagal menciptakan birokrasi bersih, guru bisa terkena imbasnya. Renumerasi dicabut, tunjangan profesi pendidik dihentikan, andai para guru tidak menunjukkan peningkatan profesionalismenya. Maukah para guru kehilangan TPP? Silahkan ini menjadi renungan.

Tulisan ini dimuat majalah Media dinas pendidikan prop Jatim edisi Desember 2010

Jumat, 03 Desember 2010

JELANG 40 HARI MBAH MARIJAN

MBAH MARIJAN

Di kaki gunung engkau bernaung
Berlindung dibalik sisi punggung
Pegang kunci areal tak berpintu
Berdinding udara beratap langit biru

Laksanakan titah pegang amanah
Tunggui gunung yang sedang merekah
Tak goyah rayu bujukan
Pantang satria lari dari gelanggang

Batuk sang Merapi bangunkan mimpi
Panasnya awan selimuti bumi
Mengalir di hamparan ladang
Hempaskan semua yang menghadang

Mbah Marijan bersembah sujud
Bertafakur haturkan syukur
Mbah Marijan tak seroso dalam iklan
Terpanggang dalam lautan awan

Nyawa dicabut malaikat maut
Kala bersujud berhias ta’awud
Bermunajad mohon jauhkan bala
Pada jiwa yang tak baqa
Mbah Marijan berpulang ke hadirat-Nya.
Inna lillahi wa inna ilaihi roo ji’uun

Puisi ini dimuat di jalah Media dinas pendidikan prop jatim edisi Desember 2010

Kamis, 02 Desember 2010

GURU BK JADI KONSULTAN SEX

Hasil survey banyaknya gadis di kota besar belum menikah yang sudah tidak perawan lagi mendapat respon positif. Kemendiknas berencana memasukkan pendidikan sex ke dalam kurikulum tanpa menambah mata pelajaran baru. Inklusif dalam mapel biologi, pendidikan jasmani dan lainnya. Program yang sejak lama diusulkan berbagai kalangan perlunya pendidikan sex di sekolah.

Tetapi pandangan masyarakat dan anak yang masih tabu membahas sex di sekolah membuat pendidikan sex agak terhambat. Bahkan guru-guru perempuan masih malu-malu kucing ketika membahas materi yang berbau sex di depan kelas. Anak-anak akhirnya hanya tahu setengah-setengah dan makin penasaran.

Agar pendidikan sex tidak vulgar di ajarkan, perlu juga membuka unit konsultasi sex di sekolah. Guru Bimbingan Konseling (BK) bisa lebih efektif memberi pembelejaran sex. Baik secara klasikal atau dengan tatap, muka face to face dengan siswa. Membuat program secara kontinu memanggil siswa dan diajak dialog. Anak-anak (terutama putri) dengan bebas mencurahkan isi hati dan bertanya. Sedang guru BK bisa memberi pendidikan sex yang santun sesuai tingkat pengetahuan sex siswa yang dihadapinya. Memberi nasehat.dan mendata siswa yang rentan terjerumus dalam pergaulan bebas untuk diberi pembinaan lebih intensif.

Rabu, 01 Desember 2010

MPR DI HARI AIDS SEDUNIA

Pemberitaan Jawa Pos Senin 29/11 yang mewartakan banyaknya gadis usia sekolah di kota besar tidak perawan lagi cukup memprihatinkan. Di tengah pendidikan budi pekerti dan pendidikan karakter, berita ini menohok kalangan dunia pendidikan. Tidak salah kiranya, ketika beberapa waktu lalu ada ide melakukan tes keperawanan bagi siswi yang masuk sekolah di Sumatra Barat.

Pergaulan bebas, longgarnya pengawasan orang tua dan kurang pedulinya masyarakat terhadap perilaku remaja saat ini, salah satu faktor begitu mudahnya remaja terjerumus ke dalam perilaku menyimpang. Bisa dilihat dengan leluasa di sekeliling kita, baik di area terbuka, mall, fasilitas umum, tempat keramaian, kafe apalagi tempat pariwisata dan tempat-tempat sepi, muda-muda lain jenis bermesraan tanpa rasa malu. Ironi sekali, sebagai masyarakat timur tidak lagi menjunjung tinggi sopan santun, kehormatan dan harga diri.

Perlu pencegahan agar remaja-remaja kita tidak semakin terjerumus ke hal yang lebih buruk. Di hari AIDS/HIV se dunia 1 Desember ini, layak kiranya para remaja ini diingatkan bahaya pergaulan bebas yang bisa berujung terjangkit HIV. Kita perlu membentuk Masyarakat Peduli Remaja (MPR). Di hari AIDS dan seterusnya, MPR melakukan kegiatan penyadaran terhadap remaja. Baik yang masih belum tertular virus kenakalan ataupun yang pergaulannya sudah mengarah ke hal negatif. Program ini utama dimulai dari sekolah.

Selasa, 30 November 2010

GAYUS TAK TAKUT POLTAK

GAYUS TAK TAKUT POLTAK

Jutaan orang terkesima
Milyaran rupiah melayang masuk
Saku seorang bawahan golongan tiga
Si Gayus memang jayus

Jangan heran Gayus leluasa
Kumpulkan pajak buat bangun kerajaan
Milik sendiri
Berkoar yakinkan korban
Setor ke rekening lancarkan urusan
Maklum
Gayus tak punya saingan

Tak ada Poltak si raja minyak
Yang kerap semprot teriakkan kalimat
Kasar di persidangan
Yang ada di senayan

Di Badan Kehormatan DPR tak ada lagi Gayus
Tergeser
Di kantor pajak
Gayus tak takut Poltak
Di Penjara
Gayus Nikmati suasana
Bermandi fulus
hidup Gayus terlihat mulus
Gayus...Gayus...

Senin, 29 November 2010

MOBILISASI WARGA BROMO

Geliat gunung Bromo yang makin meningkat, ternyata tidak menyurutkan nyali warga sekitar dan wisatawan. Keelokan panorama dan kekayaan lahan pegunungan sebagai sumber kehidupan warga, membuat mereka enggan meninggalkan area berbahaya Bromo. Meski statusnya awas.
Berkaca pengalaman letusan Merapi, kefanatikan dan kesembronooan warga bisa mencelakakan diri sendiri. Seperti yang menimpa mbah Marijan dll. Manusia boleh pasrah terhadap kekuasaan Tuhan. Tetapi manusia wajib berusaha agar terhindar dari mara bahaya. Keganasan alam tidak mengenal belas kasihan. Kekuatan alam mengalir mengikuti kemauan alam itu sendiri.
Oleh karena itu, para pejabat pemerintah, pemuka agama dan tokoh masyarakat perlu segera bertindak. Memberi penyadaran keselamatan warga sekitar Bromo. Jika terpaksa melakukan mobilisasi warga ke daerah aman. Keuntungan dari obyek wisata dan hasil bumi untuk sementara diabaikan. Yang penting menyelamatkan jiwa. Agar warga Bromo tidak menjadi korban sia-sia. Hanya sekedar mencari sesuap nasi, nyawa melayang.

Minggu, 28 November 2010

GTT ooh GTT

GTT ooh GTT


Berbekal ijazah
Ketok pintu sekolah
Tunggu panggilan segera datang
Meski sebatas pengabdian isi waktu luang

Honor cuma cukup beli bensin
Buat tempuh jarak dua mukim
Memberi nyawa hidupkan mesin
Yang kadang mogok masuk angin

GTT oh... GTT
Tergiur tunjangan sertifikasi
Bertahan dalam himpitan ekonomi
Tunggu data base yang masih antri
Harap cemas diangkat pegawai negeri
Bekal hadap calon mertua nanti
Lamar anaknya jadi istri

Berjalannya waktu tak membuatmu banting setir
Jalan terjalmu tunggu berakhir
Di batas waktu yang siap menunggu
Kapan SK PNS datang di pangkuanmu

Sabtu, 27 November 2010

PAHLAWAN CENDEKIA

PAHLAWAN CENDEKIA

Setitik tinta jabarkan ilmu
Sapuan kuas goreskan memori
Tutur katanya tentramkan hati
Belaian tangannya masih terasa kini

Tak ada bintang jasa tersemat di dada
Tak harap piagam terpaku di ruang muka
Harum namamu semerbak selalu
Dikenang di sepanjang waktu

Kau tak lagi pahlawan tanpa tanda jasa
Tak harap kapling di taman makam Kalibata
Buah karyamu buktikan bekas sepak terjangmu
Yang tak cepat terbukti kala itu

Guru
Cerdaskan otak olah logika
Lahirkan cendekia berjuta rupa
Berkat jasamu pahlawan cendekia


puisi terbit di majalah Media edisi november 2010

Jumat, 26 November 2010

PENDIDIKAN DEMOKRASI BAGI GURU

Tulisan sdr Muhibuddin di opini Jawa Pos (25/11) mengusik guru untuk berintrospeksi. Layakkah guru berdemo? Sudah mampetkah saluran demokrasi bagi guru? Jika selama ini guru merasa terkekang hak asasi berpendapat, ini hal yang ironis di era reformasi. Mungkin juga guru tidak mempunyai keberanian bersikap secara individu. Namun, jika demo menjadi senjata pamungkas untuk melampiaskan hasrat berdemokrasi, perlu pertimbangan masak-masak.

Sebagai insan cendekia, guru seyogyanya mampu menahan diri untuk tidak bertindak arogan, tidak sopan santun apalagi anarkis. Guru adalah teladan bagi siswanya. Apa yang dilakukan guru akan dianut dan ditiru siswa. Masih ada jalan elegan untuk menyampaikan pendapat. Baik melalui forum ilmiah, media atau organisasi guru (PGRI). Keberanian guru menyampaikan kebenaran dalam bentuk tulisan di mass media akan lebih baik untuk membangun opini publik dan bernilai akademik.

Perlu juga guru disegarkan kembali pemahaman demokrasi dengan pendidikan demokrasi. Agar penyaluran aspirasi guru lebih tepat sasaran, bernilai ilmiah, bermartabat serta mendapat simpati dan empati. Demokrasi jangan diidentikkan dengan demo. Agar guru tetap digugu dan ditiru.

Kamis, 25 November 2010

REFLEKSI HARI GURU : GURU PROFESIONAL, APAAN ....TUH!

Ini bukan pertanyaan kuis seperti yang dilontarkan Jaja Mihardja sambil memejamkan sebelah mata sewaktu memandu acara kuis dangdut di TPI. Kalau ini menjadi bahan lelucon Jaja, orang mungkin akan bertanya. Jaja Miharja itu tidak tahu beneran, ungkapan ketidakpercayaan, atau melecehkan? Orang awam pun bisa jadi bertanya-tanya, seperti apa guru profesional itu? Bukankah selama ini guru sudah digaji rutin setiap bulan. Bukankah itu sudah mewakili bentuk penghargaan profesional?

Yaa, kalau orang mengatakan demikian tidaklah salah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata profesional berarti suatu pekerjaan yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Bisa juga diartikan suatu pekerjaan yang mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. Hal ini jelas menunjukkan tidak sebarang orang yang melakukan pekerjaan dikatakan profesional. Disamping harus mempunyai keahlian khusus, seorang profesional pantas menerima penghargaan yang layak dalam bentuk finansial.

Sudahkah hal ini cukup menggambarkan bahwa selama ini guru sudah dihargai sebagai tenaga profesional. Kata profesional harus dilihat dari konteks dan kontainnya. Kata profesional identik dengan penghargaan dengan jasa yang telah diberikan seseorang dengan hasil nyata yang secara umum bisa langsung dilihat, dirasakan dan dipertanggungjawabkan.

Orang dengan mudah mengambil contoh tenaga profesional itu seperti dokter, manager, arsitek, konsultan, pengacara, akuntan dan lain-lain yang hasil kerjanya memang benar-benar cepat dirasakan. Bagaimana dengan guru? Berjam-jam, berhari-hari sampai bertahun-tahun guru mendidik anak belum terlihat dengan cepat akan jadi apa anak itu nanti. Bahkan karena ada anak yang nakal, tidak naik, tidak lulus ujian mengakibatkan dengan cepatnya masyarakat memvonis guru gagal dalam menjalankan tugasnya. Vonis yang terlalu kejam.

Hakim saja perlu waktu panjang untuk memvonis seorang tersangka. Perlu pertimbangan, saksi, bukti dan faktor-faktor lain yang mungkin meringankan, memberatkan bahkan membebaskan seorang tersangka. Seorang profesional layak dihargai tinggi, tetapi juga siap menerima claim, dan menanggung ganti rugi jika jasa yang diberikan tidak sesuai yang dijanjikan.
Handicap masyarakat yang sudah memvonis bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang harus dengan tulus ikhlas mengabdikan dirinya kepada masyarakat telah menina bobokkan masyarakat untuk tidak memberikan nilai lebih kepada guru secara finansial. Guru harus bekerja siang malam agar anak-anak mereka menjadi pintar. Sekolah adalah pusat belajar tempat menitipkan dan sebagai bengkel untuk anak mereka yang mungkin karena kesibukan, ketidakmampuan atau ketidaktahuan akan pendidikan. Para orang tua sudah pasrah bongkokan kepada para guru untuk mendidik anak mereka tanpa peduli bagaimana guru mendidik bahkan bagaimana para guru hidup dan menghidupi keluarga.

Masyarakat baru tersadar manakala anak-anak mereka yang waktu sekolah dididik bahkan dengan hukuman, setelah belasan atau puluhan tahun menjadi orang sukses. Itupun karena anak-anak mereka yang sudah besar tersebut menyadari dan merasakan bahwa tanpa bimbingan guru baik itu ilmu yang didapat, pujian, hukuman, kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang banyak menyita waktu telah membentuk mereka seorang pejuang yang tak kenal putus asa hingga mereka berhasil. Boleh dikata kesadaran yang terlambat. Ketika mereka ingin membalas jasa kepada gurunya, gurunya sudah banyak yang pensiun atau mungkin meninggal.

Apalagi dengan adanya BOS dan janji-janji calon pemimpin dalam pilkada, yang menjadikan issue pendidikan sebagai komoditi yang ampuh untuk pemilih dengan menjanjikan pendidikan murah bahkan gratis. Pendidikan semakin dianggap barang murahan, meski pada kenyataannya pendidikan itu mahal. Dengan anggapan mayoritas masyarakat seperti ini, sekolah (negeri ataupun swasta) harus memutar otak, bagaimana mengelola anggaran yang ada agar operasional sekolah dapat berjalan dan guru tetap bekerja. Kadang hal ini harus mengesampingkan pengorbanan dan penghargaan kepada guru.

Tuntutan-tuntutan masyarakat tentang pendidikan berkualitas berujung pada kinerja guru. Masyarakat menuntut guru-guru bekerja secara profesional. Kata profesional akhirnya diberi makna sempit. Guru bekerja dan mendapat upah yang layak. Jika itu terjadi, guru tidak akan ada bedanya dengan profesi lain, dan cenderung membentuk orang materialistis. Tetapi kalau profesional itu diberi makna secara makro, sangat berat tantangannya.

Guru profesional menuntut beberapa kompetensi kompleks. Guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional itu sendiri. Tinggal bagaimana para guru menyikapi dan menjawab tantangan tersebut sekaligus instropeksi. Apakah guru-guru sudah mengajar sesuai kualifikasi akademik? Sudah cukupkah pengabdian guru yang demi anak didiknya harus ”tidur” di sekolah menyelesaikan tugas-tugas sekolah? Bagaimana kehidupan sosialnya?Apakah kualifikasi akademik yang dimiliki sudah diterapkan dalam pengajaran? Apakah guru merasa dirinya profesional? Pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijawab sendiri oleh guru. Jawaban yang bisa dipertanggung jawabkan kepada dirinya sendiri, masyarakat dan kepada Tuhan.

Sementara sertifikasi yang kini bergulir tidak sesuai ide awal pencanangan program ini. Begitu Profesor Djaali menyampaikan di seminar guru pendamping OSN yang berlangsung di Medan tanggal 3 - 4 Agustus 2010. Pemberian Tunjangan Profesi Pendidik masih seperti pemberian ransum bergilir. Bukan guru profesional dalam arti sesungguhnya. Kalau ada ungkapan, yang tua harus mengalah, kini ungkapan itu berbalik. Yang tua harus diutamakan.

Yang muda berprestasi dan menjadi guru profesional dalam arti sesungguhnya harus mengalah. Salah satu alasan, usianya masih muda dan kelak akan menerima TPP lebih lama. Padahal umur hanya Tuhan yang Tahu. Dengan keadaan demikian ada ungkapan yang tidak enak didengar, Sing waras ngalah. Nah, apa ini tidak malah menyakitkan?


Artikel ini dimuat di majalah Media Dinas Pendidikan Prop Jatim Edisi November 2010

TERIMA KASIH GURU

TERIMA KASIH GURU

Tetesan ilmu itu lenyapkan nila
Kebodohan
Amarah itu ciptakan nyali
Pejuang sejati
Petuah itu lahirkan jiwa
Suci
Kasih sayang itu ciptakan rasa
Cinta
Doa itu membuka jalan
Raih cita

Tak sempat ku persembahkan
Kado terindah buat kenangan
Sebaris kata terukir
Terima Kasih Guruku


Puisi ini dimuat di majalah Media Dinas Pendidikan Prop Jatim edisi November 2010

Rabu, 24 November 2010

STANDARISASI PENGUASAAN BAHASA ASING BAGI TKI

Berbagai masalah yang menimpa TKI patut menjadi pelajaran bagi pengambil kebijakan. Masih rendahnya daya saing TKI utamanya sektor formal, menjadikan TKI kita memiliki nilai tawar rendah. Termasuk perlindungan keselamatannya. Salah satu sebab, karena kurangnya penguasaan bahasa asing.

Perlu standarisasi penguasaan bahasa asing bagi calon TKI. Selama ini penguasan asing TKI kita kalah jauh dengan TKI dari negara lain. Mereka banyak yang hanya menguasai bahasa asing untuk bahasa keseharian di tempat kerja. Bisa jadi, begitu mereka tiba di negeri orang, banyak kosa kata yang tidak dikenalnya. Tentu saja hal ini bisa memicu kekesalan para majikan.

Untuk itu perlu peningkatan pengusaan bahasa asing bagi calon TKI. Balai latihan kerja ataupun tempat penampungan calon TKI hendaknya diakreditasi. Memberikan nilai tinggi bagi lembaga atau biro penyedia jasa TKI yang calon TKI binaannya menguasai bahasa asing dengan baik. Calon TKI yang belum lulus uji standar bahasa asing ditunda keberangkatannya dan harus belajar hingga mahir.

Selasa, 23 November 2010

MEMASYARAKATKAN OLAH RAGA AIR

Raihan 3 emas dari olah raga dayung di Asian Games Cina membangkitkan harapan baru. Sebagai negeri bahari, layak kiranya kita unggul dalam bidang olah raga perairan. Sayangnya, kejayaan ini baru di cabang olah raga dayung. Padahal banyak cabang olah raga air yang bisa dijadikan lumbung medali.

Kurangnya perhatian dalam olah raga air ini sebenarnya sudah nampak dari proses awal. Pendidikan olah raga di sekolah masih sedikit yang menyentuh olah raga perairan. Masih jaranngnya fasilitas olah raga air, membuat sekolah tidak bisa mengembangkan kurikulum untuk olah raga air.

Oleh karena itu pemerintah melalui dinas pendidikan bersama KONI dan pihak swasta perlu merancang kurikulum dan membangun sarana prasarana untuk olah raga air. Termasuk memanfaatkan kekayaan alam mulai seperti sungai, waduk dsb untuk dikembangkan menjadi olah raga air. Semoga dengan makin lengkapnya fasilitas olah raga perairan, kita tidak hanya jaya di bidang dayung, tepai juga bisa merajai di bidang olah raga lainnya. Agar Semboyan di laut kita jaya bisa berimbas menjadi di olah raga air kita jaya.

Senin, 22 November 2010

INFOTAINMENT DAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

MEMBUAT TONTONAN MENJADI TUNTUNAN
Ada guru tanpa sekolah, tanpa gelar, tak perlu menggaji dan tak pernah minta tunjangan sertifikasi. Tidak pernah marah, tidak memberi pekerjaan rumah, apalagi menghukum. Tetapi mampu mengubah tingkah laku siswanya. Mampu mempengaruhi perilaku umatnya tanpa pandang umur. Makhluk sebagai guru itu bernama televisi. Yaa televisi adalah guru baru. Tampilannya yang seksi dengan menu pelajaran beraneka rasa mencoba memanjakan pemirsa setianya. Pemirsa dikondisikan menjadi siswa-siswa abadinya.
Kita bisa melihat di sekitar, bagaimana televisi mampu menjadi imam bagi makmum fanatiknya yang dengan setia mengikuti program-program teranyar. Terutama mennyangkut kehidupan artis-artis pujaan hatinya. Para fans berat ini nampaknya tidak mau ketinggalan mengikuti perkembangaan teranyar kehidupan keseharian para artis. Tidak lupa mencoba mencontoh apa yang dilakukan artis ini.
Dan ini ditangkap stasuin TV. Para production hause (PH) mengemasnya dengan berbagai program-program infotainment. Kehidupan artis di blow up. Tak peduli positif atau negatif. Tanpa memperhatikan lagi yang diberitakan itu prifvasi atau layak untuk konsumsi publik. Berita seputar kehidupan artis nampak secara vulgar ditayangkan nyaris tanpa sensor. Sebagai tayangan komersiil, pihak stasiunpun menyiarkannnya di waktu prime time. Di saat anak-anak seharusnya tidur siang atau santai untuk persiapan belajar mereka akhirnya menikmati tayangan ini. Apalagi yang diberitakan artis idolanya. Rasanya sayang kalau dilewatkan. Akhirnya waktu anak tersita, mengurangi jam belajar, waktu istirahat atau interaksi sosial. Mereka mulai terbawa arus mengikuti pola kehidupan artis suguhan awak media televisi.
Kru media infotainment dari PH pun kain kreatif mengorek sumber berita. Merasa sebagai awak jurnalist, mereka semakin tertantang memburu berita untuk menyajikan tayangan yang semakin menantang. Dan sayangnya kadang melewati batas melanggar kode etik jurnalistik itu sendiri. Pro kontra keberadaan awak media infotainment ini membuat banyak pihak gerah. Mereka bagaikan kaum paparazi. Tak kenal lelah mengikuti sumber berita kemanapun sasaran tembak kru infotaninment itu pergi. Menghadirkan sajian berita model ini pun tak mempedulikan lagi bentuk sisi jurnalistiknya. Termasuk tayangan sinematografi seperti sinetron atau berat ke sisi berita. Yang penting mereka membuat program hiburan. Ibarat para seniman menafsirkan pronografi. Masuk ranah seni, estetika atau porno itu sendiri. Bentuk tidak terlalu penting, yang utama tayangan itu menghibur, ditonton banyak pemirsa dan mendapat rating tinggi. Keuntunganpun masuk kantong rumah produksi. Itulah sebenarnya yang melatar belakangi maraknya tayangan infotaiment.
Namun bagaimana lagi, masyarakat terlalu mudah tergoda oleh hal-hal berbau gemerlap kehidupan duniawi. Apalagi dimodelkan para artis. Mereka bagaikan iklan berjalan merayu pemirsa untuk mengikuti apa saja yang dilakukan para artis. Masyarakat kita yang masuk kategori negara berkembang, tingkat pendidikan penduduknya belum terlalu tinggi. Sehingga penduduknya mudah menjadi sasaran empuk untuk promosi trend kehidupan, yang katanya modern. Dan ini salah satu pertanda tingkat pendidikan penduduk itu rendah. Mereka lebih suka menghabiskan waktu melakukan hal yang tidak bermanfaat seperti melihat tontonan murahan. Sehingga produktivitasnya rendah. Coba berapa jam penduduk Indonesia duduk menonton TV di banding masyarakat modern Singapura atau Jepang misalnya. Jelas berbeda jauh sekali.
Menyimak perkembangan penayangan program infotaiment, kian hari efek negatifnya semakin memprihatinkan dan merugikan. Tidak hanya para sumber berita yang semakin terusik dengan keberadaan mereka, namun korban-korban mulai berjatuhan. Mereka yang sebelumnya terlalu ngefans artisnya mencoba melakukan perbuatan yang dilakukan pujaannya. Mulai kasus narkoba, hamil di luar nikah, kawin lari, durhaka pada orang tua atau pornogafi dan porno aksi para selebritis. Tidak hanya efek kasus Ariel-Luna-Cut Tari, masih banyak perbuatan anak-anak muda usia sekolah yang terjerumus ke dalam lembah kenistaan dan melawan hukum gara-gara mengekor tayangan infotaiment. Jika tidak segera dikaji mendalam, semakin merusak karakter anak bangsa.
Ini semakin menegaskan, tayangan infotaiment sebenarnya tidak layak dipertontonkan ke masyarakat. Tidak banyak manfaat yang bisa diambil. Kecuali hanya pada even-ven tertentu yang menayangkan kegiatan positif dan semangat perjuangan mereka untuk maju yang pantas diteladani. Itupun hanya temporer. Sayang, setelah itu para artis kembali mempertonton kehidupan tidak mendidik.
Di tengah kebebasan berdemokrasi, kebebasan press semestinya dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), DPR, MUI atau pihak-pihak yang menyuarakan keprihatinan terhadap tayangan infotaint perlu membuat komitment tegas. Menggunakan undang-undang yang ada untuk menyelamatkan bangsa. Agar tayangan ini tidak merusak kehidupan bangsa terutama generasi muda. Tayangan infotaiment seyogyanya ditayangkan di luar jam belajar anak saat mereka sudah ada diperaduan. Dengan pemberitaan berimbang, mendidik dan menganut asas manfaat disamping tetap menjadi hiburan.
Infotainment sah-sah saja tayang. Kita yakin para awak infotainment adalah orang-orang kreatif, cerdas, bermoral dan berpendidikan. Tidaklah sulit kiranya mereka membuat program infotainment yang mampu membawa pesan moral. Utamanya mencegah penayangan bermuatan negatif dan menyajikan infotainment dengan kemasaan menarik dan mendidik. Perlu penyatuan visi misi dari TV penyelenggara siaran, agar berita yang dipancarkan tidak mengejar profit semata.

Minggu, 21 November 2010

GURU SEJATI

GURU SEJATI

Di rerimbunan pekatnya embun
Onta beroda merayap pelan
Temani tuannya berburu pahala
Injak bebatuan berujung tajam
Ancam kerasnya kulit ban
Demi anak yang rindu kehangatan

Berjuang melawan musuh
Yang bersemayam di relung goa
Hilangkan kegelapan yang tutupi kepala
Lahirkan kecerdasan buat anak bangsa

Terik dan hujan selalu membayang
Uji tekat yang makin menantang
Tumbangkan ego singkirkan gengsi
Demi mimpi anak negeri

Gaji tak tentu bukan kendala
Tulus ikhlas pantang meminta
Slalu Percaya Tuhan Maha Kaya
Gandakan upah yang berbarokah
Bagimu negeri Guru Sejati


puisi terbit di majalah Media dinas prop jatim edisi November 2010

Sabtu, 20 November 2010

PAKTA KEJUJURAN REKRUTMEN CPNS

PAKTA KEJUJURAN CPNS

Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi lowongan kerja tervaforit. Hal ini mudah dilihat dari membeludaknya animo masyarakat yang melamar menjadi CPNS. Besarnya harapan menjadi PNS ini nampaknya ditangkap oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Jauh sebelum tes CPNS ini berlangsung para calo bergentayangan. Menawarkan jalan tol agar pelamar mulus menjadi CPNS. Jalan mulus itu harus dibayar dengan fulus. Tanpa malu calo dan calon korban tawar-menawar harga. Nomor rekening pun harus disiapkan untuk dijadikan agunan. Terbongkarnya mafia penerimaan CPNS nampaknya belum membuat kapok para calo serta belum menjadi pelajaran para calon korban.

Untuk itu panitia dan para pelamar perlu melakukan pakta integritas kejujuran. Tidak akan melakukan tindak kecurangan, termasuk memakai jasa calo. Bagi mereka yang ditengarai dan terbukti tidak jujur dalam proses rekrutmen CPNS, bila lolos seleksi hasilnya dibatalkan serta dipidanakan. Panitia harus mensosialisasikan dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawasi proses rekrutmen CPNS. Agar CPNS terpilih benar-benar orang terpilih yang jujur, bersih dan mumpuni untuk mengabdikan diri kepada masyarajat.

Gagasan ini terbit di harian Jawa Pos edisi Sabtu, 20 November 2010

Jumat, 19 November 2010

BEASISWA S2 UNTUK GURU

Ada kabar baik bagi para mahasiswa. Group Bakrie memberikan beasiswa kepada mahaiswa melanjutkan S-2 baik di dalam maupun luar negeri. Program peduli ini merupakan langkah maju untuk meningkatkan SDM Indonesia. Empat PT dalam negeri UGM, UI, ITB dan IPB dibidik untuk mencetak manusia unggul Indonesia dengan fokus bidang unggulan sospol, teknologi, ekonomi dan pertanian.

Namun rasanya masih ada yang kurang dari program itu. Karena untuk menghasilkan SDM yang baik, tentu dibutuhkan pendidik mumpuni. Program beasiswa S-2 perlu ditambah bidang pendidikan. Beasiswa ini bisa diberikan kepada mahasiswa yang mengambil program pendidikan dan utamanya guru.

Bila guru meningkat kualitasnya, semakin banyak peseeta didik termasuk mahasiswa yang lulus dengan komptensi dan nilai kompetitifnya tinggi. Guru yang akan diberi beaiswa S2 diseleksi dan diberi fasilitas untuk mengembangkan kemampuannya setelah lulus S2. Agar ilmu yang didapat dapat diaplikasikan demi kemajuan bangsa.

Kamis, 18 November 2010

GURU MENJADI PEMBINA PRAMUKA

Gerakan Pramuka kian memegang peranan penting sejak Pramuka diundangkan. Perlu dukungan banyak pihak, agar pendidikan kepramukaan bisa mendukung dalam pendidikan karakter bangsa yang efektif dilaksanakan di sekolah. Namun demikian untuk melaksanakan tidak semudah membalik tangan.
Sesuai sistem metodik pendidikan kepramukaan, diperlukan pembina mumpuni untuk mengampunya. Padahal saat ini masih sedikit pembina pramuka yang mengantongi sertifikat pembina. Kita dapat meniru model pembekalan pembina pramuka kala masih ada SPG. Setiap calon guru harus mengantongi sertifikat pembina pramuka ketika lulus.
Untuk itu bagi calon guru dan guru, selain harus mengantongi sertifikat profesional pendidik juga harus mempunyai sertifikat pembina pramuka. Melalui Kursus Mahir Dasar (KMD) atau model pendidikan lain. Jadi setiap guru selain sebagai pengajar mata pelajaran juga harus sebagai pembina pramuka di sekolah.

Rabu, 17 November 2010

KOTAK AMAL IDUL ADHA UNTUK KORBAN MERAPI

Idul Adha 2010 ini bagi masyarakat sekitar Merapi menjadi kenangan tersendiri. Merayakan dan beribadah penuh keprihatinan. Menjadi kewajiban kita bersama untuk mengurangi penderitaan mereka dalam bentuk apapun. Mereka perlu disupport dan dibantu.
Di saat Idul Adha ini, selain membagikan daging korban untuk korban Merapi, perlu juga menghimbau masyarakat dan ta’mir masjid untuk menyumbangkan kotak amal pada waktu sholat Idul Adha bagi korban Merapi. Karena biasanya para jamaah sholat Idul Adha mengharap berkah lebih besar dengan memasukkan uang kotak amal lebih banyak dibanding hari lain.
Sehingga momentum Idul Adha 2010 ini benar-benar membuahkan nilai kebajikan lebih tinggi. Kita patut bersyukur, hingga kini bantuan terus mengalir. Semangat berkorban mampu menggugah hati sesama untuk berbagi. Meringankan saudara-sudara kita yang dirundung duka.

Selasa, 16 November 2010

BANGGA MEMAKAI PEMAIN DALAM NEGERI

Ada gejala latah menimpa dunia olah raga Indonesia. Kita ikut-ikutan negeri tetangga. Menaturalisasi pemain asing demi mengangkat pamor bangsa lewat olah raga. Dan PSSI pun merencanakan naturalisasi pemain asing agar bisa membela merah putih di even internasional. Ini menjadi kado pahit bangsa dan melecehkan semangat Sumpah Pemuda yang baru diperingati.

Postur tubuh dan skill yang menjadi alasan gagalnya sepak bola bersinar, tidak bisa dijadikan alasan begitu saja. Spanyol yang postur pemainnya di bawah rata-rata pemain Eropa bahkan dunia, mampu menjadi jawara. Sebenarnya pemain sepak bola dalam negeri, talentanya tidak terlalu kalah kelas dengan pemain luar.

Yang perlu diperbaiki adalah pembinaan pemain, sistem kompetisi serta pembentukan tim PSSI yang solid. Pengurus yang mau mencurahkan segala daya untuk sepak bola. Bukan memanfaatkan sepakbola demi ambisi pribadi atau golongan. Membangun etos kerja, etika, estetika dan attitude para pemain. Memacu semangat berkompetisi antar pemain agar meningkatkan skillnya. Tidak memilih pemain yang cengeng dan manja. Memberi apresiasi tinggi kepada pemain yang mampu mengharumkan bangsa. Dengan demikian para pemain terlecut berprestasi dan bangga sebagai pemain sepak bola Indonesia. Dan kita tidak perlu menaturalisasi pemain asing.

Apalagi melihat prestasi Indonesia di ASIAN GAMES 2010 di Cina. Minimnya medali yang diraih bisa jadi akan menjadi alasan KONI untuk menaturalisasi atlet cabang olah lain. Jika ini terjadi, akan seperti apa neeri ini? Jangan heran kalau suatu saat atlit pencak silat kita dari Vietnam, Renang dari USA, Senam dari Rusia, Tinju daru Thailand, Bulutangkis dari Cina dsb.

Gagalnya prestasi seharusnya menjadi evaluasi. Bukan membuat oatah arang dan mencari cara instan. Akankan negeri ini hanya akan membari stempel Made in Indonesia untuk atlet-atlet Naturalisasi? Apakah atlet naturalisasi benar-benar bangga menjadi WNI? Atau hanya sekedar agar bisa mencari makan di Nusantara ini? Akan dikemanakan atlet asli pribumi? Ternyata susah juga menjadi atlet di negeri sendiri.

Senin, 15 November 2010

DAGING KORBAN UNTUK MENGUNGSI MERAPI

Ribuan pengungsi Merapi masih mendiami barak-barak pengungsian menanti uluran tangan. Bantuan terus mengalir, meski masih ada yang belum tersentuh. Perlu penanganan intensif, utamanya kebutuhan nutrisi. Diantaranya memanfaatkan daging korban. Apalagi Idul Adha di tanah air ada perbedaan hari.
Perbedaan Idul Adha justru ada hikmahnya. Rentang waktu penyembelihan korban lebih lama. Selama ini sering terjadi di suatu tempat daging korban berlebihan. Selain karena banyaknya korban, juga waktu penyembelihan bersamaan. Padahal ada 4 hari kesempatan menyembelih hewan korban. Di hari Idul Adha dan 3 hari Tasriq.
Kita menghimbau panitia korban untuk berkoordinasi. Mengatur jadwal penyembelihan dan memproses daging korban dalam kemasan untuk didistribusikan kepada pengungsi Merapi dan Mentawai. Kita bisa mencontoh korban di Arab Saudi. Daging korban di distribusikan hingga ke luar negeri. Dagingnyapun sebagian diproses dalam kemasan. Sehingga daging korban lebih awet dan lebih bermanfaat. Semoga korban tahun 2010 ini menjadi momentum bangkitnya kesetiakawanan sosial bangsa Indonesia.

Minggu, 14 November 2010

GARA-GARA BAN MELETUS, KEPALA HILANG




Coba perhatikan foto di atas. Seorang laki-laki tanpa kepala tubuhnya ada di samping mobil. Ia nampak mencari-cari kepalanya. Lho di mana kepalanya? Terlindas mobil atau terpotong? Kalau anda mengira laki-laki kepalanya terlindas atau terjepit ban mobil, anda kecele!

Laki-laki itu sopir mobil. Ia sedang memperbaiki ban mobilnya. Bannya meletus. Ia bermaksud mengganti dengan ban cadangan. Yaa kalau difoto dari belakang nampak kepalanya tidak kelihatan. Inilah kalau mengendarai mobil kurang perhitungan. Tidak memperhatikan kondisi ban. Mobil rombongan guru peserta workshop OSN ini meletus. Kontan saja penumpang yang ada di dalamnya ketakutan. Masih untung sopirnya cekatan. Begitu ban meletus, ia dapat mengatasi keadaan. Mobilnya beserta penumpangnya selamat. Saya yang ada di mobil lain, terpaksa berhenti menemani mobil yang bennya meletus ini. Eee begitu bannya terpasang, mobil ini minta di depan dan ngebut lagi. Ia tiba satu jam lebih cepat dari mobil yang saya tumpangi. Dasar sopir!!

Sabtu, 13 November 2010

MEMBORONG TERNAK MERAPI UNTUK KORBAN

Semakin hari penderitaan penduduk sekitar Merapi bertambah. Selain harus mengungsi, tanaman dan ternaknya menjadi korban. Lahan subur itu sementara tertutup abu. Tidak bisa ditanami dan tidak cukup rumput untuk pakan ternak yang masih ada. Belum lagi, para pengungsi ini tidak bisa bekerja.

Meski sudah ada bantuan untuk mengatasi ternak penduduk, ada baiknya pemilik ternak masih bisa memetik untung dari sisa kekayaan ternaknya. Karena beberapa hari lagi Idul Adha, tentu memerlukan hewan korban cukup banyak. Untuk itu, ada baiknya memanfaatkan ternak penduduk sekitar Merapi sebagai hewan korban. Disarankan, kepada yang akan berkorban untuk membeli ternak dari Merapi. Jangan seperti yang terjadi saat ini. Para pemilik ternak dipermainkan tengkulak. Memanfaatkan suasana, membeli ternak dengan harga murah.

Sulitnya mencari pakan ternak dan kebutuhan hidup yang mendesak memaksa pemilik ternak menjualnya ternak mereka berapa pun harganya yang ditawarkan. Rencana pemerintah mengganti ternak baik yang mati maupun yang masih hidup, nampaknya dimanfaatkan pihak tertentu untuk mengeruk keuntungan. Jika ini tidak segera ditangani, akan terjadi makelarisasi bantuan ternak. Korupsi modal baru, menari di atas luka. Kalau pihak berwenang tidak segera bertindak, korban merapi pemilik ternak ini akan semakin merana hidupnya.

Agar pemilik ternak mendapat keuntungan dan memperoleh nilai jual lebih tinggi,perlu diadakan lelang. Ternak yang masih ada dikumpulkan. Ternak yang masih kurus diberi ransum, agar ternak gemuk dan memiliki nilai jual tinggi. Hasil lelang dari penawar tertinggi, keutungannya dibagi fifty-fifty. Untuk pemilik dan membantu korban lain. Nantinya daging korban juga dibagikan kepada pengungsi Merapi. Beramal dan beribadah, berbagi buat sesama.

Jumat, 12 November 2010

WORKSHOP PEMBINA OSN SMP

Mulai 11-16 November 2010, guru-guru SMP Jatim mengikuti workshop pembina OSN. Workshop kali ini diikuti 800 guru yang terbagi dalam 2 gelombang. Peserta adalah guru pendamping siswa yang menempati peringkat 1-200 seleksi OSN tingkat propinsi tahun 2010. Kegiatan berlangsung di Kawasan sejuk tretes di 4 hotel berbeda dan dibuka semalam di hotel Inna Tretes.

Menurut Pak Ardo yang membuka kegiatan, workshop ini diadakan sebagai jawaban atas prestasi Jatim di ONS tingkat nasional yang dari tahun ke tahun merosot prestasinya. Bagaimana tidak, untuk OSN 2010 yang diadakan di Medan, dari 56 peserta OSN SMP hanya mamapu membawa pulang 3 medali emas, sedang dari 70 anak sma hanya 2 emas.
Oleh karena itu, sebagai ujung tombak pembinaan siswa, guru-guru perlu mendapat nutrisi tambahan. Agar para siswa nantinya bisa bicara lebih baik.

Tidak tanggung-tanggung nara sumber yang didatangkan adalah para pakar penyusun soal OSN. Dari UM Malang, UPI dan UI. Dengan narasumber berbobot ini diharapkan para pembina OSN ini mampu bertambah wawasan dan kiatnya dalam membina ana-anaknya. Meski untuk melahirkan Sang juara tidak cukup hanya dengan workshop. Masih banyak faktor lain yang berperan dalam membentuk anak berprestasi. Salah satunya pencarian bibit unggul, pembinaan dan penghargaan.
Oleh karena untuk menghadapi OSN 2011, setelah workshop ini setiap kabupaten diharapkan membuat action plan pembinaan siswa-siswanya. Disamping Propinsi akan membuat program khusus melakukan pembinaan intensif lebih dini. Hal ini diawali dengan pendataan siswa berprestasi minimal tingkat Propinsi yang akan dibina lebih lanjut. Semoga usaha ini awal kebangkitan untuk mecerdaskan pendidikan bangsa dan mencapai prestasi setinggi-tingginya.

Kamis, 11 November 2010

MEMATENKAN NASI GORENG

Nasi goreng menjadi maskot dalam jamuan malam presiden Obama di Istana. Masakan khas Indonesia favorit Obama kecil kala menetap di Menteng ini menggugah nostalgia. Membangun kebersamaan yang bisa berbuah nilai ekonomi tinggi. Pujian Obama atas nasi goreng adalah momentum kecil yang bisa berharga besar.

Saatnya menduniakan nasi goreng. Kalimat pujian kelezatan nasi goreng oleh Obama merupakan iklan gratis untuk promosi. Ini peluang yang harus ditangkap. Mematenkan nasi goreng. Jangan sampai kita kalah cepat, mumpung belum dipatenkan orang asing.

Dengan mematenkan nasi goreng, Indonesia semakin dikenal dunia. Memperkenalkan kekayaan kuliner bercita rasa tinggi. Mensejajarkan makanan khas Indonesia dengan makanan luar yang kini merajai makanan siap saji hingga kaki lima. Bagaimana pun juga ekonomi tidak mengenal batas. Jika tidak bergegas kita akan membayar mahal untuk produk milik kita sendiri. Membayar royalti kelezatan nasi goreng ramuan rempah nusantara.

TUGAS MATEMATIKA K 8 & 9

Selama pak Hakim workshop, kelas 8A dan 8J mengerjakan tugas dari LKS dan yang ada di bawah ini. Dikerjakan di uku Tugas. Silakan download.
Untuk k 9A melanjutkan membuat presentasi dan mengerjakan soal statistik hal 51-52.

Tugas 8 A&J

Rabu, 10 November 2010

Award Bagi Relawan Merapi-Mentawai

Hari Pahlawan 10 November 2010 ini, kita menanti penetapan pahlawan nasional baru. Penyematan gelar bagi pejuang sejati ibu pertiwi. Gelar yang tidak bisa dirayakan oleh penyandangnya.

Namun demikian pemberian gelar pahlawan tidak harus menunggu beliau-beliau yang berjasa ini berpulang ke hadirat-Nya. Banyak warga negara tanpa nama besar yang berjasa di kala hidupnya. Mereka juga pahlawan. Seperti halnya para relawan Mentawai dan Merapi. Mereka perlu diberi award, apapun nama gelarnya.

Para relawan bencana adalah pejuang sejati. Bermodal nyali mempertaruhkan jiwa raga menolong sesama tanpa pamrih. Tidak mengenal waktu berjibaku menantang maut, tanpa tahu kapan berhenti. Di hari pahlwan mereka tidak akan sempat mengikuti upacara hari pahlawan. Yang ada dalam benak pikiran relawan ini hanya satu: menolong dan terus menolong. Jadi pantas sekali jika para relawan mendapat award pahlawan sepanjang masa.

Selasa, 09 November 2010

MENGAJAK OBAMA KE MERAPI

Rencananya, Presiden Amerika Obama berunjung ke Indonesia 9-10 November lusa. Sebagai presiden negeri adidaya, kedatangan Obama diharapkan membawa angin segar bagi hubungan RI-USA. Tidak sekedar menancapkan pengaruh dan menanamkan investasi di Indonesia.

Kenangan masa kecil Obama semoga memberikan kenangan manis. Setidaknya, di saat Indonesia menghadapi berbagai musibah, presiden Obama mau memberikan empati bagi korban. Tidak sekedar bernostalgia ke SD Menteng, atau meletakkan karangan bunga di taman makam pahlawan.

Ada baiknya Obama diajak ke daerah bencana di Mentawai atau Merapi. Menguji nyali seorang presiden adikuasa, lebih takut Merapi atau teroris. Agar Obama semakin peduli negara lain bukan karena ada kepentingan di balik kunjungan.
Semoga kedatangan Obama tidak meninggalkan kenangan pahit. Menimbulkan negeri rawan gempa menjadi rawan konflik bahkan rawan perang hanya gara-gara mengusung misi demokrasi liberal. Mencegah Amerika mendikte demokrasi Indonesia agar Amerika tidak leluasa mencampuri urusan rumah tangga Indonesia.

Senin, 08 November 2010

SEKOLAH DARURAT PENGUNGSI MERAPI

Hingga hari ini Merapi tidak kunjung berhenti batuknya. Ribuan orang mengungsi, termasuk anak-anak. Derita mereka semakin hari semakin bertambah. Kehilangan sanak saudara, harta benda, terganggu kesehatannya, juga trauma. Anak-anak pun terpaksa tidak bisa bersekolah.

Di tengah kegelisahan para pengungsi, perlu penanganan khusus bagi anak-anak usia sekolah. Dibuatkan barak untuk belajar. Membangun sekolah darurat. Bagaimanapun juga mereka harus belajar. Disamping agar tidak ketinggalan pelajaran, dengan belajar mereka bisa melupakan sejenak deritanya. Memberi kekuatan psikologis supaya mereka kuat menghadapi cobaan.

Karena letusan Merapi tidak bisa diprediksi berhentinya, penanganan bagi anak sekolah harus mendapat prioritas utama. Dengan situasi dan kondisi apapun anak-anak harus belajar. Mereka sebentar lagi memasuki masa ulangan semester. Jika tidak diperhatikan belajarnya, pendidikan mereka akan terbengkalai

Minggu, 07 November 2010

MENERTIBKAN ANAK SEKOLAH BERSEPEDA MOTOR

Batasan umur bagi pengendara sepeda motor kini tak lagi tegas. Banyak anak di bawah umur bebas bersepeda motor ria, diantaranya anak-anak sekolah. Sayang, sering berkendaranya tidak memakai helm dan membahayakan pemakai jalan lain. Kecelakaan pun sering menimpa mereka hingga merenggut jiwa.
Alasan mengapa anak sekolah terpaksa bersepeda motor, diantaranya karena kurangnya transportasi umum di jam sekolah. Bahkan di beberapa daerah tidak ada transportasi umum. Padahal jarak rumah ke sekolah jauh. Sementara orang tuanya tidak bisa berkendara atau tidak ada yang mengantar yang memaksa anak-anak ini bersepeda motor sendiri.
Di usia belianya, anak-anak sekolah belum dewasa cara berkendaranya. Untuk itulah perlu pembinaan bagi anak sekolah tentang berkendara di jalan raya oleh kepolisian dan sekolah. Jika tidak mungkin melarang karena alasan teknis, toleransi berkendara bagi anak sekolah perlu diimbangi dengan tindakan. Menertibkan dan menindak yang melanggar, di luar aturan batasan umur syarat wajib pemegang SIM C. Jika mampu, sekolah menyediakan angkutan gratis.

Sabtu, 06 November 2010

EFEK DOMINO PERMENDIKNAS NO 28 TH 2010

MERANGSANG KASEK MENJADI INOVATOR
Aman, begitu kira-kira kata yang terucap para kasek yang baru menjabat setelah keluarnya Permendiknas No 28 tahun 2010. Para kasek untuk sementara bisa tenang. Tidak takut sewaktu-waktu menerima SK mutasi. Masih ada waktu 4 tahun untuk berbenah dan berpretasi. Agar nanti masih ada kesempatan mengemban amanah demi perbaikan pendidikan.

Dengan keluarnya permendiknas ini diharapkan mempunyai implikasi positif pada kinerja kasek. Tidak seperti sekarang, kasek yang dekat penguasa enjoy saja bekerja. Tanpa menunjukkan prestasi kedudukannya aman-aman saja. Kurangnya kompetisi dan apresiasi terhadap kinerja kasek, sering membuat kasek bekerja seperti air, mengalir apa adanya.

Perlu katalis agar para kasek berimprovisasi. Dinas pendidikan harus merangsang kasek untuk berinovasi dalam pendidikan. Memberi kebebasan kasek menerapkan manajemen berbasis sekolah. Tidak menakut-nakuti dan memberi beban di luar kemampuan yang mengakibatkan kasek takut berbuat hal baru. Atau malah berbuat melanggar hukum. Kepada kasek inovatif berprestasi juga harus diberi reward.

Namun, kurang tegasnya sanksi dalam Permendiknas itu bisa berimplikasi lain. Pemerintah daerah bisa saja mengabaikannya dengan hak otonomi daerahnya. Bagaimanapun juga daerah punya wewenang mengatur rumah tangganya sendiri. Di sisi lain,seorang kasek yang merasa kedudukannya kuat, tidak lagi patuh dengan pesanan politik dan kebijakan daerah. Toh Pemda tidak lagi semena-mena memutasinya.

Sebuah keputusan memang selalu mempunyai dua sisi. Tinggal sisi mana yang dianut. Sebagaus apapun keputusan jika hanya dipandang sisi negatiifnya tidak akan menghasilkan yang terbaik. Seorang kepala sekolah adalah bisa jadi menjadi raja kecil di sekolah. Atau bisa juga menjadi abdi dalem yang harus selalu tunduk kepada tuannya. Tinggal bagaimana seorang kepala sekolah itu bersikap sebagai seorang pemimpin sejati. Berani berkata tidak atau hanya sendiko dawuh dengan apa saja titah tuannya.

Jumat, 05 November 2010

URUNAN BELI SAHAM KRAKATAU STELL

Lepasnya Indosat ke investor asing beberapa tahun lalu, kini akan terulang. Seandainya saja Krakatau Steel dilepas ke pasaran dengan harga murah kepada investor asing. Privatisasi dan kejar target pencapaian pemasukan anggaran negara, nampaknya membuat pelepasan aset bangsa strategis tidak lagi mempertimbangkan nasionalisme dan prospek ke depan.

Sebagai bangsa yang giat membangun, BUMN atau swasta dalam negeri adalah penghasil produk untuk memenuhi hajat bangsanya serta penghasil devisa. Di era pasar bebas, kemapanan industri dalam negeri menjadi kunci kemandirina bangsa. Jika tidak, kita akan menjadi pasar bagi produk negeri yang dioperatori orang asing. Penjajahan model baru.

Perlu penyadaran para pengambil keputusan agar tidak mudah melepas BUMN strategis ke pasar modal. Pengelola BUMN dapat menawarkan atau mengajak karyawan bahkan seluruh warga negara untuk urunan membeli saham. Para pembeli dikoordinir oleh perwakilan koperasi, perkumpulan masyarakat atau gabungan pengusaha dalam negeri untuk bersama-sama membeli perusahaan nasional yang rentan jatuh ke investor asing.

Kamis, 04 November 2010

KADINDIK BEBAS POLITIK

PENENTUAN KADINDIK DIATUR MENDIKNAS

Mutasi Kasek wewenang Menteri, begitu warta memberitakan. Kabar anyar yang tertuang dalam Permendiknas No 28 tahun 2010 ini diterbitkan sebagai jawaban kegelisahan kalangan pendidikan dengan campur tangan politik dalam pengangkatan dan mutasi kasek. Namun para kasek yang terimbas politik ini hanyalah korban. Tidak jarang, mereka terpaksa melakukan karena petunjuk atasannya.

Tidak hanya terkait pilkada dan kebijakan daerah, demi kepentingan politik, dalam ujian nasional pun para kasek terpaksa terjerumus dalam lingkaran politik mercusuar keberhasilan pendidikan. Idealisme kasek sebagai pemimpin dan pendidik luntur demi muatan politik yang dititipkan ke sekolah.

Untuk itu, sterilisasi pendidikan dari kepentingan politik harus menyentuh penentu kebijakan pendidikan level lebih atas. Kepala dinas pendidikan yang banyak berperan menentukan arah pembangunan pendidikan juga perlu ditentukan pemerintah pusat dalam pengangkatan atau mutasinya. Kadindik harus berasal dari kalangan pendidik. Karena selama ini ada kepala dinas yang berasal dari luar dunia pendidikan dan diangkat karena balas jasa politiknya.

Rabu, 03 November 2010

GERAKAN PENANAM BAKAU DI PANTAI

Musibah tsunami, abrasi dan banjir yang melanda akhir-akhir ini sebenarnya bisa diminimalisir dampaknya. Berkurangnya pohon bakau di pantai, membuat tidak adanya pemecah ombak dan penahan pasir. Akibatnya ketika tsunami datang, tidak ada yang menahan gelombang. Belum lagi dampak berantai terjadi abrasi dan majunya garis pantai.

Perlu gerakan penyelamatan pantai. Selain membangun tanggul dan pemecah ombak, perlu digalakkan kembali penanaman bakau di pantai. Dengan adanya pohon bakau, pantai bisa berfungsi sebagai tempat biota laut berkembang. Menjadi rumah ikan dan udang berkembang biak.

Fungsi pohon bakau tidak hanya menyelamatkan pantai dan kehidupan nelayan, tetapi juga menyelamatkan penduduk yang tinggal di daratan sekitar pantai bahkan yang ada di perkotaan. Agar gerakan ini bertahan kelangsungannya, instansi terkait perlu melakukan penegakkan hukum. Melarang penebangan pohon/hutan bakau untuk kegiatan apapun. Termasuk melarang reklamasi pantai dengan mengorbankan hutan bakau.

Selasa, 02 November 2010

AUDISI PENGGANTI MBAH MARIJAN

Sepeninggal mbah Marijan, juru kunci Merapi mengalami kekosongan. Nama Ponimin yang dimunculkan beberapa pihak belum mendapat respon positif dari keraton. Perlu waktu dan seleksi cermat bagi pengganti mbah Marijan.

Untuk itu pihak keraton Yogyakarta dalam waktu dekat perlu melakukan audisi mencari juru kunci gunung Merapi baru. Menyampaikan pengumuman terbuka dengan syarat-syarat yang ditentukan pihak keraton. Panitia melakukan audisi terhadap pelamar. Setelah calon yang memenuhi syarat terjaring, dilakukan fit and proper test.

Calon yang lolos fit and proper tes diserahkan kepada Raja Yogya, Sri Sultan HB X sebagai pemegang hak prerogratif untuk dipilih satu orang juru kunci gunung Merapi yang baru. Dengan demikian juru kunci segera terisi dengan proses demokratis dan tetap menggunakan tata aturan yang berlaku.

Senin, 01 November 2010

WISATA 3 in 1

WISATA ILMIAH DI DAERAH BENCANA
Selalu ada hikmah di balik musibah. Tak terkecuali letusan Merapi dan tsunami Mentawai. Untuk kalangan pendidik dan ilmuwan, dua peristiwa ini bisa menjadi obyek penelitian dan study wisata. Kesempatan langka yang tidak bisa ditemui setiap saat. Terutama bagi anak-anak sekolah. Jika selama ini teori fenomena alam hanya bisa dibaca atau dilihat dari buku serta tayangan video, kini anak-anak dapat belajar langsung di alam nyata.

Kegiatannya dikemas dalam bentuk wisata ilmiah. Kalau biasanya sekolah mempunyai agenda tahunan study tour ke tempat wisata, program study tour kali diarahkan untuk mengunjungi daerah bencana di Merapi atau Mentawai. Tentu saja mereka diajak ke sana setelah status di daerah tersebut aman.

Di samping berwisata sambil belajar, diprogramkan juga melakukan bhakti sosial. Memberi bantuan atau melakukan kegiatan membantu para korban. Dengan demikian wisata anak-anak bermanfaat 3 in 1. Tidak hanya menyegarkan pikiran, memperoleh ilmu tetapi juga memberi kemanfaatan bagi sesama. Menumbuhkan jiwa sosial bernuansa ilmiah.

Minggu, 31 Oktober 2010

Mematenkan Produk Herbal Indonesia

Setelah tempe dipatenkan bangsa lain, kini produk herbal temulawak tanaman asli Indonesia dipatenkan di Amerika. Aneh memang, bangsa lain mematenkan produk tanaman dari negeri lain. Tetapi itulah kenyataannya. Di era liberalisme perekonomian global, segala cara boleh ditempuh demi uang. Siapa cepat dapat, yang kalah jadi penonton.

Kasus pematenan temulawak seperti ini, meski kelihatan menggelikan menjadi pelajaran berharga bagi bangsa kita. Kekurang pedulian terhadap potensi sumber daya alam membuat kita menjadi sasaran pencurian hak intelektualisme. Padahal produk-produk herbal seperti kunyit, kencur, asam dsb menjadi bahan dasar jamu. Dan jamu kini sudah mendunia dan familiar di kalangan kesehatan sebagai salah satu obat alternatif berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi.

Pemerintah harus mensosialisasikan dan mempermudah pengurusan pematenan produk herbal asli Indonesia. Khasiat tanaman herbal yang sudah atau yang belum diteliti perlu segera dipatenkan Kalau tidak, bisa jadi produk asli tanaman nusantara dipatenkan lagi bangsa lain.

Sabtu, 30 Oktober 2010

GERAKAN SATU HARI UNTUK BENCANA

SUMBANGKAN UANG SAKU UNTUK BENCANA

Oktober ini Indonesia dirundung duka. Bencana silih berganti menimpa. Mulai Banjir Bandang Wasior, tsunami Mentawai, tanah longsor, letusan gunung Merapi serta musibah-musibah lain yang tidak sempat terekspos ke masyarakat. Para korban ini membutuhkan uluran tangan. Membutuhkan dana tidak sedikit untuk membantu mereka. Keterbatasan dana pemerintah perlu didukung kerelaan seluruh elemen bangsa. Berempati terhadap korban bencana dalam bentuk apapun.

Berkaca pada peristiwa sebelumnya. Upaya penggalangan dana belum optimal. Sumbangan yang terkumpul masih jauh dari harapan. Perlu gerakan nasional penggalangan dana untuk bencana. Gerakan satu hari untuk korban bencana.dengan menyisihkan uang. Mulai anak TK hingga Presiden.

Gerakan ini efektif diterapkan di sekolah. Anak-anak dianjurkan menyisihkan uang saku satu hari untuk disumbangkan. Dengan gerakan ini anak-anak akan tumbuh jiwa dan kepekaan sosialnya sebagai bagian pendidikan karakter.

Jumat, 29 Oktober 2010

OLIMPIADE BUDAYA INDONESIA

Kenekaragaman budaya membuat Indonesia semakin indah. Kekayaan ini menjadi aset bangsa dan mampu menarik bangsa lain untuk mempelajarinya. Tidak sedikit budaya asli Indonesia mendunia. Mulai gamelan, sinden, dalang, batik, pencak silat, bahasa Indonesia dan lain sebagainya. Bahkan tidak jarang orang luar lebih mumpuni menguasai budaya asli Indonesia. Ini sangat membanggakan.

Agar Indonesia semakin mendunia, perlu diadakan Olimpiade Budaya Indonesia (OBI). Mengundang negara lain untuk berkompetisi dalam bidang seni, budaya dan sastra Indonesia. Dengan OBI, kita semakin dikenal se antero dunia. Sekaligus sebagai upaya melestarikan warisan nenek moyang dan menghargai perjuangan pemuda, pengikrar Sumpah Pemuda 1928.

Di samping itu, OBI sebagai pelecut generasi muda agar bangga dan mau mempelajari budaya bangsa sendiri. Supaya mereka mempunyai rasa malu, kalau tidak mengenal, menguasai bahkan tidak tahu budaya bangsa sendiri. Sementara bangsa lain mumpuni terhadap budaya Indonesia. Jangan sampai suatu saat nanti kita harus belajar ke negeri orang untuk belajar budaya Indonesia.

Kamis, 28 Oktober 2010

GELAR PAHLAWAN UNTUK MBAH MARIJAN

Letusan Merapi memakan korban. Salah satunya Mbah Marijan, juru kunci gunung Merapi. Sosok bersahaja panutan warga Merapi ini meninggal ditelan awan panas dari gunung yang diruwatnya. Pengabdiannya yang tulus ikhlas bagi warga sekitar Merapi patut menjadi teladan bagi kita semua.
Disaat kita berpolemik menentukan tokoh untuk diberi gelar pahlawan, Mbah Marijan patut juga diajukan sebagai pahlawan Nasional. Ketokohan dan perannya menjaga Merapi tidak boleh dipandang sebelah mata. Bagaimanapun juga, semasa mbah Marijan hidup, masyarakat merasa tenang. Termasuk juga peran mbah Marijan dalam menjaga kelestarian lingkungan Merapi.
Mbah Marijan adalah sosok pahlawan yang berasal dari rakyat kecil. Jika selama ini gelar pahlwan banyak disematkan kepada tokoh-tokoh besar, sekali waktu gelar pahlawn disematkan dari kalangan bawah. Selamat jalan mbah Marijan.

KETIKA HATI MENYATU

Untaian kalimat terucap rapi
Satu tekat membuat janji
’Tuk setia sehidup semati
Tanpa cincin melingkar di jari

Dari bibir tutur mengalir
Dari hati niatan suci bergulir
Meluncur deras
Menyalak!
Terngiang ke angkasa

Lupakan kasta tak lihat warna
Sadarkan diri semua bersaudara
Berpadu dalam rajutan kata
Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa
Indonesia!

Puisi ini dimuat di majalah media edisi Oktober 2010

Rabu, 27 Oktober 2010

KADO HARI LISTRIK : SATU JUTA SAMBUNGAN BARU

BIAYA SAMBUNG DAN PASANG INSTALASI LISTRIK MURAH

Program pemasangan sejuta pelanggan baru di hari listrik merupakan kado istimewa bagi masyarakat. Para pengantri sambungan baru sangat terbantu dengan program ini. Program yang salah satunya mengurangi permainan jual bel pemasangan jaringan listrik di intern PLN itu sendiri.

Namun untuk program murah ini ternyata belum menyentuh kepada kontraktor pemasang instalasi rumah. Terbukti biaya pemasangan jatah jaringan untuk beban sama masih bervariasi. Tergantung tawar menawar.

Ada baiknya, PLN juga menentukan tarif sama kepada kontraktor untuk pemasangan intalasinya. Kontraktor boleh mengambil keuntungan untuk tambahan jaringan sesuai tarif yang ada. Sehingga program sejuta pelanggan baru di hari Listrik 27 Oktober tidak dimanfaatkan kontraktor pemasangan jaringan untuk mengeruk keuntungan. Selamat berhari listrik PLN!

MEMPERBAIKI JARINGAN LISTRIK

Beberapa waktu terakhir ini diberitakan banyak orang tersengat aliran listrik. Korban sengatan listrik ini sebagian meninggal dunia. Sementara banyak kebakaran timbul ditengarai akibat konsleting listrik. Ada beberapa sebab mengapa hal ini terjadi. Disamping kecerobohan pelanggan listrik memasang instalasi, pemakaian beban berlebih, juga karena jaringan listrik tegangan tinggi rawan bahaya.

Kabel listrik tegangan tinggi di jalur antar tiang listrik untuk disambungkan ke rumah banyak yang berupa kabel tembaga terbuka. Sehingga jika ada pohon atau orang bekerja di dekatnya, mudah menghantarkan setrum. Kabel ini juga rawan menimbulkan arus pendek akibat benang layang-layang yang menyangkut kabel. Ini sangat membahayakan.

PLN perlu segera mengganti kabel-kebel terbuka ini dengan kabel berbungkus plastik. Di samping itu perlu juga dilakuakan sidak dan pengecekan berkala terhadap konsumen listrik terhadap instalasi dalam rumah. Selain mencegah terjadinya hubungan arus pendek, ini juga mengurangi pencurian arus listrik. Agar keselamatan pelanggan lebih terjamin, PLN pun untung.

Selasa, 26 Oktober 2010

MATIKAN MESIN DI LAMPU MERAH

Panas dan pengabnya udara, terutama di kota besar membuat hidup tidak lagi bisa dinikmati dengan nyaman. Berbagai program telah digalakkan untuk mewujudkan langit bersih. Mulai pembuatan hutan/taman kota, penanaman pohon lindung tepi jalan atau satu hari tanpa kendaraan bermotor.

Hasilnya bisa dirasakan. Dampak berkurangnya kendaraan bermotor di jalan raya pada hari Minggu atau libur kerja/sekolah membuat udara sedikit terbebas polusi. Asap keluaran mesin jauh berkurang. Asap kendaraan ini bisa dikurangi dengan kegiatan lain. Yaitu dengan mematikan mesin di saat lampu merah.

Saat lampu merah menyala jarang sekali pengendara yang mematikan mesin. Disamping pemborosan, para pemakai jalan lain sangat terganggu dengan asap. Andai saja para pengendara mematikan mesin beberapa detik saja, miliran rupiah bisa dihemat. Polusi terhenti sebentar, pemakai jalan tidak keracunan asap. Apalagi saat ini banyak dipasang pengatur waktu di lampu lalu lintas. Pemakai jalan bisa mengatur, kapan mematikan dan menyalakan mesin. Berhemat sambil menyelamatkan lingkungan.

Senin, 25 Oktober 2010

SATU HARI GRATIS BEROBAT KE DOKTER

Sehat itu mahal. Orang miskin dilarang sakit. Ungkapan ini sering kita dengar untuk menggambarkan pentingnya kesehatan dan harapan agar rakyat kecil tidak gambapng jatuh sakit. Karena untuk berobat, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Masih rendahnya kualitas dan pelayanan kesehatan masyarakat kontradiksi dengan biaya pengobatan. Dokter yang sering digambarkan dalam sinetron berjiwa sosial, bertarif murah, kini banyak yang pasang tarif di atas kemampuan rata-rata masyarakat. Walau masih ada yang berjiwa sosial.

Biaya periksa ke rumah sakit atau dokter praktek semakin mahal. Belum lagi untuk menebus resepnya. Sehingga tidak jarang, masyarakat mencari alternatif pengobatan. Ke praktek pengobatan alternatif, beli obat bebas bahkan ke dukun. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya tidak tertolong.

Dan 24 Oktober kemarin Dokter Indonesia berulang tahun. Kali ini para dokter tidak perlu tiup lilin. Para dokter perlu memberikan pelayanan sosial. Melakukan pengobatan massal atau membuka praktek gratis dalam satu hari. Agar masyarakat kecil bisa merasakan manfaat dokter bagi kesehatan sesama. Masih langkanya dokter terutama dokter spesialis jangan membuat dokter jual mahal. Dokter jangan menghitung pulang modal, mencari BEP.

Pengabdian ikhlas lebih bermakna dan akan berbuah surga. Kalau 24 Oktober kemarin bertepatan hari Minggu, dan biasanya prakteknya libur, pelayanan berobat gratis bisa dilakukan hari atau apan saja. Gratis terus juga boleh he..he... Atau bisa juga ada dokter pasang iklan Periksa dokter gratis.... Tetapi nebus resep tetap bayar.... asal jangan mahal ya pak dokter!!!