Minggu, 03 Desember 2023

Senin, 15 Mei 2023

i-STARS APLIKASI ANTI STUNTING ANTI STUPID JUGA ANTI SETAN

            


            Pasca covid-19 mewadah, ada banyak permasalahan timbul di permukaan. Tidak hanya masalah ekonomi. Sektor pendidikan, social budaya juga sangat terpengaruh. Pendidikan mengalami learning loss. Karakter anak, turun hingga titik bawah. Pembelajaran jarak jauh lewat gadget yang diharapkan membuat anak melek IT dna kreatif, justru kontra produktif. HP menjadi setan kotak. Budi pekerti mulai ditinggalkan. Ditambah factor ekonomi, kehidupan masyarakat mengalami gejolak. Banyaknya lapangan ekonomi yang tutup, pengangguran meningkat, kebutuhan gizi keluarga minim. Berdampak juga kepada ibu hamil dan menyusui. Maka ancaman stunting menghantui. Anaka kerdil yang kala kecil indah dan lucu, kini menjadi ancaman serius di masa depan.

Perlu diagnose dan terapi sejak dini. Untuk itu saya mencoba mencipta aplikasi sederhana, i-STARS. Aplikasi untuk membuat anak Indonesia Sehat, Pintar dan Saleh. Sekaligus sebagai terapi anti Stunting, Anti Stupid juga Anti Setan. Lewat aplikasi ini kita bisa mengetahui penyebab permasalahan kesehatan, pendidikan dan kereligiusan anak. Juga balita dan orang tua. Dengan mengisi data yang dikelola admin, data yang terkumpul dianalisa dan diteruskan ke bidang lain ataupun pemangku kepentingan untuk dilakukan tindakan. Aplikasi ini mudah dimodifaki untuk digunakan pada sekala kecil hingga besar. Selamat mencoba!  

 

 

 

GEN-Z DALAM BAYANG-BAYANG LOST GENERATION

 

Anak era sekarang yang popular disebut Gen-Z, merupakan modal Indonesia di masa datang. Generasi untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045. Sudah barang tentu, mereka diharapkan menjadi motor utama. Sebagai motor dibutuhkan kemampuan handal. Tangguh, mumpuni di segala bidang. Tahan banting terhadapap gangguan dan mampu menghancurkan setiap gangguan. Tentu saja harus  mampu mengatasi berbagai virus yang mengancam. Baik dari dalam maupun luar, di dunia nyata maupun maya.

Namun demikian, beberapa tahun belangan, bertolok ukur hasil berbagai survey terhadapa berbagai hal di tanah air, angka-angka menunjukkan kurang menggembirakan. Berdasar tes PISA 2018, peringkat Indonesia anjlok.  Indonesi sendiri sudah empat kali mengikuti surveI PISA. Perkembangan hasilnya sebagai berikut. Tahun 2009 menempatkan Indonesia di urutan ke-57 dari 65 negara. Tahun 2012 peringkat Ke-64 dari 65 Negara, tahun 2015 peringkat Ke-64 dari 72 Negara. Dan survei PISA 2018, Indonesia berada pada peringkat ke-74 dari 79 negara. ( https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/mengkaji-kembali-hasil-pisa-sebagai-pendekatan-inovasi-pembelajaran--untuk-peningkatan-kompetensi-li )

Perolehan skor di setiap kategori juga masih belum memuaskan.  Kategori Sains, Indonesia memperoleh skor 396, di bawah rata-rata skor OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development)  yaitu sebesar 489. OECD lah penyelenggara PISA. Perolehan skor tersebut menempatkan Indonesia di peringkat Sembilan. Peringkat satu diduduki China dengan rata-rata skor 590.

Pada kategori kemampuan Membaca, Indonesia berada pada peringkat 74 dengan skor rata-rata 371. Capaian ini berada di bawah rata-rata OECD yaitu 489. Peringkat pertama diduduki oleh China dengan skor rata-rata 555. Sementara Finlandia berada di peringkat tujuh dengan skor rata-rata 520. Sedangkan pada kategori Matematika, Indonesia berada di peringkat tujuh dari bawah dari 73 negara peserta dengan skor rata-rata 379. Peringkat satu diduduki China dengan skor rata-rata 591.

Belum lagi kalau melihat survey berkaitan tingkat intelgensi (IQ). Dilansir dari media mainstream CNBC Indonsia ( https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20221216150750-33-397584/10-negara-dengan-skor-iq-tertinggi-ada-indonesia ) Posisi skor IQ Indonesia bisa diketahui dalam situs World Population Review. Menurut laporan itu, Indonesia ada di posisi 130 dengan Skor IQ 78,49. Posisi Indonesia di bawah Kuwait yang meraih skor 78,64 dan di atas Ekuador dengan rata-rata nilai IQ 78,26.

            Data-data tersebut berkaitan dengan daya saing SDM. Bagaimana dengan hasil survey lainnya? Memang ada beberapa yang baik. Semisal sebagai Negara yang indah, ramah ataupun negara yang SDA-nya kaya. Tetapi di sisi lain, angka-angka berkaitan dengan demokrasi, tingkat korupsi juga nasitasi, bahkan Negara dengan tingkat kemalasan manusia, angka-angkanya membuat kita mengernyitkan kening. Juga perlu berdoa.

            Akankah kita akan terus berbangga diri dengan keunggulan SDA, serta demografinya. Jika tidak berbenah, keunggulan itu hanya ada di atas kertas dan mimpi. Bangsa kita hanya menjadi obyek. Kekayaan dikeruk bangsa lain, yang hasil ekonominya kita yang beli, Kolonial lama sudah berlalu, kini muncul kolomialisasi era baru. Kebesaran bangsa di masa lalu mungkin tinggal cerita yang dibanggakan. Generasi emas yang diharapkan bisa jadi menjadi generasi emas palsu. Kebijakan yang meninabobokan hanya akan membuat yang dipangku mati. Seperti pepatah Jawa. Jangan menjadikan corona, covid-19 sebagai kambing hitam lemahnya generasi Z. Jika kita terlalu resah dengan learning loss dengan bertele-tele diskusi. Kini saatnya bangkit, agar tidak terjadi seperti yang menimpa para dinosaurus. Mereka musnah bersamaan dengan punahnya dunia kehidupan alami mereka, Loss world. So, jangan ada loss generation buat Gen-Z.

 

(Abdul Hakim, 15052023)

Minggu, 14 Mei 2023

EFEK NEGATIF MENYEPELEKAN SARAPAN

 

            Tergesa-gesa, bangun kesiangan, malas sarapan atau lagi diet? Begitu alasan orang juga anak-anak yang tidak sarapan. Awalnya biasa, lambat lau menjadi kebiasaan. Tidak sarapan. Ada yang gembira, karena berat badannya turun, jadi langsing. Ada pula yang mengaku uang jajannya tambah, bisa buat main atau beli pulsa buat ber-HP ria. Sarapan bukan lagi penting, bagi mereka.

            Padahal, diakui atau tidak, fakta dan data menunjukkan, orang yang tidak puasa banyak masalah. Sarapan itu menjadi modal buat tubuh. Buat beraktivitas. Kalau tubuh tidak ada bensinnya? Bagaimana? Mogok, berlanjut rusak, dan ambyar. Makanan yang masuk memberi nutrisi juga imun. Maka kalau tanpa bahan bakar dipaksa kerja, ya mesinnya lambat laun rontok.

            Menurut para ahli, orang yang tidak sarapan rentan terkenan darah tinggi juga stroke. Terkana diabetes type 2,   obesitas, penyumbatan pembuluh darah yang bisa mengganggu kerja jantung. Bagi anak-anak, membuat mereka malas beraktivitas. Mudah ngantuk dan tidak fokus dalam belajar. Kerap sekali anak yang tidak sarapan jatuh sakit, utamanya lambung. Apa yang mau digiling, jika perut kosong? Gegara menyepelakan sarapan, sakit maag yang didapat. Kasihan!

Oleh karena sarapan itu sangat penting. Yang perlu juga diperhatikan adalah menunya. Jangan hanya supaya tidak sarapan, makan ala kadar. Makanan junk food, instan juga makanan yang mengandung bahan buatan. Maunya menggugurkan sarapan, penyakit lain mengancam. So, mulai sekarang, sarapanlah setiap hari. Jangan sarapan sore hari!

 

(Disarikan Abdul Hakim dari berbagai sumber)

 

Jumat, 12 Mei 2023

Stunting Mengancam Masa Depan Anak

 

Dulu, orang pendek atau boleh dikata kerdil itu terlihat unik, lucu. Dan jamak dijumpai di lingkungan kita. Apalagi melihat film Putri Salju, Lord of Rings, The Hobbits, orang kerdil menjadi idola. Imut, lucu, punya kelebihan. Dan kita belum menganggap hal itu sebagai suatu keganjilan. Istilah stunting belum familiar.

Tetapi di era sekarang, orang yang  melihat orang atau anak kerdil akan tumbuh rasa kasihan. Anak yang biasa kita sebut kerdil, adalah anak-anak yang gagal tumbuh, yang popular dengan sebutan stunting. Stunting sendiri merupakan kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan seseorang yang disebabkan oleh malnutrisi kronis dan penyakit infeksi berulang selama masa kanak-kanak. Walau bisa jadi karena gen. Anak yang gagal tumbuh, tidak hanya terganggu dari sisi fisik, tetapi juga psikis. Dibullly, misalnya.  Anak stunting akan terbatas kapasitas fisik dan kognitif yang bisa melemahkan tingkat kompetisi anak. Bahkan jiga berefek pada perkembangan otak, akan berpengarh kemampuan berpikir di sekolah, juga berdampak pada kreativitas serta produktivitas seseorang dalam berkarya.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Angka ini turun 2,8 poin dari tahun sebelumnya. Lima propinsi yang persentasenya tinggi itu di NTT, Sulbar, Aceh, NTB, dan Sultra. Nusa Tenggara Timur (NTT)  menempati posisi teratas dengan angka balita stunting sebesar 35,3%.  Tetapi kalau dihitung secara jumlah, beda lagi, yang paling banyak adalah Jawa Barat, kemudian Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumut, dan Banten. (https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/angka-stunting-tahun-2022-turun-menjadi-216-persen/)

Ada banyak artikel hasil penelitian yang menjelaskan dampak stunting. Tidak hanya dari sisi estetis atau sosial, tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari bahkan masa depan. Mereka yang stunting beresiko rentan terkena penyakit menular, gangguan kognitif, kesulitan belajar, daya tahan tubuh lemah, dan produktivitas menurun. 

Untuk itulah pencegahan dan penangan stunting harus menjadi fokus peningkatan sumber daya manusia. Diantaranya dengan mencukupi kebutuhan gizi anak. Mulai protein hewani, lemak, kalori, vitamin A, kalsium, zat besi, zinc, dan yodium. Mencukupi asupan gizi ibu mulai pra, masa hamil hingga pasca melahirkan. Memberikan ASI eksklusig pada bayi beserta asupan gizi yang cukup, serta memberikan imunisasi kapada balita yang lengkap. Tak lupa menerapkan hidup bersih dan sehat kepada di keluarga. Menjaga sanitasi sehat serat segera mengobati penyakit yang beresiko menular.

Tak lupa rutin melakukan pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil dan balita. Menggiatkan posyandu dengan melakukan pengukuran berat, tinggi badan serta ukuran kepala, agar bila ditemukan tanda-tanda stunting lekas tertangani. 

 

(Disarikan oleh Abdul Hakim dari beberapa sumber)