Senin, 06 Agustus 2018

PIKNIK, MODAL ENERGI BUAT KERJA



Selamat tinggal liburan panjang. Selamat datang pekerjaan. Kalau disuruh memilih, libur atau kerja. Orang normal kebanyakan milih libur. Dan saya juga ingin dikategorikan orang normal. Dan jika anda memilih kerja, berarti anda tidak normal. Eeits, jangan tersinggung. Tidak normal tidak identik orang gila lhoo. Tidak normal bermakna, anda mempunyai kemampuan di atas orang normal. Dan anda harus siap-siap menjadi orang sukses. Yakin? Siap?

Simak saja kisah orang-orang atau bangsa-bangsa hebat. Seperti orang Jepang. Kabarnya, hal yang paling disukai orang Jepang saat libur itu yaa bekerja. Enggak tahu bagaimana hingga terbentuk mindset seperti itu. Pastinya ada kekuatan dari dalam diri dan budaya hidup yang diciptakan hingga mengakar dan menjadi roh dalam ucapan dan tindakannya.
Di lain kesempatan, kita sering melihat orang hidup santai, libur berpesiar mengelilingi dunia tanpa terlihat kasat mata, apa pekerjaannya. Nganggur kok uangnya tidak habis-habis. Dari mana sumber dananya? Jangan-jangan punya tuyul?

Orang melihat, biasanya hanya bisa menduga-duga. Tanpa mau menelisik ataupun kemudian belajar proses kehidupan suksesnya. Hidup itu memang perlu dinikmati. Dan untuk menikmati butuh perjuangan. Perjuangan itu perlu pengorbanan. Butuh waktu, tidak instan.
Orang berkorban tak harus terlihat aksinya. Tak harus banyak bicara agar didengar pekerjaannya. Yang penting bekerja itu dinikmati, ikhlas, punya tujuan. Tidak hanya untuk diri, tapi bisa bermanfaat untuk sekitarnya.

Jangan lupa, tubuh ini bukan mesin, bukan pula robot. Ada batas maksimal kemampuannya. Sesekali perlu direfresh, diservis, rehat sejenak. Raga dan pikiran itu butuh piknik. Tak perlu mahal, tak harus jauh menghabiskan waktu. Agar kesenangan itu tak berbuah penyesalan. Piknik jangan membuat tubuh, hati dan otak panik. Piknik harus bisa menghasilkan energi baru, modal kerja untuk piknik lagi di masa depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar