Senin, 31 Januari 2011

RUMAH KACA BUAT PETANI

Melambungnya harga berbagai produk pertanian hingga kini belum teratasi. Harga cabe belum reda, disusul bawang merah dan mungkin disusul yang lain. Musim yang tidak bersahabat mengakibatkan petani gagal tanam dan gagal panen.
Upaya meredam gejolak harga dengan mengimpor tidak banyak menolong. Toh yang menangguk keuntungan bukan petani Indonesia. Petani luar negeri dan importir mendapat berkah. Petani penghasil lombok dan cabe pun juga tidak untung besar. Keuntungan lebih banyak diterima pedagang besar termasuk tengkulak.

Agar kejadian melonjaknya harga berbagai produk istimewa pertanian yang dikonsumsi sebagain besar masyarakat ini tidak terus berulang, para petani perlu mendapat bantuan pembuatan rumah kaca. Tidak harus rumah kaca yang mahal. Rumah kaca yang dimodifikasi sesuai kemampuan petani. Yang penting petani tetap dapat menanam di saat musim tidak bersahabat. Seperti halnya petani luar negeri, dengan lahan sempit dan iklim tidak sesuai, tetapi mampu menghasilkan produk pertanian berlimpah. Semoga petani kita dapat mencontohnya dan dapat menikmati keuntungan ditengah pedasnya kehidupan

Minggu, 30 Januari 2011

KONSULTAN PAJAK

Tarif perjam
Buat janjian lebih dulu
Cuma bincang-bincang konsultasi
Basa basi

Tak Cuma itu
Bantu hitung juga berlaku
Sistem borongan atau harian
Ongkosnya pakai persenan
Otak-atik angka
Perkecil pendapatan
Besaran pajak pun berkurang
Curang

Sang konsultan bukan calo
Bukan makelar
Hanya bantu uruskan
Perlancar
Meski kadang
Konsultan itu orang dalam

Sabtu, 29 Januari 2011

REKENING BOBOL

Baja tebal simpan surat barang berharga
Angka-angka pribadi jadi nomor rahasia
Nama-nama nasabah tiap hari dientri
Pelanggan setia percayakan harta buat anak cucu nanti

Lembaran plastik ganti uang jaga gengsi
Penuhi dompet bawa kian ke mari
Transaksi tak perlu bawa uang cash lagi
Tinggal gosok-gosok urusanpun usai

Tarik uang bisa di banyak tempat
Masukkan kartu ATM tombol-tombol dipijat
Tak perlu antri lama lembar demi lembar mencuat
Kartu plastik sakti bak sebuah ajimat
Permudah urusan bikin waktu singkat

Sial...
ATM ngadat kartu tertelan
Lapor petugas...gadungan yang datang
Masalah teratasi senangkan hati....kayaknya
Ternyata di kemudian hari.....
Saldo tabungan tinggal cukup makan sehari

Bobol....
Kartu ATM dibobol
Nomor pin tak lagi aman dipakai
Para maling lancar jalankan aksi
Pasang screamer buat mengcopy
Curi uang tak lagi bobol almari lagi

Saldo dikuras..uangpun ludes
Para pembobol berbuat culas
Bentuk mafia berkomplot incar sasaran
Yang tak awas akhirnya jadi korban

Jumat, 28 Januari 2011

MENULIS BERBUAH BUKU

Kamis, 27 Januari kemarin sy mendapat kiriman paket. Setelah saya buka berisi sebuah buku. Kiriman ini berasal dari Bp Muhammad Ramli (74) dari Jember. Buku berjudul “Tinjauan Fisika Moders dan Al Kitab Tentang Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad, SAW”. Beliau menghadiahi sy buku ini setelah membaca tulisan saya di harian Jawa Pos tengang perlunya tambahan jam pelajaran pendidikan agama di sekolah.

Sebuah hadiah yang sungguh berharga dari saya. Apalagi kalau membaca buku (baru sebagian say baca) dan melihat proses pengetikannya. Buku ini diketik dan digambar manual. Hebat benar beliau. Apalagi di bagian akhir buku ini sudah dikirim ke berbagai kampus dan lembaga serta sudah dibedah. Termasuk juga buku ini sudah mendapat persetujuan dari perpustakaan nasional RI dan menyandang All Rights Reserved.

Bagi sy ini menjadi pelecut untuk menulis dan terus menulis. Jika pak Ramli yang sudah berusia sj mampu melahirkan karya hebat, kita yang masih muda harusnya malu bila tdk mampu mencontoh semangat beliau. Kali ini memang sy berhasil menghasilkan buki dari menulis. Meski buku itu baru hadiah. Tetapi kali lain sy harus bisa menghasilkan buku seperti pak Ramli. Semoga buku ini menjadi amal jariah pak Ramli. Terima kasih Pak Ramli.

Kamis, 27 Januari 2011

ANGKA CANTIK DI TAHUN AJAIB

Tahun 2011 memang menghadirkan angka cantik. Coba saja otak-atik angka 1. 1/1/11, 11/1/11, 1/11/11 dan 11/11/11. Tidak itu saja. Colabalah anda jumlahkan bilangan dua angka terakhirtahun kelahiran anda dengan umur anda saat ini. Pasti jumlah 111. Angka cantik bukan?

Yang jelas angka cantik itu hanyalah deretan angka. Tidak perlu menghubung-hubungkan dengan mitos. Sesungguhnya peristiwa yang terjadi adalah kehendak yang kuasa.Bukan ditentukan deretan angka.

tahun ajaib ini kirima dari Guntur Sumilih, LPMP Jatim trims

Rabu, 26 Januari 2011

SOAL UJIAN NASIONAL 5 PAKET

Satu lagi usaha melaksanakan ujian nasional dengan jujur. Tidak cukup dengan pengawas silang dan sistem keamanan soal berlapis, soal ujian nasional yang biasanya dalam satu kelas dua paket, kini rencananya dibuat paket. Begita kabar yang sy terima. Belum jelas model 5 pakelt tersebut. Apa keliamnya sama Cuma nomornya di acak atau kelimanya benar-benar berbeda.

Yang jelas ini langkah positif agar pelaksanaan ujian nasional sesuai harapan. Usaha perjokian dengan model apapun diharapkan minimal. Syakur hilang. Jangan sampai usaha ini nantinya masih digembosi. Tidak ada gunanya formula nilai kelulusan dan paket soal berbeda berapapun jenisnya jika upaya melahirkan lulusan sekolah berkualitas terus menerus diganggu.

Kalau saja nantunya masih ada usaha kecurangan, ada baiknya soal ujian nasional dibut 20 paket. Tidak perlu banyak pengawas, tim pemantau atau satgas unas. Jika ada kemauan pasti ada jalan. Yang penting siswa siap lebih dini dan belajar mandiri. Bukan membentuk konspirasi, menyiasati unas dengan cara culas.

Selasa, 25 Januari 2011

MAFIA

Tersangkut kasus bukan masalah
Gampang
Jangan kuatirkan peradilan yang bisa
Mirip jalan tol
Mulus buat laju mobil pribadi
Tembus benteng tinggi
Asal
Setor setumpuk sampah seharga mercy
Tarif tak resmi makelar kasus

Markus
Gentayangan di sela-sela gigi tajam
Kendaikan palu godam
Yang putuskan vonis demi keadilan
Katanya
Tapi kenyataannya
Banyak yang timpang
Tak seperti neraca
jomplang

Markus-markus harus diberangus
Dari kelas teri, kakap termasus gayus
Buat sel khusus seperti kakus
Setimpal kejahatannya yang buat uang hangus
Menyublim uang pajak menjadi
mobil villa dan istana
termasuk
menjatah istri muda
gila

Markus seperti virus
Sembunyi di balik ramainya kasus
Buat prestasi
raport merah hangus
Gesit licik seperti tikus
Sulit diringkus

Bala gayus gerogoti neraca
Nikmati surga di atas bara neraka

Senin, 24 Januari 2011

ORANG BIJAK (MENGAPA) BAYAR PAJAK

Poster itu jelas terpampang lebar
Sambut manusia yang lalu lalang
Ajak orang bayar pajak
Sampirkan gelar orang bijak

Petuah tetua giring warga
Bayar pajak tepat waktunya
Himpunan rupiah aliri kas
Sang kolektor tersenyum puas
Orang bijak tak sempat cek
Buat apa pajak dibayar
Laporan pembangunan cukup memuaskan
Yang dibacakan tiap sidang tahunan
Di senayan
Orang bijak tak tahu
Sebagian setorannya dikemplang

Minggu, 23 Januari 2011

SUSAHNYA MENGGELAR PESTA PERNIKAHAN SAAT KEBUTUHAN DAPUR MAHAL

Inilah resiko yang harus ditanggung keluarga yang menggelar hajatan pesta pernikahan saat kebutuhan dapur mahal. Harga Cabe, beras, bawang merah serta gula tidak mau kompromi, membumbung tinggi. Kebiasaaan masyarakat Indonesia yang suka masakan pedas dan berempah, tentu saja terkena dampak buruknya.

So pasti, anggaran yang dirancang jauh hari tidak cukup memenuhi kebutuhan bila tidak ada perubahan menu. Termasuk bawaan ibu-ibu yang mbecek. Biasanya ibu-ibu membawa beras, gula, mie atau kebutuhan dapur lainnya. Apalagi kalau ibu-ibu ini punya catatan barang bawaan yang punya hajat ketika bertamu kepadanya. Bisa pusing tujuh keliling bila barang bawaannya dulu rata-rata lombok . Bagi ibu yang kreatif dan perhitungan bin cuek, bisa jadi barang bawaannya diganti amplop, senilai barang bawaannya dulu. Ngirit! Dan ini sebenanrnya kesalahan budaya, mancatat pemberian orang lain untuk dibalas waktu yang memberi punya hajat. Nilai keihklasannya hilang.

Lantas bagaimana usaha tuan rumah yang punya hajat pesta pernikahan, agar tidak tekor, syukur untung? Kalau siap jadi omongan banyak orang buat saja menu spesial. Minim lombok, gula dan bawang merah. Minumnya air mineral, sajian makanannya dari berbagai olahan mie, kuenya umbi-umbian, buahnya berbagai jenis pisang atau buah dari kebun dsb. Orang pasti mengira pestanya mirip pesta kebun. Bernuansa alam dan bertema makanan sehat. Padahal itu hanya untuk menghindari kerugian. Tetapi semua kembali kepada yang punya hajat. Kalau tetap memaksakan diri dengan menu standar, siap saja setelah pesta digelar garuk-garuk kepala.

Sabtu, 22 Januari 2011

JIKA PRESTASI DIKALAHKAN PRESTISE

Ingat PSSI kan? Hingar bingar para bintang pemain merah putih membela tim nasional hanya seumur jagung? Tak lama berselang berubah jadi kemelut dalam selimut persepakbolaan Indonesia. Apalagi kalau tidak mempertaruhkan gengsi dan harga diri.

Lahirnya Liga Premire Indonesia disikapi berlebihan oleh PSSI. Bukan memberi dukungan, mengajak berkolaborasi memajukan sepakbola nasional, eehh malah mengajak berseteru. Menganggap LPI Ilegal dan mengahramkan pemain LPI masuk skuad merah putih. Dampak awalnya sudah terlihat, ketika menyeleksi pemain untuk Sea Games dan pr Olimpiade, pemain terpilih kurang greget. Bahkan pemain yang berkompetisi di luar negeri dan rencananya dinaturalisasi, tidak lolos seleksi. Siapa yang rugi? Bukan PSSI, tetapi Bangsa Indonesia.

Coba kalau PSSI legowo, dan menganggap LPI sebagai mitra kerja. Akan terjadi kompetisi yang lebih sehat. Apalagi dana LPI murni swasta. Tidak menggunakan uang rakyat, menyedot APBD. Dengan biaya murah dan bertekad melaksanakan kompetisi secara fair play. Lihat saja wasit yang digunakan, ambil dari luar. Kuatir wasit dalam negeri sudah terkontaminasi virus suap. Kalau pada akhirnya nanti pemain LPI lebih unggul dan membawa prestasi siapa yang menuai malu?

Arogansi dan Prestise Pribadi yang dibawa ke dalam organisasi sering kali membawa bencana. Manusia tidak perlu merasa dirinya harus dihargai. Tidak perlu merasa direndahkan jika yang lebih kecil atau yang baru lahir berkeinginan untuk maju, demi mengharumkan korps. Namun sisi lemah ini pula yang sering membuat manusia menyesal di kemudian hari. Ketika bersikukuh mempertahankan pendapat dan kemauannya, akhirnya mengorbakan kepentingan yang lebih besar. Demi prestise, prestasi dikorbankan.

Padahal prestasi tidak bisa diukir setiap saat. Prestasi tidak bisa diukir sebarang orang. Ketika ada orang tepat di waktu yang tepat pula, seharusnya orang bisa memanfaatkannya untuk memacu berprestasi lebih tinggi lagi. Meski prestasi yang diraih bukan untuk pengukir prestasi itu sendiri. Banyak orang yang terangkat derajatnya jika ada manusia kecil di bawahnya berprestasi. Namun apa daya, kadang peluang ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hanya karena harga diri dan prestise pribadi, prestasipun terbengkalai. Kasihan dech!!

Jumat, 21 Januari 2011

MADRASAH TERBAKAR





Madrasah tempat sy menuntut ilmu agama terbakar. Kejadian ini berlangsung seminggu lalu tgl 14 Januari 2011. Sy sendiri baru melihatnya dua hari kemudian.Belum tahu pasti penyebabnya. Kemungkinan konsleting listrik. Dua ruang kelas atapnya hangus. Untung ruang lain masih bisa diselamatkan.

Tentu sj terbakarnya MI ini membuat sedih sy. Bagaimanapun juga di tempat inilah ilmu agama saya diasah. Waktu itu untuk laki-laki diberi nama sekolah Banin Ma'arif Pagotan. Pagi dimakai MI, malam dipakai sekolah diniyah, khusus agama.
Semoga saja para alumni atau donatur berkenan memberi bantuan. Agar anak-anaka bisa sekolah kembali di tempat yang layak.

SEKEDAR ANGKA CANTIK

11111
berlalu lewati waktu
beri tanda buat kenangan
tempuh hidup baru di depan pengulu
atau
paksa bayi lahir
meski belum cukup waktu
sekedar angka penggembira kalbu

Kamis, 20 Januari 2011

PAJAK BUAT KORUPTOR

APBN sumbangan pajak
Ubah nusantara berhias diri
Makmurkan warga rupa subsidi
Sebagian buat
Perkaya diri hasil korupsi
Dari pengubahan bentuk kuitansi
Mark up termasuk yang bernama
Jasa ... Fee ... komisi... atau
disulap jadi hibah
Para koruptor juga bayar pajak
Buat dikorup di hari kemudian
Jadi lingkaran setan

Rabu, 19 Januari 2011

BEA SISWA S2 BAGI GURU SMP

Mana yang lebih penting, ilmu atau gelar? Paling enak jawabannya yaa kedua-keduanya. Kalau itu jawabannya, anda seperti anak saya yang duduk di kelas 2 MI. Saya pun mungkin juga ikut-ikutan njawab begitu.

Kata guru saya, orang tanpa ilmu seperti orang jalan tanpa mata. Bisa nabrak apa saja. Tapi guru sy tidak pernah menasehati, tanpa gelar manusia bisa hidup apa adanya. He..he..he... Lha wong guru saya memang tidak punya gelar kesarjanaan, pantes saja begitu.

Makanya ketika banyak teman guru berbondong-bondong melanjutkan sekolah eh kuliah S2, saya yaa tenang saja-tenang saja. Nggak ikut-ikutan. Entar nanti saja. Kuliah S2 kan butuh biaya tidak sedikit. Rumah saja belum punya, masa sekolah terus. Mertua bisa repot. Ini menantu enggak segera buat rumah, sukanya numpang terus, cari gratisan. Ini peringatan bagi para menantu yang masih numpang mertua. Jangan kuliah S2 dulu sebelum buat rumah sendiri.

Naaahh, kemarin pun sy ditawari lagi beasiswa S2 (kira2 yaa masih diseleksi lagi). Yang ini gratis tis! Ada biaya hidup, gaji dapet tapi harus cuti di luar tanggungan negara. Bonus satu semester di luar negeri. LUMAYAN!!! Tawaran yang menggiurkan. S2 gratis and jalan-jalan ke luar negeri. Dan yang dicari guru yang usianya kurang dari 40 tahun. Sy juga masuk golongan ini. Malah kalo pakai seragam sekolah masih kelihatan ABG, Anak Bukan, Guru bukan)

Tapi sy pikir2, teringat pesan guru sy tadi. Malah waktu ketemu Maha Guru alias dosen saya yang pernah nawari S2. Beliau berpesan. Cari gelar ehh kuliah S2 itu bagus. Tapi tetap harus memperhitungkan kehidupan yang lain (termasuk kehidupan Akhirat). Ilmu S1 sebenarnya sudah cukup untuk mendidik anak sekolahan. Kecuali yang punya minat masuk struktural, silakan saja. Apalagi kalau cari S2 untuk gagah-gagahan, pelengkap administrasi, atau biar kelihatan pinter. Lebih baik jangan. Uangnya bisa untuk nyantuni dan menyekolahkan anak fakis miskin.

Akhirnya saya pun memutuskan tidak ambil program beasiswa, .. ehh beaguru S2. Enak di rumah, kumpul sama istri dan anak-anak. Takut kalau jauh diperantauan tidak kuat iman. Apalagi kalau keluar negeri, kecantol bule bisa-bisa tidak pulang. Jadi ketua RT di luar negeri. Mana tahan!!!

Selasa, 18 Januari 2011

JAM PELAJARAN AGAMA DITAMBAH

Menambah jam pelajaran agama di sekolah umum
Minimnya jam tatap muka pelajaran agama terutama di sekolah umum ditengarai menjadi penyebab rendahnya budi pekerti bahkan peribadatan sehari-hari siswa. Pendidikan karakter yang digadang-gadang mampu meningkatkan mutu kepribadian, keimanan dan ketaqwaan perlu katalis. Terutama tambahan sentuhan pendidikan agama.
Sayangnya, jatah 2 jam pelajaran di sekolah belum cukup. Meski pendidikan budi pekerti dapat diintegrasikan pada pelajaran lain, namun untuk untuk pendidikan agama harus ada perlakuan exstra. Di samping tidak semua guru menguasai pengetahuan agama dengan baik, pembelajaran agama harus ditangani guru yang ahli dibidangnya,
Untuk itu usulan penambahan jam pelajaran perlu didukung, menjadi 3 jam per minggu. Kekurangannya bisa diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Agar penambahan ini tidak terlalu membebani siswa


Tulisan ini dimuat di Gagasan jawa Pos Senin 17 Januari 2011

Senin, 17 Januari 2011

JUARA 1 OLIMPIADE MATEMATIKA








Untuk ketiga kalinya Olimpiade Matematika tingkat SMP Se karesidenan Madiun yang diselenggarakan Anak Bangsa digelar. Bertempat di hotel Merdeka Madiun Minggu 16 Januari 2011, kegiatan ini diikuti ratusan siswa. Kegiatan berlangsung meriah. SMPN 1 Dolopo yang pernah menjadi juara umum pada penyelenggaraan pertama berangkat mengikuti lomba dengan membawa 11 siswa.

Kali ini ada harapan meraih juara 1 untuk kelas 9. Tetapi untuk juara umum tidak. Karena untuk meraih gelar juara umum, generasi penerusnya belum sehebat kakak-kakak kelas 9. Benar saja, begitu pengumuman hanya ada 4 anak yang berhasil menggondol penghargaan.

Muhammad Wildanus Sholihin meraih juara 1 kelas 9, Dyah Prabaningrum meraih juara 3 kelas 9, Zendry peringkat 15 kelas 8 dan Nurul Wulandari peringkat 14 kelas 8. Untuk juara 1 dan 3 mendapat piala dan uang pembinaan. Sedang untuk juara 14 dan 15 hanya memperoleh medali. Hasil ini cukup lumayan. Mengingat persiapan yang kurang matang dan saingan dari sekolah lain kian ketat. Terutama dari sekolah-sekolah RSBI. Sebagai sekolah ndeso, tidak perlu minder dengan sekolah yang bergelar dengan status.

Minggu, 16 Januari 2011

JABATAN, KEKUASAAN & POST POWER SYNDROME

”MEMANFAATKAN PPS SEBAGAI KATALIS KERJA”

Tidak ada yang kekal di dunia ini. Kekayaan, jabatan dan kekuasaan hanyalah sampiran. Setiap saat bisa lepas. Namun tidak sedikit manusia mengejar-ngejar jabatan. Baik demi pengabdian, prestise hingga niatan mengejar materi. Tidak sedikit untuk meraih kekuasaan itu terjadi gesekan-gesekan. Persaingan tidak sehat. Dari teman bisa menjadi lawan, saudara bisa jadi musuh.

Lezatnya kue kekuasan memang menggiurkan. Bagi mereka yang bisa melaksanakan amanah dengan benar, kekuasan ibarat pedang. Ketajamannya mampu melapangkan segala pekerjaan dan menumpas penggalang. Tetapi bagi yang tidak kuat iman, kekuasan ibarat minuman memabukkan. Semakin banyak minun, semakin haus dan hilang kesadaran. Menggunakan kekuasaan seenak udelnya sendiri. Ujung-ujungnya bisa diterka, kekuasaan yang diembannya menjadi bumerang. Klimaksnya bisa fatal. Ibarat orang sakit, orang yang terlalu banyak memakan enak bahkan memabukkan, tubuh kian rentan penyakit. Akhirnya terjadi komplikasi. Inilah akibat jika orang tidak bisa mengendalikan nafsu.

Banyak fakta menunjukkan pejabat-pejabat yang kala berkuasa berlaku tidak amanah, begitu turun jabatan kolaps. Termasuk mereka yang tidak siap menjadi manusia biasa. Kebiasaan memerintah dan memaksakan ide, kehendak dan bersikap otoriter, begitu tidak punya wewenang mencari pelampiasan. Inilah salah satu awal penyebab Post Power Syndrome (PPS) timbul.

Iya kalau penyakit PPS ini hanya dilakukan di lingkungan kerjanya sendiri. Jika dibawa kemana-mana, para mantan ini bisa menyebarkan virus hasut, fitnah, dendam dan merusak tatanan yang berlaku. Selalu ingin menjadi raja di atas raja. Raja tanpa singgasana. Orang semakin jengah dibuatnya. Orang-orang yang terkena PPS bisa membuat orang lain risih. Meski demikian, orang terkena PPS jangan dibenci apalagi dikucilkan. Mereka perlu dikasihani. Kita bahkan bisa mengambil manfaat dari apa yang diperbuat. Orang yang PPS sebenarnya memiliki kompetensi lebih. Hanya waktu dan nasib yang memang sudah ditakdirkan. Sehingga apa yang menjadi keinginannya belum dilakukan, masih mengganjal dalam pikirannya. Kran salurannya sudah tidak bisa dialiri lagi. Maka aliran ide atau tindakannya meluber, kurang terkontrol.

Orang yang mengalami PPS ini dapat juga dimanfaatkan sebagai kompetitor bayangan, rekan kerja, penasehat termasuk membantu melakukan kinerja. Ibaratnya PPS bisa sebagai katalis dalam membentuk iklim kerja yang sehat dan produktif. Tidak hanya bagi mereka yang mengalami PPS kala sudah pendiun, bagi yang masih aktif bekerja tetapi turun derajat perlu diajak kerja sama. Mereka sebenarnya intan yang masih berguna. Bisa dimanfaatkan untuk membantu, asal ada pendekatan persuasif dan tidak menjatuhkan harga diri mereka yang terkena PPS.

Karema siapapun pasti tidak menginginkan terjadinya PPS. Mereka yang saat ini menederita PPS, pasti semasa masih menjadi orang biasa juga tidak senang ketika melihat orang lain mengalami PPS. Ia akan berjanji, kelak suatu saat diberi amanah dan harus melepaskannya, ia tidak ingin mengalami PPS. Namun begitu ia mengalaminya, ternyata ia tidak mampu melepaskan diri dari virus PPS. Mengapa hal ini terjadi?

Banyak faktor memicu timbulnya PPS. Selain kekurang legowo-an, kurangnya mempersiapkan diri sebelum menyerahkan tampuk pimpinan adalah pemicu PPS. Bagi mereka yang berada di pucuk pimpinan menjelang purna tugas, ada baiknya memilih MPP (Masa Persiapan Pensiun). Dengan MPP sedikit demi sedikit rasa eman melepas tanggung jawab berkurang. Sehingga begitu jabatan itu lepas, tidak begitu terasa lagi perbedaannya. Sayangnya, justru mereka yang berada di level tinggi menjelang pensiun justru enggan melakukannya. Salah satunya karena menjelang akhir pengabdian ingin mengabdikan kemampuannya di sisa waktu. Termasuk untuk menambah uang saku pensiun. Sehingga begitu SK pensiun itu tiba, rasa kaget timbul. Terlalu banyak perubahan drastis dalam kehidupannya.

Bagi mereka yang masih jauh dari usia pensiun, menghilangkan PPS dapat dimulai mulai dini. Membiasakan mendelegasikan wewenang kepada bawahan, memberi kepercayaan kepada orang lain, mau menerima saran pendapat dan tidak mudah menyuruh orang lain. Meski sebagai pimpinan, tidak akan menjatuhkan harga diri jika seorang pemimpin sekali waktu mengakrabkan diri dengan bawahan. Membuang jauh jaim (jaga image) di lingkup kerjanya. Serta memperbanyak hidup bersosialisasi dengan masyarakat.

Melakukan kegiatan produktif mengisi kesibukan diyakini dapat mengurangi PPS. Memperbanyak aktivitas dalam organisasi kemasyarakatan juga bisa dilakukan untuk menyalurkan potensi diri yang belum tersalur kala memimpin. Dan yang terakhir adalah semakin mendekatkan diri kepada Sang Kholiq. Karena bagaimanapun juga manusia hanyalah hamba Alloh yang hanya sesaat lewat di dunia. Rejeki, jodoh dan mati adalah rahasia kehidupan. Setiap saat datang tanpa ketuk pintu. Hanya manusia yang ingat dan waspada dalam hidupnya yang akan selamat hingga menuju kehidupan abadi. Amin.

Sabtu, 15 Januari 2011

Melarang PSB sebeum Ujian Nasional

Menjadi tren saat ini, banyak sekolah membuka penerimaan siswa baru (PSB) dini. Seleksi mandiri berlabel pencarian bibit unggul mendahului PSB bersama. Kebanyakan dilakukan sekolah favorit ataupun RSBI. Untuk perguruan tinggi ada aturan, bahwa penerimaan mahasiswa baru selain lewat SNMPTN baru boleh dilakukan setelah siswa menempuh ujian nasional. Sedang PSB SD, SMP atau SMA belum ada

Jika PSB dini beserta hasilnya dilakukan sebelum ujian nasional, ini bisa merusak konsentrasi dan menjatuhkan mental anak-anak. Apalagi yang tidak diterima. Sedang yang diterima juga bisa menurunkan semangat belajar. Merasa sudah diterima, Unas ditempuh seenaknya. Bisa-bisa anak yang sebelumnya sudah diterima masuk sekolah tingkat selanjutnya, ternyata tidak lulus.

Kalau sekolah menginginkan menjaring siswa unggul bisa dilakukan setelah ujian nasional. Sambil menunggu pengumuman, sekolah menjaring bibit unggul. Hasil penjaringan diumumkan setelah hasil pengumuman kelulusan. Serta semua sekolah berhak melakukan seleksi mandiri, tidak hanya diberikan kepada sekolah tertentu. Bahkan jika semua sekolah PSB-nya bersama, akan lebih baik. Bibit unggul bisa menyebar dan mengurangi bangku kosong, serta mencegah jual-beli bangku.

Jumat, 14 Januari 2011

3M TIDAK LAYAK RAIH FIFA BALLON d'OR

Dunia baru saja disuguhi penganugarahan insan sepak bola terbaik dunia di ajang FIFA Ballon d”Or 2010. Messi, Martha dan Mourinho dinobatkan sebagai trio M terbaik. Termasuk juga penganugrahan yang lain, gol terbaik ataupun tim fair play. Sementara di Indonesia penganugrahan semacam ini belum rutin dan tidak lengkap unsur nominasinya.

Seringnya terjadi kasus dalam persepakbolaan tanah air mungkin membuat para pemerhati ataupun lembaga khusus yang peduli sepakbola kebingungan bahkan enggan mengadakan even seperti FIFA Ballon d'Or. Apalagi dalam tubuh PSSI sendiri masih belum kompak. Ada lembaga lain menyelenggarakan kompetisi saja dipermasalahkan. Apalagi kalau ada lembaga lain memberi penganugrahan insan sepak bola terbaik. Jangan-jangan juga kebakaran jenggot. Sementara PSSI sendiri tidak mengadakannya.
Agar sepak bola semakin mendapat citra positif di masyarakat dan untuk mengapresiasi prestasi insan sepakbola, perlu dilakukan secara kontinu pemilihan insan sepakbola terbaik. Oleh PSSI atau pihak yang peduli kemajuan sepakbola Indonesia.

Kalau kemarin 3M jadi terbaik, Indonesia juga punya 3M, alias Trio Macan. Bandingkan kedua Trio ini, siapa yang layak dapat anugrah terbaik. Nah 3M asli Indonesia ini juga terbaik,goyangannya. Kalau disuruh main bola so pasti akan banyak yang nonton. Penonton pasti terkesima permainan bola Trio Macan. Tapi enggak tahu juga, 3M main bola yang mana yaaaaa....

Kamis, 13 Januari 2011

Menguji Nasionalisme Pengguna Blacberry

Tidak salah kiranya, jika Indonesia merupakan pasar empuk produk dunia. Termasuk barang elektronik, utamanya telpon genggam. Booming telpon selluler ini semakin dimanjakan oleh penyedia jasa ataupun produsen pirantinya. Tak terkecuali yang lagi ngetrend, Blackberry.
Sayang, produsen BB ini nakal. Sampai Menkoinfo pak Tiffanul mengultimatumnya. Bukan hanya kebandelanya tidak memberi filter pada BB untuk mencegah pornografi dalam ponselnya. Lebih parah lagi, produsen BB (RIM) ternyata tidak membayar pajak, tidak membuka cervis center di Indonesia, tidak mempekerjakan bangsa Indonesia dsb. Bangsa kita hanya dijadikan obyek.
Untuk kita kita harus dukung upaya pak Tiffanul. Jika tidak mentaati hukum di Indonesia, BB harus diblokir. Ajakan ini perlu didukung pengguna BB. Buat apa menikmati fasilitas BB jika kita sebenarnya dijajah. Nasionalisme pengguna BB harus ditunjukkan. Jika RIM tidak menghomati kedaulatan NKRI, untuk sementara pengguna BB tidak menggunakan dan membeli BB, hingga tuntutan Menkoinfo terpenuhi..

Rabu, 12 Januari 2011

POS UJIAN NASIONAL 2011

Ini dia POS Ujian Nasional 2011 yang ditunggu-tunggu. Lengkap Mulai SMP/MTs, SMA/MA/SMK.
Silakan buka di bawah ini!!

POS UJIAN NASIONAL 2011

POS PERCETAKAN

Selasa, 11 Januari 2011

PERTUKARAN GURU NEGERI SWASTA

Pendidikan Indonesia sangat terbantu sekolah swasta. Keberadaannya tidak hanya menampung anak-anak yang tidak bisa belajar di sekolah negeri, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan. Namun demikian, banyak sekolah swasta masih belum bisa memberikan kesejahteraan layak bagi guru dan karyawannya. Penempatan guru PNS di sekolah swasta sangat membantu eksistensi sekolah swasta.

Wacana penarikan guru PNS dari sekolah swasta akan memberatkan yayasan. Jika ada keharusan guru PNS harus bekerja di sekolah negeri, ada baiknya rencana kebijakan ini ditinjau ulang. Selain menambah beban sekolah swasta, keberadaan guru PNS bisa meberi keuntungan ganda. Memberi pelayanan pendidikan untuk semua serta memberi kesempatan guru PNS yang sudah bersertifikasi memenuhi jam mengajar minimal 24 jam.

Karena saat ini banyak guru PNS penerima tunjangan profesi pendidik (TPP) yang jam mengajarnya kurang dari 24 jam dan terpaksa mengajar dengan team teaching. Yang kurang jam bisa menambah mengajar di sekolah swasta. Perlu juga diprogramkan pertukaran guru negeri swasta dalam bentuk tugas belajar. Agar terjadi peningkatan kualitan guru dan sharing pengalaman.

Senin, 10 Januari 2011

Satu hari tanpa lombok

Mahalnya lombok membuat banyak orang kelimpungan. Ibu rumah tangga, warung hingga presiden ikut-ikutan pusing memikirkan pedasnya harga lombok. Berbagai upaya meredam melangitnya harga lombok belum mampu menstabilkan harga. Bantuan bibit, memasyarakatkan menanam lombok barulah ide untuk mencegah hal sama terjadi di masa datang. Karna tidak mungkin hari ini menanam lombok, esok dipanen. Perlu waktu lama, manusia tidak bisa melawan alam.

Kejadian ini sekaligus sebagai pelajaran bagi petani ataupun pemerintah untuk mengatur dan mengelola pertanian kita, agar tidak sering terjadi lonjakan harga. Baik karena pola konsumsi atau karena pola tanam. Untuk meredam gejolak harga dan membiasakan masyarakat tidak terlalu konsumtif pada lombok, perlu gerakan satu hari tanpa lombok. Bisa satu, dua, atau beberapa kali gerakan, sehingga harga lombok mencapai harga normal.

Minggu, 09 Januari 2011

MENGHIDUPKAN LAGI PENYANTUMAN RANGKING

Penyantuman peringkat anak pada rapor dulu pernah ada. Seiring perkembangan kurikulum dan pro kontra pemberian rangking, akhirnya penulisan rangking ditiadakan. Alasan psikologis menjadi alasan utama. Namun, ketika kelulusan sekolah tidak mengggunakan nilai rapor, membuat anak kurang peduli lagi dengan nilai rapor. Hanya mengutamakan nilai ujian nasional.
Seirng penetapan formulan kelulusan siswa tahun 2011 yang menggunakan rapor sebagai salah satu unsurnya, perlu menggugah siswa untuk berprestasi sejak dini. Agar nilai rapor mulai kelas awal kelak dapat membantu kelulusan. Hal ini perlu dirangsang dengan memberikan penghargaan bagi siswa yang nilai rapornya menduduki peringkat atas, rangking 1,2,3. Penyantuman peringkat dalam kelas pun perlu juga dihidupkan lagi agar terjadi kompetisi sehat. Bagi anak yang menduduki peringkat bawah juga punya rasa malu dan terlecut. Bersemangat belajar lebih giat agar tidak malu dukemudian hari, tidak lulus sekolah. Malu dan bersusah dahulu, lulus dan bersenang-senang kemudian.

Sabtu, 08 Januari 2011

Multi Liga Indonesia

Polemik sepak bola Indonesia mencuat. Hingar bingar AFF dan kebangkitan sepak bola Indonesia meredup. Keberadaan Liga Premire Indonesia (LPI) dipermasalahkan. Perbedaan pendapat pun timbul antara ketua PSSI Nurdin Halid dengan Menpora. Jika ini berlanjut, dikuatirkan sepak bola kita makin terpuruk. Mestinya antara PSSI dan pelaksana LPI berkolaborasi memajukan sepakbola. Bukan karena satu-satunya wadah penyelenggara sepak bola Indonesia yang diakui FIFA, semena-mena melarang liga sepak bola bukan bentukan PSSI.

Kalau dulu ada Galatama dan kompetisi Divisi Utama Perserikatan, LPI dan LSI seharusnya juga bisa berjalan seiring. Seperti halnya liga-liga di luar negeri, ada beberapa turnamen di negaranya. Hanya perlu koordinasi antar LPI dan LSI. Sehingga Indonesia tidak melanggar aturan FIFA dan diberi sanksi.

Berbagai liga yang berlangsung di Indonesia setidaknya semakin menumbuh suburkankan persepakbolaan nasional. Masyarakat akan disuguhi multi liga, dan tumbuh kompetisi sehat diantara penyelenggara liga. Menciptakan pemain handal yang semakin matang dan siap membela Merah Putih tanpa melihat asal liganya. Berbeda liga satu tujuan, memajukan sepak bola Indonesia.

Jumat, 07 Januari 2011

KISI-KISI UJIAN NASIONAL SMP/SMA 2011

Melengkapi permendiknas 45 & 46 tahun 2010, BSNP juga melampirkan kisi-kisi ujian nasional setingkat SMP dan SMA 2011, lengkap semua mata pelajaran . Saatnya menyiapkan anak lebih cermat, tepat dan efisien dan efektif. Silakan buka di bawah ini!!

KISI-KISI SEMUA MAPEL UJIAN NASIONAL SMP&SMA 2011!

Kamis, 06 Januari 2011

PERMENDIKNAS N0 45 DAN 46 TAHUN 2010

Siswa kelas 9 SMP dan 12 SMA harus siap tempur. Permennya sudah terbit. Meski tidak seperti berita sebelumnya, yang konon unas mau digelar pertengahan Mei 2011, ternyata unas SMP/A digelar April 2011.
Yang mau baca Permendiknas N0 45 dan 46 2010 silakan buka di bawah ini

Permendiknas no 45 tahun 2010

Permendiknas no 46 tahun 2010

SANTRI MENGAJAR DI SEKOLAH

Ketika sekolah swasta belum ada bantuan BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sekolah mampu survive dengan biaya mandiri. Mulai biaya operasional hingga menggaji gurunya. Tidak jarang kesejahteraan guru swasta melebihi gaji guru PNS. Sehingga ada atau tidak ada guru PNS, sekolah swasta sebenarnya mampu bersaing dan berprestasi.
Adanya guru PNS memang cukup membantu.Tetapi tanpa guru PNS sekolah swasta mempunyai peran ganda. Kompetitor positif bagi sekolah negeri dan menampung lulusan PT calon guru. Malahan guru swasta dari sekolah berbasis pesantren atau santri terpilih bisa membantu mengajar di sekolah negeri.

Minimnya jam pelajaran agama dan dekadensi moral anak dapat diperbaiki dengan guru dari kalangan pesantren. Menciptakan suasana sekolah semakin religius. Dengan pendidikan agama lebih intensif dapat menciptakan karakter anak berakhlaqul karimah. Santri berstatus guru swasta diperbantukan di sekolah negeri ini juga diberi gaji layak. Bukti sekolah swasta bisa membantu, tidak harus dibantu.

Rabu, 05 Januari 2011

PESONA PERMENDIKNAS 28 TAHUN 2010

KASEK (BUKAN LAGI) CITA-CITA TERTINGGI GURU

Kalau bapak/ibu guru mengikuti pelatihan, workshop atau rapat-rapat yang mengundang guru, seringkali dipameri agar para guru nantinya bisa menjadi kepala sekolah (Kasek). Sepertinya kasek menjadi cita-cita tertinggi seorang guru. Sudah sebegitu tingggikah nilai Kasek bagi seorang guru?
Bisa jadi jawaban ya atau tidak. Karena bukan rahasia lagi, tidak sedikit guru yang dari awal sudah menata rel agar nantinya bisa menjadi kasek. Tanpa mengukur kemampuan dirinya, ia berusaha sekuat tenaga agar segera mendapat wild card mengikuti tes calon kasek, syukur langsung jadi. Di sekolah bapak ibu ada satu dua orang guru model begini bukan? Guru yang boleh dikatakan guru ambisius. Apakah ini salah?

Jangan mudah menyalahkan dulu. Setiap perbuatan pasti ada plus minusnya. Ada untunngnya juga jika di sekolah ada yang ambisius ingin menjadi calon kasek. So pasti, kalau calonnya berisi, sekolah akan menangguk keuntungan besar. Kalau perlu guru itu dimanfaatkan. Dibombong biar keluar segala kemampuannya. Nah, kepala sekolah dan rekan guru lain akan menjadi ringan pekerjaannya. Ini yang namanaya ambisius membawa berkah.

Namun coba kalau guru ambisius itu tidak kompeten untuk menjadi calon kasek. Wah..wah...wah... ini yang namanya musibah. Jangankan rekan guru, kepala seolah definitif pun bisa kerepotan mengurusnya. Mau ditempatkan di depan, tetapi tidak mumpuni. Di belakang, kerjanya mengganggu. Belum lagi merasa punya orang pusat, merasa kebal hukum, tidak takut dengan siapapun, kerja seenaknya sendiri. Serba repot kan. Lha kalau nantinya jadi kasek beneran, akan jadi apa sekolahnya?
Lalu kenapa kasek menjadi idola? Usut punya usut, mereka-mereka yang ngebet pengin jadi kasek tersebut ternyata banyak dilatar belakangi unsur materi. Yang ada dalam benak mereka, begitu jadi kasek, banyak pundi-pundi masuk kantong. Ada fee dari blok grand, jual LKS, jual seragam dll. Woowalaaah baru ketahuan sebab musababnya. Nah…nah. Kalau yang begini ini perlu diluruskan.

Kalau materi yang jadi incaran, lha mbok yaa tidak usah jadi kasek. Apa tidak takut berurusan dengan KPK dan menginap di hotel prodeo. Di era reformasi dan keterbukaan informasi untuk public ini. Jangankan seorang Kasek, seorang kepala daerah hingga presiden saja tidak boleh memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri atau keluarganya. Setiap saat masyarakat bisa melaporkan segala tindakan yang dianggap melanggar prosedur apalagi melannggar hukum. Termasuk untuk jabatan seorang kasek.
Sudah banyak kasek yang terpaksa berurusan dengan pihak berwajib hanya gara-gara salah prosedur. Meski secara riil tidak ada yang dirugikan. Tetapi inilah era keterbukaan. Ada saja unsur masyarakat yang merasa dirinya mewakili rakyat membawa masalah kecil ke pihak berwajib. Padahal karena berurusan dengan pihak-pihak yang membawa sengketa, justru lebih banyak efek kerugiannya. Kegiatan KBM dan kegiatan sekolah lainnya terganggu. Ini baru hal yang harus berurusan dengan hukum. Belum lagi dengan tugas dan tanggung jawabnya sesuai tupoksi , tugas pokok dan fungsinya.

Mungkin saat ini sudah banyak kepala sekolah yang mulai berancang-ancang berhenti menjadi kepala sekolah. Seperti seorang kepala sekolah yang pertengahan November lalu ketemu saya. Beliau sejak jadi guru sangat aktif dan produktif. Lama tidak ketemu, saya pun menyapanya. ”Pak, sekarang apa sudah jadi pengawas?”. Beliau menjawab pendek. ”Belum, malah saya pingin cepat menyelesaiakan masa bhakti jadi KS. Ingin jadi guru saja” Jawaban singkat, mengandung tanya. Mengapa ingin segera lengsesr jadi kasek dan ingin jadi guru biasa. Bukankah biasanya setelah kasek, promosi jadi pengawas. Pertanda peningkatan karier?

Dan mungkin kita yang pernah mendengar curhat para kasek ini bisa meraba-raba. Mengapa kasek sekarang tidak seperti kasek jaman dulu? Kasek sekarang semakin berat tanggung jawabnya. Berat di otak, ringan di kantong. Dengan tambahan pendapatan (resmi) tidak lebih dari Rp 200.000,00, besarnya tanggung jawab tidak seimbang dengan ongkos yang dikeluarkan. Tidak sedikit kasek-kasek ini torok alias merugi. Siapa yang mau merugi, sementara pekerjaan terus memburu tanpa mengenal waktu. Nggak mau lah yaw.

Seorang kasek tentu mempunyai mobilitas tinggi. Perlu ongkos dsb. Dari mana anggaran untuk itu? Jika hanya keperluan dinas saja secara hukum tidak bisa dianggarkan oleh sekolah lewat BOS sebagai satu-satunya sumber dana pendidikan sekolah (karena menurut Badan Pemeriksa Keuangan bertentangan dengan aturan). Lantas apa harus ditanggung dengan uang pribadi, setelah uang tunjangan juga tidak cukup. Apa ini malah tidak menimbulkan korupsi model baru?

Ini baru beberapa hal terkait pembiayaan. Belum lagi beban tanggung jawab lain terkait kebijakan dan misi daerah yang sering bermuatan politis. Kedudukan kasek seperti buah simalakama. Semakin berat rasanya menjadi kasek.
Oleh karena itu dengan terbitnya Permendiknas no 28 tahun 2010 yang mengatur mutasi kasek menjadi wewenang mendiknas. Ini langkah awal meringankan beban psikologis kasek. Namun bukan berarti lowongan kasek menjadi cita-cita menarik lagi bagi guru. Simak saja beberapa syarat kasek yang harus disiapkan daerah (Baca JP 3 Nov 2010). Pemda harus menyiapkan calon kasek 2 tahun sebelum diangkat, memberi pelatihan beserta menerbitkan sertifikat calon kasek dsb. Semakin berat bukan? Nah, maka wajar sekali jika ada kasek yang saat ini ingin segera menyelesaiakan masa tugasnya dan memilih jadi guru biasa. Tanggung jawab lebih ringan, gaji sama, dapat tunjangan profesi pendidik lagi. Lumayan kan.?

Dengan masa bhakti 4 tahun dan dapat diperpanjang jika mempunyai prestai sangat baik, akankah pengabdian kasek setimpal dengan tunjangan tanggung jawabnya Jangan lagi pimpinan level bawah harus terus menerus berkorban, agar ibadahnya bisa lebih tenang. Berkorban perlu keikhlasan. Menjadi kewajiban penentu kebijakan agar bawahan bisa mengabdi dengan ikhlas. Patut menjadi renungan, lha wong yang sekarang menjabat Kasek saja ingin menjadi guru biasa, masa yang guru biasa masih ingin jadi kasek?

Tulisan ini dimuat Majalah Media dinas pendidikan prop Jatim Edisi Januari 2011

Selasa, 04 Januari 2011

KALA SANG SURYA TERSENYUM

KALA SANG SURYA TERSENYUM

Di penghujung senja
Sang sunya berjalan pelan
Pancarkan sinarnya yang tersisa
Di akhir hari biaskan rona

Jejak tapaknya tak berbekas
Hilang ...Seiring berjalannya waktu
Yang berrotasi saban hari
Tanpa kenal jemu

Bangun pagi tak tunggu kokok ayam berbunyi
Hantar insani bergegas pergi
Diiring bayangan semu
Mengejar waktu

Sang surya tak pedulikan diri
Terangi semesta tanpa henti
Letupkan kalori masakkan nutrisi
Tanpa elpiji botani olah gizi

Sungging senyum menghias bibir
Puas
Lihat percikan nurnya tebar pesona
Terangi dunia hingga akhir masa
Hantarkan tidur di ujung cakrawala

Puisi terbit di Majalah Media edisi Januari 2011

Senin, 03 Januari 2011

TAMAN NASIONAL KOMODO 7 KEAJAIBAN DUNIA

Dukung Komodo lewat sekolah dan warnet

Terhapusnya Borobudur dari 7 keajaiban dunia kerugian bagi Indonesia. Bagaimanapun juga kita perlu maskot untuk menarik perhatian dunia. Masuknya Taman Nasional Komodo pada peringkat 7 dari 28 nominasi keajaiban dunia merupakan peluang untuk menjadi icon promosi pariwisata Indonesia.
Usaha Kemenbudpar menarik dukungan lewat sekolah perlu ditindak lanjuti berupa edaran, bersinergis dengan Kemendiknas. Agar anak sekolah memberi dukungan. Karena saat ini sudah banyak sekolah mempunyai jaringan ICT. Jutaan siswa adalah modal berharga untuk mengamankan posisi.
Selain itu menjamurnya warnet juga bisa dimanfaatkan. Memasang poster dan menganjurkan pengunjung warnet untuk memberi dukungan. Dengan pola ini semoga Indonesia mempunyai lagi kekayaan yang masuk salah satu 7 keajaiban dunia. Posisi yang kritis ini perlu dukungan, agar peluang tidak melayang.

Minggu, 02 Januari 2011

SELAMAT DATANG CINTA

SELAMAT DATANG CINTA

Waktu berjalan tanpa mampu kuhadang
Tinggalkan kenangan yang tak mungkin diulang
Pahit getir jadi romantika
Buat guru di hari muka

Satu warsa hidup ini terbuang percuma
Mengejar bayang yang tak mungkin tergenggam
Keluh kesah senantiasa iring
Buat hati yang tak lagi bening

Buku kelam itu kututup sudah
Hilangkan memori yang buat hati gundah
Buka lembaran di hari baru
Songsong impian sambut tamu
Buka secercah harapan di kehidupan keduaku

Sang Peri cinta sihirkan mantramu
Buat kekasih pujaan hatiku
Yang bawa sekeranjang cinta terbawa bayu
Jadi mesiu pengobar rindu

Panah asmaramu menghujam benakku
Nyalakan dian penerang sukma
Gelorakan asa yang makin membara
Teriring kata
Selamat datang cinta

Sabtu, 01 Januari 2011

VIRUS 2011

Tahun baru menu baru. Pernak pernik kehidupan berbenah. Ingin semua serba baru. Namun ketiadaan akan membuat orang bertahan dengan kondisi yang ada. Cukup memandang keluar, menikmati perubahan tanpa bisa ikut berperan serta.

Kehidupan terus berputar. Menciptakan frase-frase baru. Berevolusi, mencoba mengubah kehidupan untuk menjadi sang pemenang. Dibutuhkan kerjasama sinergis antar unsur. Agar perubahan itu mampu menciptakan inovasi yang bisa diterima semua pihak. Mencari jati diri menuju kesuksesan.

1 Januari 2011 dapat dijadikan momentum awal pencapaian itu. Apakah langkah awal di hari baru ini nanti mendapat respon positif bahkan dukungan. Sebab, seperli lazimnya kehidupan, sesuatu usaha positif seringkali mendapat perlawanan. Dari sekedar mengganggu hingga upaya menghancurkan.

Virus-virus pengganggu adalah penyakit yang menyebalkan. Tetapi tanpa virus, tidak akan ada tantangan. Dengan adanya virus inilah, kita akan diuji. Mampu bertahan atau putus asa. Menyerah atau berjuang hingga titik darah penghabisan. Jika di awal tahun ini belum ada virus, mungkin mereka menunggu kelengahan kita. Dan menyiapkan virus paling mematikan. Kewaspadaan dan kesiapan kita dalam berkerya dengan sesuatu yan terbaik tentunya akan mempunyai daya tahan tinggi terhadap gangguan virus seganas apapun. So, virus 2011 siapa takut!