Sabtu, 31 Desember 2011

TUTUP BUKU

TUTUP BUKU

Hari-hari tlah berlalu
Isi cerita lembaran buku
Melaju ikuti sapuan bayu
Tuju penghujung waktu

Pahit getir menghiasi
Romantika silih berganti
Tetapi neraca kehidupan masih merugi
Dan kita hanya bisa menyesali diri

Kenangan kelam ini kututup abadi
Lupakan masa yang tak bisa kembali
Sambut asa yang terpampang
Buka lembaran baru

Selasa, 27 Desember 2011

Uji sertifikasi dukun bayi

Keberadaan dukun bayi, utamanya di pedesaan tidak boleh dipandang sebelah mata. Meski ada indikasi, tingginya kamatian ibu melahikan karena tradisi lokal masyarakat yang mengguakan jasa dukun bayi ini (JP, 20/12). Namun, bagaimanapun juga tindakan para dukun bayi dalam persalinan sangat membantu. Belum meratatanya penyebaran bidan dan kurang higienisnya alat bantu persalinan para dukun sebagai penyebab tingginya angka kematian perlu dibijaksanai. Disamping menambah bidan atau memposisikan dukun bayi sebagai pembantu bidan, para dukun bayi ini juga perlu pelatihan. Utamanya di daerah terpencil.

Karena pengadaan bidan baru dan penyebarannya membutuhkan waktu lama, tergantung kebijakan dan kemampuan daerah, maka dukun bayi ini perlu diberdayakan. Para dukun bayi ini dilatih dan diberi peralatan memadai yang memenuhi standar minimal alat bantu persalinan. Setelah itu dilakukan uji sertifikasi. Bagi yang lulus diberikan sertifikat untuk membantu persalinan. Yang tidak lulus sebagai tenaga pembantu persalinan. Dukun bayi pemegang sertifikan ini diberi tunjangan layaknya guru bersertifikasi profesional yang menerima tunjangan profesi pendidik.

Selasa, 20 Desember 2011

Ulangan Lisan Bagi Siswa

Ulangan Uraian Dan Lisan Bagi Siswa
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, evaluasi hasil belajar sudah diarahkan dalam bentuk uraian. Namun karena ujian nasional menggunakan pilihan ganda, sekolah-sekolah banyak mengikutinya. Apalagi dengan adanya scanner beserta software untuk menolah nilai beserta analisisnya, peran guru mulai tergantikan. Meski sebenarnya model pilihan ganda bisa berdampak negatif kepada siswa. Anak kurang semangat belajar, ngawur memilih dan mudah melakukan kecurangan.
Oleh karena itu model evaluasi di sekolah seyogyanya meminimalkan soal pilihan ganda. Para guru disarankan menggunaka tes uraian atau lisan. Dengan kedua model ini menuntut anak belajar lebih giat, melatih anak menulis, mengurangi kecurangan, serta menempa mental anak. Guru juga bisa lebih dekat dan mengenal karakter anak. Pertanyaan yang diberikan juga fleksibel, sesuai dengan kemampuan anak yang sudah dikenal guru. Bahkan dengan evaluasi secara lisan, guru bisa langsung menganalisa tanpa menunda waktu.

Selasa, 13 Desember 2011

Mobil pemerintah dan pribadi pakai BBM non subsidi

Berbagai rencana untuk menerapkan aturan pemakaian BBM bersubsidi tidak juga menemui kata sepakat. Molornya rencana penerapan terbatas pemakaian BBM bersubsidi justru menimbulkan efek negatif. Cadangan BBM bersubsidi semakin menipis, tinggal untuk 2 pekan lagi (JP, 08/12). Ini pelajaran berharga jka tidak segera dilakukan pembatasan pemakaian BBM bersubsidi.

Oleh karena itu pembatasan pemakaian BBM bersubsidi perlu segera diterapkan. Jika menaikkan harga BBM atau pembatasan bagi mobil tertentu bahkan untuk sepeda motor dilakukan dapat menimbukan gejolak di masyarakat. Lebih diputuskan yang tidak boleh memakai BBM bersubsidi adalah mobil pemerintah dan mobil pribadi. Berapapun tahun pembutannya. Karena masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi dianggap sudah mapan kehidupannya. Kalau bisa membeli mobil pasti bisa membeli BBM non subsidi. Otomatis kendaraan umum, Industri yang diperuntukkan masyarakat banyak, transportasi massal serta sepeda motor masih bisa membeli BBM bersubsidi. Agar subsidi BBM benar-benar dinikmati yang masyarakat kecil.

Rabu, 07 Desember 2011

Membukukan karya inovasi Guru

Untuk memudahkan pembelajaran kepada siswa diperlukan inovasi oleh guru. Baik dalam metode maupun medianya. Dan sudah banyak guru yang menghasilkan karya terbaiknya. Inovasi guru itu terbukti dapat memotivasi siswa serta mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Guru-guru inovator ini berkarya tanpa pamrih. Yang penting siswanya bisa belajar dengan baik.
Sayang, karya-karya terbaik itu belum terpublikasikan. Sehingga guru lain tidak dapat mengadopsi maupun mengembangkannya. Kebanyakan hanya melalui lomba atau forum terbatas, karya tersebut dapat diadopsi guru lain. Setelah kegiatan hasil karya hanya tersebut menumpuk di gudang panitia.
Oleh karena itu, perlu upaya mensosialisasi / mempublikasikan karya inovasi guru. Kementrian pendidikan dan Kebudayaaan, Dinas pendidikan, pihak penerbitan atau pihak yang berkompeten memverifikasi hasil karya guru. Yang lulus uji dibukukan dan disalurkan ke sekolah-sekolah. Guru inovator memperoleh royalti atas hak karya intelektualnya. Sehingga guru menjadi pahlawan dan dihargai jasanya.