Selasa, 30 September 2014

Penjatahan Air di WC Umum



Air menjadi komoditi mahal, keberadaannya semakin langka.  Sudah banyak upaya penghematan air, namun masih saja yang boros. Salah satunya penggunan air di WC umum. Hanya untuk buang air saja, berliter-liter air terbuang. Banyak air dibiarkan mengalir di kran-kran tempat buang air kecil. Sedang di ruang  buang air besar air sering dibiarkan  tumpah. Padahal air yang dipakai dan yang terbuang lebih mahal dari uang yang dibayarkan, yang hanya sekitar Rp 500,- atau Rp 1000,-.
            Untuk penghematan air di WC umum, sebaiknya pemakai diberi jatah. Misalnya Rp500, memperoleh satu wadah air berisi 1-2 liter yang cukup untuk membersihkan usai buang air kecil. Jika pengguna WC umum ingin air lebih banyak, pembayarannya menyesuaikan kebutuhan. Toh orang juga sudah terbiasa, hanya untuk 1 gelas air mineral rela membayar Rp 500,-. Uang hasil pemakaian untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan WC umum. Dengan penjatahan ini pengguna belajar hemat dan menghargai arti penting air bagi kehidupan.

Senin, 29 September 2014

Pengaman Kotoran Hewan Saat di Angkut



            Jamak dijumpai di jalan raya angkutan hewan hilir mudik diangkut kendaraan, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha. Ada yang diangkut di kendaraan dengan bak tinggi ada pula  dengan bak rendah.  Bagi pengguna jalan lain, keberadaan angkutan hewan ternak perlu perhatian ekstra. Jika tidak waspada, pengendara yang berada di samping atau di belakangnya bisa terkena limpahan kotoran. Apalagi ketika hewan ternak  tersebut sedang buang air.
            Untuk itu kepada penyedia jasa angkut hewan ternak, sebaiknya memasang penutup bak setinggi badan hewan. Di lantai bak di beri tandon atau resapan. Tujuannya, air buangan plus kotoran tidak terjatuh ke jalan dan terbawa angin saat kendaraan melaju yang bisa mengenai pengguna jalan. Jika menggunakan bak rendah, hewan ternak dipasang kantong tempat buang air agar kotoran atau air seni ternak langsung masuk kantong. Hewan ternak nyaman, pengendara di belakangnya aman.

Sabtu, 27 September 2014

Jerigen BBM Berstiker



            Gerakan penghematan pemakain BBM untuk mobil dinas belum sepenuhnya berhasil. Jangankan mengisi dengan pertamax, memasang stiker sebagai tanda mobdin tersebut tidak mengkonsumsi BBM bersubsidi saja banyak yang tidak taat. Oleh karena itu program pengendalian penggunaan BBM bersubsidi dicoba dimulai dari rakyat kecil saja. Berupa pemasangan stiker pada jerigen BBM eceran bertuliskan ”BBM Eceran Untuk Rakyat Kecil”. Karena tidak dipungkiri, pembelian BBM di SPBU dengan jerigen bisa jadi disalah gunakan. BBM tersebut tidak dijual eceran, tetapi dijual kepada industri  atau suruhan orang-orang bermobil mewah.
            Agar program berjalan lancar, pelabelan stiker pada jerigen dilakukan secara gratis. Dengan syarat, penjual BBM eceran menunjukkan surat keterangan dari desa sebagai penjual BBM eceran. Setiap penjual BBM eceran diberi jatah banyaknya jerigen, 2-4 jerigen misalnya. Tergantung dari tempat usaha dan proporsional kendaraan yang lewat. Pembeli BBM jerigen berstiker hanya diperkenankan mengendarai sepeda motor. Pembeli BBM jerigen yang mengendarai mobil dan tanpa stiker tidak dilayani. Kalau rakyat kecil saja mau menjalankan program, masa pihak aparatur negara tidak menjalankan hal serupa. Malu dong!

Jumat, 26 September 2014

PILKADA OLEH DPRD ALA ARISAN MOTOR

Demokrasi merasa dicederai dengan disahkannya UU pilkada lewat DPRD. Tak pelak, pemimpin  daerah kab/kota nanti tergantung segelintir orang yang mengatasnakakan rakyat. Yaa, wakil rakyat yang dipilih rakyat mewakili parpol. Aneh juga!
Alasan banyaknya efek negatif pemilihan bupati /wali kota lewat pemilihan langsung menjadi alasan utama, para dewan terhormat menjatuhkan pilihan pemilu kada lewat DPRD. Ongkos politik, ekonomi dan sosial dianggap lebih ringan. Karena konon kabarnya pilkada langsung banyak membuat cabup/cawabup, dan masyarakat menjadi tidak harmoni. Mulai proses hingga pasca pemilihan.
Lantas apakah pilkada lewat DPRD juga dianggap lebih aman, bersih dan hemat? Ini yang akan menjadi pertaruhan pada masa ke depan. Jika kekuatiran pilkada lewat DPRD justru rawan KKN, masyarakat juga jangan dahulu apriori. Siapa tahu, dengan cara ini memunculkan calon pemimpin yang lebih kompeten, yang disaring lewat parpol melalui penjaringan oleh masyarakat. Dengan sistim ini pula para calon perorangan bisa mengajukan diri melalui wakil rakyat untuk ikut  nyaleg. Disisi lain, pilkada untuk bupati/walikota ditakutkan pula meniru pola arisan sepeda motor. Jor-joran ngepyu agar bisa mendapatkan kurisi no 1.
Nah, jika ini yang terjadi, UU pilkada ini layak diuji materiilkan di MK. Kalo tidak cocok dengan alam demokrasi dan banyak mudhorotnya, yaa dicabut saja. Apalagi pak Jokowi sebagai presiden terpilih sudah menyatakan ketidak setujuannya. So, pak Jokowi perlu mengagendakan program 100 hari pertamanya, mengajukan rancangan UU pilkada baru... jadi DPR baru sudah dapat pekerjaan baru setelah dilantik  1 Oktober nanti. Sambil untuk ngetes, DPR baru benar-benar  wakil rakyat bukan? Kita tunggu saja.

Kamis, 25 September 2014

Sholat Istisqo’ Nasional



            Musim kemarau tahun ini sangat terasa dampaknya, berbagai musibah menimpa. Mulai kekeringan, gagal panen hingga kebakaran. Belum ada tanda-tanda hujan segera turun. Jika tidak segera diatasi, akan semakin banyak rakyat menderita. Petani kesulitan menanam, air bersih langka dan penyakit mudah terjangkit. Barangkali kemarau panjang ini merupakan peringatan dari Tuhan kepada manusia atas segala perbuatan manusia.
            Terlepas hal ini karena pengaruh iklim global yang kian ekstrem, seyogyanya pendekatan kepada Tuhan juga perlu dilakukan. Untuk itu, dihimbau kepada seluruh masyarakat untuk memohon hujan dengan menjalankan sholat Istisqo secara nasional. Setiap daerah yang kekeringan, warganya diajak sholat istisqo. Semoga setelah sholat Istisqo hujan segera turun. Hutan yang terbakar segera padam, sumber air mengalir dan petani dapat bercocok tanam.

Rabu, 17 September 2014

Siswa, Presiden dan Kurikulum Baru



Senyum cerah mengembang
Di wajah lugu siswa baru
Tentengan tas berat dipegang
Mantap melangkah duduki bangku
Siswa baru berseragam baru
Sepatu baru berbekal buku baru
Berjajar rapi menghadap kelas
Sambut pelajaran hilangkan malas
Presiden baru Mendikbud baru
Canangkan revolusi mental sbagai pembaharu
Semangat berdikari perangi korupsi
Bermodal kartu sakti siap pandaikan anak negeri
Sementara ... Kurikulum baru mulai berlaku
Ditengah perasaan yang masih galau
Sebaran buku berkejaran dengan waktu
Bagai kitab suci hantarkan ilmu
Siswa...Presiden dan kurikulum baru
Berlomba-lomba tampilkan jati diri
Bangun karakter berbudi pekerti
Sambut masa depan yang siap menanti
Suksesi jangan korbankan anak negeri