Kamis, 29 September 2016

Manusia sakit

Manusia sakit

Luka lara pada dada

Onak duri pada mata
Mati suri pada peti
Suka semu jadi duka

Rayu hati tipu mata
Ucap sapa rasa basa
Niat suci jadi nila
Ubah baik jadi dosa

Ragu malu alpa lupa
Hias diri ubah muka
Basa basi pada rupa
Noda huni diri raga

Alam fana curi masa
Ucap akad ikat hati
Arah laju tuju mati
Sepi diam pada baka

Minggu, 25 September 2016

PTK BUKAN PETAKA





Resume :
Menulis menjadi pekerjaan baru yang dirasa berat oleh guru. Persyaratan  kenaikan pangkat dan sertifikasi guru dalam jabatan menjadikan penulisan karya tulis ilmiah utamanya Penelitian Tindakan Kelas sering menggiring guru mencari jalan pintas. Canggihnya teknologi membius dan meninabobokkan guru dengan budaya copy paste.  Meski sebenarnya PTK bukanlah hal asing bagi guru. Catatan harian guru yang terangkum dalam jurnal kelas bisa digunakan sebagai modal awal guru dalam pembuatan PTK.  Jadi PTK bukan lagi petaka bagi guru.

            Persyaratan apa yang paling berat ketika guru mengikuti sertifikasi atau mengajukan kenaikan pangkat? Yaa, salah satu persyaratan terberat adalah membuat karya tulis ilmiah Penelitian Tindakan kelas (PTK). Kalau waktu yang disediakan untuk mengumpulkan karya tulis ilmiah PTK hanya satu atau dua minggu, apa yang akan ditempuh?  Copy paste, ”menjahitkan” atau beli PTK ”built up”?  Boleh jadi jalan pintas itu akan ditempuh.  Begitu kira-kira jalan pikiran paling praktis. Padahal masih ada jalan keluar elegan yang baik.
PTK janganlah dianggap guru sebagai petaka. PTK tidak lebih dari catatan harian guru dalam pembelajaran sehari-hari. Tanpa disadari guru yang mengajar dengan persiapan baik, menggunakan jurnal mengajar untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan ataupun kegagalan dalam pembelajaran telah mendokumentasikan sebagian instrumen untuk menyusun laporan PTK.  Pengalaman yang dituangkan di jurnal kelas laksana diary guru untuk menggambarkan tindakan riil dalam mencari solusi memajukan pembelajaran
Apa yang ditakutkan guru untuk membuat PTK tidak beralasan sama sekali. Yang diperlukan hanya kemauan untuk menulis, menuangkan buah pikiran dari kenyataan yang dihadapi di kelas dan melengkapi instrumen. Kurangnya referensi pendukung sering membuat tidak ”pede” dalam  menulis dari apa yang diyakini guru itu benar sesuai dengan tindakan nyata yang telah dilakukan. Terlebih tinakan itu terbuki memberikan nilai tambah bagi kemajuan pembelajaran. Kadang Pembelajaran inovatif guru yang mungkin belum pernah dilakukan orang lain  menjadikan  guru tidak yakin dengan apa yang ditulisnya.   Akibatnya karya yang dikerjakan tersebut tidak terdokumentasi sebagai suatu tindakan inovatif. Menjadi karya tanpa berkas laporan meski hasilnya bermakna. Jika teori pustaka yang langsung berkaitan dengan inovasi belum ada, guru hanya memerlukan teori pendukung yang secara tidak langsung berkaitan dengan apa yang telah dilakukan.
Kelemahan lain dalam pembuatan PTK adalah ketakutan untuk berbuat. Takut berbuat kalau apa yang akan dikerjakan salah.  Padahal lebih baik salah karena telah berbuat, daripada tidak pernah salah karena tidak pernah berbuat.  Kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran menjadikan PTK lebih berwarna dengan diskusi ilmiahnya yang diperbaiki melalui siklus-siklus tindakan.
Jika persyaratan pendukung PTK telah lengkap guru tinggal meluangkan  waktu untuk menulis.  Menuangkan buah pikiran dalam bentuk tulisan memang bukan barang mudah.  Untuk memulainya perlu ”mood” tersendiri. Cara termudah adalah menulis sesuai apa yang ada dalam angan-angan tanpa mempedulikan terlebih dahulu kaidah bahasa yang benar.  Setelah menjadi kalimat barulah ditata sesuai tata bahasa dan tata penulisan yang benar. Anggap saja ketika menulis seperti kalau orang bicara. Ide yang  mengalir  dalam pikiran ditulis apa adanya. Guru dengan enjoy  menulis sesuai hati nurani. Ada tips sederhana untuk menulis, gunakan hati untuk menulis menuangkan ide, gunakan otak untuk mengedit dan memperbaiki karya tulis.
Waktu tidak dapat diputar balik.  Banyaknya budaya copy paste ataupun jual beli PTK adalah dampak tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik di kala waktu luang.  Sebuah petuah mengingatkan untuk memanfaatkan waktu luang sebelum waktu repot itu datang. Bagi yang belum membuat PTK inilah saatnya mulai menulis.  Jangan menulis hanya karena kewajiban, tapi menulislah karena suatu kebutuhan.  Membuat laporan PTK bukan hal sulit. Kesulitan terjadi karena sebelum melangkah sudah merasa berat. Jika ada kemauan pasti ada jalan.  Kalau membuat PTK bisa dipermudah kenapa dipersulit? Susah cari inspirasi, baca, baca dan baca! PTK, siapa takut?

Tulisan ini dimuat di Jurnal Bioma vol 2 N0 3 bulan April 2016

Jumat, 02 September 2016

ANTI-CORRUPTION TEACHER SUPERCAMP 2016

Kabar gembira bagi guru. KPK membuka lomba menulis bertema ANTI-CORRUPTION TEACHER SUPERCAMP 2016. Dead line 11 Oktober 2016.

Sesuai amanat UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam pasal 6 huruf (d) disebutkan bahwa salah satu tugas KPK adalah melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi. Namun, dalam menjalankan tugas dan fungsinya KPK tidak bekerja sendirian. Oleh karena itu KPK ingin melibatkan para tenaga pendidik dalam penulisan literatur antikorupsi.

KPK menyelenggarakan "Anti-Corruption Teacher Supercamp 2016: Guru Menulis Antikorupsi." Bagian penting dalam proyek ini adalah melibatkan para tenaga pendidik dari seluruh Indonesia yang memiliki minat, bakat, atau pengalaman dalam menulis serta memiliki semangat dan komitmen antikorupsi. Proyek ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kapasitas tenaga pendidik dalam menyusun materi pendidikan antikorupsi, memperkaya konten atau literatur pendidikan antikorupsi yang dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

Guna meningkatkan kapasitas para tenaga pendidik, sejumlah praktisi dan pemateri berpengalaman di bidang penulisan dan ilustrasi akan memandu dan terlibat di dalam pelatihan. Setiap tenaga pendidik tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di Indonesia memiliki kesempatan menjadi peserta pelatihan "Anti-Corruption Teacher Supercamp 2016: Guru Menulis Antikorupsi" dengan terlebih dulu mendaftarkan karya tulisnya berupa cerita bergambar, cerita pendek anak, naskah film pendek, dan komik dengan tema antikorupsi. Sebanyak 50 guru yang dinilai memiliki karya terbaik akan diundang mengikuti pelatihan selama 5 hari di Bali.

Di dalam pelatihan ini, para guru akan mendapatkan:

•    Materi tentang pengembangan ide cerita yang kreatif dan karakter yang kuat dalam sebuah cerita.

•    Materi tentang penyusunan sebuah cerita yang menarik dan sesuai dengan target pembaca.

•    Saran dan bimbingan langsung dari editor, penulis, komikus, pakar, dan akademisi di bidang penulisan.


Hasil dari pelatihan "Anti-Corruption Teacher Supercamp 2016: Guru Menulis Antikorupsi" akan menjadi bahan bagi KPK dalam mengembangkan materi pembelajaran pendidikan antikorupsi di semua jenjang pendidikan di Indonesia.


Lihat laman aslinya di tautan berikut:

http://acch.kpk.go.id/teachersupercamp