Rabu, 26 Februari 2014

Basahi masker dengan air



Dua pekan pasca letusan gunung Kelud, bahaya sekunder terus menghantui. Disingkirkannya butiran pasir dari jalanan dan lingkungan sekitar belum menghilangkan ancaman lain. Yaitu masih beterbangnnya debu pasir. Debu halus setiap saat beterbangan saat angin bertiup. Meski sudah memakai masker, ternyata di tenggorokan masih terasa ada debu yang lolos dari pori-pori masker. Infeksi saluran pernafasanpun mudah menyerang.
Nah, untuk meminimalkan lolosnya debu halus menembus masker, ada baiknya masker dibasahi air. Dengan masker basah debu otomatis melekat di masker. Udara yang masuk lebih bersih dan segar. Sehingga infeksi saluran pernafasan dapat dicegah lebih dini. Jangan lupa memakai kacamata besar yang bisa menutup mata lebih lebar.

Senin, 24 Februari 2014

Lampu cadangan bagi R2



            Bagi pengendara sepeda motor R2, kewajian menyalakan lampu pada siang hari harus menjadi perhatian utama. Karena kalau lupa, bisa kena tilang ketika ada operasi lalu lintas. Belum lagi karena ketidaktahuan pengendara, lampu tidak menyala karena putus saat R2 dikendarai. Petugas bisa jadi tidak mau tahu, karena dalam UU Lalin R2 harus menyalakan lampu utama. Meski R2 sudah menyalakan lampu kota, sebagai pengganti lampu utama mati. Jika sudah demikian pengendara R2 dalam posisi kalah. Terpaksa kena tilang.
            Untuk mengantisipasinya pengendara sebaiknya menyediakan lampu cadangan. Kalau mati di tengah jalan, lampu diganti. Dan jika baru tahu ketika dihentikan petugas, mohon kebijakan petugas untuk tidak ditilang, dan mengganti lampu di depan petugas. Karena UUNo 22 th 2009 tentang Lalu Lintas juga tidak mengatur, jika lampu utama mati (mendadak), apakah dengan menyalakan lampu kota tetap ditilang. Jika belum diatur, UU tersebut perlu direvisi dan diberi ayat tambahan yang memuat aturan keadaan darurat jika lampu utama mati. Agar warga negara yang sudah berupaya taat hukum tidak terpaksa dihukum karena hukum tidak mewadahi keadaan tertentu.

Minggu, 23 Februari 2014

Rapor SD/MI tanpa KKM



Rapor SD/MI tanpa KKM
Belum lama Kemendikbud melarang ujian tulis masuk SMP dan hanya menggunakan nilai UN SD/MI beserta rapor, masyarakat disuguhi berita bahwa UN SD akan dihapus (JP, 15/5/2013). Kebijakan ini bisa membuat bingung masyarakat. Nantinya untuk masuk SMP menggunakan syarat apa? Apakah hanya menggunakan raport. Sementara setiap sekolah mempunyai kriteria tersendiri dalam penilaian sesuai KTSP. Salah satunya dalam penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. Jika nanti rapor dijadikan syarat utama, dikuatirkan terjadi jor-joran nilai rapor.
Untuk mengantisiasi hal ini sebaiknya KKM untuk SD ditiadakan. Tanpa KKM guru diberi hak memberi nilai sesuai kaidah penilaian dalam pendidikan dan kemampuan individu siswa. Selama ini idealisme guru mulai luntur gara-gara KKM. Guru terpaksa memberi nilai baik gara-gara KKM-nya tinggi tanpa mempertimbangkan kondisi riil, demi mendongkrak kelulusan. Tanpa KKM juga menghilangkan rasa minder siswa. Karena jika setiap ulangan siswa sering mendapat nilai di bawah KKM, mereka merasa rendah diri. Lebih baik guru diberi keleluasaan melakukan pengajaran, penilaian dan perbaikan berdasar realita.


Rabu, 19 Februari 2014

RSBI OOH RSBI


RSBI OOH RSBI

Megah kokoh bediri
Kebesaranmu buat tirani
Bagi anak negeri duduk di kursi
Di gedung berlabel RSBI

RSBI gratis bagai ilusi
Bagi kaum tak berdasi
Prestasi dikalahkan pundi-pundi
Sekolah jadi ajang adu gengsi

Tujuan mulia dikalahkan
Oleh ambisi berbau komersialisasi
Pendidikan berkualitas tuk semua terlupakan
Nasib RSBI tunggu petisi

Dan ... Kini RSBI tinggal mimpi
Tergerus putusan Mahkamah Konstitusi
Hilangkan kastanisasi
Nama besarmu dieliminasi
RSBI  ooh RSBI

Puisi ini dimuat di Majalah Media edisi Pebruari 2013




Ruang Rawat Inap Anak Bergambar Jenaka



Selama 4 hari anak saya rawat inap di rumah sakit. Seperti kebanyakan orang, menunggu anak kecil sakit jauh lebih susah dibanding merawat orang dewasa. Anak kecil mudah menangis ketika disuntik, bertemu perawat, dokter termasuk berada di ruang baru yang kebanyakan berwarna polos. Nah, apa yang saya alami bisa dipetik pelajaran. Ketika di rawat di RSUD Batil Dolopo Kab Madiun, ada satu ruang rawat inap anak yang dindingnya bergambar kartun Ipin-Upin, Kresna, Bear dll. Kamar tersebut bisa menjadi terapi anak saya yang rewel selesai disuntik, diperiksa ataupun jenuh. Karena begitu diajak ke ruang tersebut cepat diam.
Berdasar pengalaman tersebut, alangkah baiknya ruang rawat inap anak di rumah sakit didesain menjadi ruang yang menyenangkan. Caranya, memberi hiasan dindingnya dengan gambar-gambar jenaka. Tokoh-tokoh kartun yang akrab dengan anak ataupun gambar-gambar yang bisa menjadi pengalih perhatian tatkala anak rewel, seperti flora dan fauna. Sehingga anak menganggap tidak seperti di rumah sakit, tetapi serasa di play gruop.

Selasa, 18 Februari 2014

Bilik Asmara Buat Pengungsi



Di manapun terjadi bencara, selalu menimbulkan derita. Para pengungsi tidak hanya kehilangan anggota keluarga, harta benda, kekurangan makanan, kedinginan ataupun terserang sakit. Psikologis mereka pun terganggu. Kondisi yang serba terbatas membuat emosi para pengungsi mudah terpicu, baik dengan orang lain, keluarga atau pasangannya. Apalagi, jika kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi,. Hal ini bisa merenggangkan keharmonisan rumah tangga.
Untuk itu alangkah baiknya bila di tempat pengungsian disediakan bilik asmara. Dengan bilik asmara, minimal para pengungsi dapat melupakan sejenak kepenatan. Keharmonisan keluarga tetap terbangun, emosi terkendali. Setelah menyalurkan nafkah batin, mereka lebih tahan menghadapi cobaan dan bersemangat membangun kembali rumah serta lingkungannya.


Tulisan ini dimuat di Gagasan Jawa Pos 18 Pebruari 2014